PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

Eni Suswantini PTKMR - BATAN

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK MODEL GK MENGGUNAKAN PROTOKOL TRS 277 DAN TRS 398

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

KALIBRASJ KELUARAN BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100C NO. SERI 1402 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSA T Dr. SUTOMO, SURABA Y A

KALIBRASI ANTARWAKTU PESAWAT TELETERAPI 60 Co DI RSUD Dr. MOEWARDI: PENGUKURAN, PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

Assef Firnando Firmansyah, Nurman Rajagukuguk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN. I. PENDAHULUAN diafragma pengatur berkas radiasi dari

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

PENENTUAN DOS IS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL 4 MeV DI DALAM FANTOM AIR MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 1-8

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

UNIVERSITAS INDONESIA. DOSIMETRI IN VIVO ELEKTRON 6 MeV MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC EBT 2 SKRIPSI LISARINI

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

Berkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PERBANDINGAN DOSIS PADA SIMULASI RADIOTERAPI PARU-PARU ANTARA HASIL KALKULASI TPS DENGAN PENGUKURAN

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

RESPON DETEKTOR RADIODIAGNOSTIK TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS RADIASI PESAWAT SINAR-X PADA RENTANG RQA BERDASARKAN TECHNICAL REPORT SERIES NO.

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

DESAIN DASAR PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN COBALT-60

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

ABSTRAK. PENDAHULUAN hasil produksi, teknologi nuklir dapat ABSTRACT

PENGUKURAN PARAMETER DOSIMETRI PESAWAT TELETERAPI 60Co ALCYON II PlI 213A311. Dani PTKMR - BATAN

Transkripsi:

C Tuti Budiantari, dkk. ISSN 016-318 73 PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA C Tuti Budiantari dan Nurman Rajagukguk Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi ABSTRAK PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO, YOGYAKARTA. Penentuan konstansi dosis serap di air berkas radiasi Co-60 pada isocenter sebagai fungsi sudut gantri dilakukan pada tiga posisi sudut gantri 0 o, 90 o dan 70 o. Dosis serap di air diukur dengan menggunakan detektor pengionan tipe NE 571 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe 570/1B yang mempunyai faktor kalibrasi dalam besaran dosis serap di air. Pengukuran faktor koreksi rekombinasi ion dan polaritas serta dosis serap di air dilakukan di dalam fantom air pada kedalaman 5 cm dengan jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 80 cm dan lapangan radiasi di permukaan fantom 10 cm x 10 cm pada tiga posisi sudut gantri 0 o, 90 o dan 70 o. Faktor koreksi rekombinasi ion diperoleh melalui pengukuran dengan metode dua tegangan sedangkan faktor koreksi polaritas diperoleh melalui pengukuran pada polaritas tegangan positip dan negatip. Untuk menentukan dosis serap di air digunakan protokol dosimetri IAEA yang terdapat dalam Technical Report Series No. 398. Dari hasil pengukuran diperoleh besarnya laju dosis serap di air pada kedalaman 5 cm untuk sudut gantri 0 o, 90 o dan 70 o adalah bertutut-turut 111,54 mgy/menit, 109,96 mgy/menit dan 110,03 mgy/menit. Dari hasil tersebut terlihat perbedaan antara sudut gantri 0 o dan 90 o, 0 o dan 70 o serta 90 o dan 70 o berturut-turut 0,1 % ; 0,1 % dan 0,005 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sudut gantri tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap dosis serap di air. Kata kunci : Pesawat teleterapi Co-60, laju dosis serap di air, detektor pengionan dan elektrometer ABSTRACT THE INFLUENCE OF GANTRY ANGLE TO THE CONSTANCY OF ABSORBED DOSE TO WATER FOR A XINHUA Co-60 TELETHERAPY MACHINE OWNED BY dr. SARJITO HOSPITAL. The constancy determination of absorbed dose to water for Co-60 radiation beam at isocenter as a gantry angle function was carried out at three positions of gantry angles of 0 o, 90 o dan 70 o. Absorbed dose to water was measured by using an ionization chamber NE 571connected to a Farmer electrometer NE 570/IB having calibration factor in term of absorbed dose to water. Measurement of ion recombination and polarity correction factors as well as absorbed dose to water was carried out inside a water phantom at depth of 5 cm with the source to the water phantom surface distance of 80 cm and field size of 10 cm x 10 cm at three gantry angle positions of 0, 90 and 70. Ion recombination correction factor was obtained by two voltages methods while polarity correction was obtained by measurement using both negative and positive polarities. The IAEA protocol dosimetry in the Technical Report Series No. 398 has been used to determine the absorbed dose. From the measurement result the absorbed dose rates at depth of 5 cm inside the water phantom for the gantry angle of 0 o, 90 o dan 70 o were 111,54 mgy/min, 109,96 mgy/min and 110,03 mgy/min. From the results above there were descrepancy of 0,1 % ; 0,1 % dan 0,005 % respectively each for the gantry angle of 0 o and 90 o, 0 o and 70 o, 90 o and 70 o. It could be concluded that the gantry angle did not influence the absorbed dose to water. Key words : Co-60 teletherapy machine, absorbed dose to water, ionization chamber and electrometer PENDAHULUAN P esawat teleterapi Co-60 Xinhua FCC 8000 F dengan aktivitas 844 Ci pada tgl. 4 Maret 005 adalah salah satu pesawat teleterapi yang digunakan oleh Rumah Sakit dr. Sarjito, Yogyakarta untuk menyinari pasien tumor. Pesawat ini dibuat oleh pabrik Shandong Xinhua Medical Institute Co. Ltd, China 1.

