Sukses dengan anak tangga pencitraa diri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Andri PT. BestProfit Futures - Malang 2014

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 4 BERPIKIR POSITIF

Standar Penampilan Pribadi.

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

THINK AND GROW RICH OLEH : NAPOLEON HILL HIGH ROAD MEDIA 2001 ISBN-13 :

Materi Minggu 1. Komunikasi

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB IV BENTUK KOMUNIKASI KONSELING DALAM AL QURAN

Strategi dan kiat-kiat untuk menuju kesuksesan!

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

Berpikir Benar, Berpikir Positif Oleh Elsa Sakina

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

Membentuk Karakter Cara Islam (ringkasan)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

Standar Kompetensi: Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan. Kompetensi Dasar: Memelihara standar penampilan pribadi.

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

Pendahuluan. Dedi Mahardi 1

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

BENTUK DASAR KOMUNIKASI. mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal

Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru

I. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

MENGEMBANGKAN INOVASI PEMIMPIN DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumarlam (2009:1) menjelaskan bahwa secara garis besar sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Komunikasi Bisnis. Modul ke: 12FEB. Wawancara Bisnis. Fakultas. Yeninda Parmariza S.Sos,MM. Program Studi S1.Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Jangan membiarkan, jangan mengundang iblis. (*Dengan Komentar Shifu) Dengan Pikiran Lurus manfaatkan waktu menyelamatkan manusia

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade*

29/05/2012 PRESENTASI ILMIAH. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2012 K14 MPPI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

Jalan hidup memang tak selamanya mudah, pasti ada tikungan, tanjakan, dan rintangan yang harus kita lewati. Tak usah takut kawan, hadapilah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi

"Berusaha... bekerja dengan tanganmu. " Powerpoint Templates Page 1

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

ETIKA ber-kkn UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO L/O/G/O.


IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Sukses dengan anak tangga pencitraa diri. Pengertian Pencitraan Diri Pencitraan merupakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan kemampuan dan menghasilkan suatu karya atau tingkah laku guna mencapai kesuksesan. Hukum menabur dan menuai mengatakan bahwa kita pasti akan menuai apa yang kita tanam. Bila kita menanam bibit padi, pasti kita akan menuai panenan padi. Tidak mungkin kita akan menuai jagung, 'kan? Akhir-akhir ini dikenal istilah pencitraan, hingga kemudian juga muncul politik pencitraan. Citra juga disebut kesan, pendapat, penilaian yang diberikan terhadap orang, sekelompok orang, organisasi atau bahkan negara. Pasti semua orang menyukai dicitrakan sebagai orang baik, atau berpribadi unggul. Orang yang memiliki citra baik akan teruntungkan dalam banyak hal. Oleh karena itu membangun citra diri menjadi penting. Berapapun besarnya dana yang harus dikeluarkan, asalkan masih terjangkau, akan dibayar. Dengan menggunakan kalkulasi pedagang, maka uang yang dibayarkan, pada suatu saat, akan kembali. Sebab dengan citra baik, maka akan banyak hal yang bisa dijual hingga mendatangkan uang. Citra baik selain mahal harganya juga tidak mudah diraih. Secara sederhana, agar dicitrakan sebagai pribadi baik, maka harus selalu tampil mantap. Jenis pakaiannya harus terpilih dan demikian pula potongannya. Penampilan harus memberi kesan tersendiri, tampak anggun misalnya. Dengan demikian, orang menjadi tertarik dan memberikan kesan positif. Demikian juga pikiran kita ibarat sebidang tanah yang subur, bila kita menanam bibit pikiran yang positif, pasti kita akan menuai buah pikiran yang positif. Demikian sebaliknya bila kita memikirkan sesuatu yang negatif, maka yang negatif lah yang akan datang.

