OLIKULTUR UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DAN GURAMI (Osphronemus goramy) SISTEM EKSTENSIF

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

PARAMETER KUALITAS AIR

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BUDIDAYA IKAN LELE. Oleh: YULFIPERIUS FORCE. Community Empowerment Organizations Pembenihan Ikan, Pembesaran Ikan & Teknologi Pengolahan Ikan

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

GROUPER FAPERIK ISSN

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

nila dibedakan menjadi dua yaitu pakan

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

Bisnis Budidaya Ikan Bawal

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

MANAJEMEN BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KAMPUNG LELE, KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

GROUPER FAPERIK ISSN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

BAB 4. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB III BAHAN DAN METODE

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

Transkripsi:

OLIKULTUR UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DAN GURAMI (Osphronemus goramy) SISTEM EKSTENSIF DASU ROHMANA, CENO HARIMURTI ADI, AHMAD JAUHARI AMUNGKAS dan Susi ROSELLIA Balai Besar engembangan Budidaya Air Tawar - Sukabumi Jln. Selabintana No 37 Sukabumi Telp. 0266-225240 ABSTRAK Tujuan dilakukan polikultur adalah untuk mendapatkan keuntungan Iebih, sekaligus untuk memperbaiki ekologi kolam. Benih udang galah ukuran 5 g/ekor dengan padat tebar 5 ekor/mz dibudidayakan secara polikultur dengan benih gurami berukuran 5,7 g/ekor dengan padat tebar 3 ekor/4 m 2 dalam kolam berukuran 200 m2 selama 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan'bobot udang galah mencapai 33,3 g dengan sintasan 73,3% sedangkan bobot gurami mencapai 134,7 g dengan sintasan 91,3%. olikultur udang dengan gurami memberikan keuntungan hingga 2 kali lipat dibandingkan budidaya udang galah secara monokultur. Di samping itu, polikultur dapat mencegah terjadinya hypoxia. Kata kunci : olikultur, udang galah, gurami ENDAHULUAN menyebabkan kematian. Feses gurami merupakan pupuk organik yang Latar belakang dapat dimanfaatkan untuk tumbuh kembang beberapa jenis fitoplankton. Hasil penguraian Udang galah dan gurami merupakan ikan air tawar yang bergengsi (luxury food) sehingga mempunyai harga jual yang kompetitif. otensi pasarnya masih terbuka dan dapat menembus pasar dunia, akan tetapi pasokan produknya belum dapat memenuhi permintaan konsumen. Sedangkan benih gurame dan udang galah dapat diproduksi secara masal karena teknik pembenihan sudah dapat dilakukan dengan baik. Kedua jenis ikan air tawar ini dapat hidup secara bersamaan dalam wadah budidaya karena mempunyai niche dan jenis pakan yang berbeda. Udang galah menempati dasar dan pinggiran kolam, sedangkan gurami berada pada kolom air. Gurami dapat mengkonsumsi pakan pellet tetapi pada ukuran tertentu lebih menyukai daun-daunan seperti daun sente, daun kacang dan daun pepaya. Kegiatan polikultur ikan tidak terbatas pada komoditi yang memiliki perbedaan jenis pakan dan tempat hidup, tetapi juga terhadap pengaruh akibat kegiatan budidaya itu sendiri. Aktivitas budidaya ikan biasanya menimbulkan cemaran yang berasal dari pakan yang tidak terkonsumsi dan sisa metabolisme ikan dalam bentuk amoniak. ada konsentrasi tertentu amoniak akan mengganggu pertumbuhan ikan dan udang bahkan dapat ammoniak oleh bakteri akan menjadi senyawa nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton. Sementara itu fitoplankton merupakan pakan utama bagi zooplankton, dan zooplankton sangat disukai oleh udang galah dan merupakan pakan hidup bernutrisi tinggi. Gambaran jaringan makanan terlihat secara jelas pada polikultur udang galahgurami ini. ada kegiatan polikultur perlu diperhatikan tingkat kepadatan yang dapat memberikan pertumbuhan dan sintasan yang baik bagi kedua komoditi. Hal ini berkaitan dengan oksigen terlarut yang merupakan faktor pembatas bagi organisme budidaya terutama pada sistem ekstensif yang mendapatkan suplai oksigen secara alami dari difusi udara dan air yang masuk ke kolam. ada kegiatan ini dikaji manfaat polikultur secara ekonomis dan ekologis pada tingkat kepadatan dan ukuran gurami yang berbeda dengan kepadatan udang galah rendah (ekstensif). Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat dampak kegiatan polikultur udang galah-gurami ditinjau dari aspek ekonomis dan ekologis. 222

Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan roduk angan Hewani Dalam Rangka emenuhan' Gizi Masyarakat Bahan Bahan yang digunakan adalah tokolan udang galah ukuran 5 gram, benih gurami ukuran 5,7 gram dan 100 gram, pellet tenggelam untuk udang galah, pellet apung untuk gurami, kapur, pupuk organik, daun sente, daun kacang dan daun pepaya. Alat METODOLOGI Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kolam pembesaran berukuran 200 m2, cangkul, hapa, seser, ember, timbangan, mistar ukur, dan alat cek kualitas air. METODE KERJA ersiapan engeringan dan perbaikan kolam dapat dilakukan secara bersamaan. engeringan dasar kolam dimaksudkan untuk menguraikan senyawa sulfida dan senyawa beracun lainnya, terjadinya proses oksidasi dan membunuh benih-benih ikan liar. erbaikan kolam dilakukan terhadap kolam yang bocor, untuk kolam tanah dapat ditutup dengan menggunakan plastik. Tanah yang masam (ph kurang dari 6,8) diperlukankapuruntukmenetralkannya. Kebutuhan kapur untuk menetralisir keasaman kolam disajikan pada Tabel 1. Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan pemupukan tanah dasar dengan menggunakan pupuk organik komersial sebanyak I kg/ha. Tabel 1. Kebutuhan kapur bakar (CaO) pada berbagai ph dan tekstur tanah Kebutuhan kapur CaO (ton/ha) kolam air tawar ph Tekstur tanah Lempung Hat berat asir berlumpur asir 2,0-2.5 7 3,50 2,00 2,6-3,0 6 3,00 1,50 3,1-3,5 5 2,50 1,50 3,6-4,0 4 2,00 1.25 4,1-4,5 2 1,25 1,25 4,6-5,0 1,50 1,00 1,00 5,1-5,5 1.00 0,50 0,50 5,6-6,0 0,50 0,25 0,25 6,1-6,5 0,50 0,25 0 ipa pemasukan air dilengkapi dengan kain kasa supaya kotoran dan ikan liar dari sungai tidak masuk ke dalam kolam budidaya. Setelah kolam dianggap siap, maka dilakukan pengisian air dan dibiarkan menggenang selama seminggu sampai plankton tumbuh dengan haik yang dicirikan dengan terjadinya perubahan warna air menjadi kehijauan. enebaran benih enebaran benih dilakukan pagi hari saat suhu masih dingin. Benih diaklimatisasi dahulu terhadap suhu dan parameter kualitas air lainnya, yaitu dengan meletakkan wadah yang berisi benih pada air kolam dan menambah air kolam sedikit demi sedikit. A ditebar benih gurame ukuran 5,7 gram sebanyak 3 ekor/2 m 2 dan tokolan udang galah ukuran 5 gram sebanyak 5 ekor/m 2. B ditebar benih gurame ukuran 5,7 gram sebanyak 3 ekor/4 m 2 dan tokolan udang galah ukuran 5 gram sebanyak 5 ekor/m 2. C ditebar gurame ukuran 100 gram sebanyak 3 ekor/8 m 2 dan tokolan udang galah ukuran 5 gram sebanyak 5 ekor/m2. emeliharaan akan buatan untuk tokolan udang galah adalah pellet komersial tenggelam dengan kandungan protein 28% sebanyak 3% dari bobot tubuh. Sedangkan benih gurami diberi pakan pellet komersial terapung dengan kandungan protein 25% 2 2 3

