PEMODELAN PROGRAM LINIER UNTUK OPTIMASI AGROINDUSTRI PAKAN UDANG

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KEPALA UDANG DAL AM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PEMBUATAN PAKAN IKAN BERBAHAN BAKU LOKAL:

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

SILABUS MATA PELAJARAN PRODUKSI PAKAN BUATAN (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERAIRAN)

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

FORMULASI PAKAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

PERTUMBUHAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG IKAN ASIN BAWAH STANDAR (IABS) DENGAN KESEGARAN BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan yang telah

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING

PEMANFAATAN BUNGKIL KOPRA SEBAGAI PAKAN SUBSTITUSI PEMBESARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KERAMBA JARING APUNG

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis udang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

SUMBER NUTRIEN DAN ENERGI DLM MEMBUAT PAKAN IKAN

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Ikan Asin Bawah Standar dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

II. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

Butir-butiran dan limbahnya

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

Optimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA SIMPOSIUM Tahun 2016 Judul :

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PAKAN BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL DENGAN PAKAN KOMERSIAL UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

6. FORMULASI PAKAN. memperoleh nutrisi yang diperlukan ikan baik didalam. ikan yang optimal. Didalam pemilihan bahan untuk

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

SILABUS MATA PELAJARAN PRODUKSI PAKAN ALAMI (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERAIRAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

EKSISTENSI INDUSTRI TEPUNG IKAN DI KOTA TEGAL, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan tuna di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema kerja penyusunan formulasi pakan A. Pakan A (Protein 35% Energi 3,5 kkal/g)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Transkripsi:

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2008, Vol. 14, No. 1, Hal.: 59-64 ISSN 1978-1873 PEMODELAN PROGRAM LINIER UNTUK OPTIMASI AGROINDUSTRI PAKAN UDANG Rietje J.M Bokau 1, Wamiliana 2, dan Sutikno 3 1 Politeknik Negeri Lampung, 2 Jururusan Matematika FMIPA Unila, 3 Jururusan THP. Fak. Pertanian Unila ABSTRACT Diterima 28 Agustus 2007, perbaikan 10 Desember 2007, disetujui untuk diterbitkan 27 Desember 2007 Feedmill has become very important in the intensive fisheries production due to high demand which can be up to 60-70% of the production cost and also the problem with raw materials. The fish flour as the main material of protein sources need to be anticipated for its replacement with other commodities. There are some materials which can be used as shrimp feedmill flour, so that there will be a various composition which can be developed to a standard shrimp feedmill. However, the optimal formulation of the feedmill causes some problems as the usage of materials which a variety of nutrition composition. In this paper will be discussed an optimization model for shrimp feedmill which can be developed based on the available material sources and the standard of the feedmill required. To solve problem arising from this model, a linear program has been used. The problem functions were the feedmill quality (based on the SNI standard of 02-2724-2002), the materials proportion and the demand of shrimp feedmill itself. Keywords: shrimp feedmill, model, linear program 1. PENDAHULUAN Pakan merupakan salah satu faktor pembatas produksi dalam suatu kegiatan budidaya udang, terutama pada sistem intensif. Secara fisiologis, pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan udang, juga sebagai sumber energi, gerak dan reproduksi. Pakan yang dimakan udang akan diproses dalam tubuh dan unsur-unsur nutrisi atau gizinya akan diserap untuk dimanfaatkan membangun jaringan dan daging sehingga terjadi pertumbuhan. Laju pertumbuhan udang sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang berkualitas baik akan menghasilkan pertumbuhan ikan dan efisiensi pakan yang tinggi 1). Secara ekonomis efisiensi pakan yang tinggi akan mempengaruhi biaya pakan sehingga berpengaruh pada biaya produksi 2). Formulasi merupakan salah satu tahap operasi yang esensial dalam pengolahan pakan udang. Akurasi penyusunan formulasi sangat menentukan hasil produksi yang diperoleh serta efisiensi biaya pengolahan. Sebaliknya kekeliruan di dalam formulasi tidak hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan udang, tetapi juga mengakibatkan pemborosan bahan baku, defisiensi nutrisi dan lain-lain. Upaya untuk mengantisipasinya dapat dilakukan dengan menyusun suatu formulasi pakan yang seimbang dan bermutu serta maksimal. Program linier merupakan salah satu metode kuantitatif yang umum digunakan dalam riset operasi untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan 3, 4). Model matematis ini merupakan penyederhanaan kondisi nyata sebagai pernyataan kuantitatif dari tujuan dan kendala, yang didasarkan pada syarat kebutuhan nutrisi udang, batasan pemakaian bahan baku, dan kandungan nutrisi bahan baku. Dengan penggunaan program linier, keuntungan yang dapat diperoleh antara lain dapat dihasilkan pakan sesuai dengan kebutuhan, dapat meramu berbagai macam bahan baku secara proporsional dan seimbang, serta formulasi yang dihasilkan lebih cepat. 2. METODE PENELITIAN Dalam suatu program linier, langkah memodelkan/memformulasikan masalah merupakan langkah yang sangat penting 5). Permasalahan penting dalam proses produksi pakan udang adalah bagaimana menghasilkan komposisi (formula) bahan baku yang tepat sesuai dengan kriteria standar mutu pakan udang 6,7 ). Untuk itu diperlukan data mengenai standar mutu pakan udang sebagai kendala yaitu persyaratan mutu pakan udang windu berdasarkan Badan Standardisasi Nasional 8) dengan nomor SNI 02 2724 2002. Kendala lain adalah pengetahuan mengenai batasan maksimum atau minimum (restriction) penggunaan bahan baku pakan udang. Kandungan nutrisi bahan baku yang merupakan analisis proksimat juga dimasukkan sebagai kendala. Parameter uji dari nutrisi bahan baku terdiri dari kadar air, protein, lemak, karohidrat, serat kasar, abu dan lain-lain, kalsium dan fosfor. 2008 FMIPA Universitas Lampung 59

