NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

dokumen-dokumen yang mirip
NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM LATIHAN

NARASI KEGIATAN LOKAKARYA PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIH DAN INSTRUKTUR SERTA TENAGA PENDIDIKAN DAN PENDUKUNG

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

NARASI KEGIATAN LOKAKARYA PENGEMBANGAN KETENAGAAN PENDUKUNG DAN PEMBINA OLAHRAGA SERTA PELATIH DAN INSTRUKTUR

MEMBIDIK PRESTASI MELALUI PARTISIPASI

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Pengimbasan Model Pembelajaran Atletik di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELATIHAN KIAT SUKSES PORDA XIII TAHUN 2015 KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

USULAN PROGRAM PPM PENERAPAN IPTEK KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI TES DAN PENGUKURAN PRIMA UTAMA KEPADA GURU GURU PENJAS DI D.I.

GELANGGANG OLAH RAGA DIKABUPATEN KENDAL

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

BAB I PENDAHULUAN. regional dari suatu masyarakat/bangsa (Nauright, 2004). Lippe (2002) & Horne

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

Gungde Ariwangsa SH.

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT COACHING CLINICS ATHLETICS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

PPM UNGGULAN LAPORAN PROGRAM PPM

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

Sportif Vol. 6 No. 1 Januari - Juni Majalah Keolahragaan SPORTIF. Penanggung Jawab Drs. Zulfan Heri, M.Pd. Drs. Nono Hardinoto, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara

NARASI KEGIATAN PELATIHAN PELATIH TINGKAT DASAR ANGKATAN I

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. Tae Kwon Do adalah salah satu cabang olahraga yang. termasuk ke dalam kategori seni bela diri prestasi.

DRS. HERWIN, M.PD.

SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

SISTEM RANKING PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

Transkripsi:

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA Oleh: Dr. Ria Lumintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Yogyakarta 12-15 November 2013 Fakultas Ilmu Keolahragaan - Universitas Negeri Yogyakarta 12-15 November 2013 1

A. LANDASAN KEGIATAN Berdasarkan Surat Penugasan/ ijin Dekan No. 1303/ UN34.16/KP/2013, sebagai Nara sumber pada Loka Karya Pola Pengembangan Atlet Jangka Panjang Menuju Multi Event Olahraga yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA). B. NAMA KEGIATAN Loka karya pola pengembangan atlet jangka panjang menuju multi event olahraga C. TUJUAN KEGIATAN Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membekali para pelatih dan pembina olahraga yang mengikuti multi event olahraga pada setiap tahun baik yang bersifat nasional maupun internasional. D. MANFAAT KEGIATAN Program ini bermanfaat bagi para pelatih dan pembina dalam mempersiapkan perencanaan dan pengelolaan pembinaan prestasi untuk menghadapi multi event olahraga dengan menggunakan pola-pola yang sesuai dengan karakteristik dan analisis kondisi yang sesuai dengan cabang olahraga masing-masing.penyusunan pola dan perencanaan pembinaan multi event ini masih merupakan titik lemah bagi organisasi olahraga, pembina dan pelatih olahraga di Indonesia maka pola pembinaan multi event ini akan membantu parapembina dan pelatih dalam menyusun perencanaan dan pengelolaan pembinaan yang sesuai menuju multi event olahraga yang sesuai dengan kondisi, situasi dan latar belakang yang ada. 2

