PENENTUAN PRODUKSI OPTIMAL USAHATANI JAGUNG, CABAI DAN KACANG PANJANG DENGAN PENDEKATAN MAKSIMISASI KEUNTUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI LAHAN USAHATANI TOMAT DAN MENTIMUN DENGAN KENDALA TENAGA KERJA (PENDEKATAN PROGRAM LINIER)

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

STUDI BANDING RESIKO EKONOMI USAHATANI PEPAYA VARIETAS THAILAND DAN HAWAII

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS PADA TINGKAT KELUARGA TANI (Studi Kasus di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegera)

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LIMBO MAKMUR KECAMATAN BUMI RAYA KABUPATEN MOROWALI

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

Kata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. dari pertanian. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha untuk

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

72 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI TOMAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN API-API KECAMATAN BONTANG UTARA

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans P) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

ABSTRACT. Key words: Farming business, labor s productivity, farmer s income.

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Transkripsi:

Produksi Optimal Usahatani Jagung, Cabai dan Kacang Panjang (Tetty Wijayanti) 1 PENENTUAN PRODUKSI OPTIMAL USAHATANI JAGUNG, CABAI DAN KACANG PANJANG DENGAN PENDEKATAN MAKSIMISASI KEUNTUNGAN (The Determination Optimal Production of Maize, Chill and Long Bean Farming with Profit Maximization Approach) Tetty Wijayanti Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123 Telp : (0541) 749130 : E-mail : sosek-unmul@cbn.net.id ABSTRACT The purpose of this research was to know optimal production of maize, chili and long bean farming with profit maximization approach. This research was done from March to June 2007 in Sub-district Sungai Siring and District of North Samarinda. The analysis method used linier programming. Primary and secondary used in this research. The result of this research showed in maize and chili fanning, the optimal production of maize 747,90 kg and chili 1.222,20 kg. In maize and long bean farming the optimal production of maize 862,20 kg and long bean 1.153,80 kg. In chili and long bean fanning the optimal production of chili 1.222,20 kg and long bean 249,30 kg. Key words: determination, production, profit. PENDAHULUAN Produksi usahatani beberapa tanaman pangan seperti jagung, cabai dan kacang panjang dapat dilakukan beberapa kali dalam satu tahun. Menurut Rukmana (1997), produksi utama usahatani tanaman jagung adalah biji. Biji jagung merupakan sumber karbohidrat yang potensial untuk bahan pangan ataupun non pangan. Produksi sampingan berupa batang, daun dan kelobot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ataupun pupuk kompos. Jagung varietas unggul mempunyai potensi hasil antara 4,50-5,70 ton/ha/mt, bahkan varietas jagung hibrida dapat mencapai lebih dari 6,00 ton/ha/mt. Menurut Pracaya (1994), cabai mempunyai banyak kegunaan, diantaranya untuk sambal, acar, bumbu masak, lalab, untuk bahan obat-obatan dan sebagainya. Cabai tidak hanya mengandung zat yang rasanya pedas, tetapi juga banyak mengandung vitamin dan mineral yang berguna untuk kesehatan tubuh manusia. Setiap pohon tanaman cabai besar, jika tanaman tersebut sehat dan subur, dapat menghasilkan ± 2,00 kg. Rata-rata hasil produksi cabai adalah 15,00-20,00 ton/ha/mt. Kacang panjang merupakan sayuran polong yang digemari oleh masyarakat luas. Kacang panjang dipromosikan sebagai sumber protein nabati bagi penduduk. Kandungan protein kacang panjang cukup tinggi yaitu 22,30% dalam biji kering, 4,10% pada daun, dan 2,70% pada polong muda. Potensi hasil yang dapat dicapai oleh varietas unggul yang dikelola secara intensif cukup tinggi, yakni sekitar 20,00 ton polong muda/ha atau lebih. Hasil rata-rata kacang panjang tipe tegak (kacang tunggak dan lain-lain) masih sangat rendah antara 0,40-1,20 ton biji kering/ha. Pada skala penelitian, daya hasil kacang hibrida (busitao) dapat mencapai antara 4,00-5,00 ton polong muda/ha/mt (Rukmana, 1995). Dalam pelaksanaan usahatani, petani harus mempunyai pertimbangan dalam berproduksi agar memperoleh keuntungan yang terbaik. Keuntungan yang terbaik atau maksimum dicapai pada saat tingkat produksi optimal. Menurut Sudarsono (1995), untuk memperoleh tingkat produksi optimal produsen haruslah memperhitungkan jumlah produksi, di mana pada jumlah tersebut telah berada pada posisi keseimbangan atau untung dan jika dikurangi/ditambah justru akan rugi. Tingkat produksi optimal terjadi pada saat kegiatan produksi memberikan selisih paling besar antara penerimaan dan biaya. Penggunaan biaya yang efisien tentunya merupakan langkah awal dalam penentuan produksi yang optimal. Menurut Soekartawi (2003), keuntungan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan total penerimaan dengan mempertahankan total biaya yang tetap. Usaha memaksimumkan keuntungan untuk menentukan tingkat produksi dapat dilakukan dengan menggunakan program linear. Menurut Soekartawi (1995), dalam program linear yang dimaksud dengan "memaksimumkan" adalah memaksimumkan

