KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL LOGAM DENGAN METODE TRANSIEN

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

RANCANG BANGUN ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB V KESIMPULAN. parafin dengan serbuk logam sebagai heat storage materials penulis dapat

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

MODUL PRAKTIKUM Mata Kuliah Perpindahan Kalor Konduksi dan Radiasi. Disusun oleh : Tito Hadji Agung S., ST, MT Teddy Nurcahyadi, S.T., M.Eng.

PENGARUH TEBAL ISOLASI TERMAL BAHAN GLASS WOOL TERHADAP LAJU PENGERINGAN IKAN PADA ALAT PENGERING IKAN

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Papan Partikel Sekam Padi

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL UNTUK MATERIAL CAIR DENGAN METODE ANALISIS GRADIEN TEMPERATUR

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

Karakteristik Material Absorber Kolektor Surya Pelat Datar

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kaji Eksperimental Pengaruh Kecepatan Udara Masuk terhadap Distribusi Temperatur pada Lorong Udara Model dengan Panjang Lorong Udara Tetap

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.19

PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEAT SINK

LAMPIRAN A FOTO-FOTO RANGKAIAN PENELITIAN

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS. Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir*

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

KAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN

PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*)

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

Eddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

Transkripsi:

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN Afdhal Kurniawan Mainil Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu e-mail: Afdhal_km@yahoo.com Abstract Based on heat transfer properties, materials can be categorized into conductor and insulator. Conductor is material that can transfer heat, while insulator is worse material to transfer heat. To know whether a material is conductor or insulator, its thermal conductivity property has to be measured. Thermal conductivity property data are needed in engineering applications such as heat exhanger, air conditioning system, building wall and pipe insulation. Thermal conductivity data of some materials are available on heat transfer books, material science books and other handbooks. Nevertheless, some of the materials available on the market have no thermal conductivity data, so that we need to measure this property before use these materials. Measurement device of thermal conductivity that is designed and made in this research is tested in an experiment. From the experiment, we get variation of temperature distributions and thermal conductivity value of cast iron, brass and stainless steel AISI304 as specimen. From experiment, thermal conductivity average value of cast iron is 73,48 W/(m o C) with reference value of 70-80 W/(m o C), brass is 163,27 W/(m o C) with reference vale of 109-160 W/(m o C) and Stainless Steel AISI304 is 15.58 W/(m o C) with reference value of 14,9-16,2 W/(m o C). Thermal conductivity experiment data of cast iron and stainless steel is close to the literature data. Key words: thermal conductivity, steady, 1-dimension. 1. PENDAHULUAN Bila di dalam suatu sistem terdapat gradien temperatur, atau bila dua sistem yang temperaturnya berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi. Proses perpindahan energi itu disebut dengan perpindahan panas. Perpindahan panas tidak dapat diukur dan diamati secara langsung, tetapi pengaruhnya dapat diamati dan diukur [1,2,3,4]. Dari titik pandang perekayasaan (engineering), masalah kunci adalah penentuan laju perpindahan panas pada beda temperatur yang ditentukan. Untuk menentukannya diperlukan suatu peralatan atau alat uji yang dapat dengan mudah digunakan menurut tuntutan kebutuhan[5]. Dengan melakukan pengujian konduktivitas termal bahan yang merupakan salah satu sifat fisik yang penting untuk menunjukkan berapa cepat kalor yang mengalir dalam bahan tertentu, kita dapat mengetahui apakah suatu bahan dapat digolongkan sebagai konduktor atau sebagai isolator, dimana bahan yang mempunyai harga konduktivitas termal bahan yang besar dapat dipergunakan sebagai konduktor dan begitu juga sebaliknya dipergunakan sebagai isolator [6,7], maka dari itu perlu untuk membuat sebuah alat uji konduktivitas termal bahan dan mengujinya. Hasil pengujian dari alat uji konduktivitas adalah distribusi temperatur dari bahan yang diuji dan menentukan besar dari harga konduktivitas termalnya. Setiap bahan memiliki distribusi temperatur yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis bahan itu sendiri. Selain itu dengan alat uji konduktivitas termal bahan dapat melanjutkan eksperimen dengan mengunakan bahan uji yang lain sesuai kebutuhan, disamping itu diharapkan adanya pengembangan guna penyempurnaan dari alat uji tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan sebuah kajian ekperimental alat uji konduktivitas termal bahan menggunakan bebarapa specimen berbeda untuk mendapatkan harga konduktivitas termal bahan serta memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam perpindahan panas konduksi. Jenis perangkat uji yang dipilih adalah bentuk batang, yang terdiri dari dua bahan referensi dan satu spesimen, konsep dasarnya dapat dilihat pada gambar 1.1: 241