74 ISSN 016-318 C Tuti Budiantari, dkk. Dalam penggunaan sehari-hari untuk menyinari pasien diperlukan posisi sudut gantri dari sumber radiasi yang bervariasi terhadap posisi tubuh pasien. Dengan demikian diperlukan data laju dosis serap di air pada setiap posisi sudut gantri yang digunakan. Sumber radiasi Co-60 dari sebuah pesawat teleterapi berada pada bagian Head. Head ini ditempatkan pada ujung lengan ( gantri ) yang dapat berputar secara kontinyu 360 o (rotating arm) yang menempel pada rangka utama pesawat. Untuk menjaga keseimbangan dan kemudahan dalam mengontrol rotasi gantri maka di bagian ujung yang berlawanan head ini ditempatkan penyeimbang (counter weight ) mengingat head ini sangat berat. Disamping itu counter weight ini juga dapat berfungsi untuk menyerap berkas primer dan hamburan radiasi ketika pasien sedang disinari. Dari mekanisme rotasi gantri beberapa hal harus dipenuhi untuk mendapatkan keberhasilan perlakuan radioterapi yaitu : kesesuaian antara perputaran gantri dengan indikator optik tidak boleh lebih dari ± 0,5, isocenter terhadap rotasi gantri tidak boleh lebih dari 3 mm dan ketetapan ( konstansi ) luaran terhadap sudut gantri tidak boleh lebih dari ± %. Untuk mengetahui konstansi luaran terhadap sudut gantri maka dilakukan penentuan dosis serap dari berkas radiasi Co-60 pesawat teleterapi Xinhua. Dalam makalah ini akan diuraikan penentuan dosis serap di suatu kedalaman air dari berkas radiasi Co- 60 untuk posisi sudut gantri 0 o,90 o dan 70 o pada kondisi acuan menggunakan dosimeter standar. TEORI Dosis Serap Berkas Radiasi Co-60 Dosis serap di air berkas radiasi Co-60 dari sebuah pesawat teleterapi merupakan salah satu parameter dosimetri yang sangat penting karena berhasilnya perlakuan radioterapi sangat bergantung pada parameter ini. Dosis serap di dalam air pada titik acuan pengukuran dapat ditentukan dengan persamaan berikut 3 : D w, = M Q. N D,w (1) dengan : D w : dosis serap pada titik pengukuran acuan (mgy) M Q : bacaan dosimeter terkoreksi tekanan, temperatur,rekombinasi ion dan polaritas M Q : M x KPT x k s x k pol (nc) M : bacaan dosimeter (nc) KPT : faktor koreksi tekanan dan temperature 73, + T P0 KPT = X 73, + T0 P P dan T : tekanan (kpa) dan temperatur ( o C) saat pengukuran P 0 dan T o : tekanan standar (101,3 kpa) dan temperatur standar ( 0 o C) k s : faktor koreksi rekombinasi k pol : faktor koreksi polaritas N D,w, : faktor kalibrasi dosimeter dalam besaran dosis serap di air (mgy/nc) Faktor Koreksi Rekombinasi Ion Pengumpulan muatan yang kurang sempurna di dalam rongga detektor pengionan yang disebabkan oleh rekombinasi ion memerlukan penggunaan suatu faktor koreksi k s. Efek ini bergantung pada geometri detektor, tegangan pengumpul yang digunakan, dan laju produksi muatan karena radiasi. Dua efek terpisah yang terjadi adalah : (i) rekombinasi ion yang dibentuk oleh jejak partikel bermuatan yang terpisah, yang disebut rekombinasi volume, yang bergantung pada kerapatan partikel bermuatan dan juga laju dosis; dan (ii) rekombinasi ion yang dibentuk oleh jejak partikel bermuatan tunggal, yang disebut rekombinasi awal, yang tidak bergantung pada laju dosis. Kedua efek ini bergantung pada geometri detektor dan tegangan polarisasi yang digunakan. Untuk memperoleh faktor koreksi rekombinasi digunakan metode dua tegangan. Metode ini mengasumsikan kebergantungan linier 1/M pada 1/V dan menggunakan nilai yang diukur dari muatan M 1 dan M yang dikumpulkan pada tegangan polarisasi V 1 dan V. V 1 adalah tegangan operasi normal dan V adalah tegangan operasi yang lebih rendah yang diukur untuk kondisi penyinaran yang sama. Nisbah V 1 dan V idealnya sama atau lebih besar dari 3. Untuk radiasi kontinyu dalam hal ini berkas radiasi Co-60 faktor koreksi rekombinasi diperoleh menggunakan persamaan 3 : k s ( V1 / V ) 1 = ( ) ( V / V ) ( M / M ) 1 1 Faktor Koreksi Polaritas Efek polaritas pada bacaan detektor dari penggunaan potensial polarisasi dari polaritas yang berlawanan dapat dihitung dengan persamaan 3 : M M k pol = ( 3 ) M + +