Maka dari itu, keberhasilan seseorang dalam pekerjaan maupun dalam kehidupannya, sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka tanamkan pada pikirannya. Dan apa yang Anda bayangkan tentang diri Anda, itu sebetulnya Anda menanamkan suatu bibit pikiran ke dalam pikiran Anda, di mana apa yang Anda bayangkan pada akhirnya akan mengungkap siapa diri Anda atau menjadi citra diri Anda. Pada bukunya The Message of a Master, John McDonald mengatakan : "Suatu gambaran yang terukir dengan kuat dalam pikiran - apa pun bentuknya - akan muncul ke permukaan". Jadi apa pun yang Anda pikirkan dan menetap cukup kuat dan lama, maka itu yang akan menjadi siapa diri Anda. Dia akan muncul ke permukaan bila Anda selalu mengisi pikiran Anda dengan ketidakmampuan, ketidakcukupan, ketidakbahagiaan, kekesalan, dan kemiskinan; dan pikiran ini menetap dan mengakar pada pikiran Anda. Maka pikiran ini akan dimanifestasikan keluar menjadi realitas hidup Anda, dalam hal ini artinya Anda menanam bibit kegagalan, bukan bibit kesuksesan. Untuk hidup yang sukses, kita harus membangun citra diri yang positif, yaitu kita harusnya senantiasa menggambarkan diri sendiri sebagai orang yang sukses, merasakan di dalam hati kesuksesan itu, dan berperilaku seolah-olah Anda telah sukses. Ini yang seharusnya kita tanamkan dalam pikiran kita, sehingga terukir dan mengakar pada pikiran kita. Dan tentunya setiap hari harus kita sirami dengan keyakinan. Apa yang sudah mengakar kuat pada pikiran kita, akan menjadi kesadaran kita, maksudnya pikiran itu akan senantiasa muncul pada layar kesadaran kita dan kita akan selalu mengingatnya. Bila pikiran kita terisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan kesuksesan, dan ini selalu kita ingat pada pikiran kita, maka potensi yang tersembunyi di dalam diri kita akan bisa keluar dan termanifestasikan. Dan secara tidak Anda sadari, kreativitas itu akan mengalir dan bahkan aliran itu melimpah.

Selain itu, bila Anda telah fokus pada pikiran tentang kesuksesan, maka jalan itu akan terbuka sedikit demi sedikit, segala rintangan sudah pasti bisa Anda atasi dan pada akhirnya Anda bisa mencapai keberhasilan yang Anda inginkan. Bila Anda mengubah citra diri Anda menjadi lebih positif, Anda akan jauh lebih mudah mencapai sasaran atau tujuan itu tanpa harus mengeluarkan energi yang besar. Akhir kata, citra diri Anda bisa membuat Anda sukses atau gagal; bisa membuat Anda bahagia atau menderita. Ubahlah citra-citra Anda menjadi sedemikian positifnya. Maka kebebasan, kesuksesan dan kebahagiaan akan berada di genggaman tangan Anda. Dibawah ini kami akan mencoba untuk menjelaskan trik untuk menjadikan kepribadian Anda semakin menarik. Gunakan gaya bicara yang positif Gaya bicara yang negatif atau merendahkan diri sendiri, dengan cepat akan menempatkan Anda sebagai pribadi yang kurang punya rasa percaya diri. Contoh gaya bicara negatif dengan menggunakan label-label bermakna negatif misalnya: bodoh, tolol, brengsek, tidak punya otak, salah melulu, dan lain-lain. Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, gaya bicara negatif harus digantikan dengan gaya bicara positif. Gaya bicara positif meliputi gaya bicara dengan penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang positif. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan berusaha belajar berbicara secara positif tentang diri sendiri. Berani bertanggung jawab Ada orang yang percaya bahwa yang mengendalikan nasib mereka adalah diri mereka sendiri. Keberanian menyakini hal ini tentu saja memunculkan suatu tanggung jawab yang besar bahwa hal-hal buruk dan baik yang menimpa diri mereka tidak lain dan tidak bukan adalah berasal dari diri sendiri. Bukan dari hal-hal yang bersumber dari luar diri mereka. Keberanian bertanggung jawab ini juga menjadikan individu lebih percaya diri untuk mengambil alih hal-hal yang bisa menjadi tanggung jawab pribadinya. Kemampuan bertanggung jawab ini juga akan memunculkan sikap percaya diri dan pencitraan diri yang positif. Orang-orang yang tidak berani bertanggung jawab biasanya cenderung menganggap bahwa faktor-faktor di luar dirinya yang menentukan jalan hidupnya. Apabila ada keberhasilan, mereka mengatakan bahwa hal itu adalah keberuntungan semata. Dan sebaliknya bila ada kegagalan, mereka cenderung menyalahkan factor di luar dirinya atau akibat dari perbuatan orang lain. Kembangkan dinamika pribadi Untuk mengembangkan dinamika pribadi ada beberapa keterampilan diri yang perlu diasah antara lain: Ketampilan mengungkapkan perasaan dengan tegas, kemampuan menunjukkan ekspresi wajah yang ramah, kemampuan berbicara optimis, kemampuan menunjukkan sorot mata dan tingkah laku yang berwibawa melalui penampilan diri yang anggun, rapi dan bersih, pelajari etika pergaulan di tempat kerja yang baik.