EPP.Vol.5.No.1.2008:1-7 2 keuntungan. Artinya bagaimana keuntungan yang diperoleh melalui proses produksi dapat setinggi mungkin untuk mendapatkan produksi yang optimum. Kelurahan Sungai Siring merupakan suatu. wilayah yang terletak di Kecamatan Samarinda Utara, memiliki luas wilayah 15.828,00 km 2 di mana dari luasan tersebut sebesar 15.541,00 km 2 merupakan areal pertanian. Daerah tersebut merupakan salah satu wilayah di Samarinda yang merupakan wilayah pertanian, walaupun daerah penyebaran pertaniannya kurang merata, namun sebagian besar penduduknya adalah petani. Tanaman yang diusahakan petani di Kelurahan Sungai Siring sangat beragam namun pada umumnya merupakan jenis sayuran. Tingkat produktivitas tanaman jagung 1.280,00 kg/ha/mt, tanaman cabai 1.800,00 kg/ha/mt dan kacang panjang 1.333,33 kg/ha/mt. Hasil kegiatan usahatani tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari tetapi hasil produksi juga untuk dijual (Kelurahan Sungai Siring, 2006). Dari sekian banyak jenis tanaman yang diusahakan petani di Kelurahan Sungai Siring yang dominan diusahakan adalah tanaman jagung, cabai dan kacang panjang. Petani umumnya menanarn lebih dari satu jenis tanaman, sehingga biaya produksi untuk suatu kegiatan usahatani kadangkala juga untuk usahatani yang lain. Tingkat produksi optimal untuk masing-masing usahatani belum diketahui secara pasti karena tingginya tingkat keanekaragaman jenis usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi yang optimal berdasarkan pendekatan maksimisasi keuntungan pada usahatani jagung, cabai dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara Provinsi Kalimantan Timur. METODE PENELITIAN Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai tujuan penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus, di mana jumlah responden adalah 24 KK. Hal ini disebabkan petani yang mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman di Kelurahan Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara sebanyak 24 orang. Usahatani jagung, cabai dan kacang panjang dipilih sebagai obyek penelitian ini karena usahatani tersebut dominan diusahakan oleh 24 orang tersebut. Menurut Subana dan Sudrajat (2001), sensus adalah cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil seluruh anggota populasi itu untuk diambil datanya. Persamaan matematis program linier untuk fungsi tujuan dan kendala usahatani jagung (X 1 ) dan cabai (X 2 ) Maksimisasi Z = C 1 X l + C 2 X 2 Kendala: Lahan a 11 X l + a 12 X 2 b l a 21 X l b 2 a 32 X 2 b 3 Pupuk a 41 X l + a 42 X 2 b 4 Pestisida a 5I X 1 + a 52 X 2 b 5 X 1, X 2 0,00 (Syarat non negative) Persarnaan matematis fungsi tujuan dan kendala usahatani jagung (X 1 ) dan kacang panjang (X 3 ) Maksimisasi Z = C 1 X l + C 3 X 3 Kendala: Lahan a 11 X l + a 13 X 3 b l a 21 X l b 2 panjang a 33 X 3 b 3 Pupuk a 41 X l + a 43 X 3 b 4 Pestisida a 51 X 1 + a 53 X 3 b 5 X 1, X 3 0,00 (Syarat non negative) Persamaan matematis fungsi tujuan dan kendala usahatani cabai (X 2 ) dan kacang panjang (X 3 ) Maksimisasi Z = C 2 X 2 + C 3 X 3 Kendala: Lahan a 12 X 2 +a 13 X 3 b 1 a 22 X 2 b 2 panjang a 33 X 3 b 3 Pupuk a 42 X 2 + a 43 X 3 b 4 Pestisida a 52 X 2 + a 53 X 3 b 5 X 2, X 3 0,00 (Syarat non negative) di mana: Z = keuntungan maksimum; C j = hasil produksi jagung (C 1 ), hasil produksi cabai (C 2 ) dan hasil produksi kacang panjang (C 3 ); X j = tingkat produksi optimal usahatani jagung (X 1 ), cabai (X 2 ) dan kacang a ij Panjang (X 3 ); = tingkat penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung, cabai dan kacang panjang meliputi lahan (a 1i ), benih jagung (a 2i ), benih cabai (a 3i ), benih kacang panjang (a 4i ), pupuk (a 5i ) dan pestisida (a 6i ); b i = kapasitas faktor produksi lahan (b l ), benih jagung (b 2 ), benih cabai (b 3 ), benih kacang panjang (b 4 ), pupuk (b 5 ) dan pestisida (b 6 ).

