Pendi Putro Universitas Sebelas Maret

dokumen-dokumen yang mirip
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENGRAJIN KULIT DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

Bayu Setiyo Pamungkas Universitas Sebelas Maret

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB IV PENUTUP. Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Kesimpulan yang. dihasilkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

YENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa

Perluasan Lapangan Kerja

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

TRI PURNAWATI NIM. A54B111010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ekonomi dalam masyarakat Indonesia hari ini tidak hanya

Pengrajin Batik di Era Modernisasi (Studi Industri Kecil Batik Dewi Brotojoyo di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelola, karyawan, dan anak asuh memiliki ikatan batin yang kuat.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PENGARUH ADAPTASI SOSIAL TERHADAP INTEGRASI MASYARAKAT DI KELURAHAN CIKUTRA (Studi Deskriptif di Komplek Delima Cikutra dan Gang Sukarapih 3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

PENGARUH FAKTOR INTERNAL KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PUSAT KERAJINAN KUNINGAN DAN TEMBAGA PAMUNGKAS GALLERY BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya (Krishna, 2010). Menurut President s Advisory Council dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. terdiri dari pengrajin, pekerja, pemasok, pengepul, dan pihak pabrik. Relasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

BAB V PENUTUP. pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA sekabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

Transkripsi:

Kontribusi Pengrajin Industri Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Masyarakat Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo) Pendi Putro Universitas Sebelas Maret Abstrak : Industri kecil dirasa mampu sebagai suatu bentuk kegiatan dalam dunia usaha sebagai salah satu bentuk ekonomi rakyat yang memiliki potensi dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan serta berdampak meningkatkan perekonomian nasional dengan tidak mengesampingkan demokrasi ekonomi yang ada di Indonesia. Industri kecil merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam usahanya untuk mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada dimasyakarakat. Selain itu dengan adanya industri kecil juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Industri kecil diartikan sebagai industri kecil adalah lembaga/organisasi yang memproduksi barang dan jasa, memiliki pekerja yang sedikit, memiliki ruang lingkup wilayah yang kecil, wilayah pemasaran lokal serta berorientasi untuk memperoleh keuntungan. Industri kecil di Indonesia dikategorikan memiliki pekerja antara 5 9 orang. Industri kecil terdapat berbagai macam dalam usahanya, baik itu mulai dari kerajinan, minuman, makanan ataupun yang lain. Salah satu industri kecil ini adalah industri kecil tahu. Industri kecil tahu merupakan industri kecil yang mengolah bahan baku yakni kedelai untuk diubah menjadi makanan yakni tahu. Industri kecil tahu seperti industri kecil lain yakni dalam perjalanannya mengalami perkembangan, baik dari proses produksi, hasil produksi yang mengarah kepada kuantitas dan kualitas produksi. Dalam proses perkembangannya ada faktor internal an eksternal yang mengukung industri kecil tahu ini. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pada khususnya keluarga dan masyarakat yang ada di sekitar industri kecil tahu. Simpulan penelitian ini adalah industri kecil tahu mampu memberikan peningkatan kehidupan baik itu dalam ranah sosial maupun ekonomi. Peningkatan kehidupan sosial ekonomi terjadi tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu akan tetapi juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan yang terjadi di masyarakat. Dalam perkembangannya industri tahu memerlukan dukungan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara yang mempengaruhi perkembangan industri kecil tahu antara lain modal, tenaga kerja dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal yakni bahan baku, peran pemerintah serta lingkungan masyarakat yang mendukung adanya industri kecil tahu. Kata Kunci : Industri Kecil Tahu, Kontribusi, keluarga, keidupan sosial ekonomi Keluarga

