BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. mungkin terjadi dengan cepat dan akurat (Robbert Ang, 2001). Konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sri Dwi Ari Ambarwti Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi sekuritas di pasar modal. Spread adalah perbedaan kurs jual dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN TEORI. public authorities, maupun perusahan swasta (Husnan, 2005). Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. keinginan pemilik. Pemeberian sinyal positif atau negatif tentang informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konflik kepentingan terus meningkat karena pihak principal tidak dapat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument

Pasar modal merupakan tempat bertemunya berbagai pihak khususnya perusahaan. penjual saham dan obligasi serta tujuan dari penjualan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan surat berharga lainnya. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individuindividu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

harga saham sebelumnya. Unsur return yang satu ini dimungkinkan menjadi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

III. METODE PENELITIAN. resmi BEI, yahoo finance dan Indonesian Capital Market Electronic Library

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

II. TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

TINJAUAN PUSTAKA. Stock split merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan oleh investor

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. serta Atkins dan Dyl (1997) holding period merupakan rata-rata panjangnya waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal di indonesia berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan oleh kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menuju kedewasaannya mulai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar modal efisien Efficient Market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan akurat (Robbert Ang, 2001). Konsep Efficient Market ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar sudah tergantung faktor informasi tersebut. Harga suatu efek mengandung tiga faktor yaitu merefleksikan informasi yang bersifat historis, merefleksikan kejadian yang telah diumumkan tetepi belum dilaksanakan seperti saham bonus, tetapi pembagian saham bonus belum dibagikan, dan merefleksikan prediksi atas informasi yang akan datang. Menurut Jogiyanto (2000), bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut efisiensi pasar secara infomasi (informationally efficient market). 14

15 Kunci utama untuk mengukur pasar modal efisien adalah hubungan antara sekuritas dengan informasi. Dimana informasi yang dapat digunakan untuk menilai pasar efisien adalah informasi yang lama, informasi yang sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Fama dalam Jogiyanto (2000) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketia macam bentuk informasi, yaitu: a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah, jika harga-harga dari sekuritas tercemin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keunangan perusahaan emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akan tersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan,

16 sehingga harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian dan investor tidak mendapatkan keuntungan yang normal. Informasi yang dipublikasikan antara lain: 1) Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten. Misalnya seperti pengumumam laba, pengumuman pembagian dividen, pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman merjer dan akuisisi, dan lain sebagainya. 2) Informasi yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Misalnya seperti regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan yang harus dipenuhi oleh semua bank. Informasi ini akan mempengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak sebuah bank saja, tetapi mungkin semua emiten di dalam industri perbankan. 3) Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Contoh regulasi adalah peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua

17 perusahaan. Regulasi ini akan mempunyai dampak pada harga sekuritas tidak hanya untuk sebuah perusahaan saja atau perusahaan-perusahaan di suatu industri, tetapi mungkin berdampak langsung pada semua perusahaan. c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini berhubungan satu dengan yang lain, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyau informasi privat. Salah satu jenis informasi privat adalah jenis informasi yang berasal dari orang dalam (insider information) yang mempunyai akses atas informasi berharga mengenai keputusan penting yang telah direncanakan oleh perusahaan. Sehingga dengan modal informasi tersebut mereka melakukan analisa dan mengambil posisi transaksi yang sesuai. Pada saat mengumumkan perseroan tersebut dikeluarkan, maka informasi tersebut menjadi tersedia bagi masyarakat dan akan mendongkrak harga saham tersebut. Informasi privat yang demikian mampu memberikan keuntungan abnormal yang konsisten bagi para pemodal yang memiliki informasi tersebut.