Produksi Optimal Usahatani Jagung, Cabai dan Kacang Panjang (Tetty Wijayanti) 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Usahatani Jagung dan Cabai Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas tanam jagung di Kelurahan Sungai Siring adalah 0,40 ha/mt. Rata-rata luas tanam cabai adalah 0,20 ha/mt. Rata-rata petani menggunakan benih jagung sebesar 0,90 kg/mt dan benih cabai sebesar 0,40 kg/mt. Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan untuk usahatani jagung 62,30 kg/mt dan cabai 61,90 kg/mt. Rata-rata penggunaan pestisida untuk usahatani jagung adalah 664,60 ml/mt dan cabai 881,90 ml/mt. Rata-rata kapasitas lahan, benih jagung, benih cabai, pupuk dan pestisida adalah 1,30 ha/mt, 2,00 kg/mt, 1,10 kg/mt, 201,60 kg/mt dan 2.696,20 ml/mt (Tabel 1). Tabel 1. Penggunaan dan kapasitas faktor produksi serta keuntungan usahatani jagung dan cabai di Kelurahan Sungai Siring tahun 2006. Kebutuhan faktor Kapasitas produksi per kg Jagung Cabai Lahan (ha/mt) 0,0004 0,0005 1,30 (kg/mt) 0,0007 2,00 (kg/mt) 0,0009 1,10 Pupuk (kg/mt) 0,10 0,10 201,60 Pestisida (ml/mt) 0,50 1,90 2.696,20 Keuntungan 1.814,50 8.658,50 Jika petani melakukan usahatani jagung dan cabai pada satu lahan yang sama dan kendala yang dihadapi yaitu lahan, benih jagung, benih cabai, pupuk dan pestisida, maka persamaan program linier untuk masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Maksimisasi Z = 1.814,50X 1 + 8.658,50X 2 Kendala : Lahan 0,0004X 1 + 0,0005 X 2 1,30 0,0007 X 1 2,00 0,0009 X 2 1,10 Pupuk 0,10X 1 + 0,10X 2 201,60 Pestisida 0,50X 1 + 1,90X 2 2.69 X 1 dan X 2 0 Keuntungan maksimum yang mungkin diperoleh dari usahatani jagung dan cabai di Kelurahan Sungai Siring berdasarkan persamaan di atas adalah Rp. 11.939.780,00 jika tingkat produksi jagung adalah 747,90 kg/mt dan cabai adalah 1.222,20 kg/mt. Jika jumlah produksi yang dihasilkan kurang dari tingkat produksi optimal maka keuntungan maksimum menjadi lebih kecil dari Rp.11.939.780,00. yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan maksimum antara lain lahan seluas 0,90 ha/mt, benih jagung 0,50 kg/mt, benih cabai 1,10 kg/mt, pupuk 197,00 kg/mt dan pestisida 2.696,20 ml/mt. Tabel 2. Peubah pengambilan keputusan usahatani jagung dan cabai. Produksi optimal (kg/mt) Nilai Produk Marginal Jagung 747,90 0,00 Cabai 1.222,20 0,00 Surplus HB (Rp) Lahan (ha/mt) 0,40 0,00 (kg/mt) 1,50 0,00 (kg/mt) 0,00 1.959.333,40 Pupuk (kg/mt) 4,60 0,00 Pestisida (ml/mt) 0,00 3.629,00 Selang koefisien fungsi tujuan K AD AI Jagung 1.814,50 464,10 1.814,50 Cabai 8.658,50 TB 1.763,40 Selang nilai kanan fungsi kendala NK AI AD Lahan (ha/mt) 1,30 TB 0,30 (kg/mt) 2,00 TB 1,50 (kg/mt) 1,10 0,20 0,01 Pupuk (kg/mt) 201,60 TB 4,60 Pestisida (ml/mt) 2.696,20 22,90 373,90 Keterangan : AI= allowable increase, AD= allowable decrease, NK= nilai kanan, HB= HargaBayangan, K= Keuntungan, TB= Tanpa Batas. Nilai produk marginal (NPM) adalah tambahan nilai produk (keuntungan) akibat tambahan faktor produksi. Data pada tabel di atas menunjukkan nilai NPM adalah 0,00 berarti terjadi penambahan nilai produk sebesar Rp. 0,00 akibat adanya penambahan jumlah faktor produksi. Tingkat produksi sudah optimal maka tidak perlu ditambah lagi karena jika ditambah, keuntungan yang dihasilkan akan menurun dan dapat menyebabkan kerugian. Selama keuntungan hasil produksi jagung dan cabai berada di antara selang yaitu batas atas dan bawah, maka tingkat produksi optimal yang sudah ditentukan berdasarkan hasil analisis data jumlah produksi jagung sebesar 747,90 kg/mt dan produksi cabai sebesar 1.222,20 kg/mt tetap dapat digunakan sebagai acuan oleh petani agar dapat dicapai keuntungan maksimum Tabel 2). Nilai surplus menunjukkan kapasitas yang tidak terpakai. Hasil analisis menunjukkan nilai surplus benih cabai dan pestisida adalah 0,00 berarti tidak ada kelebihan kapasitas, dengan kata lain untuk mencapai keuntungan maksimum maka semua benih cabai dan pestisida harus digunakan. Pada lahan ada