Rietje J.M Bokau dkk Pemodelan Program Linier untuk Optimasi Selanjutnya adalah membuat formulasi model matematik untuk pakan udang, yang dilakukan dengan menentukan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Bahan baku pakan udang Sebelum menyusun formulasi pakan udang dan mengolah pakannya, informasi yang berhubungan dengan bahan pakan terlebih dahulu harus dipahami. Informasi yang diperlukan antara lain: tujuan penggunaan bahan baku, syarat bahan baku, fungsi dan kegunaan nutrisi, serta bahan baku substitusi. Banyak sumber daya bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan pakan, akan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelumnya untuk kelancaran dan kontinutas produksi 9). Bahan baku yang digunakan dalam menyusun komposisi dan formulasi pakan udang terdiri dari bahan nabati dan hewani. Formulasinya berdasarkan kandungan nutrisi dominannya yaitu sebagai sumber protein, energi, vitamin dan mineral. Beberapa bahan baku pakan udang tersebut adalah: 1) Bungkil kedelai. Bungkil kedelai (soybean meal) merupakan bahan hasil sampingan dari pengolahan kacang kedelai (Glycine max). Peran pentingnya bukan hanya sebagai sumber protein yang tinggi tetapi juga dapat menggantikan peran tepung ikan. 2) Tepung ikan Tepung ikan merupakan bahan baku yang umum digunakan untuk pakan udang sebagai sumber protein hewani. Tepung ikan yang diproduksi dapat berasal dari satu jenis ikan (Amerika, Meksiko, dan Thailand) atau dari campuran jenis-jenis ikan kecil seperti dari Peru dan Chili. Selain sebagai sumber asam amino yang lengkap bagi, tepung ikan juga mensuplai calsium dan phosphor. 3) Tepung udang Tepung udang sangat sesuai digunakan sebagai salah satu bahan baku pakan udang karena selain sebagai sumber protein hewani, juga mengandung komponen-komponen penting yang dibutuhkan oleh udang, seperti chitin dan pigmen. Selain dalam bentuk tepung, kepala udang juga dapat digunakan sebagai bahan segar atau melalui proses fermentasi (silage). Dengan bahan segar ini sifat atraktan tidak berkurang (chemo attractant) 10) 4) Pollard (dedak gandum) Pollard adalah hasil sampingan dari industri pengolahan tepung terigu. Pollard atau dedak gandum ini ada dua macam, yaitu yang disebut wheat pollard yang berasal dari kulit ari gandum, dan wheat bran yang berasal dari kulit luar gandum. Sumber pollard impor berasal dari Australia dan Amerika, sedangkan di dalam negeri berasal dari industri pengolahan tepung terigu PT. Bogasari. 5) Tepung cumi-cumi Tepung cumi-cumi penting untuk pakan udang, karena selain kandungan protein cukup tinggi juga mengandung calsium dan phosphor. Sifat lainnya adalah kandungan chemo attractant (glycine dan betaine) untuk meningkatkan kebiasaan makan udang, dan juga sebagai growth promoting factor. 6) Tepung terigu Disamping sebagai sumber energi, tepung terigu juga berperan sebagai bahan perekat (binder) untuk meningkatkan kekompakan pakan setelah dimasukkan dalam air (water stability). 7) Minyak ikan Minyak ikan digunakan sebagai sumber lemak khususnya asam lemak tidak jenuh atau PUFA (polyunsaturated fatty acid). 