DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.

dokumen-dokumen yang mirip
128 Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENTING ASURANSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI PERKANTORAN DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

STUDI TREATMENT FACTORS terhadap RISIKO KEBAKARAN pada BANGUNAN TINGGI PERKANTORAN di DKI JAKARTA 1

FRAMEWORK STRATEGI PROTEKSI TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN DI DKI JAKARTA PASCA 2008

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemahaman terhadap resiko-resiko yang dapat terjadi pada bangunan

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

1 Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

Ari Wibisono

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 10 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN.

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

EVALUASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN (STUDI KASUS : RUSUNAWA UNDIP) Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131

MENCERMATI STANDAR PENGAMANAN GEDUNG UNTUK ANTISIPASI BAHAYA KEBAKARAN

2015 PT. Grahaniaga Tatautama. Bulletin Edisi 22. Yang kami hormati, Bapak dan Ibu Para Penyewa Gedung Graha CIMB Niaga

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI FAKTOR PENCEGAHAN TERHADAP RESIKO KEBAKARAN PADA BANGUNAN HOTEL-HOTEL DI YOGYAKARTA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 204 TAHUN 2015 TENTANG


BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Analisis Kelayakan Fire Safety Management ( FSM ) Pada Bangunan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS.

Muhamad Anggraito, Adrianus Pangaribuan, Fatma Lestari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

KRITERIA KELAYAKAN PENERAPAN FIRE SAFETY MANAGEMENT (FSM) PADA BANGUNAN GEDUNG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

FRAMEWORK OF PERFORMANCE BASED FIRE SAFETY DESIGN BANGUNAN TINGGI PERKANTORAN DI DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room

Transkripsi:

DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA Dr. Manlian Ronald Adventus Simanjuntak, MT Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Desain & Teknik Perencanaan Universitas Pelita Harapan manlian@uph.edu Abstrak Secara filosofis, perumahan dan permukiman merupakan satu maupun sekelompok dan yang menyatu sebagai fungsi hunian untuk manusia melakukan aktifitasnya sehari-hari. Sebagai fungsi hunian satu unit maupun sekelompok di atas lahan terbangun, perumahan dan permukiman memiliki kondisi untuk dapat melangsungkan fungsinya secara baik, serta secara khusus diharapkan mampu pula menyelamatkan dari bahaya. Risiko pada perumahan dan permukiman memiliki dampak meluas (conflagration), sehingga diperlukan suatu pemahaman konsep desain keselamatan yang holistik pada perumahan dan permukiman. Permasalahan inilah yang menjadi fokus diskusi dalam penulisan ini, dengan mengamati beberapa karakteristik perumahan & permukiman di DKI Jakarta sebagai acuan studi dengan metode penulisan secara kualitatif. Dengan konsep keselamatan terhadap bahaya di perumahan dan permukiman (fire safety environment area), diharapkan permasalahan risiko baik dari segi, penghuni (human system), serta sistem, akan mampu mencegah dan menanggulangi risiko yang dapat terjadi setiap waktu. Kata kunci : perumahan & permukiman, desain, keselamatan, risiko, fire safety LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Berkembangnya pem perumahan & permukiman sebagai fungsi hunian saat ini semakin memerlukan beberapa aspek penting di dalam desain, yaitu: aspek keselamatan, aspek kemudahan, aspek kenyamanan, dan aspek kesehatan. Secara khusus aspek keselamatan akan menjadi fokus diskusi di dalam penulisan ini, dengan menyoroti risiko sebagai risiko pokok. Kebakaran sebagai risiko utama dalam penulisan ini dapat mengakibatkan berbagai kerugian besar dan berakibat pula terhadap terhentinya penggunaan fungsi yang telah didesain. Untuk itulah, dalam desain perumahan dan permukiman dengan segala 1