Gambar 1.1. Konsep dasar konfigurasi alat [8] 2. METODOLOGI Pada makalah ini lebih difokuskan pada kaji eksperimental alat uji konduktivitas termal bahan. Sebelumnya peneliti telah melakukan perancangan terhadap alat dan pembuatan alat uji konduktivitas termal bahan. Secara umum penelitian tersebut dapat dilihat dari diagram alir di bawah ini. Gambar 2.1. Diagram alir Seperti yang dijelaskan pada pendahuluan bahwa alat uji yang telah dibuat dan akan diuji adalah jenis batang dengan dua material referensi yang telah diketahui konduktivitas termalnya dan spesimen uji di tengah yang akan dicari harga konduktivitas termalnya, material referensi yang digunakan adalah stainless steel AISI304 dengan material spesimen uji Stainless Steel AISI304, besi cor dan kuningan. Pada Gambar 2.2 terlihat konfigurasi alat uji yang terdiri dari dua bahan referensi dan sebuah spesimen yang akan diuji dan pada skema tersebut terlihat bahwa untuk menjaga temperatur konstan di bagian atas digunakan hembusan udara dan untuk menjaga temperatur konstan yang berada di bawah digunakan sirkulasi air es. 242

Gambar 2.2. Skema Perangkat Pengujian Untuk mengukur temperatur digunakan sensor termokopel yang dipasang pada bahan referensi dan spesimen dan sisi terluar isolator pada spesimen. Sensor termokopel dihubungkan ke data akuisisi yang akan membaca termokopel. Data yang dibaca oleh data akuisisi ditampilkan oleh komputer. Termokopel yang menempel pada komponen bahan referensi dan spesimen dengan jumlah masing-masing 3, 2, 3 secara berurutan. Termokopel dimasukkan ke dalam batang. Jarak tiap termokopel pada bahan referensi 1,5 cm dan pada spesimen 2 cm, dan setiap termokopel diberi nomor. Nomor 1 dimulai dari bahan referensi paling atas dan nomor 8 pada bahan referensi paling bawah secara berurutan, Selain termokopel diatas juga dipasang 4 termokopel pada penampang di bahan referensi dengan jarak 1 cm dari penampang bawah batang dingin dan 1 cm dari sisi kanan bahan referensi, penempatan termokopel ini berguna untuk mengukur kesamaan temperatur dipenampang untuk memastikan perbedaan temperatur hanya dalam satu dimensi yaitu ke arah aksial, penomoran keempat termokopel ini adalah termokopel 9, 10. 11 dan 12. Di sisi terluar spesimen dipasang 2 termokopel lagi untuk mengukur temperatur yang berguna untuk memastikan apakah isolator berfungsi dengan baik dalam arti tidak terjadi kebocoran termal atau menekan sekecil mungkin kebocoran termal. Dengan penomoran Termokopel adalah nomor 13 dan 14. Konfigurasi pemasangan dan penomoran seluruh termokopel bisa dilihat pada Gambar 2.3. Selain termokopel yang dipasang pada media uji yang telah diberi nomor di atas, juga dipasang 2 termokopel yaitu pada masukan komponen penyerap panas dan keluaran untuk mengukur temperatur masuk (Tin) dan keluar (Tout) dari komponen pendingin atau penyerap panas. Jadi jumlah total termokopel yang dipasang pada alat uji adalah 16 buah termokopel. Pada permukaan kontak antara bahan referensi dan spesimen dioleskan pasta silikon yang berguna untuk mengurangi tahan kontak termal. 243