sebanyak 1,5% dari bobot tubuh. akan hijauan berupa daun papaya, daun kacang atau daun keladi/ sente diberikan setiap hari sebanyak 10% bobot tubuh, diperuntukkan bagi gurame yang telah berukuran di atas 50 gram. akan diberikan dengan strategi pakan untuk gurami didahulukan, selang 15 menit kemudian pakan untuk udang. Frekuensi pemberian pellet dua kali yaitu pagi dan sore sedangkan daun-daunan diberikan siang hari sebagai pakan penyela. Air dibiarkan mengalir secara kontinu dengan debit 0,5-0,1 liter per detik. Fungsi air mengalir adalah untuk meningkatkan kelarutan oksigen dalam kolam. ergantian air dilakukan apabila kecerahan kurang dari 30 cm atau terjadi peningkatan racun metabolit dengan konsentrasi di atas ambang batas. erhitungan populasi dan pengukuran bobot tubuh udang-ikan dilakukan setiap satu bulan. Sekaligus untuk menentukan penambahan jumlah ransum. Monitoring kualitas air dan identifikasi penyakit Beberapa parameter kualitas air yang diukur adalah temperatur, oksigen terlarut, kecerahan, amoniak (NH), alkalinitas dan ph. emeriksaan suhu dan ph air dilakukan setiap pagi dan sore, kecerahan setiap pagi, dan amoniak serta alkalinitas setiap seminggu sekali. engamatan oksigen terlarut, suhu dan kecerahan dilakukan secara insitu. Sedangkan pengamatan amoniak, ph dan alkalinitas dilakukan di laboratorium. engamatan kondisi kesehatan dilakukan secara visual dan miskroskopis meliputi pemeriksaan protozoa, bakteri, dan jamur. engamatan kesehatan udang-ikan secara visual dilakukan setiap hari dengan melihat gejala klinis. Terutama bagi udang dilihat bagian usus terisi penuh atau tidaknya. Sedangkan pengamatan mikroskopis dilakukan setiap seminggu sekali di laboratorium. HASIL DAN EMBAHASAN Bobot dan sintasan Dari kegiatan yang telah dilakukan diperoleh data berupa bobot dan sintasan udang galah-gurami pada setiap periode sampling (Tabel 2 dan 3). ada petak A (ukuran benih gurami 5,7 gram dan kepadatan tebar 3 ekor/2 m 2 ) terjadi keterlambatan pertumbuhan dan penurunan sintasan udang galah dan gurami yang sangat mencolok setelah masa pemeliharaanduabulandanmerupakanyangterendah dad semua perlakuan. ada masa pemeliharaan dua bulan ke bawah tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok dengan kolam lain yang memiliki perbedaan kepadatan. Berarti kepadatan gurami dapat dipertahankan sampai dua bulan, setelah itu harus dilakukan penjarangan. Di sini gurami baru dapat memanfaatkan pakan dedaunan setelah umur pemeliharaan 3 bulan. Tabel 2. Bobot udang galah-gurami (gram) selama empat bulan pemeliharaan Udang galah bulan ke- Gurami bulan ke- 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 A 5,5 8,1 13,5 15,6 26,5 5,7 18,4 42,3 53,8 97,8 B 5,5 9,8 16,0 23,6 33,3 5,7 21,1 48,5 79,4 134,7 C 5,5 7,9 12,3 20,0 29,8 100,0 150,0 200,0 260,0 330,0 Tabel 3. Sintasan (%) udang galah-gurami selama empat bulan pemeliharaan Udang galah bulan ke- Gurami bulan ke- 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 A 100,0 95,0 82,9 56,3 46,6 100,0 93,3 90,0 88,3 87,0 B 100,0 95,0 85,0 78,0 73,3 100,0 96,7 95,3 93,3 91,3 C 100,0 95,8 86,3 85,2 80,0 100,0 100,0 100,0 98,7 97,3 224