EPP.Vol.5.No.1.2008:1-7 4 surplus 0,40 ha/mt, benih jagung 1,50 kg/mt, dan pupuk 4,60 kg/mt. Jumlah lahan, benih jagung dan pupuk yang digunakan jika ingin mencapai keuntungan maksimum harus lebih kecil dari jumlah yang dimiliki petani. Harga bayangan/nilai produk marginal untuk kegiatan disposal yaitu perubahan nilai fungsi tujuan (pada kasus ini adalah keuntungan) akibat perubahan kapasitas (dalam hal ini kendala yaitu lahan, benih jagung, benih cabai, pupuk dan pestisida). Harga bayangan dari tiap sumber menunjukkan berapa harga per unit (maksimum) yang bersedia dibayar untuk menaikkan alokasi sumber tersebut. Harga bayangan dari tiap kendala (luas lahan, benih jagung, benih cabai, pupuk dan pestisida) sama dengan imbalan dari tiap surplus variabel yang sesuai. Bila peningkatan jumlah sumberdaya melebihi batas tertentu maka kemungkinan akan menjadi infeasible atau melanggar batasan X i 0. Harga bayangan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan baik bagi petani. Jika petani ingin menambah lahan, benih jagung, benih cabai, pupuk dan pestisida untuk usahatani jagung dan cabai maka petani tersebut harus menghitung harga beli faktor produksi tersebut, tidak boleh lebih dari harga bayangan dan jumlah yang digunakan harus berada di antara selang batas atas dan bawah. Nilai harga bayangan pada kendala lahan menunjukkan bahwa bila surplus lahan jagung dan cabai dalam hal ini 0 ha dinaikkan 1,00 ha (lahan yang tidak digunakan meningkat dan lahan yang dialokasikan akan berkurang dari kapasitas lahan jagung dan cabai 1,30 ha/mt menjadi 0,30 ha/mt), maka fungsi tujuan (keuntungan maksimum = Rp. 11.939.780,00) akan turun sebesar Rp. 0,00 menjadi Rp. 11.939.780,00-0,00 = Rp. 11.939.780,00. Dengan hanya memiliki 1,30 ha/mt lahan, petani masih memiliki surplus yang tidak digunakan untuk memproduksi usahatani jagung dan cabai sebesar 0,40 ha/mt. Guna mendapatkan tambahan lahan untuk produksi jagung dan cabai, maka petani harus mau membayar maksimum sebesar Rp.0,00/ha, jika lebih maka petani akan rugi. Nilai harga bayangan pada kendala benih jagung menunjukkan bahwa bila surplus benih jagung dalam hal ini 0 kg dinaikkan 1,00 kg (benih jagung yang tidak digunakan meningkat dan benih jagung yang dialokasikan akan berkurang dari kapasitas benih cabai 2,00 kg menjadi 1,00 kg), maka fungsi tujuan akan turun sebesar Rp. 0,00 menjadi Rp. 11.939.780,00 0,00 = Rp. 