C Tuti Budiantari, dkk. ISSN 016-318 75 dengan : M + : bacaan elektrometer yang diperoleh untuk polaritas positip M - : bacaan elektrometer yang diperoleh untuk polaritas negatip M : bacaan elektrometer yang diperoleh untuk polaritas yang secara rutin digunakan (positip atau negatip) PERALATAN DAN TATA KERJA Peralatan Sebagai sumber radiasi digunakan Pesawat Co-60 Xinhua FCC 8000 F yang merupakan salah satu pesawat teleterapi yang digunakan oleh Rumah Sakit dr. Sarjito, Yogyakarta untuk menyinari pasien tumor. Pesawat ini dibuat oleh pabrik Shandong Xinhua Medical Institute Co. Ltd, China dan memiliki aktivitas 844 Ci pada tgl. 4 Maret 005. Diagram sebuah pesawat teleterapi Co-60 dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Sedangkan pesawat Co-60 Xinhua FCC 8000 F yang akan diukur dosis serapnya dapat dilihat pada Gambar. Sebagai alat ukur radiasi digunakan detektor pengionan volume 0,6 cc tipe NE 571 no. seri 491 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe 570/1B no. seri 118 milik Laboratorium Metrologi Radiasi Nasional yang mempunyai faktor kalibrasi dosis serap air,n D,w = 45,3 mgy/nc 4-5. Sebagai peralatan pendukung digunakan dua buah fantom air yang berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm dan 30 cm x 30 cm x 5 cm untuk menempatkan detektor pada suatu kedalaman. Fantom air pertama digunakan untuk berkas radiasi yang horizontal sedangkan fantom air yang kedua digunakan untuk berkas radiasi yang vertikal. Kedua fantom air dapat dilihat pada Gambar 3. Untuk mengamati kondisi ruang pengukuran digunakan barometer, dan higrometer. Gambar 3. Fantom air yang digunakan untuk pengukuran berkas radiasi horizontal ( kiri ) dan vertikal ( kanan ) Tata Kerja : Gambar 1. Diagram pesawat teleterapi Co-60 Gambar. Pesawat teleterapi Co-60 Xinhua model FCC 8000 F buatan pabrik Shandong Xinhua Medical Institute Co. Ltd, China. Pengukuran Faktor Koreksi Rekombinasi Ion Setelah alat ukur radiasi dinyatakan stabil maka dilakukan pengukuran faktor koreksi rekombinasi ion berkas radiasi Co-60. Mula-mula gantri pesawat Co-60 ditempatkan pada posisi 90. Fantom air yang digunakan untuk berkas horizontal diletakkan pada SSD = 80 cm dan FS = 10 cm x 10 cm. Detektor ionisasi yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer diletakkan pada kedalaman 5 cm dan tegangan elektrometer diatur pada posisi V (tegangan normal). Kemudian detektor disinari selama 5 menit agar diperoleh keseimbangan elektronik. Setelah itu detektor disinari selama satu menit dan bacaan yang diperoleh dicatat. Dengan waktu penyinaran yang sama dilakukan penyinaran terhadap detektor hingga diperoleh 5 data.

