BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan tanggal 21 oktober 2014, yaitu terhitung sejak

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian masyarakat berdampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi serta dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

PELAKSANAAN PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEMBERI GADAI DAN PENERIMA GADAI PADA PERUM PEGADAIAN CABANG COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

PELAKSANAAN GADAI SYARIAH PADA PERUM PEGADAIAN SYARIAH (Studi Kasus: Pegadaian Syariah Cabang Ujung Gurun Padang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam ibadah dan juga mu amalah (hubungan antar makhluk). Di antara

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB V PENUTUP. Dengan memperhatikan uraian bab pertama sampai bab keempat, maka. 1. Dalam pembiayaan al qardh selain ada perjanjian akad al qardh ada

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN AKAD RAHN

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan untuk menambah fungsi dari bank selain fungsi bank yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar hidup saling tolong menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang mampu harus menolong orang yang tidak mampu. Bentuk tolong menolong itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya. Manusia terkadang tidak mampu mengatasi masalah kesulitan seperti persoalan perekonomian. Mereka memerlukan pinjaman uang kepada seseorang atau pihak tertentu, di mana biasanya pinjaman itu harus disertai dengan barang jaminan. Hak gadai menurut KUH Perdata diatur dalam buku II bab XX pasal 1150-1161 menyatakan bahwa pihak yang menggadaikan dinamakan "pemberi gadai" dan yang menerima gadai dinamakan "penerima atau pemegang gadai". 1 Dalam hukum perdata mereka mengenal hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan. Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan senantiasa tertuju pada benda milik orang lain, mungkin terhadap benda bergerak atau benda tidak bergerak. Jika benda jaminan itu tertuju pada benda tidak bergerak, maka hak kebendaan tersebut berupa 1 Mariam Darus Badrul Zaman, Bab-bab Tentang Crediet Verband, Gadai dan Fiducia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991, h. 55. 1

2 hipotik 2, sedang jika benda jaminan itu tertuju pada benda bergerak maka hak kebendaan tersebut berupa gadai. 3 Gadai (rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas peminjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan harus memiliki nilai ekonomis, sedangkan tujuan akan rahn dalam perbankan adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. 4 Perjanjian gadai pada dasarnya merupakan perjanjian utang piutang, hanya saja dalam gadai ada barang yang dijadikan untuk jaminan. Hak gadai juga sebuah hak atas benda bergerak milik orang lain yang tujuannya bukanlah untuk memberikan kepada orang yang berhak gadai itu untuk menikmati dari benda tersebut tetapi hanyalah untuk memberikan kepadanya pelunasan suatu piutang (yang bersifat apapun juga) dan itu adalah jaminan yang lebih kuat daripada jaminan yang dimilikinya. Menurut aturan dasar pegadaian dalam KUH Perdata, barang-barang yang dapat digadaikan di lembaga itu hanyalah beberapa barang-barang bergerak tentunya dengan beberapa pengecualian. Dalam praktik, barangbarang yang lazim diterima oleh pihak pegadaian adalah barang-barang 2 Di dalam KUH Perdata pasal 1162 hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak yang dimiliki seseorang yang digunakan untuk jaminan atas peminjaman atas pelunasan utang. 3 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata; Hukum Benda, Yogyakarta: Liberty, 2000, h. 96. 4 Heri Sudarno, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi 2, Yogyakarta: Konosia, 2003, h. 68.