Gambar 2.3. Konfigurasi Termokopel dan penomoran pada Perangkat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data temperatur oleh termokopel dilakukan dalam selang satu detik setelah mencapai keadaan tunak selama kurang lebih 2 menit. Selama pengambilan data juga dilakukan pengamatan temperatur udara saat pengujian dengan menggunakan termometer digital, dan diambil rata-ratanya. dilakukan beberapa kali pengujian dengan variasi spesimen dan pada laporan ini akan ditampilkan hasil dari 5 kali pengujian untuk masing-masing spesimen. Tabel 3.1. Data Temperatur rata-rata beberapa pengujian dengan spesimen Stainless Steel AISI304 (Dalam C) T1 21,269 20,694 21,976 21,104 21,449 T2 18,903 18,425 19,553 18,765 19,065 T3 16,544 16,128 17,138 16,412 16,689 T4 14,178 13,821 14,684 14,078 14,304 T5 11,022 10,674 11,316 10,921 11,096 T6 8,659 8,373 8,865 8,551 8,725 T7 6,294 6,089 6,445 6,235 6,338 T8 3,936 3,805 4,028 3,897 3,96 T9 1,609 1,527 1,683 1,533 1,609 T10 1,610 1,552 1,654 1,503 1,612 T11 1,620 1,542 1,652 1,542 1,652 T12 1,620 1,5 1,681 1,557 1,632 T13 25,187 24,472 25,685 24,569 25,754 T14 25,192 24,328 25,692 24,582 25,695 T Air Masuk (Tin) 0,0015 0,0017 0,0013 0,0014 0,0013 T Air Keluar (Tout) 0,0033 0,0034 0,0031 0,0033 0,0032 Temp Udara 25,2 24,5 25,7 24,6 25,8 244

Tabel 3.2. Temperatur rata-rata beberapa pengujian dengan spesimen besi cor (dalam C) T1 20,826 20,665 21,237 20,425 21,402 T2 15,214 15,106 15,521 14,935 15,655 T3 18,026 17,883 18,375 17,69 18,531 T4 13,146 13,05 13,411 12,903 13,525 T5 12,356 12,251 12,59 12,097 12,675 T6 10,286 10,199 10,479 10,15 10,545 T7 7,49 7,416 7,612 7,32 7,669 T8 4,676 4,635 4,763 4,575 4,793 T9 1,870 1,854 1,905 1,83 1,917 T10 1,756 1,842 1,952 1,756 1,952 T11 1,862 1,954 1,920 1,956 1,854 T12 1,754 1,752 1,962 1,845 1,982 T13 25,489 25,214 25,954 24,956 26,164 T14 25,475 25,284 25,910 24,856 26,185 T Air Masuk (Tin) 0,001 0,0014 0,0013 0,0012 0,0015 T Air Keluar (Tout) 0,003 0,0034 0,0033 0,0032 0,0035 Temp Udara 25,5 25,3 26 25 26.2 Tabel 3.3. Temperatur rata-rata beberapa pengujian dengan spesimen kuningan (dalam C) T1 21,682 20,796 21,518 20,71 21,689 T2 18,665 17,903 18,532 17,821 18,67 T3 15,655 15,017 15,531 14,95 15,646 T4 13,548 12,995 13,441 12,937 13,540 T5 13,152 12,605 13,059 12,563 13,16 T6 11,103 10,585 10,97 10,56 11,059 T7 8,033 7,697 7,978 7,673 8,041 T8 5,020 4,811 4,986 4,796 5,025 T9 2,008 1,924 1,994 1,918 2,01 T10 2,102 1,932 1,983 1,926 2,159 T11 1,999 1,946 2,006 1,899 2,036 T12 2,012 1,925 1,973 1,925 2,026 T13 26,655 25,561 26,499 25,481 26,689 T14 26,685 25,581 26,485 25,477 26,685 T Air Masuk (Tin) 0,001 0,001 0,0016 0,001 0,0013 T Air Keluar (Tout) 0,0031 0,0031 0,0037 0,0032 0,0035 Temp Udara 26,7 25,6 26,5 25,5 26,7 Distribusi Temperatur untuk setiap spesimen pada Pengujian pertama bisa dilihat pada grafik di bawah ini, 245

Temperatur ( C) Temperatur ( C) Temperatur ( C) SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012 30 20 10 0 6 7 8 Panas Specimen Dingin Posisi Termokopel Gambar 3.4. Grafik distribusi temperatur pengujian 1 spesimen Stainless Steel AISI 304 25 20 15 10 5 0 6 7 8 Panas Specimen Dingin Posisi Termokopel Gambar 3.5. Grafik distribusi temperatur Pengujian 1 spesimen besi Cor 25 20 15 10 5 0 6 7 8 Panas Specimen Dingin Posisi Termokopel Gambar 3.6. Grafik distribusi temperatur Pengujian 1 dengan spesimen Kuningan Berdasarkan hasil perhitungan dari beberapa pengujian, harga rata-rata konduktivitas termal besi cor 73,48 W mk dan dibandingkan dari daftar referensi yang mana dari tabel literatur tersebut harga konduktivitas termal besi cor berkisar antara 70 80 W mk) [9,10,11]. Hasil percobaan berada pada kisaran harga harga yang ada pada literatur. Seperti yang terlihat di Gambar 3.7. Harga ini menjadi indikasi bahwa alat uji ini untuk saat ini baik, dan pengambilan panjang spesimen untuk besi cor sudah sesuai. 246