E. KHALAYAK SASARAN Khalayak sasaran kegiatan ini adalahpara pembina dan pelatih pada setiap organisasi cabang olahraga di Indonesia, baik yang ada di daerah maupun di nasional. Peserta program sebanyak 70 orang yang mewakili setiap organisasi cabang olahraga. F. METODE KEGIATAN Metode kegiatan pada PPM ini adalah dengan ceramah, diskusi kelompok, dan loka karya penyusunan pola pembinaan serta paparan program masing-masing cabang olahraga. G. HASIL KEGIATAN Hasil kegiatan dari PPM ini adalah pola pembinaan dalam menghadapi multi event olahraga dari masing-masing kelompok cabang olahraga dan hasil program pembinaan yang disusun masing-masing peserta yang berorientasi pada kondisi dan situasi organisasi cabang olahraga masing-masing. Adapun materi yang dibahas dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pembinaan Olahraga Prestasi olahraga di Indonesia mengalami pasang surut. Pada era 80an Indonesia selalu mendominasi pesta olahraga Asia Tenggara (Sea Games). Namun pada dekade 90-an prestasi Indonesia di ajang olahraga Asia Tenggara mulai tersaingi oleh negara lain seperti, Thailand dan Malaysia. Bahkan pada tahun 2000-an Indonesia telah kehilangan mahkota dominasi Asia Tenggara, dan sampai sekarang selalu dikuasai oleh Thailand. Masalah utama yang sering menjadi alasan adalah masalah krisis multidimensional yang melanda Indonesia pada Tahun 1998. Masalah yang penting salah satunya adalah lemahnya pondasi pembinaan olahraga di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia tidak stabil dan mudah runtuh. 3

Faktor pembinaan sejak dini melalui program pembibitan yang terstruktur dan berkesinambungan dengan konsep yang tepat menjadi sebuah tuntutan pada olahraga prestasi sekarang ini. Pembinaan prestasi sejak awal perlu dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip pembinaan jangka panjang. Berkaitan dengan masalah tersebut, perlu disusun Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang merupakan pondasi utama untuk menuju ke pembinaan prestasi tinggi. Untuk itu disusunlah Buku Sistem Pembibitan Olahraga yang diharapkan menjadi pedoman dan arah pembinaan olahraga pada tingkat pembibitan. Pola ini meliputi kebijakan dan tuntunan yang dapat digunakan sebagai pedoman semua pihak yang bergerak pada proses pembibitan olahraga di Indonesia baik di lembaga pemerintah maupun non pemerintah serta pribadi yang mempunyai perhatian khusus di bidang pembinaan olahraga. Pembibitan olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam pembinaan prestasi olahraga yang merupakan pondasi dari bangunan sistem pembinaan prestasi olahraga. Sistem pembinaan prestasi olahraga yang seharusnya diikuti sebagai pedoman pada system pembinaan olahraga di Indonesia adalah seperti terlihat pada gambar di bawah. PRESTASI SPESIALISASI P E M B I B I T A N Sistem Pembinaan Prestasi Olahraga 4

Jadi untuk mencapai jenjang prestasi tinggi diperlukan sistem pembibitan yang bagus. Tanpa pembibitan yang tersistem dengan baik maka tahap pencapaian prestasi tidak akan tercapai dengan baik. Sistem Pembibitan yang baik adalah system pembibitan yang mampu memberikan pondasi yang kuat untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu spesialisasi yang selanjutnya secara berkelanjutan dibina menjadi prestasi tingkat tinggi. Gambar Sistem Pembinaan Berjenjang 2. Pola Persiapan Multi event Kompetisi olahraga adalah suatu kegiatan kejuaraan (perlombaan / pertandingan) yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi atlet dan sejauh mana tingkat keberhasilan suatu pembinaan olahraga, baik dalam kegiatan satu cabang olahraga (single event) maupun gabungan dari beberapa cabang olahraga (multievents). 5

Multi event olahraga merupakan event yang ada setiap periode tertentu seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, ASIAN Games, sampai pada Olimpiade. Multi event memiliki periode waktu sendiri-sendiri, seperti dua tahunan, atau empat tahunan. Jenjang Kompetisi. Jenjang kompetisi dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi adalah sebagai berikut: a. Antar sekolah / Tingkat kecamatan, adalah kompetisi yang diselenggarakan pada tingkat kecamatan. b. Antar Kecamatan atau Tingkat Kabupaten dan Kota, adalah kompetisi yang diselenggarakan pada tingkat kabupaten/kota yang pesertanya mewakili kecamatan c. Antar Kabupaten / Kota atau Tingkat Provinsi, adalah kompetisi yang diselenggarakan pada tingkat provinsi yang pesertanya mewakili Kabupaten / kota. d. Tingkat wilayah, adalah kompetisi yang diselenggarakan pada wilayah tertentu yang pesertanya terdiri dari beberapa provinsi (Porwil) untuk multi events. e. Tingkat nasional, adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh KONI yang mewakili setiap provinsi seperti PON. f. Tingkat internasional, adalah kompetisi yang diselenggarakan dengan mengundang negara lain yang pesertanya mewakili negara, misalnya: ASIAN Games, SEA Games, Olympic Games, dll. 6