3 seperti; emas, permata, jam, sepeda, kain sutera atau barang-barang lain yang berharga. 5 Menurut Imam Ahmad, Ishaq, Al Laits dan Al Hasan, bahwa barang gadai berupa kendaraan yang dapat dipergunakan atau binatang ternak yang dapat diambil susunya, maka penerima gadai dapat mengambil manfa at dari kedua benda gadai tersebut. Disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. Sedangkan di dalam Mohamad Sholikul Hadi menjelaskan bahwa : Hak penggadai terhadap barang yang digadaikan hanya pada keadaan atau sifat kebendaannya yang mempunyai nilai, tetapi tidak pada guna pemanfaatan atau pemungutan hasilnya. Murtahin hanya berhak menahan barang gadai tetapi tidak berhak menggunakan atau memanfaatkan hasilnya, sebagaimana pemilik barang gadai tidak berhak menggunakan barangnya itu, tetapi sebagai pemilik apabila barang gadainya itu mengeluarkan hasil, maka hasil itu menjadi miliknya. 6 Diketahui pada dasarnya orang yang akan menggadaikan suatu barang kepada seseorang harus melalui suatu akad yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun hukum mengambil barang gadai oleh si pemegang gadai, lebih dahulu patut diketahui bahwa gadai itu bukan akad penyerahan milik suatu benda dan juga manfaatnya. Terkait dengan pegadaian ini, di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur praktik gadai suatu barang sebagai jaminan si peminjam sudah menjadi tradisi untuk memanfaatkan barang gadai tersebut. Hal ini berdasarkan pada hasil observasi awal di Desa Beringin Agung bahwa praktik pegadaian 55. 5 Suhrawardi, K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, h. 110. 6 Mohamad Sholikul Hadi, Pengadaian Syari ah,jakarta: Salemba Diniyah, 2003, h. 54-

4 tersebut sering dipraktikan dengan memberikan jaminan plasma kelapa sawit atau sering dikenal dengan istilah jual SHK (Sisa Hasil Kerja). SHK tersebut bukan hanya sekedar jaminan yang diberikan rahin kepada murtahin saja, melainkan SHK dipergunakan untuk diambil hasilnya dalam jangka waktu yang telah disepakati untuk melakukan kredit pembayaran hutang. Adapun permasalahan dalam praktik gadai yang ada di Desa Beringin Agung menurut pengamatan penulis lebih mengarah pada praktik spekulasi, sebab hasil SHK ini tidak menentu dalam setiap bulannya. Diketahui bahwa sistem plasma kelapa sawit di Desa Beringin Agung menggunakan jenis KKPA (Koperasi Kepada Pemilik Anggota) yaitu perijinan lahan plasma dan sertifikasi kebun plasma a/n kelompok atau koperasi, dan perjanjian kesepakatan lahan dan jumlah KK petani peserta plasma dengan pihak desa. Kemudian dibentuk kepengurusan perijinan dan legalitas koperasi petani plasma oleh Koperasi Unit Desa (KUD). SHK Plasma kelapa sawit ini biasanya dikeluarkan oleh suatu badan usaha sekitar 30 % sampai dengan 40 % bagi masyarakat pemilik lahan dan 60 % sampai dengan 70 % bagi pengelola lahan / badan usaha. SHK inilah yang dijadikan barang gadai bagi masyarakat jika memerlukan pinjaman. Setiap bulan uang pencairan dari SHK digunakan sebagai pembayaran angsuran dari pinjaman yang telah dilakukan. Persoalan menarik dari kasus ini adalah terkait hasil SHK yang tidak menentu setiap bulannya. Terkadang hasilnya bisa lebih besar dari nominal angsuran pinjaman, dan bisa juga menghasilkan uang yang lebih rendah dari

5 angsuran pinjaman. Semuanya bergantung pada nilai mata uang Dolar dan berdasarkan fluktuasi Indek Saham Gabung (ISG). Peneliti mengamati bahwa banyak masyarakat yang melakukan praktik gadai plasma tersebut mengaku merasa dirugikan. Baik dari sudut pandang Rahin yang merasa masa angsuran tersebut terlalu lama, sehingga nampak seperti dipermainkan dengan transaksi gadai ini. Maupun dari sudut pandang Murtahin yang merasa resiko ketidak-pastian SHK sebagai keuntungan dari transaksi gadai ini, sehingga nampak seperti transaksi spekulasi dan perjudian. Temuan permasalahan ini sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui penelitian dengan judul PRAKTIK GADAI PLASMA KELAPA SAWIT DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DI DESA BERINGIN AGUNG KECAMATAN TELAGA ANTANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana praktik gadai plasma kelapa sawit ditinjau dari hukum Islam di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur? 2. Apa dampak bagi masyarakat dari praktik gadai plasma kelapa sawit di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur? C. Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