karakternya akan dibahas dan akan diberikan pula rekomendasi tindakan yang dilakukan di dalam desain. PERMASALAHAN Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini, yaitu 1. Risiko-risiko apa saja yang diakibatkan dari bahaya pada desain perumahan dan permukiman di DKI Jakarta? 2. Bagaimana konsep desain keselamatan terhadap risiko yang holistik pada perumahan dan permukiman di DKI Jakarta? BATASAN PERMASALAHAN Adapun batasan permasalahan penulisan ini, adalah: Batasan permasalahan dalam penulisan ini, yaitu: 1. Risiko yang ada dibatasi pada risiko. 2. Lokasi penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta. FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEBAKARAN DALAM DESAIN PERUMAHAN & PERMUKIMAN 1. Risiko Proteksi Aktif Bangunan Risiko proteksi aktif merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan perumahan & permukiman dapat terbakar. Hal ini memiliki pemahaman bahwa sistem proteksi aktif merupakan seperangkat sistem yang ditambahkan pada dalam rangka mencegah dan menanggulangi risiko yang dapat terjadi. 2. Risiko Proteksi Pasif Bangunan Risiko proteksi pasif merupakan salah satu faktor risiko yang melekat pada, yang berakibat ketidakmampuan dalam mengantisipasi bahaya yang terjadi. 3. Risiko Manajemen Keselamatan Risiko manajemen keselamatan memaksimalkan seluruh peran penghuni dan dalam mengantisipasi dan menanggulangi bahaya yang dapat terjadi. 2

Tabel 1 Faktor-Faktor Risiko Kebakaran Dalam Desain Perumahan & Permukiman Faktor-Faktor Risiko Kebakaran Risiko Proteksi Aktif Bangunan Risiko Proteksi Pasif Bangunan Risiko Manajemen Penanggulangan Kebakaran Lingkungan Tidak adanya sistem deteksi + alarm Tidak adanya sistem sprinkler otomatis Tidak adanya sistem hidran Tidak adanya alat pemadam api portable / APAR Tidak adanya alat pemadam khusus Sistem pengendalian asap yang buruk Tidak adanya sistem daya listrik darurat Bahan yang tidak tahan api Arsitektonis & yang buruk Tidak adanya Proteksi struktural Tidak adanya desain wilayah manajemen Tidak adanya perencanaan pos pemadam Tidak adanya rencana induk sistem (environment fire protection master plan) Prasarana Lingkungan yang buruk Tidak adanya sarana Tidak adanya rganisasi Tidak adanya tata laksana operasional Tidak adanya sumber daya manusia dan pendidikan pelatihan Tidak adanya peran serta satuan relawan (satlakar) masyarakat LIFE SAFETY CODE NFPA 101 Dalam rangka menyelamatkan manusia untuk mewujudkan keselamatan, NFPA menerbitkan Life Safety Code NFPA 101. Namun ketika menerapkan standar ini di 3

Indonesia, kita harus tanggap dan cermat memandang konteks Indonesia dan penerapannya, sehingga lebih dulu dipahami hal yang mendasar, serta mengimplikasikannya sesuai kondisi Indonesia. Dalam Life Safety Code NFPA 101 edisi 2000 maupun edisi 2003, NFPA menyoroti keselamatan manusia sebagai penghuni dalam desain. Pada awalnya, Life Safety Code NFPA 101 lebih dulu memahami tentang performance based, pemahaman tentang klasifikasi penghuni dan klasifikasi bahaya yang dapat terjadi, pemahaman tentang penyelamatan penghuni/evakuasi, peran alat-alat proteksi, proteksi (finishing, struktur), pemahaman tentang penyelamatan berdasarkan karakter penghuni beberapa fungsi yang baru dan eksisting (assembly, education, health care, house, hotel, dormitory, apartment, industrial, storage). Yang menjadi hal pokok yang dapat dipelajari dalam Life Safety Code NFPA 101, yaitu: a. Dalam menyelamatkan jiwa manusia, tidak secara kaku dengan hanya menerapkan peraturan yang ada, namun dapat diantisipasi dengan metoda pendekatan risiko berbasis potensi bahaya. Metoda performance based menjadi model pemahaman dengan pendekatan risiko berbasis potensi bahaya, untuk mengantisipasi bahaya yang dapat terjadi setiap waktu. b. Dalam mengantisipasi bahaya akibat risiko yang dapat terjadi, pemahaman tentang kapasitas penghuni (occupancies) menjadi dasar penilaian dan analisis berbagai potensi bahaya yang dapat terjadi. c. Risiko tidak dianalisis berdasarkan jumlah lantai semata, namun berdasarkan pendekatan potensi bahaya pengguna (occupancy) dan fungsi. d. Life Safety Code NFPA 101 berusaha menganalisis tipe baru (new) dan eksisting. e. Pendekatan desaín yang mampu mencegah risiko dilakukan dengan memahami analisis maksimum kapasitas penghuni atas dasar luas area terhadap faktor kapasitas penghuni (occupant load factor). f. Life Safety Code NFPA 101 secara khusus menyoroti fungsi tunggal, dan juga fungsi jamak atas dasar pemahaman mixed occupancies. Pada risiko fungsi jamak ini, fungsi yang paling tinggi sebagi dasar risiko occupancies akan menjadi patokan analisis risiko. 4

KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN DALAM PERANCANGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN 1. Konteks Perumahan & Permukiman di Indonesia Beberapa kondisi dan konteks perumahan dan permukiman di DKI Jakarta, yaitu: a. Peruntukan lahan yang belum tepat sesuai perencanaan awal b. Kepadatan penghuni perumahan dan permukiman yang tinggi c. Pengelompokan hunian yang belum tertata baik d. Penataan zoning perumahan dan permukiman yang perlu disempurnakan e. Konsep perumahan dan permukiman yang perlu disempurnakan agar holistik 2. Analisis Treatment Desain Aspek Keselamatan Terhadap Risiko Kebakaran Hasil analisis ini selanjutnya dapat diamati dalam tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Risiko Kebakaran Dalam Desain Perumahan & Permukiman Risiko Proteksi Aktif Bangunan Risiko Dampak Penyebab Treatment Sistem deteksi + Tidak mampu Tidak adanya perencanaan Perlu adanya desain alarm yang buruk mendeteksi api secara sistem deteksi + alarm sistem deteksi dan alarm cepat pada awal desain yang holistik dalam desain Api cepat meluas Sistem deteksi + alarm Menyempurnakan sistem tidak sensitif menangkap deteksi + alarm gejala awal dalam desain Meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian penghuni terhadap bahaya Sistem sprinkler Api meluas cepat Tidak adanya perencanaan Perlu adanya desain otomatis dari ruangan ke sistem sprinkler pada sistem sprinkler otomatis ruangan yang lain desain yang holistik dalam desain 5

Api cepat meluas ke Pemadaman yang lambat Pemadaman otomatis luar dan tidak mampu didukung oleh melindungi pemadaman yang dilakukan penghuni Sistem hidran Api di dalam Ketidakmampuan Penyediaan hidran di cepat meluas pemadaman di masing- dalam masing ruang dan lantai Api di luar Pemadaman yang tidak Penyediaan hidran di luar akan melahap dapat menjangkau ke luar lain Alat pemadam api Api sulit dipadamkan Penghuni sulit Penyediaan alat pemadam portable / APAR memadamkan secara cepat api portable / APAR di ketika api meluas setiap ruangan dan lantai Alat pemadam Api sulit dipadamkan Tidak adanya alat pemadam Penyediaan alat pemadam khusus khusus khusus di setiap ruangan dan lantai sesuai kategori fungís Sistem pengendalian Api cepat menyebar di Tidak adanya sistem Menyempurnakan desain asap setiap ruangan, lantai pengendalian asap di dalam dengan dan massa melengkapi sistem pengendalian asap Sistem Daya Listrik Listrik padam ketika Tidak adanya sistem listrik Melengkapi Darurat terjadi cadangan dengan sistem daya listrik Sulit melakukan Seluruh gelap cadangan yang berfungsi evakuasi penyelamatan tertutup asap ketika otomatis ketika sistem terjadi daya listrik utama padam Risiko Proteksi Pasif Bangunan Risiko Dampak Penyebab Treatment Bahan Elemen Kualitas bahan Pemilihan bahan 6