76 ISSN 016-318 C Tuti Budiantari, dkk. Kemudian tegangan elektrometer dipindahkan ke V/4 dan dengan cara yang sama dilakukan penyinaran terhadap detektor. Dengan menggunakan persamaan () dapat dihitung besarnya faktor koreksi rekombinasi ion. Pengukuran Faktor Koreksi Polaritas Pengukuran faktor koreksi polaritas dilakukan di dalam fantom air pada kedalaman 5 cm, SSD = 80 cm, dan FS = 10 cm x 10 cm untuk tegangan elektrometer diatur pada posisi V dan polaritas. Kemudian detektor disinari selama 1 menit dan bacaan yang diperoleh dicatat. Dengan waktu penyinaran yang sama dilakukan penyinaran detektor hingga diperoleh 5 data. Kemudian tegangan elektrometer dipindahkan ke polaritas negatip dan dengan cara yang sama dilakukan penyinaran terhadap detektor. Dengan menggunakan persamaan (3) dapat dihitung besarnya faktor koreksi polaritas. a Penentuan Dosis Serap Berkas Radiasi Co-60 Mula-mula gantri pesawat Co-60 ditempatkan pada posisi 90. Fantom air yang digunakan untuk berkas horizontal diletakkan pada SSD = 80 cm dan FS = 10 cm x 10 cm. Detektor ionisasi yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer diletakkan pada kedalaman 5 cm. Data temperatur dan tekanan udara selama pengukuran dimasukkan ke dalam elektrometer sehingga bacaan yang diperoleh sudah terkoreksi terhadap temperatur dan tekanan udara. Kemudian detektor disinari selama satu menit dan bacaan yang diperoleh beserta data temperatur, tekanan dan kelembaban udara saat penyinaran dicatat. Dengan cara yang sama dilakukan penyinaran terhadap detektor hingga diperoleh 5 data. Setelah itu gantri diputar ke posisi sudut 70 dan posisi fantom air diatur kembali seperti pada posisi sudut 90. Kemudian detektor disinari untuk waktu yang sama seperti di atas. Setelah itu gantri diputar ke posisi sudut 0. Kemudian tempatkan fantom air yang digunakan untuk berkas vertikal pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 80 cm dan lapangan radiasi di permukaan air 10 cm x 10 cm. Detektor ionisasi yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer diletakkan pada kedalaman 5 cm. Kemudian detektor disinari untuk waktu yang sama seperti di atas. Penentuan dosis serap berkas Co-60 pesawat teleterapi Xinhua pada posisi gantri 70, 0, dan 90 dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. b c Gambar 3. Posisi Gantri pesawat Co-60 Xinhua pada : a) sudut 70 ; b) sudut 0 dan c) sudut 90. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penentuan dosis serap berkas radiasi Co-60 pesawat teleterapi Xinhua pada tiga sudut gantri dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dosis serap di air pada ke tiga sudut gantri tersebut mendapatkan standar deviasi sebesar 0,89 mgy/menit dengan perbedaan dosis serap yang sangat kecil sebesar 0,07 %. Hal ini menunjukkan bahwa isocenter pesawat tersebut cukup baik.