Asah keterampilan, gunakan bahasa verbal dan non-verbal Bahasa verbal yang efektif misalnya: Hindari kata-kata dan suara jeda yang tidak perlu, misalnya : e... e..., buat kesimpulan yang didukung data dan bukan berdasar perasaan atau keyakinan saja, perlunya berbasa-basi walaupun jangan terlalu banyak, tunjukkan perhatian dengan menanyakan mengenai keadaan orang yang kita ajak bicara misalnya wajahnya tampak pucat hari itu dan lainlain. Bahasa non-verbal yang mengesankan meliputi: Ekspresi yang penuh semangat, cara berbusana yang sopan dan tampak profesional, penampilan wajah, dan tubuh yang menarik. Kembangkan pengetahuan yang memadai Dasar untuk tampil percaya diri adalah adanya pengetahuan yang menunjang dalam mencari alternatif-alternatif solusi untuk berbagai persoalan atau permasalahan. Intuisi memang penting tetapi membuat keputusan berdasar fakta lebih membantu dalam menumbuhkan percaya diri dan memunculkan citra diri yang lebih positif. Sebanyak mungkin dapatkan informasi tentang hal-hal yang sedang terjadi dalam dunia ini baik melalui TV, surat kabar, majalah, maupun internet. Bersikap fleksibel terhadap berbagai perubahan Tunjukkanlah sikap terbuka terhadap perubahan yang ada dalam perusahaan. Jangan berkesan negatif dengan mengungkapkan kata-kata seperti, "Percuma saja diubah-ubah juga akan kembali sama seperti dulu lagi" dan lain-lain. Tanggapi perubahan yang ada dengan optimis, dengan demikian kita akan terlihat sebagai orang yang memiliki citra diri positif dan kuat. Citra diri dan Kemampuan Lemahnya kemampuan seseorang tidak banyak dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan atau keterampilan, namun lebih banyak dipengaruhi oleh citra dirinya sendiri. Maxwell Maltz pernah mengatakan bahwa : kita secara harafiah di hipnotis oleh citra diri kita sendiri. Maksudnya bila Anda seorang penjual, dan Anda menggambarkan bahwa diri Anda tidak mungkin bisa berhasil menjual kepada seseorang prospek, maka apa yang Anda gambarkan ini akan benar-benar menjadi kenyataan bagi diri Anda. Bila Anda seorang pria muda, menaruh perhatian kepada seorang gadis manis, namun Anda membayangkan bahwa Anda bakalan di tolak oleh si gadis ini, maka perasaan Anda akan kecut, Anda akan tidak berani mendekati gadis ini apa lagi mengajaknya kencan. Bila Anda menjadi seorang wiraswastawan namun di dalam benak Anda tersimpan suatu pemikiran bahwa Anda tidak pantas atau layak menjadi wiraswastawan, bahkan di dalam pikiran Anda tersembunyi ide atau gagasan bahwa seorang wiraswastawan itu adalah penipu. Maka Anda akan mengalami kegagalan sebagai seorang wiraswastawan. Karena diri Anda menolak pekerjaan itu dan timbul pertentangan batin. Potensi keberanian / kemampuan Anda akan mendelep. Inilah kekuatan dari citra diri yang bisa mengendalikan kemampuan-kemampuan seseorang. Apa pun yang ingin Anda lakukan, Anda akan selalu merujuk kepada citra diri Anda,