Dalam rangka mempersiapkan Multi event olahraga, setiap negara dan cabang olahraga memiliki pola sendiri-sendiri. Beberapa pola yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Pola Sentralisasi, yaitu setiap atlet yang dipersiapkan untuk menghadapi multi event dibina melalui pembinaan yang terpusat misalnya di Jakarta sehingga peroses manajemen latihan sampai pada monitoring dan evaluasi dapat terkontrol dengan baik. Kelemahan sistem ini adalah para pelatih dan atl;et harus meninggalkan tempat tinggalnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan seperti enam bulan, satu tahun atau lebih. Fariasi dari pola ini adalah : sistem sentralisasi wilayah, di mana beberapa daerah dalam satu wilayah menjadi sentral dari pembinaan, misalnya sentral Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. b. Pola Desentralisasi, yaitu pola dimana setiap atlet yang disiapkan untuk mengikuti multi event olahraga dapat dibina di daerah masing-masing sesuai dengan atlet itu berdomisili. Pola ini sesuai untuk cabang olahraga individual dan memiliki sumber daya manusia di daerah yang sudah berkualitas, seperti pelatih yang tersertifikasi, tim pendukung yang baik seperti dokter, ahli gizi dan pendukung IPTEK yang baik. Kelemahan dalam sistem ini adalah kontrol, monitoring dan evaluasi yang sedikit sulit dan memerlukan waktu khusus serta sdm yang kompeten untuk datang dalam proses tersebut. c. Pola buka tutup, pola ini merupakan gabungan dari sentralisasi dan desentralisasi, pola ini biasanya digunakan pada cabang olahraga yang memiliki sistem klub yang kuat dan memiliki sistem kompetisi yang berjalan sepanjang tahun seperti kompetisi liga dalam sepak bola, bola voli, bola basket, dan sebagainya. 7

Pola ini harus didukung dengan sistem pembinaan klub yang baik, pelatih yang kompeten dan memiliki persepsi yang baik dalam pembinaan atlet. Kelebihan dari sistem ini adalah, atlet memiliki peluang yang terbuka untuk tetap membela klub atau daerah masing-masing pada kompetisi yang ada. Sedangkan kekurangannya adalah hampir sama dengan pola desentralisasi di mana sdm untuk monitoring dan evaluasi harus mencukupi dan memiliki kompetensi yang memadahi. 3. Loka Karya penyusunan Pola Pada hari ke tiga dan keempat para peserta diminta untuk menyusun pola persiapan pembinaan multi event olahraga sesuai dengan kelompok cabang olahraga serumpun. Pola yang sudah tersusun kemudian diperensentasikan menurut kelompoknya masing-masing di depan seluruh peserta secara bergantian. Peserta yang lain memberikan masukan dan diskusi tentang pola yang lebih sesuai dengan karakter kelompok cabang olahraga dan kondisi yang ada di masing-masing cabang olahraga. H. KESIMPULAN Kegiatan program PPM tentang Pola pengembangan atlet jangka panjang menuju multi event olahraga dapat terselenggara dengan baik, dengan berbagai hasil positif sebagai berikut : : 1. Setiap peserta terlibat aktif dalam penyusunan pola pembinaan atlet jangka panjang menuju multi event olahraga baik secara kelompok maupun secara individual. 2. Semua peserta telah berhasil menyajikan pola yang diciptakaannya dalam kelompok masing-masing cabang olahragadan mempertahankannya dalam diskusi dan menerima masukan dari peserta yang lain. 8

I. SARAN 1. Perlunya kegiatan lanjutan untuk Penyusunan Pola pembinaan atlet jangka panjang menuju multi event olahraga di Indonesia maupun internasional. 2. Sosialisasi pola pembinaan jangka panjang sesuai karakter cabang olahraga perlu disosialisasikan kepada seluruh pembina dan pelatih olahraga serta semua pemangku kepentingan agar proses pembinaan jangka panjang dapat berjalan dengan baik, dan didukung semua pihak secara sinergis.. 9