Pendahuluan Pekerjaan merupakan hal yang diidamkan oleh setiap manusia dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapu negara yang hanya mencanangkan Pendidikan Dasar sampai Jenjang SMP seakan tidak lagi sesuai dengan tuntutan jaman yang membuat suatu standar paling tidak lulusan SMA dalam hal pencarian kerja. Hal itu jugalah yang mengakibatkan banyaknya ketidaksesuaian antara skill tenaga kerja serta dengan tersedianya lowongan pekerjaan. Ini juga ditambah dengan tidak tersedianya lowongan pekerjaan yang terpenuhi bagi para pencari kerja.ketidakseimbangan antara pencari kerja dan tersedianya pekerjaan inilah yang akhirnya menimbulkan pengangguran. Industri kecil dirasa mampu sebagai suatu bentuk kegiatan dalam dunia usaha sebagai salah satu bentuk ekonomi rakyat yang memiliki potensi dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan serta berdampak meningkatkan perekonomian nasional dengan tidak mengesampingkan demokrasi ekonomi yang ada di Indonesia. Industri kecil merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam usahanya untuk mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada dimasyakarakat. Salah satu industri kecil yang bergerak di sektor pangan salah satunya adalah industri kecil pengrajin tahu. Bahwa pembangunan nasional industri kecil merupakan bagian yang integral dalam dunia usaha dan merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berpotensi dan berperan yang strategis untuk mewujudkan perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi (UU No. 9 tentang Usaha Kecil Menengah Tahun 1995) Ketersediaan lapangan pekerjaan yang kurang serta adanya ketidaksesuaian antara standardisasi pendidikan dengan yang dibutuhkan oleh para pemilik pekerjaan disektor formal. Industri kecil yang diharapkan mampu dalam menjawab tantangan perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi. Dan pentingnya untuk mengetahui peranan industri kecil ini dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya keluarga industri kecil.

Melihat pada latarbelakang yang telah dideskripsikan diatas, maka permasalahan penelitian ini meletakkan pada: (1) bagaimana kontribusi usaha kecil tahu terhadap sosial ekonomi keluarga? (2) bagaimana dukungan faktor internal dan faktor eksternal bagi perkembangan industri kecil tahu di Desa Madegondo Grogol Sukoharjo?. Review Literatur Kontribusi industri kecil tahu dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas dari faktor ekonomi.salah satu aspek kegiatan ekonomi ini yakni pengembangan wiraswasta yang ditujukan untuk membimbing dan meningkatkan daya kemampuan golongan ekonomi lemah. Industri merupakan salah satu jalan yang dipilih masyarakat dalam berwiraswasta. Mengenai definisi industri dalam Soepardi (1983) menyatakan Industrial berarti industri / perindustrian ( =perusahaan), biasanya merupakan lembaga/organisasi pemroduksian barang/jasa (halm 4). Industri kecil diartikan berbeda di setiap negara.. Bertolak dari tingkat kemajuan pembangunan dan ekonomi negara-negara Asean yang saling berbeda, dapat dipahami jika definisi tentang negara-negara Asean yang saling berbeda pula antara satu negara terhadap yang lainnya. Irzan Arzhary Saleh (1986) mengemukakan beberapa perbedaan definisi dari beberapa negara di Asean Di Singapura industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 10 sampai 99 orang tenaga kerja. Di Malaysia dan Muangthai didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan tidak lebih dari 50 orang tenaga kerja. Sementara di Indonesia serta Filipina didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan 19 tenaga kerja (hlm 4) industri kecil adalah lembaga/organisasi yang memproduksi barang dan jasa, memiliki pekerja yang sedikit, memiliki ruang lingkup wilayah yang kecil, wilayah

pemasaran lokal serta berorientasi untuk memperoleh keuntungan. Industri kecil yang ada di Indonesia merupakan industri yang digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Industri kecil berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat dan beragam. Irzan Azhary Saleh (1986) mengatakan tentang pentingnya pengembangan industri berskala kecil adalah : pertama, masalah fleksibilitas dan adaptabilitasnya didalam memperoleh bahan mentah dan peralatan; kedua, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain; ketiga, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran; dan, keempat,peranannya dalam jangka panjang sebagai basis bagi mencapai kemandirian pembangunan ekonomi, karena industri berskala kecil ini umumnya diusahakan oleh pengusaha dalam negeri dengan menggunakan kandungan impor ( impor content) yang rendah (halm 125). Pengembangan industri kecil telah dilaksanakan melalui pola pengembangan sentra industri yang tersebar di 33 propinsi, khususnya industri kecil kerajinan dan rumah tangga yang berlokasi di pedesaan. Pembinaan dan penyuluhan dalam Pengembangan industri kecil dimaksudkan kedalam peran serta pemerintah membantu dalam mensosialisasikan jiwa wirausaha dan industri kepada masyarakat. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan peningkatan kegiatan industri dapat dilakukan pemerintah melalui sosialisasi terkait industri maupun pengenalan tentang kewirausahaan kepada masyarakat. Salah satu dari industri kecil yang ada di masyarakat yakni industri kecil pengrajin tahu. Untuk mengembangkan industri tahu ada faktor yang mendukung, yakni dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal dalam perkembangan usaha industri kecil tahu ada tiga hal, permodalan, sumber daya manusia dan marketing. Sedangkan Faktor Eksternal yaitu iklim usaha yang belum begitu kondusif, sarana dan prasana dan juga bahan baku.