bila citra diri Anda mengatakan Ya maksudnya apa yang Anda lakukan itu selaras dengan citra diri Anda, maka semua kemampuan dan potensi Anda akan muncul dan mendukung Anda. sebaliknya bila citra diri Anda menolak maka semua potensi dan kemampuan Anda akan mendelep. Anda akan merasa menjadi orang yang tidak bisa apa-apa hopeless. Kita seharusnya mengenali citra diri kita sendiri sebelum kita melakukan sesuatu, bila kita ingin melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu misalkan menjadi seorang guru, dan ternyata citra diri kita berseberangan dengan keinginan itu. Adalah bijaksana kalau kita harus merubah citra diri kita dahulu. Kalau tidak demikian, keinginan kita bisa gagal. Selain itu, untuk meraih citra pribadi baik, orang menempuh lewat berbagai cara. Di antaranya misalnya, dengan membubuhkan gelar akademik di depan atau belakang namanya. Itulah sebabnya, sekalipun sibuk dan sudah menjadi pejabat, tidak sedikit orang ikut kuliah untuk mendapatkan gelar akademik. Gelar akademik dianggap sebagai bagian dari citra diri. Dengan gelar akademik yang dimiliki, maka citra dirinya diharapkan menjadi naik dan dikenal luas. Selain itu, dengan citra yang baik itu, akan mendapatkan keuntungan dalam berbagai hal, baik dari aspek sosial, poilitik bahkan juga ekonomi. Akhirnya citra diri harus dibangun dan dipelihara secara terus menerus. Maka dari itu sangat lah penting untuk menyelaraskan antara keinginan untuk menjadi siapa diri kita dengan citra diri kita. Keinginan sebaiknya sesuai dengan keinginan hati kita, bukan keinginan yang di paksakan dari luar. Keinginan hati umumnya akan lebih mudah diselaraskan dengan citra diri kita. Atau kita akan lebih mudah merubah dan memodifikasi citra diri kita dengan keinginan hati itu. Citra diri sangatlah sulit untuk selaras dengan keinginan yang bersumber dari luar diri atau yang di paksakan, tetapi lebih mudah diselaraskan dengan keinginan hati. Namun pada zaman modern seperti sekarang ini, penghargaan itu menjadi bergeser. Bukan keperkasaan, melainkan kecerdasan dan karakter yang dimiliki. Keperkasaan, -----sekalipun tetap penting, tidak memiliki arti apa-apa, manakala tidak diikuti oleh tingkat kecerdasan dan karakter yang tinggi. Bahkan akhir-akhir ini, kecerdasan pun harus disempurnakan oleh karakter itu. Cerdas tanpa karakter atau akhlak yang tinggi tidak akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Kelebihan sebagaimana disebutkan itu, tidak mudah dibangun dan diraih. Membangun citra diri memerlukan waktu yang lama, sabar, dan istiqomah. Sedemikian berat membangun citra diri itu. Padahal citra diri yang sudah baik, segera runtuh, hanya karena kesalahan kecil. Itulah sebabnya, selain membangunnya cukup berat, maka demikian pula menjaganya.

Bila keinginan hati Anda sudah selaras dengan citra diri Anda, semua potensi Anda, semua kemampuan Anda akan mengalir keluar. Bahkan Anda pun akan terheran-heran dengan kehebatan diri Anda sendiri. Yang mana mungkin selama ini Anda tidak bisa membayangkan diri Anda sebegitu hebatnya. Nah inilah keajaiban dari Kekuatan citra diri. Meraih Citra Diri dan Berfikir Positif Berpikir positif di saat-saat kondisi sedang baik lebih mudah dilakukan ketimbang pada saat kondisi lagi sulit. Namun sesungguhnya berpikir positif dalam kondisi yang sangat sulit itu lebih penting, dari pada saat kondisi sedang baik. Karena saat-saat yang sulit inilah kita sangat membutuhkan untuk berpikir positif, sehingga kita bisa keluar dari kondisi yang sulit ini. Jika kita tidak bisa berpikir yang positif dalam kondisi yang sulit, maka akan menambah banyak kesulitan lagi bagi diri kita sendiri. Berpikir adalah suatu kebiasaan, karena cara kita berpikir sudah terbentuk dari sejak kita kecil. Untuk merubah kebiasaan berpikir negatif, menjadi positif haruslah di mulai dari merubah kebiasaan-kebiasaan berpikir kita. Bila Anda berpikiran negatif tentang diri Anda. Anda pasti menilai kekurangan-kekurangan yang Anda miliki. Dan semakin sering Anda memfokuskan pikiran pada kekurangan yang Anda miliki, maka jadilah siapa diri Anda. Anda akan menjadi orang yang memiliki citra diri yang negatif. Untuk bisa berpikir positif apa lagi dalam kondisi sulit, tidaklah mudah di lakukan kalau saja kita masih sering menilai diri kita sendiri secara negatif. Karena negativitas yang kita berlakukan pada diri kita akan mempengaruhi sudut pandangan kita dalam melihat pengalaman yang terlintas di hadapan kita. Kita akan lebih mudah untuk menilai negatif terhadap pengalamanpengalaman yang kita temui. Ini tidak lah mudah untuk di rubah. Jadi berpikir positif itu di pengaruhi oleh citra diri kita sendiri. Untuk merubah kebiasaan agar bisa berpikir positif, tentunya kita harus merubah dahulu citra-citra negatif yang telah terbentuk dalam diri kita. Merubah dahulu citra-citra yang negatif itu menjadi citra-citra yang positif. Dengan merubah citra diri, maka secara otomatis kita akan merubah sudut pandangan kita, khususnya bagaimana kita menilai diri kita sendiri, dan barulah kita akan bisa menilai pengalaman yang kita temui secara positif. Dengan perubahan citra diri ini, kita akan lebih mudah untuk memandang hal-hal yang kita temui secara positif. Kuncinya, Anda tidak akan pernah bisa berpikiran positif, selagi Anda masih menilai negatif terhadap diri Anda sendiri. Kalau Anda rubah penilaian diri sendiri lebih positif, maka berpikir positif itu akan muncul otomatis.