11.939.780,00. Tidak terjadi penurunan keuntungan, karena dengan hanya memiliki kapasitas 2,00 kg/mt masih memiliki surplus 1,50 kg/mt. Guna mendapatkan tambahan benih jagung, maka petani harus mau membayar maksimum sebesar Rp.0,00/kg, jika lebih maka petani akan rugi. Nilai harga bayangan pada kendala benih cabai menunjukkan bahwa bila surplus benih cabai dalam hal ini 0 kg dinaikkan 1,00 kg (benih cabai yang tidak digunakan meningkat dan benih cabai yang dialokasikan akan berkurang dari kapasitas benih cabai 1,10 kg menjadi 0,10 kg). Maka fungsi tujuan akan turun sebesar Rp. 1.959.333,40 menjadi Rp. 11.939.780,00 Rp.1.959.333,40 = Rp. 9.980.446,60. Guna mendapatkan tambahan benih cabai untuk produksi cabai maka petani harus mau membayar maksimum sebesar Rp. 1.959.333,40/kg benih cabai, jika lebih maka petani akan rugi. Nilai harga bayangan pada kendala pupuk menunjukkan bahwa bila surplus pupuk dalam hal ini 0 kg dinaikkan 1,00 kg (pupuk yang tidak digunakan meningkat dan pupuk yang dialokasikan akan berkurang dari kapasitas pupuk 201,60 kg menjadi 200,60 kg), maka keuntungan akan turun sebesar Rp. 0,00 menjadi Rp. 11.939.780,00 0,00 = Rp. 11.939.780,00. Tidak terjadi penurunan keuntungan, karena dengan hanya memiliki kapasitas 201,60 kg/mt masih memiliki surplus 4,60 kg/mt. Guna mendapatkan tambahan pupuk untuk produksi jagung dan cabai maka petani harus mau membayar maksimum sebesar Rp.0,00/kg, jika lebih maka petani akan rugi. Nilai harga bayangan pada kendala pestisida menunjukkan bahwa bila surplus pestisida dalam hal ini 0 ml dinaikkan 1,00 ml (pestisida yang tidak digunakan meningkat dan pestisida yang dialokasikan akan berkurang dari kapasitas pestisida 2.696,20 ml menjadi 2.965,20 ml). Maka keuntungan akan turun sebesar Rp. 3.629,00 menjadi Rp. 11.939.780,00 Rp.3.629,00 = Rp. 11.936.151,00. Guna mendapatkan tambahan pestisida untuk produksi jagung dan cabai maka petani harus mau membayar maksimum sebesar Rp. 3.629,00/ml pestisida, jika lebih maka petani akan rugi. Usahatani Jagung dan Kacang Panjang Beberapa petani di Kelurahan Sungai Siring melakukan usahatani jagung dan kacang panjang pada lahan yang sama. Rata-rata lahan yang dimiliki petani adalah seluas 1,30 ha/mt. Rata-rata hasil produksi jagung 1.121,30 kg/mt dengan rata-rata luas tanam 0,40 ha/mt. Ratarata hasil produksi kacang panjang 346,60 kg/mt dengan rata-rata luas tanam 0,20 ha/mt (Tabel 3).