Perkembangan industri kecil tahu yang ada di Indonesia akan mampu memberikan peningkatan kehidupan sosial ekonomi yang ada dimasyarakat. Kehidupan sosial ekonomi adalah suatu pola kehidupan dimana menyangkut hubungan seseorang dengan sesamanya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya industri kecil tahu yang ada di masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan baik sandang, pangan, maupun papan. Terpenuhinya kebutuhan ini mampu membawa masyarakat baik keluarga pemilik industri kecil tahu maupun masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Metode Penelitian Penelitian dengan judul kontribusi pengrajin industri kecil tahu bagi peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dilakukan di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus digunakan untuk memperoleh kebenaran dalam penelitian yaitu mengetahui dampak perkembangan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat pengusaha industri tahu. Studi kasus yang dipilih dalam peelitian ini adalah studi kasus tunggal karena ada karakteristik persamaan yang dimiliki oleh subjek penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan diperoleh melalui pencatatan langsung dari hal yang dikemukakan informan yakni kata-kata dan tindakan juga didukung melalui foto yang digunakan sebagai bukti wawancara, serta melihat fakta langung yang ada dilapangan. Informan yang dipilih dalam penelitian ini antara lain pemilik industri kecil tahu di Desa Madegondo, tokoh masyarakat Desa Madegondo dan warga masyarakat Desa Madegondo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dilakukan dengan narasumber antara lain pemilik industri kecil tahu, tokoh masyarakat dan warga di Desa Madegondo. Observasi langsung digunakan untuk mengetahui keadaan industri kecil tahu yang ada dilapangan objek penelitian..

Teknik yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pembahasan Di bawah ini akan diberikan pemaparan terkait kontribusi industri kecil tahu bagi peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga, dan dukungan faktor internal dan faktor eksternal bagi perkembangan usaha kecil tahu di Desa Madegondo Grogol Sukoharjo : 1. Kontribusi industri kecil tahu bagi sosial ekonomi keluarga Industri tahu yang ada di Desa Madegondo merupakan industri yang telah ada dan berlangsung sejak lama yakni dimulai pada tahun 1950. Keberadaan industri kecil tahu yang ada memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo dikategorikan kedalam industri kecil yang masih tradisional, karena dalam industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo masih menggunakan peralatan tradisional. Penggunaan mesin baru digunakan dalam proses penggilingan kedelai saja. Selain itu industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo masih banyak menggunakan tenaga kerja manusia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang ada di desa. Selain menggunakan tenaga kerja manusia, rata-rata tenaga kerja yang digunakan dalam industri berkisar antara 5 9 orang. Dalam memasarkan hasil produsinya yakni tahu, industri kecil yang ada di Desa Madegondo masih pada area sekitar ataupun lokal. Industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat diperoleh tidak hanya kepada pemilik industri kecil tahu, akan tetapi juga pada masyarakat sekitar. Seperti yang disampaikan oleh Irzan Arzhary (1986) mengemukakan tentang manfaat yang diberikan oleh industri kecil sebagai berikut :

a. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan, dan papan. b. Terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya. c. Dapat meningkatkan pendapatan perkapita. d. Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi terutama sektor industri.(halm:5) Hadirnya industri kecil yang ada di Desa Madegondo mampu mengangkat perekonomian masyarakat. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pada keluarga industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo ada strategi yang dilakukan dalam pelaksanaannya. Sistem dalam memenuhi kebutuhan dikaji melalui Teori Fungsionalisme Struktural. Fungsionalisme Struktural menurut Talcot Parsons dalam Ritzer (2004) yakni fungsi kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Ini dimulai dengan empat fungsi sistem tindakan yang biasa disebut AGIL, yaitu Adaptation, Goal attainment, Integration, Latency (halm:121). Rocher dalam Ritzer (2004) mengemukakan tentang AGIL sebagai suatu fungsi sebagai berikut AGIL suatu fungsi(function) adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. AGIL mempunyai definisi sebagai berikut : a) Adaptation (Adaptasi): sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. b) Goal attainment (pencapaian tujuan) : sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. c) Integration (Integrasi) : sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan dengan ketiga fungsi lainnya yaitu adaptation, goal attaintment, dan latency. d) Latency (pemeliharaan pola) : sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun polapola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Yang pertama Adaptation (Adaptasi), sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang mengancam. Individu yang menjalankan sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dengan penyesuian diri kepada lingkungan mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Ada penyesuaian diri dalam sistem pemenuhan kebutuhan oleh pelaku industri kecil tahu, dimana tahapan inilah yang dalam fungsionalisme struktural Tallcott person dalam konsep AGIL masuk kedalam tahap adaptation. Tahapan adaptasi merupakan tahapan awal untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan usaha membuka industri kecil tahu memproduksi tahu, serta menggunakan fasilitis maupun sarana yang dapat digunakan oleh sumber daya manusia dalam usahanya untuk memperoleh uang. Subsistem yang kedua dari sistem pemenuhan kebutuhan ini adalah Goal attaintment atau pencapaian tujuan. Industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo merupakan industri yang hadir dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sandang pangan maupun papan. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan tercapai pula kesejahteraan masyarakat. Tahapan ketiga dari sistem adalah Integration (Integrasi) dimana sistem harus mengatur hubungan yang terjadi antar kelompok. Pola pengaturan hubungan yang terjadi dalam industri kecil tahu mengatur pada pola hubugan dari kesesuaian faktorfaktor yang digunakan dalam produksi, teknologi yang digunakan dalam membuat tahu. Terakhir dari sistem pemenuhan kebutuhan dari AGIL adalah latency, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Latency atau pemeliharaan pola berarti menciptakan suasana kondusif dimana akan mempertahankan eksistensi industri tahu. Selain itu dalam tahapan subsistem dapat mempertahankan pola hubungan baik yang telah terjadi antara masyarakat dengan keluarga industri kecil tahu. Dengan terpenuhinya semua subsistem pemenuhan kebutuhan yang ada pada sistem secara otomatis tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Industri kecil tahu

mampu meningkatkan baik keluarga maupun masyarakat yang ada di Desa Madegondo. dampak positif yang ditimbulkan dari adanya industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo bisa dijabarkan sebagai berikut : a. Bagi Keluarga Industri Kecil Tahu Dari adanya industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo memberikan banyak keuntungan bagi keluarga industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo. Tidak hanya dari segi ekonomi akan tetapi juga sosial. Berikut menurut hasil penelitian keuntungan yang diperoleh oleh keluarga pemilik industri kecil tahu : 1) Dapat mencukupi kehidupan sehari-hari 2) Mampu meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga 3) Mampu memperoleh keuntungan materi dari hasil berjualan tahu 4) Mampu menyekolahkan anaknya sampai jenjang SMA maupun perguruan tinggi 5) Mampu membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga yang ada di desanya 6) Memberikan kemudahan akses bagi warga yang ingin mengkonsumsi tahu b. Bagi Tenaga Kerja Dengan adanya industri kecil tahu di desa mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu memudahkan warga yang mencari kerja untuk bekerja. Karena siapapun bisa bekerja di industri kecil tahu, selain itu untuk bekerja di industri kecil tahu tidak memerlukan persyaratan pendidikan sehingga memudahkan warga baik yang tidak bersekolah untuk bekerja pada sektor industri kecil tahu. Dengan demikian mampu meningkatkan kesejahteraan tenaga