6 1. Mendeskripsikan praktik gadai plasma kelapa sawit ditinjau dari hukum Islam di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur. 2. Mendeskripsikan dampak bagi masyarakat dari praktik gadai plasma kelapa sawit di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur. D. Manfaat penelitian Selain dari tujuan di atas, maka penelitian ini juga memiliki manfaat antara lain : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas dan syarat dalam menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1). 2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman atas praktik gadai plasma kelapa sawit di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur 3. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, bagi para praktisi yang berkecimpung dalam bidang perekonomian khususnya masyarakat muslim dalam bermuamalah. E. Penelitian Yang Relevan / Sebelumnya Berdasarkan hasil penelusuran yang peneliti lakukan, ditemui beberapa penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut : 1. SITI ZAINAB mahasiswi Jurusan Muamalah Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang tahun 2008 Melakukan penelitian dengan Judul Analisis Pendapat Imam Malik Tentang Penyelesaian Perselisihan Antara

7 Yang Menggadaikan Dengan Penerima Gadai Terhadap Barang Yang Rusak. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dan analisisnya menggunakan metode deskriptif analisis. Selain itu digunakan pula hermeneutika yaitu dalam hal ini bagaimana menjelaskan isi sebuah teks keagamaan kepada masyarakat yang hidup dalam tempat dan kurun waktu yang berbeda. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan meneliti sejumlah kepustakaan (library research), kemudian memilah-milahnya dengan memprioritaskan keunggulan pengarang. Data primernya yaitu karya Imam Malik yang berjudul al- Muwatta' sedangkan data sekunder, yaitu literatur pendukung lainnya yang relevan dengan judul di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Imam Malik, dalam masalah gadai dapat terjadi perselisihan antara yang menggadaikan dengan penerima gadai. Perselisihan tersebut dapat terjadi disebabkan rusaknya atau hilangnya barang gadai, sehingga yang menggadaikan dan pemegang gadai berselisih mengenai harga barang gadai dan nilai hutang. Menurut Malik maka penyelesaiannya adalah dengan menerima pengakuan dan keterangan dari pemegang gadai. Dalam hubungannya dengan penyelesaian perselisihan antara yang menggadaikan dengan penerima gadai, dasar hukum yang digunakan Malik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Malik sendiri dan dicantumkan dalam kitabnya yaitu al-muwatta'. Apabila dihubungkan dengan saat sekarang, bahwa konsep Imam Malik

8 masih relevan dengan praktik di Forum Pegadaian. Dalam kaitanya dengan Forum Pegadaian di Indonesia sejak berlakunya peraturan pemerintah No 10/1990, masalah gadai ditangani oleh perusahaan umum (Perum) Pegadaian. Perum Pegadaian merupakan suatu lembaga perkreditan yang bercorak khusus, yaitu bertugas memberi kredit secara hukum gadai. 7 2. NORHASANAH mahasiswi STAIN Palangka Raya Jurusan Syari ah Prodi Ekonomi Islam tahun 2011 yang melakukan penelitian dengan judul Penerapan Prinsip Syariah Pada Perusahaan Umum Pegadaian Syariah Cabang Kota Palangka Raya Penelitian ini berfokus kepada penerapan prinsip syariah pada Cabang Perum Pegadaian Syariah Jl. Dr. Murjani Kota Palangka Raya, untuk mengkaji masalah-masalah yaitu: 1. Apa prinsip syariah yang ada pada pegadaian syariah cabang Palangka Raya? 2. Bagaimana penerapan prinsip syariah di pegadaian syariah cabang Palangka Raya? 3. Apakah penerapan prinsip syariah berpengaruh terhadap perkembangan pegadaian syariah dan nasabah?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis yakni: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis apa prinsip syariah yang ada pada Pegadaian Syariah Cabang Palangka raya, untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan prinsip syariah di pegadaian syariah cabang Palangka Raya, 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah penerapan prinsip syariah berpengaruh terhadap perkembangan pegadaian 7 http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl-sitizainab-4004-1- 2103142.pdf diunduh pada tanggal 14 April 2014

