BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi dengan pertambahan luas lahan akan membuat Jakarta terancam kekurangan lahan untuk permukiman serta berkurangnya RTH (Ruang Terbuka Hijau). Oleh karena itu, penggunaan lahan harus efisien. Hal ini dapat diaplikasikan dengan mendesain permukiman yang hrizntal menjadi vertikal. Tidak mengherankan mengapa dunia prperti di Jakarta dewasa ini diramaikan leh pembangunan hunian vertikal, mengingat kndisi tersebut. Melihat data dalam Jakarta Barat dalam Angka 2007, di Kecamatan Kebn Jeruk tidak ada rumah susun. Dengan demikian maka pembangunan hunian bertingkat/ rumah susun/ flat sangat diperlukan. Meningkatnya kepadatan penduduk Jakarta disebabkan leh tingginya angka kelahiran, angka urbanisasi dan rendahnya angka kematian. Rendahnya angka kematian disebabkan leh meningkatnya angka harapan hidup yang disebabkan leh kemajuan IPTEK (bidang medis). Akibatnya, warga lanjut usia (lansia) di Jakarta terus bertambah. Tidak seluruh lansia dapat menikmati kesejahteraan di masa tuanya, terkait dengan persaingan masyarakat masa kini yang kian meningkat sehingga persaingan juga semakin ketat. Akibatnya, banyak lansia yang secara sengaja atau BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 1
tidak sengaja menjadi terlantar, baik secara rhani maupun jasmani. Mengingat kesejahteraan lansia merupakan fenmena ssial yang telah tercantum dalam Undang-Undang N. 39 Tahun 1999 Pasal 5 tentang Hak Asasi Manusia (disebutkan mengenai kesejahteraan lansia adalah suatu tuntutan yang harus dipenuhi), maka sudah sewajarnya perlu dilakukan usaha-usaha untuk menjamin kesejahteraan lansia, dimulai dari menyediakan lingkungan yang kndusif agar lansia dapat hidup tentram. Berbicara mengenai lingkungan, maka terkait dengan lkasi dan tempat tinggal. Suatu hunian khusus lansia merupakan salah satu slusi yang dikira tepat bagi negara-negara maju. Dengan adanya hunian khusus lansia, terutama bagi lansia mandiri yang kerap kali dianggap beban keluarga, dapat kembali prduktif akibat dukungan dari fasilitas-fasilitas kegiatan yang membangun dan menginspirasi lansia agar lebih aktif. Rumah Susun bagi lansia atau Flat fr the Elderly akan menciptakan suasana ssialisasi yang erat baik antar lansia maupun masyarakat, mengingat kebutuhan lansia untuk berssialisasi merupakan kebutuhan pkk bagi mereka supaya tidak merasa terislir. Oleh karena itu, dengan kehadiran Flat fr the Elderly, lansia terlantar dapat kembali hidup sehat, mandiri dan aktif. Flat fr the Elderly yang berlkasi di perbatasan kecamatan Palmerah dan Kebn Jeruk dipilih mengingat lkasi ini merupakan daerah permukiman dan dagang yang dilalui kendaraan umum. Tercatat dalam data Kantr Camat Palmerah (Desember 2007), yakni jumlah warga di atas 60 tahun (usia pensiun) adalah 11.476 jiwa sedangkan pada data Kantr Camat Kebn Jeruk (April 2008) diperkirakan ada ±5500 jiwa jumlah penduduk di atas 65 tahun, artinya kebutuhan hunian lansia BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 2
(khususnya lansia mandiri mengingat kemampuan mereka untuk berkarya dan beraktifitas masih cukup tinggi) menjadi suatu kebutuhan masyarakat di masa depan. Menurut data Statistik Penduduk Lanjut Usia 2006, dari 17,5 juta jiwa penduduk lansia di Indnesia, 15,28 % termasuk dalam kategri lansia terlantar dan 26,63 % termasuk kategri lansia hampir terlantar (jumlahnya ± 7,5 juta lansia). Dalam Jakarta Barat dalam Angka 2007, tercatat ada 217 lansia terlantar di Kecamatan Kebn Jeruk pada tahun 2006. Sejak tahun 2003-2006, angka lansia terlantar di Jakarta Barat kian meningkat, maka diperkirakan setiap tahun jumlah lansia di Kecamatan Kebn Jeruk juga bertambah. Flat fr the Elderly adalah pryek bersifat ssial yang dikella leh satu atau beberapa yayasan swasta sebagai wujud kepedulian terhadap kesejahteraan lansia. Selain