8) Minyak lisitin (lecithin oil) Minyak soya lesitin paling umum digunakan untuk pakan udang. Lesitin ini dikenal juga sebagai phospholipids yang mengandung asam lemak tidak jenuh dan phosphor. Disamping bahan-bahan utama di atas, juga digunakan bahan-bahan lain sebagai bahan penunjang atau pembantu. Bahan-bahan tersebut seperti: calsium phosphate, choline chloride, vitamin, mineral, lysine, ikan segar, dan lain-lain, dan dalam jumlah yang sangat kecil. 3.2. Pemodelan Pemecahan masalah pemodelan untuk optimasi pakan udang memiliki dua macam fungsi, yakni fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan dalam pemodelan ini adalah untuk memaksimalkan jumlah pemakaian bahan baku dalam suatu formulasi pakan udang. Model optimasi pakan udang untuk permasalahan yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 3.3. Fungsi Tujuan Max Keuntungan = Penjualan - Biaya Bahan Baku - Biaya Operasional. 60 2008 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2008, Vol. 14, No. 1 17 12 Penjualan : Cj xijk ; i = bahan baku (1,2,3,4,5,, 17) k = 1 j = jenis pakan udang (1,2,3,4,5,6) k = bulan (1,2,3,4,5,, 12) Biaya Bahan Baku: 17 6 12 cijk xijk j = 1 k = 1 Dimana: Cj = Harga pakan udang j, dalam satuan Rp/kg. cijk = Harga bahan baku i yang digunakan untuk memproduksi pakan udang j pada bulan ke k, dalam satuan Rp/kg. xijk = Jumlah bahan baku i yang digunakan untuk memproduksi pakan udang j pada bulan ke k dalam satuan kg. 3.4. Fungsi Kendala 3.4.1. Kualitas pakan a. Kadar Air 1) Kadar air pakan udang j1 j6 : Max 10 % (ka1) x1j + ( ka2) x2j +... + (ka10)x10j dengan kai = kandungan air pada ------------------------------------------------- 0,1 bahan baku ke i x1j + x2j +... + x10j,2,,10 j = 1,2,3,4,5,6 Persamaan ini (juga persamaan-persamaan berikut lainnya) merupakan persamaan non linier, sehingga harus dibuat dalam bentuk linier yaitu sebagai berikut: (ka1) x1j + ( ka2) x2j +... + (ka10)x10j 0,1x1j + 0,1x2j +... + 0,1x10j (ka1 0,1)x1j + (ka2 0,1) x2j +... + (ka10 0,1) x10j 0 b. Kadar protein 1) Kadar protein pakan udang j1 (crumble 01): Min 40 % (kp1)x1j1 + (kp2) x2j1 +... + (kp10)x10j1 kpi = kandungan protein -------------------------------------------------- 0,4 pada bahan baku ke i x1j1+ x2j1 +... + x10j1,2,,10 2) Kadar protein pakan udang j2 (crumble 02) : Min 38 % (kp1)x1j2 + (kp2) x2j2 +... + (kp10)x10j2 -------------------------------------------------- 0,38 x1j2+ x2j2 +... + x10j2 3) Kadar protein pakan udang j3 (crumble 03 ): Min 37 % (kp1)x1j3 + (kp2) x2j3 +... + (kp10)x10j3 ---------------------------------------------------- 0,37 x1j3+ x2j3 +... + x10j3 4) Kadar protein pakan udang j4 (Pelet 04s): Min 36 % (kp1)x1j4 + (kp2) x2j4 +... + (kp10)x10j4 ------------------------------------------------------- 0,36 x1j4+ x2j4 +... + x10j4 5) Kadar protein pakan udang j5 (pellet 04): Min 35 % (kp1)x1j5 + (kp2) x2j5 +... + (kp10)x10j5 ------------------------------------------------------ 0,35 x1j5+ x2j5 +... + x10j5 6) Kadar protein pakan udang j6 (grain pellet) : Min 34 % (kp1)x1j6 + (kp2) x2j6... + (kp10)x10j6 ------------------------------------------------------ 0,34 x1j6+ x2j6 +... + x10j6 c. Kadar lemak 1) Kadar lemak pakan udang j1 (crumble 01): Min 6 % (kl1)x1j1 + (kl2) x2j1 +... + (kl10) x10j1 dengan kl i = Kandungan lemak pada 2008 FMIPA Universitas Lampung 61