Produksi Optimal Usahatani Jagung, Cabai dan Kacang Panjang (Tetty Wijayanti) 5 Tabel 3. Penggunaan dan kapasitas faktor produksi serta keuntungan usahatani jagung dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring tahun 2006. Penggunaan Kebutuhan faktor produksi per kg Kacang Jagung panjang Kapasitas Lahan (ha/mt) 0,0004 0,0005 1,30 (kg/mt) 0,0007 2,00 panjang (kg/mt) 0,001 1,50 Pupuk (kg/mt) 0,05 0,08 201,60 Pestisida (ml/mt) 0,50 1,50 2.696,20 Keuntungan 1.814,50 3.986,40 Persamaan program linier untuk kegiatan usahatani jagung dan kacang panjang adalah: Maksimisasi Z = 1.814,50X 1 + 3.986,40 X 3 Kendala : Lahan 0,0004 X 1 + 0,0005 X 3 1,30 0,0007 X 1 2,00 panjang 0,001 X 3 1,50 Pupuk 0,10X 1 + 0,10X 3 < 201,60 Pestisida 0,50X 1 + 1,50X 3 2.696,20 X 1 dan X 3 0 Keuntungan maksimum usahatani jagung dan kacang panjang adalah Rp 6.164.070,00 diperoleh saat jumlah jagung yang diproduksi 862,20 kg/mt dan jumlah kacang panjang 1.153,80 kg/mt. yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan maksimum antara lain lahan seluas 0,90 ha/mt, benih jagung 0,60 kg/mt, benih kacang panjang 1,50 kg/mt, pupuk 201,60 kg/mt dan pestisida 2.161,80 ml/mt. Dengan kapasitas faktor produksi yang ada, petani masih memiliki lahan seluas 0,40 ha/mt, benih jagung 1,40 kg/mt dan pestisida 534,40 ml/mt yang tidak perlu digunakan jika ingin mencapai keuntungan maksimum. Tingkat produksi optimal masih dapat dipertahankan walaupun terjadi perubahan tingkat keuntungan. Selama perubahan tingkat keuntungan berada pada batas atas dan batas bawah yang diperkenankan maka tingkat produksi optimal tidak akan mengalami perubahan (Tabel 4). Harga maksimum yang harus dibayarkan untuk menambah kapasitas benih kacang panjang dan pestisida berturut-turut adalah Rp 1.670.692,30/kg dan Rp 18.145,00/ml. Jika petani ingin menambah kapasitas faktor produksi, maka jumlah penambahan harus berada di antara selang batas atas dan batas bawah. Tabel 4. Peubah pengambilan keputusan untuk usahatani jagung dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring. Produksi optimal (kg/mt) Nilai Produk Marginal Jagung 862,20 0,00 Kacang panjang 1.153,80 0,00 Surplus HB (Rp) Lahan (ha/mt) 0,40 0,00 (kg/mt) 1,40 0,00 panjang (kg/mt) 0,00 1.670.692,30 Pupuk (kg/mt) 0,00 18.145,00 Pestisida (ml/mt) 534,40 0,00 Selang koefisien fungsi tujuan AD K AI Jagung 1.814,50 2.171,90 1.814,50 Kacang panjang 3.986,40 TB 2.171,90 Selang nilai kanan NK AI AD Lahan (ha/mt) 1,30 TB 0,40 (kg/mt) 20,00 TB 1,40 panjang (kg/mt) 1,50 0,70 1,50 Pupuk (kg/mt) 201,60 94,60 86,20 Pestisida (ml/mt) 2.696,20 TB 534,40 Keterangan : AI= allowable increase, AD= allowable decrease, NK= nilai kanan, HB= Harga Bayangan, K= keuntungan, TB= Tanpa Batas. Usahatani Cabai dan Kacang Panjang Beberapa petani melaksanakan usahatani cabai dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring. Rata-rata keuntungan yang dihasilkan dari penjualan cabai hasil produksi tersebut adalah Rp. 8.658,50/kg. Rata-rata keuntungan dari hasil penjualan kacang panjang sebesar Rp. 3.986,40/kg. Keuntungan maksimum pada usahatani cabai dan kacang panjang dapat dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan faktor produksi (Tabel 5). Produksi optimal usahatani cabai adalah 1.222,20 kg/mt dan kacang panjang 249,30 kg/mt dengan keuntungan maksimum yang diperoleh Rp. 11.576.500,00. Keuntungan maksimum dapat dicapai dengan menggunakan lahan seluas 0,70 ha/mt, benih cabai 1,10 kg/mt, benih kacang panjang 0,30 kg/mt, pupuk 147,20 kg/mt, dan pestisida 2.696,20 ml/mt. Selama keuntungan penjualan cabai minimum Rp. 5.049,40/kg maka tingkat produksi optimal tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi petani. Tingkat produksi optimal tersebut tetap dapat digunakan jika keuntungan dari hasil penjualan kacang panjang tidak lebih dari Rp 6.835,70/kg.