itu, berdasarkan data dari Suku Dinas Perumahan Jakarta Barat, belum ada hunian vertikal (rumah susun) khususnya Rumah Susun bagi lansia terlantar mandiri di kecamatan Palmerah dan Kebn Jeruk. Mengingat lkasi Flat fr the Elderly dekat dengan Binus University, keberadaannya dapat membantu Fakultas Psiklgi, dalam matakuliah Geriatri, sebagai nilai kntribusinya kepada lingkungan/ mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan kunjungan ke tempat lansia. Bagi lansia, keberadaan rumah susun yang dekat dengan lkasi permukiman, perdagangan, dan Binus University akan memungkinkan lansia untuk dapat berssialisasi dengan dunia luar. Setiap manusia membutuhkan air untuk hidup. Hasil survei yang dilakukan Direktrat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, 2006 menunjukkan setiap BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 3
rang Indnesia mengknsumsi air rata-rata sebanyak 144 liter per hari. Dari jumlah itu pemakaian terbesar untuk keperluan mandi, sebanyak 65 liter per rang per hari (45%). Menurut DepKes (1994), dengan kndisi Indnesia saat ini diperkirakan pada tahun 2020 terjadi krisis air. Cadangan air di Indnesia hanya mampu memenuhi 1.700 m 3 /rang/hari. Angka ini terglng kecil dibandingkan rata-rata cadangan air dunia, yakni di atas 2.000 m 3 /rang/hari. Berdasarkan data statistik BPS (Badan Pusat Statistik) DKI Jakarta 1998 sekitar 50% rumah tangga menggunakan air ledeng (PDAM), air tanah dengan menggunakan pmpa sebesar 42,67%, sumur gali 3,16% dan lainnya 0,63%. Bahkan knn, paskan air bersih untuk warga Jakarta masih sangat bergantung kepada air tanah, yaitu 55%. Sementara paskan dari PDAM hanya mampu memenuhi kebutuhan 45% penduduk Ibukta (Kantr Berita Antara, 3/1/2007). Menurut Statistik Air Minum 1991-2000 (BPS, 1991-2002) dan Statistik Kesejahteraan Rakyat 1991-2000 (BPS, 21991-002), rumah tangga mendminasi alkasi knsumsi, masing-masing 65 dan 92 % untuk air terjual dan sambungan. Sebaliknya kelmpk industri dan perniagaan menyajikan 10 dan 6 % untuk perihal yang sama. Melihat fenmena ini, maka penghematan air pada pryek Flat fr the Elderly akan diknsentrasikan pada masa perasinal bangunan yang tidak hanya mengandalkan PAM sebagai pemask air bersih, terutama di musim kemarau, demi menghasilkan bangunan berkelanjutan yang hemat air. Keberadaan suatu bangunan mempengaruhi eksistem dari lingkungannya. Salah satu cnthnya, banyak kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta tergantung kepada air tanah. Knsumsi air tanah yang terus menerus leh penduduk, mengakibatkan air BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 4
tanah berkurang, karena kemampuan air untuk kembali ke bawah tanah tidak secepat eksplitasi yang terjadi. Prfesr Hasanuddin Z. Abidin, guru besar gedesi ITB, mengatakan rata-rata terjadi penurunan permukaan tanah di Jakarta 10-15 cm setiap tahunnya. Air bersih digunakan dalam prses prduksi, knstruksi, perasinal dan pasca-perasinal. Mengingat prediksi yang ada dan kndisi persediaan air tanah yang terus berkurang maka dalam mendesain bangunan di Jakarta sangatlah penting untuk memperhatikan penggunaan air bersih secara efisien serta tidak mengandalkan air tanah sebagai sumber pemenuhan air bersih yang utama. Flat fr the Elderly merupakan jawaban dari permasalahan-permasalahan di atas. Knsep berkelanjutan dengan penekanan water efficiency pada flat dapat mengurangi dampak negatif dan membawa dampak psitif bagi lingkungan sekitar. Penerapan teknlgi akan difkuskan untuk kemudahan, kenyamanan dan keamanan aktifitas lansia sehari-hari. I.2. Maksud dan Tujuan Maksud Flat fr The Elderly yaitu merancang flat yang memperhatikan karakter dan kebutuhan aktifitas warga lanjut usia mandiri yang terlantar. Tujuan Flat fr The Elderly adalah merancang flat bagi warga lanjut usia mandiri yang terlantar dengan knsep arsitektur berkelanjutan dengan penekanan terhadap water efficiency. BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 5