Konduktivitas Termal (W/m.K) Konduktivitas Termal (W/m.K) SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012 82,00 80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 Pengujian Nilai Referensi Atas Gambar 3.7. Grafik harga konduktivitas termal Pengujian besi cor terhadap harga konduktivitas termal referensi Dan untuk spesimen dari kuningan harga konduktivitas termal hasil perhitungan sebesar 163,27 W mk. Berdasarkan literatur harga konduktivitas termal kuningan berada pada kisaran 109 160 W m. K [9,11]. Seperti terlihat pada Gambar 3.8, hasil pengujian berada diatas kisaran harga yang ada pada literatur, dinalisa ini akibat besarnya harga konduktivitas termal kuningan dan pengambilan panjang spesimen yang pendek sehingga pengukuran temperatur pada kedua titik pada spesimen memiliki perbedaan temperatur yang kecil sehingga terjadi ketidak cermatan dalam pengukuran dan juga keterbasaan dari kecermatan alat ukur dan dalam proses pengukuran. Atau analisa yang lain diperkirakan adanya campuran bahan berkonduktivitas termal berbeda di dalam bahan kuningan seperti tembaga yang menyebabkan laju perpindahan panas menjadi besar, dalam artian komposisi specimen kuningan tidak sama dengan referensi. 200 150 100 50 0 Nilai Referensi Bawah Pengujian Nilai Referensi Atas Gambar 3.8. Grafik harga konduktivitas termal Pengujian kuningan terhadap harga konduktivitas termal referensi. 4. KESIMPULAN Telah dibuat perangkat uji konduktivitas termal bahan yang berfungsi dengan baik. Pada bahan dasar (stainless Steel), distribusi temperatur melihatkan kelinierannya. Harga Konduktivitas termal besi Cor dari beberapa pengujian adalah rata-rata 73,48 W m. K dengan tertinggi tinggi 75,38 W m. K, paling rendah 71,71 W m. K, harga ini masuk dalam kisaran harga konduktivitas termal besi cor referensi. Harga konduktivitas termal besi 247

Kuningan dari beberapa pengujian adalah rata-rata 163,27 W m. K dengan harga tertinggi 168,10 W mk, dan terendah 157,18 W m. K, harga rata-rata ini berada sedikit diluar kisaran harga konduktivitas termal referensi kuningan, kemungkinan komposisi yang tidak sama dengan referensi. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Halim Abdurrachim atas bimbingan dan arahan selama penelitian ini dilakukan dan Rahmat Iman M, S.T., M.T atas bantuan dan dukungan nya serta Laboratorium Surya Program Studi Teknik Mesin ITB. DAFTAR PUSTAKA 1. Frank. P Incropera & David. P De Hewitt., (1996), Fundamental of Heat and Mass Transfer, John Wiley & Sons,4 th, USA. 2. J.P Holman., (1988)., Perpindahan Kalor, Erlangga. 3. Cengel, Yunus A., (2003), Heat Transfer A Practical Aproach, Mc.Graw Hill. 4. Ozisik & Bayatizoglu,. (1988), Element of Heat Transfer, Mc.Graw Hill. 5. Johanes Aditya., (2007), Perancangan Pembuatan dan Pengujian Perangkat Uji Konduktivitas Termal Bahan, ITB, Bandung. 6. Irnas Muhammad., (2007), Perancangan Pembuatan dan Pengujian Perangkat Uji Konduksi 1 Dimensi Model Longitudinal, Unand, Padang. 7. Prayudi Andoko., (1981), Pengembangan dan Pembuatan Perangkat Percobaan Penentuan Konduktifitas Termal Bahan, ITB, Bandung. 8. ASM Aerospace Spesification Metals Inc, http://www.astm.org/standards/d5930.htm. 9. Thermal Conductivity of some common Materials and Gases, http://www.engineeringtoolbox.com/thermal-conductivity-metals-d_858.html 10. Thermal Propeties of Cast Iron, http://www.ehow.com/list_7651262_thermal-propertiescast-iron.html. 11. Thermal Conductivity of some common Materials and Gases, http://www.engineeringtoolbox.com/thermal-conductivity-metals-d_858.html 248