C Tuti Budiantari, dkk. ISSN 016-318 77 Tabel 1. Dosis serap di air berkas radiasi Co-60 pesawat teleterapi Xinhua FCC 8000F pada sudut gantri 0, 90 dan 70 Sudut Gantri M nc/meni t N D,w mgy/n C K s K pol D w,5 mgy/meni t 0 6,66 45,3 1,0006 1,003 110,03 90 6,60 45,3 1,0040 1,00 109,96 70 6,70 45,3 1,0005 1,00 111,54 KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perputaran sudut gantri tidak akan menghasilkan perbedaan dosis serap yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penggerak gantri menunjukkan kinerja yang baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Sertifikat Kalibrasi Luaran Pesawat Terapi No.1658 / S / PI030 / RBN /006, Laboratorium Metrologi Radiasi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN, 008. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Measurement Assurance in Dosimetry, IAEA, Vienna, 1994 3. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Absorbed Dose Determination in External Beam Radiotherapy, An International Code of Practice for Dosimetry Base on Standards of Absorbed Dose to Water, Technical Report Series No.398, IAEA, Vienna (000) 4. Manual 0,6 cc Robust Ionization Chamber, Nuclear Enterprises Limited, Beenham Berkshire England, 1985 5. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Calibration certificate No. INS/007/0, Dosimetry and Medical Radiation Physics Section, IAEA, Vienna, 007 TANYA JAWAB Elisabeth Mengapa pengukuran dilakukan pada kedalaman 5 cm? Apakah ini hanya khusus untuk Co-60? Seberapa sering pengukuran harus dilakukan oleh pihak pengguna? C. Tuti Budiantari Untuk sumber radiasi Co-60 prosedur pengukuran yang digunakan adalah pada kedalaman acuan 5 cm, lapangan radiasi acuan 10 cm x 10 cm dan jarak sumber ke permukaan air/fantom air 80 cm. Prosedur yang digunakan adalah protokol IAEA TRS No. 398, 000. Untuk sumber radiasi yang lain kedalaman pengukuran juga berbeda. Untuk pengguna sebaiknya melakukan pengukuran pada kondisi acuan minimal 1 bulan 1 kali (yaitu jarak sumber ke permukaan air/fantom air 80 cm, lapangan radiasi dipermukaan air/fantom 10 cm x 10 cm dan kedalaman acuan 5 cm). Hidayati Bagaimana cara penyinaran kanker apabila jarak/kedalamannya > 5 cm atau < 5 cm, apakah semua dianggap sama dengn 5 cm seperti standar yang digunakan ibu untuk pengukuran? C. Tuti Budiantari Untuk penyinaran kanker yang berada pada kedalaman > 5 cm atau < 5 cm, digunakan faktor persentase dosis kedalaman (PDD). Hasil pengukuran pada kedalaman 5 cm D W5 digunakan untuk menghitung dosis permukaan tubuh dengan cara menggunakan PDD pada kedalaman 5 cm, biasanya 78,8 % (Tabel BJR Suppl.5). Rumus yang digunakan untuk menghitung Dosis Serap dan maksimum (dipermukaan tubuh) = 100 x D. W 5 PDD Jadi jika diketahui tumor pada kedalaman misal 6 cm dengan ukuran tumor ~ 10 x 10 cm PDD untuk kedalaman 6 cm adalah X%, maka dapat diberikan bahwa dosis yang diberikan ke tumor adalah : X % x D. maks 100 %