I.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam perencanaan Flat fr The Elderly meliputi: a. Penerapan sustainable design - water efficiency pada flat b. Perencanaan prgram ruang berdasarkan kebutuhan aktifitas lansia mandiri yang terlantar c. Perhitungan kebutuhan dimensi ruang berdasarkan ukuran yang dapat dicapai leh lansia untuk dapat beraktifitas dengan nyaman d. Penerapan teknlgi pada kmpnen bangunan dan perabtan rumah tangga (smart appliances) untuk kemudahan lansia beraktifitas sehari-hari e. Keterkaitan flat, lansia mandiri dengan lingkungan sekitar diwujudkan dengan pengadaan fasilitas bagi publik f. Desain dengan memperhatikan kebutuhan tiap ruang (dari sirkulasi, furniture, penerapan teknlgi, dan jaringan utilitas). I.4. Sistematika Pembahasan Penulisan Karya Tugas Akhir ini terdiri dari beberapa bab antara lain: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini memaparkan tentang latar belakang dari Flat fr The Elderly. Setelah pembahasan latar belakang, maka dikemukakan maksud dan tujuan dari perancangan flat; lingkup pembahasan; sistematika pembahasan; serta kerangka berpikir yang diterapkan pada penulisan Karya Tugas Akhir ini. BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 6
Berisikan tentang tinjauan umum, tinjauan khusus, dan studi banding (literatur dan lapangan) yang menjadi pertimbangan dalam mendesain Flat fr The Elderly. Tinjauan umum terdiri dari penguraian definisi, regulasi dan klasifikasi dari knsep flat. Tinjauan khusus terdiri dari lapran data-data tapak yang didapat dari survei lapangan dan literatur; landasan teri yang menyebutkan teri-teri Sustainable Design - Water Efficiency dari para ahli yang menjadi dasar dari perancangan Flat fr The Elderly. Studi banding dari literatur, internet dan lapangan berguna sebagai refleksi nyata dari permasalahan yang akan diperkirakan dapat timbul pada flat serta slusi-slusi desain yang kiranya akan dapat diterapkan dalam perancangan Flat fr The Elderly. BAB III. PERMASALAHAN Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan arsitektural yang akan dianalisa pada Bab IV Analisis, dari sudut pandang lingkungan, bangunan (flat), dan pengguna bangunan (lansia). BAB IV. ANALISIS Menganalisa pendekatan perancangan arsitektural dengan Sustainable Design dan menerapkan teri-teri arsitektural dengan pendekatan Water Efficiency. Analisa mencakup 3 bagian utama yaitu: 1. Analisa Kndisi dan Ptensi Lingkungan; mencakup lkasi, tapak, rientasi, karakter, sirkulasi. 2. Analisa Kegiatan dan Sistem Ruang (lansia); mencakup hubungan kegiatan, kebutuhan ruang, prgram ruang. 3. Analisa Bangunan Flat; mencakup bentuk, struktur, material dan utilitas. BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 7
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Penjelasan dasar knsep perencanaan dan perancangan (pada lkasi, tapak, ruang, estetika bangunan, struktur, dan utilitas bangunan), penekanan khusus, dan tuntutan perancangan Flat fr The Elderly. BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 8
I.5. Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG Lahan tetap, jumlah lansia (beban) kian meningkat, makin langka air bersih di Jakarta. MAKSUD DAN TUJUAN Flat fr the Elderly (Sustainable Design-Water Efficiency) untuk kesejahteraan lansia mandiri. PERMASALAHAN Lingkungan Flat Lansia ANALISA Menganalisa data untuk mencari slusi bagi perancangan. Landasan Teri TINJAUAN UMUM Definisi, regulasi, dan klasifikasi TINJAUAN KHUSUS Surv ei Lapangan dan Literatur KONSEP PERANCANGAN Kesimpulan dari analisa, akan diterapkan pada perancangan. SKEMATIK DESAIN Garis besar perancangan. PERANCANGAN BINUS University Architecture Majr 2008 Angela Arlina 0800735532 9