Rietje J.M Bokau dkk Pemodelan Program Linier untuk Optimasi -------------------------------------------------- 0,06 bahan baku ke i x1j1 + x2j1 +... + x10j1,2,,10 2) Kadar lemak pakan udang j2 j6 : Min 4 % (kl1)x1j2 + (kl2) x2j2 +... + (kl10) x10j2 -------------------------------------------------- 0,04 x1j2 + x2j2 +... + x10j2 d. Kadar serat kasar 1) Kadar serat kasar pakan udang j1 j4: Max 3 % dengan ksi = kandungan serat pada (ks1)x1j1 + (ks2) x4j1 +... + (ks7) x7j1 bahan baku ke i ---------------------------------------------------- 0,03,2,,7 x1j1 + x2j1 +... + x7j1 5) Kadar serat kasar pakan udang j5 j6 : Max 4 % (ks1)x1j5 + (ks2) x4j5 +... + (ks7) x7j5 ----------------------------------------------------- 0,04 x1j5+ x2j5 +... + x7j5 e. Kadar abu pada pakan udang. 1) Kadar abu pakan udang j1 j6 : Max 15 % (kb1)x1j1 + (kb2) x2j1 +... + (kb10) x10j1 kbi = kandungan abu pada ------------------------------------------------------- 0,15 bahan baku ke i x1j1 + x2j1 +... + x10j1,2,,10 3.4.2. Proporsi masing masing bahan baku 1) Tepung kedelai pada pakan udang j: Max 15 %; Min 3 % x1j 0,03 --------------------------------------------------------- 0,15 2) Tepung ikan pada pakan udang j : Max 25 %; Min 10 %. x2j 0,1 ----------------------------------------------------- 0,25 x1j + x2j... + x17j 3) Tepung cumi-cumi pada pakan udang j : Max 10 %; Min 5 % x3j 0,05 ------------------------------------------------- 0,1 4) Tepung udang pada pakan udang j untuk : Max 30 %; Min 3 % x4j 0,03 -------------------------------------------------- 0,3 5) Pollard pada pakan udang j : Max 5 %; Min 3 % x5j 0,03 ------------------------------------------------- 0,05 6) Tepung terigu pada pakan udang j: Max 10 % ; Min 5 % x6j 0,05 -------------------------------------------------- 0,1 7) Minyak ikan pada pakan udang j : Max 4 %; Min 2 % x7j 0,02 -------------------------------------------------- 0,04 8) Lecithin oil pada pakan udang j : Max 3 %; Min 1 % x8j 0,01 --------------------------------------------------- 0,03 9) Tepung perekat pada pakan udang j: Max 0,5 %; Min 0,02% x9j 62 2008 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2008, Vol. 14, No. 1 0,0002 ---------------------------------------------------- 0,005 10) Ikan segar pada pakan udang j: Max 8 %; Min 3 % x10j 0,03 ------------------------------------------------------- 0,08 11) Calsium phospat pada pakan udang j: Max 4 %, Min 2 % x11j 0,02 ---------------------------------------------------- 0,04 12) Choline chloride pada pakan udang j: Max 1 % x12j ------------------------------------------------------- 0,01 13) Vitamin mix pada pakan udang j: Max 3% x13j ------------------------------------------------------- 0,03 14) Mineral mix pada pakan udang j: Max 2 % x14j ------------------------------------------------------- 0,02 15) Lysin pada pakan udang j: Max 0,5 % x15j ------------------------------------------------- 0,005 x1j + x2j + + x17j 3.4.3. Ketersediaan bahan baku pakan udang 1) Tepung kedelai : x1j k k 5) Pollard : x5jk p 2) Tepung ikan : x2j k i 6) Tepung terigu : x6jk t 3) Tepung cumi : x3j k c 7) Minyak Ikan : x7jk m 4) Tepung Udang : x4j k u 8) Minyak lesitin: x7jk l Dimana: k = jumlah tepung kedelai yang tersedia i = jumlah tepung ikan yang tersedia c = jumlah tepung cumi yang tersedia u = jumlah tepung udang yang tersedia 3.4.4. Keterbatasan mesin p = jumlah tepung pollard yang tersedia t = jumlah tepung terigu yang tersedia m = jumlah minyak ikan yang tersedia l = jumlah minyak lesitin yang tersedia Produksi pakan udang tidak melebihi kapasitas mesin, yaitu p kg/jam. Dengan asumsi bahwa satu bulan terdapat 26 hari kerja, dan satu hari kerja sebanyak 8 jam, maka dalam satu bulan mesin dapat memproduksi pakan sebanyak 26 x 8 x p = K kg. Sehingga kendala mesin adalah: xjk K 3.4.5. Tenaga kerja Jika jumlah tenaga kerja pada bagian produksi pakan udang sebanyak q orang, maka akan diperoleh sejumlah Q jam kerja. Sehingga jika bi adalah koefisien jam kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg pakan pada bulan ke-i, dalam satuan jam kerja/kg, maka kendala tenaga kerja adalah: bi (xjk ) Q. 3.4.6. Kebutuhan pakan udang. 1) Bulan Januari Pakan Crumble 01 : xi 11 kebutuhan pakan C01 pada bulan Januari 2008 FMIPA Universitas Lampung 63