18 2. Return Saham Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham, makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, makin jauh perbedaan tersebut (Jogiyanto, 2000) Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investor selalu mengharapkan adanya return atau keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Robbert Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat pengembalian yang diterima oleh seorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar modal (saham perusahaan go public) biasa diistilahkan dengan return. Dalam pasar saham tidak selalu menjanjikan suatu return yang pasti bagi investor. Namun beberapa komponen return saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital gain. Komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividend dan sebagainya. Disebut juga pendapatan lancar maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat

19 diuangkan dengan cepat. Misalnya kupon bunga obligasi yang membayar bungan dalam bentuk giro/cek, yang tinggal diuangkan, demikian juga dividend saham, yaitu dibayarkan dalam bentuk saham, yang dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya (Robbert Ang, 2001). Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih harga jual dengan harga beli suatu instrumen investasi. Tentunya tidak semua instrumen investasi memberikan komponen return berupa capital gain atau capital loss. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut habis diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan-perubahan nilai suatu investasi. Investasi yang dapat memberikan capital gain seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain seperti sertifikat deposito, tabungan dan sebagainya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan hitung berdasarkan data histori dan return realisasi itu penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return} dan resiko di masa mendatang.

20 Sedangkan untuk mendapat return atau keuntungan tertentu seorang investor juga harus memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya jika ingin memperoleh return tertentu. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Resiko terdiri dari bermacam-macam sebab, antara lain adalah resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis, resiko finansial, resiko likuiditas, resiko nilai tukar mata uang. Adapun resiko dibagi manjadi dim jenis resiko, yaitu resiko umum (General risk) yang merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dan yang satu adalah resiko spesifik (Resiko perusahaan) adalah resiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan. 3. Teori Spread Teori mengenai spread tidak terlepas oleh adanya aktivitas yang dilakukan oleh anggota bursa yang dapat mempengaruhi besarnya transaksi sekuritas di pasar modal. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dan Peraturan Pemerintah RI No. 45 tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang melaksanakan kegiatan penjamin emisi efek (PEE), perantara pedagang efek (PPE) dan manajer investasi (MI). Dengan demikian makan penelitian tentang spread lebih dihubungkan secara erat dengan PPE (dealer) daripada dengan perantara investasi (broker). Dealer adalah pihak yang dalam pelaksanaan transaksi jual beli sekuritas atau

21 saham, mempunyai andil yang besar dalam pasar modal. Banyak hal yang telah dealer lakukan agar proses transaksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam perdagangan sekuritas, investor yang berkeinginan untuk membeli dan atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan tidaklah selalu memperoleh harapan tersebut secara simultan. Keinginan investor tersebut terealisir dalam waktu cukup lama pada harga pasar yang sebenarnya oleh karena market maker baik dealer atau broker mengatasi adanya ketidaksamaan waktu tersebut terhadap order yang dihadapi investor. Dealer dan broker dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung. Broker akan melakukan transaksi atas nama investor untuk mendapatkan komisi. Sedangkan dealer akan melaksanakan transaksi untuk memperoleh keuntungan sendiri. Market maker tersebut memperoleh kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid price) lebih rendah dari pada true price dan menjual saham pada saat harga jual (ask price) lebih tinggi daripada true price. Perbedaan harga ini disebut bid-ask spread (Stoll, 1989). Abdul dan Nasuhi (2000) mendefinisikan bid-ask spread sebagai selisih harga beli tertinggi yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual terendah yang dealer bersedia menjual. Terdapat dua model spread yaitu dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih harga bid dan harga ask yang menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivitas sendiri, sedangkan market spread adalah selisih highest bid dan lower ask yang terjadi pada saat tertentu. Oleh

22 karena itu, kedua spread itu tidak dapat saling menggantikan. Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah market spread. Hal ini disebabkan aktivitas BEI lebih bersifat competitives order matching market atau dikenal dengan order-driven market system dimana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahkan order jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Investor tidak bisa langsung bertransaksi di lantai bursa. 4. Volume Perdagangan Volume perdagangan merupkan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar. Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Ada kemungkinan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan biaya pemilikan saham sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut.