9 syariah dan nasabah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh dari pimpinan cabang perum pegadaian syariah, karyawan dan nasabah. Metode pengumpulan data dengan data metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dengan pengumpulan data( collections), reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan(verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prinsip syariah yang ada pada pegadaian syariah yakni prinsip keadilan, tanggung jawab dan kebebasan, tolong-menolong, kerjasama, kejujuran. Dan penerapan prinsip syariah di pegadaian syariah tentang keadilan, tanggung jawab dan kebebasan, tolong menolong, kerjasama, kejujuran telah dilaksanakan di pegadaian syariah. Sedangkan pengaruh dari penerapan prinsip membawa dampak positif dengan penerapan tersebut pegadaian syariah berkembang pesat dan nasabah tidak membawa dampak negatif tetapi membawa nasabah untuk selalu bertransaksi di pegadaian syariah kota Palangka Raya. 8 3. UMI BAROROH mahasiswi Jurusan Muamalah Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang tahun 2010 Melakukan penelitian dengan Judul Analisis Hukum Islam Terhadap Pemanfaatan Barang Gadai Pada Pegadaian Cabang Kabupaten Kendal. Permasalahan pokok dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana praktik pemanfaatan barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Kabupaten 8 Norhasanah Skripsi Penerapan Prinsip Syariah Pada Perusahaan Umum Pegadaian Syariah Cabang Kota Palangka Raya, STAIN Palangka Raya, tahun 2011, h. v.

10 Kendal menurut hukum Islam. Pembahasan skripsi ini didasarkan pada suatu penelitian lapangan yang dilakukan di Perum Pegadaian Cabang Kabupaten Kendal. Adapun hasil penelitian ini yaitu : 1. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Cabang Kabupaten Kendal adalah jasa gadai, jasa taksiran, jasa titipan dan galeri. Secara umum, barang yang bisa dijadikan sebagai barang jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Kendal adalah kain, kendaraan, peralatan dapur, alat-alat elektronik, HP, dan perhiasan. 2. Barang jaminan yang ada pada Perum Pegadaian Cabang Kabupaten Kendal tidak semuanya dimanfaatkan. Kecuali hanya pada kendaraan bermotor untuk pemanasan mesin agar mesin tidak mengalami kerusakan. Menurut hukum Islam bahwa pemanfaatan barang gadai adalah boleh, hal ini sesuai dengan QS. Al-Baqarah: 283 dan Hadits. 9 Berdasarkan beberapa peneliti sebelumnya diketahui bahwa kajian penelitian pada penelitian 1, 2 dan 3, memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, persamaan penelitian ini yaitu samasama mengkaji tentang praktik pegadaian. Adapun perbedaan yang mendasari dari penelitian ini yaitu : 1. Pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada pegadaian SHK Plasma Sawit di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang. 9 http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005-umibaroroh.pdf diunduh pada tanggal 23 Februari 2014

11 2. Penelitian ini mengkaji praktik gadai plasma kelapa sawit ditinjau dari hukum Islam dan dampak bagi masyarakat Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur. F. Sistematika Penelitian Agar penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang telah di tetapkan maka skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun masih dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan BAB I : PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian sebelumnya, dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA, meliputi; Deskripsi Teoritis meliputi pengertian gadai, dasar hukum gadai, rukun dan syarat-syarat gadai, dan hak dan kewajiban gadai, akad perjanjian transaksi gadai, hukum pemanfaatan barang gadai dan pengertian gadai plasma kelapa sawit; dan Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN, yang meliputi waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, pengabsahan data dan analisis data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang meliputi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan berdasarkan permasalahan yang diangkat yaitu mendeskripsikan praktik gadai plasma kelapa sawit ditinjau dari hukum Islam, dan

12 mendeskripsikan dampak bagi masyarakat dari praktik gadai plasma kelapa sawit di Desa Beringin Agung Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur. BAB V : PENUTUP, meliputi kesimpulan, dan saran-saran.