EPP.Vol.5.No.1.2008:1-7 6 Tabel 5. Penggunaan dan kapasitas faktor produksi serta keuntungan usahatani cabai dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring tahun 2006. Penggunaan Kebutuhan faktor produksi per kg Kacang Cabai panjang Kapasitas Lahan (ha/mt) 0,0005 0,0005 1,30 (kg/mt) 0,0009 1,10 panjang (kg/mt) 0,001 1,50 Pupuk (kg/mt) 0,10 0,08 201,60 Pestisida (ml/mt) 1,90 1,50 2.696,20 Keuntungan 8.658,50 3.986,40 Tabel 6. Peubah pengambilan keputusan untuk usahatani cabai dan kacang panjang di Kelurahan Sungai Siring. Produksi optimal (kg/mt) Nilai Produk Marginal Cabai 1.222,20 0,00 Kacang panjang 249,30 0,00 Surplus HB (Rp) Lahan (ha/mt) 0,60 0,00 (kg/mt) 0,00 4.010.066,80 panjang (kg/mt) 1,20 0,00 Pupuk (kg/mt) 54,40 0,00 Pestisida (ml/mt) 0,00 2.657,60 Selang koefisien fungsi tujuan AD K AI Cabai 8.658,50 TB 3.609,10 Kacang panjang 3.986,40 2.849,30 3.986,40 Selang nilai kanan NK AI AD Lahan (ha/mt) 1,30 TB 0,60 (kg/mt) 1,10 0,20 0,60 panjang (kg/mt) 1,50 TB 1,20 Pupuk (kg/mt) 201,60 TB 54,40 Pestisida (ml/mt) 2.696,20 816,70 373.90 Keterangan : AI= allowable increase, AD= allowable decrease, NK= nilai kanan, HB= Harga Bayangan, K=keuntungan, TB= Tanpa Batas. Persamaan linier untuk usahatani cabai dan kacang panjang dengan kendala lahan, benih cabai, benih kacang panjang, pupuk dan pestisida adalah : Maksimasi Z = 8.658,50X 2 + 3.986,40X 3 Kendala : Lahan 0,0005X 2 + 0,0005 X 3 1,30 0,0009X 2 1,10 panjang 0,001 X 3 1,50 Pupuk 0,10 2 + 0,08X 3 201,60 Pestisida 1,9X 2 + 1,5X 3 2.696,2 X 2 dan X 3 0 Faktor-faktor produksi dalam jumlah berlebihan adalah lahan, benih kacang panjang dan pupuk. tersebut dapat digunakan pada musim tanam berikutnya. Kepemilikan faktor produksi untuk kegiatan usahatani cabai dan kacang panjang hendaknya berada pada selang batas atas dan batas bawah. Luas lahan yang dimiliki petani agar dapat digunakan secara optimal minimum 0,70 ha/mt. yang dimiliki petani antara 0,50 kg/mt 1,30 kg/mt. panjang yang dimiliki minimum 0,30 g/mt. Kapasitas pupuk minimum 147,20 g/mt. Kapasitas