23 5. Varian Return Saham Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Penyimpangan standar atau deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolute penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya (sebagai nilai yang diekspektasi). Jadi penyimpangan standar atau deviasi standar masih merupakan pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko yang berhubungan dengan return ekspektasi. Varian (variance) merupakan kuadrat dari deviasi standar. 6. Pengaruh Return Saham Terhadap Bid-ask Spread Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil pula risiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau ex-ante return (before the fact), yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi). Hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Demetz (1968), dalam Marwan Asri(1999) berpendapat bahwa dealer memperoleh kompensasi dengan membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya (Pt/true price). Spread yang diperoleh untuk menutup cost yang terjadi. Menurut Howe dan Lin (1992) dalam Akmila dan Kusuma (2003), spread dapat dihitung dengan (Pj-Pb)/Pt. dengan demikian spread akan

24 semakin rendah bila harga saham (return) tinggi, atau dengan kata lain return berpengaruh positif terhadap spreads. 7. Pengaruh Varian Return Saham terhadap Bid-ask Spread Varians return dalam hal ini mewakili risiko saham yang disinyalir dapat mempengaruhi besar kecilnya bid-ask spread saham. Varian return saham mewakili risiko saham yang dihadapi oleh dealer. Risiko saham yang semakin tinggi menyebabkan dealer berusaha menutupnya dengan spread yang lebih besar. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian Zaki Mubarak (2002) dan Magdalena Nany dan M. Abdul Aris (2004) yang menunjukkan bahwa varian return saham berhubungan positif dengan bid-ask spread. B. Pembentukan Hipotesis Penelitian Sukardi (2003) meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan jasa telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) meneliti tentang perubahan bid-ask spread dan return varian saham pasca stock split. Abdul dan Nasuhi (2000) meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid-ask spread dari tiga perusahaan rokok yang aktif dan liquid pada tahun 1996-1998 menggunakan model korelasi kesalahan. Magdalena Nany dan M. Abdul Aris (2004) meneliti tentang pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earnings dan volume perdagangan saham terhadap bid-ask spread pra dan pasca pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news. Barbara Gunawan dan Yulia

25 Indah (2005) meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid-ask spread dengan model koreksi kesalahan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa varian return saham berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap bid-ask spread pra pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news, sedangkan varian return saham berpengaruh positif secara signifikan terhadap bid-ask spread pasca pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news. Volume perdagangan saham juga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap bid-ask spread pra pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news, sedangkan volume perdagangan saham berpengaruh positif secara signifikan terhadap bid-ask spread pasca pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode tahun 2006-2010. Barbara Gunawan dan Yulia Indah (2005) menyatakan bahwa return saham tidak menunjukkan adanya pengaruh negatif atau terbalik terhadap bid-ask spread saham. Demikian pula Sri Ambarwati (2008) yang melakukan penelitian terhadap perusahan manufaktur yang terdaftar di LQ 45 selama periode tahun 2003-2005. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pengaruh positif yang terjadi dikarenakan pergerakan saham manufaktur pada tahun 2003-2005 cenderung senantiasa naik dalam tiap transaksinya yang berarti menghasilkan return saham yang tinggi.

26 H 2 : Volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode tahun 2006-2010. Sukardi (2003) meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan jasa telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut menyatakan bahwa volume perdagangan berpengaruh secara positif terhadap bid-ask spread saham. Demikian pula Abdul dan Nasuhi (2000) yang meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid-ask spread dari tiga perusahaan rokok yang aktif dan liquid pada tahun 1996-1998 menggunakan model koreksi kesalahan. H 3 : Varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode tahun 2006-2010. Magdalena Nany dan M. Abdul Aris (2004) meneliti tentang pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earnings dan volume perdagangan saham terhadap bid-ask spread pra dan pasca pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news. Penelitian tersebut menyatakan bahwa varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread.

27 Return Saham H 1 (+) Volume Perdagangan Saham H 2 (+) Bid-ask Spread Varian Return Saham H 3 (+) Bagan 1. Ilustrasi Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Saham terhadap Bid-ask Spread