Rietje J.M Bokau dkk Pemodelan Program Linier untuk Optimasi Pakan Crumble 02 : xi 21 kebutuhan pakan C02 pada bulan Januari Pakan Crumble 03 : xi 31 kebutuhan pakan C03 pada bulan Januari Pakan Pelet 04s : xi 41 kebutuhan pakan P04s pada bulan Januari Pakan Pelet 04 : xi 51 kebutuhan pakan P04 pada bulan Januari 3.4.7. Permintaan pakan udang 17 6 1. Bulan Januari : xij1 + Si - 1 di ; i=1 j=1 4. KESIMPULAN Dimana: Si 1 = Stock pakan udang pada bulan ke i 1 (sisa bulan ke i 1) di = Permintaan bulan ke i;,2,, 12 Pada tulisan ini dikembangkan salah satu model optimasi produksi pakan udang yang dapat digunakan. Model ini baru memberikan salah satu alternatif yang dapat digunakan walaupun belum memasukkan semua faktor kendala yang ada. DAFTAR PUSTAKA 1. Watanabe, T. 1998. Fish Nutrition and Maruculture. JICA Textbook the General Aquaculture Course. Departement of Aquatic Biosciences, Tokyo University of Fisheries. 233 hal. 2. Dirjen Perikanan Budidaya, 2004. 3. Agustini,D.H dan Rahmadi Y.E., 2004. Riset Operasi, Konsep Dasar. Rineka Cipta, Jkt. 225 hal. 4. Wamiliana, 2007. Riset Operasi dan Teknik-Teknik Optimisasi. Workshop Riset Operasi 27 28 Feb. Univ. Malahayati, Bandar Lampung. 5. Wamiliana, 2004. Diktat Kuliah Progam Linier. Jururusan Matematika FMIPA, Unila. 224 hal. 6. Goddard, S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall. 194 p. 7. Haryati, 2005.Teknologi Manajemen Pakan, Kebutuhan Nutrisi Ikan untuk Budidaya, Pusat Riset Budidaya, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. 13 hal. 8. BSN, 2002. Standar Nasional Indonesia untuk Pakan Udang Windu (SNI 02 2724 2002). Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. 9. Alamsyah,R..2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara.Modern. Penebar Swadaya, Jkt. 139 hal. 10. Hertrampf, J.W and Pascual, F.P. 2000. Handbook on Ingredients for Aquaculture Feeds. Kluwer Academic Publishers, USA. 573 p. 64 2008 FMIPA Universitas Lampung