pestisida antara 2.322,30 ml/mt - 3.512,90 ml/mt (Tabel 6). KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Jika usahatani jagung dan cabai dilakukan pada lahan yang sama maka produksi optimal jagung 747,90 kg/mt dan cabai adalah 1.222,20 kg/mt dan tingkat keuntungan maksimum Rp.11.939.780,00. Keuntungan maksimum tersebut dapat dicapai antara lain dengan menggunakan lahan seluas 0,90 ha/mt, benih jagung 0,50 kg/mt, benih cabai 1,10 kg/mt, pupuk 197,00 kg/mt dan pestisida 2.696,20 ml/mt. 2. Jika usahatani jagung dan kacang panjang dilakukan pada lahan yang sama maka produksi optimal jagung 862,20 kg/mt dan jumlah kacang panjang 1.153,80 kg/mt adalah dengan keuntungan maksimum sebesar Rp. 6.164.070,00. Keuntungan maksimum tersebut dapat dicapai antara lain dengan menggunakan lahan seluas 0,90 ha/mt, benih jagung 0,60 kg/mt, benih kacang panjang 1,50 kg/mt, pupuk 201,60 kg/mt dan pestisida 2.161,80 ml/mt. 3. Jika usahatani cabai dan kacang panjang dilakukan pada lahan yang sama maka produksi optimal cabai adalah 1.222,20 kg/mt dan kacang panjang 249,30 kg/mt dengan keuntungan maksimum yang diperoleh Rp. 11.576.500,00. Keuntungan maksimum tersebut dapat dicapai antara lain dengan menggunakan lahan seluas 0,70 ha/mt, benih cabai 1,10 kg/mt, benih kacang panjang 0,30 kg/mt, pupuk 147,20 kg/mt, dan pestisida 2.696,20 ml/mt.

Produksi Optimal Usahatani Jagung, Cabai dan Kacang Panjang (Tetty Wijayanti) 7 DAFTAR PUSTAKA Kelurahan Sungai Siring. 2006. Data monografi kelurahan. Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara. Pracaya. 1994. Bertanam cabai. Kanisius, Yogyakarta. Rukmana, R. 1995. Kacang panjang. Kanisius,Yogyakarta. Rukmana, R. 1997. Usahatani jagung. Kanisius,Yogyakarta. Soekartawi. 1995. Linear programming. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi. 2003. Agribinis teori dan aplikasinya. Rajawali Press, Jakarta. Subana,M dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar penelitian ilmiah. Pustaka Setia, Bandung. Sudarsono. 1995. Pengantar ekonomi mikro. LP3ES, Jakarta