kerja melalui pendapatan yang di peroleh sehingga kebutuhan akan tercukupi. c. Bagi Masyarakat Industri tahu memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh bahan makanan yang murah dan juga bergizi. Dengan adanya industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dengan demikian mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Dukungan faktor internal dan faktor eksternal bagi perkembangan industri kecil tahu di Desa Madegondo Grogol Sukoharjo Dalam usaha untuk mempertahankan industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo perlu dilakukan suatu perubahan yang mengarah kepada perkembangan agar kualitas maupun kuantitas industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo semakin meningkat. Dalam melakukan perkembangan industri kecil tahu yang ada di Desa Madegondo, pemilik industri secara tidak sadar melakukan tindakan sosial dengan mendirikan industri kecil tahu yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan, Seperti yang diungkapkan oleh Jones(2003) yang mendefinisikan tentang pemikiran Weber yakni tindakan sosial yaitu tindakan yang kita pilih sesuai dengan interpretasi kita mengenai kelakuan orang lain dalam konteks yang bersangkutan. Weber dalam Doyle Paul Johnson (1987) menjelaskan tindakan sosial atas dasar rasionalitas menjadi empat tipe. Empat tipe rasionalitas tersebut adalah : a. Rasionalitas Instrumental (Zwerk rational) Merupakan tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya b. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrational Action) Dalam tindakan tipe ini alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungan

dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. c. Tindakan tradisional (Traditional Action) Tindakan tradisional merupakan tindakan sosial yang bersifat non rasional. Kalau seseorang individu memperlihatkan perilaku kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. d. Tindakan Afektif (Affectual Action) Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar (220-221) Perilaku yang dilakukan oleh pemilik industri kecil tahu dalam mengembangkan usaha tahu yang mereka miliki didasarkan pada pertimbangan yang sadar dan bertujuan dengan tujuan yang mereka harapkan, serta mempertimbangkan alat yang mereka gunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian perilaku yang ditunjukkan pemilik industri kecil tahu ini dikategorikan sebagai tindakan rasionalitas instrumental (Zwerk rational). Penutup Jadi dapat diketahui dari penelitian yang dilakukan terdapat kontribusi yakni peningkatan sosial ekonomi keluarga terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga industri kecil tahu. Keluarga industri kecil tahu mampu memenehui kebutuhan hidupnya, baik sandang pangan maupun papan. Terpenuhinya kebutuhan keluarga pemilik industri kecil tahu sehingga mampu memberikan kesejahteraan.terdapat dukungan faktor internal dan faktor eksternal dalam usaha perkembangan industri kecil tahu. Faktor internal yang ditemukan dalam pengusaha industri kecil tahu Desa Madegondo antara lain, modal, tenaga kerja yang ulet dan mau bekerja keras di sektor industri kecil tahu, serta pengunaan teknologi dalam proses industri kecil tahu yang semakin berkembang. Sedangkan faktor eksternalnya antara lain adalah peran pemerintah, termasuk perbankan, tersedianya bahan baku serta peran lingkungan masyarakat yang mendukung dalam perkembangan industri kecil tahu yang meliputi ramainya pasar dalam pemasaran tahu yang selalu menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat yang murah dan bergizi.

Daftar Pustaka Angka Pengangguran di Indonesia (2012). Diperoleh 23 Februari 2013 dari http://finance.detik.com/read/2012/05/07/144017/1911085/4/pengangguranpaling-banyak-lulusan-sma-dan-smk Basuki Haryono, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif. Buku ajar tidak dipublikasikan. Hasan Shadily, 1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara. Irzan Azhary Saleh,1986. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta : LP3ES Kamanto Sunarto, 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mardalis, 2004, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta, Bumi Aksara Moleong,Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung. Pendataan Profil Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Madegondo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. Pip Jones, 2003. Pengantar Teori-Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modernisme. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Ritzer George. Goodman, Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Slamet, Y.2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press. Soepardi,1983. Industrial Guidance, Surakarta. Bahan ajar untuk kalangan sendiri. Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung. Alfabeta Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret University Press.