yang tidak tahan api runtuh dan tidak rendah yang tepat mampu menahan beban berdasarkan kemampuan akibat mencegah dan menanggulangi risiko untuk melengkapai dan menyempurnakan desain Kurangnya kreativitas Ada uji awal bahan pemilihan bahan terpilih untuk yang tepat untuk mampu memastikan kualitas mencegah & bahan menanggulangi bahaya Arsitektonis Bangunan tidak mampu Penghuni sulit memahami Mendisain & melayani proses ruang di dalam dan di luar yang mampu penyelamatan untuk mengarahkan penghuni menyelamatkan diri untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bahaya. Proteksi Struktur Kualitas struktur Meningkatkan kreativitas struktural runtuh ketika buruk dan tidak mampu desain struktur terjadi menahan beban akibat yang mampu mencegah dan menanggulangi Penghuni terjebak di Desain struktur bahaya dalam ketika buruk dan tidak mampu terjadi menahan beban Risiko Manajemen Penanggulangan Kebakaran Lingkungan Risiko Dampak Penyebab Treatment Tidak adanya desain wilayah manajemen Manusia di dalam dan di tidak peduli/aware terhadap 7

Tidak adanya perencanaan pos pemadam Tidak adanya rencana induk sistem (environment fire protection master plan) Prasarana Lingkungan yang buruk Tidak adanya sarana Tidak adanya rganisasi Tidak adanya tata laksana operasional Tidak adanya Bangunan dan tidak mampu mencegah dan menanggulangi behaya yang terjadi, dan ketika terjadi maka bahaya akan timbul secara cepat dan meluas keselamatan akibat bahaya Desain di yang kurang saling mendukung untuk menciptakan kondisi yang aman terhadap bahaya Kurangnya kesiapan sarana dan prasarana serta yang saling mendukung untuk mampu mencegah dan menanggulangi bahaya Meningkatkan kepedulian/awarenes manusia pada dan untuk selalu siap terhadap bahaya yang dapat terjadi setiap waktu serta meningkatkan kualitas desain dan yang holistik, sehingga mampu secara bersama-sama mencegah dan menanggulangi risiko yang dapat terjadi setiap waktu 8

sumber daya manusia dan pendidikan pelatihan Tidak adanya peran serta satuan relawan (satlakar) masyarakat KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dalam penulisan ini, yaitu: 1. Risiko-risiko yang diakibatkan dari bahaya pada desain perumahan dan permukiman di DKI Jakarta, adalah: a. Risiko Proteksi Aktif Bangunan b. Risiko Proteksi Pasif Bangunan c. Risiko Manajemen Keselamatan 2. Konsep desain keselamatan terhadap risiko yang holistik pada perumahan dan permukiman di DKI Jakarta, yaitu mampu mengintegrasikan keselamatan penghuni, kemampuan seluruh elemen, dan potensi secara menyeluruh untuk dapat bersama-sama mencegah dan menanggulangi bahaya yang dapat terjadi setiap waktu DAFTAR PUSTAKA 1. Adventus: April 2003, Disain Kota Jakarta Tahan Api, Jurnal Scientia STTS Surabaya, ISSN 1412-422X, Volume 2 Nomor 2 2. AS/ZNS 4360 3. Cheong, S, Y. The Singapore Fire Code. Workshop Proceeding Introduction to Life Safety Code NFPA 101, Jakarta, 17-18 Januari 2007 4. Cheong, S, Y. Approaches to Performance Based Fire Code. Workshop Proceeding Introduction to Life Safety Code NFPA 101, Jakarta, 17-18 Januari 2007 5. Cheong, S, Y. Life Safety Code NFPA 101. Workshop Proceeding Introduction to Life Safety Code NFPA 101, Jakarta, 17-18 Januari 2007 6. Gemeny, Reiss.: May 2001, Up To Snuff, Journal of Consulting-Specifying Engineer, ISSN : 0892-5046, Vol. 29, P. 26 7. Greg: July 2000, Developments in Performance Based Building Codes & Standards, Forest Products Journal, ISSN : 0015-7473, Vol. 50, P. 12 8. NFPA. Life Safety Code NFPA 101, NFPA, 2000 Edition 9. Undang-Undang Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002 9