ada petak B (ukuran benih gurami 5,7 gram dan kepadatan tebar 3 ekor/4 m 2) pertumbuhan dan sintasan berlangsung secara optimal baik udang galah maupun gurami. Rata-rata pertambahan bobot relatif udang galah per bulan 57,1% dan gurami 133,4% merupakan yang paling tinggi dari semua perlakuan. akan dedaunan dapat dimanfaatkan sejak umur pemeliharaan dua bulan. ada petak C (ukuran gurami 100 gram dan kepadatan tebar 3 ekor/8 m 2) terjadi sintasan yang paling tinggi. Gurami yang telah mencapai ukuran 100 gram lebih peka terhadap perubahan lingkungan dibandingkan benih benih yang masih kecil. Di samping itu juga gurami sudah mampu memanfaatkan dedaunan sejak awal pemeliharaan sehingga sifat mengganggu ke hewan lain, dalam hal ini udang galah sudah berkurang. akan dan konversi pakan Hasil perhitungan konversi pakan udang galahgurami pada setiap kolam selama empat bulan pemeliharaan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Konversi pakan udang galah dan gurami Udang galah Gurami A 1 : 1,9 1 :1,4 B 1 :1,2 1 : 1,3 C 1 : 1,0 1 :1,3 Konversi pakan udang galah tertinggi terjadi di petak A sedangkan yang terendah pada petak C. Konversi pakan berkaitan dengan jumlah dan bobot udang pada saat panen di akhir kegiatan. Udang pada petak A mengalami kematian yang banyak setelah umur pemeliharaan di atas dua bulan. adahal jumlah populasi di awal pemeliharaan sampai umur dua bulan masih tinggi dan telah menghabiskan pakan yang cukup banyak. Konversi pakan gurami di ketiga kolam menunjukkan nilai yang relatif~ sama. Artinya kepadatan gurami bagi gurami sendiri tidak memberikan pengaruh yang berbeda. engaruh yang diperlihatkan dari kepadatan gurami yang berbeda adalah pada sintasan dan pertumbuhan udang galah. Kualitas air dan kesehatan udang-ikan Hasil pengukuran kualitas air pada setiap kolam selama empat bulan pemeliharaan disajikan pada Tabel 5. arameter kualitas air yang berbeda antar ketiga kolam adalah kandungan oksigen terlarut. A sering mengalami kondisi hypoxia terutama pada saat debit air yang masuk dari sungai kecil. arameter kualitas air lainnya relatif sama dan berada pada kisaran optimal bagi kehidupan udang galah-gurame. Dari aspek kesehatan, selama pemeliharaan ditemukan udang dengan gejala otot berwarna keputihan. Analisis biaya Hasil perhitungan analisis biaya kegiatan budidaya secara monokultur dan polikultur bersama gurami disajikan pada Tabel 6. Luasan minimal yang dipersyaratkan pada kegiatan budidaya udang galah adalah 1.000 m 2. Semakin luas areal yang diusahakan maka keuntungan relatif akan semakin besar. Luasan kolam pemeliharaan kurang dari 1.000 m 2 memberikan keuntungan yang kecil sekali karena biaya yang dibutuhkan untuk upah bulanan sama besar, kecuali jika kegiatan dilakukan sendiri oleh pembudidaya dengan dibantu oleh anggota keluarga. Tabel 5. Kualitas air media pemeliharaan udang galah-gurami arameter A B C Suhu ( C) 28-32 28-32 28-32 ph 7-8 7-8 7-8 DO (mg/l) 1,5-5,0 3-6 3-7 Amoniak (mg/l) 0,05-0,10 0,05-0,10 0,05-0,10 Alkalinitas (mg/l) 25-45 23-45 26-42 Kecerahan (cm) 20-35 20-40 15-40 22 5

Dukungan Tekr ologi Untuk Meningkatkan roduk angan Hewani Dalam Rangka emenuhan Gizi Masyarakat Tabel 6. Analisis usaha budidaya udang galah secara monokultur dan polikultur bersama gurarni untuk petak seluas 1.000 m 2. Uraian Monokultur olikultur Gurami 5 gram Gurami 100 gram A. Biaya (Rp) 1. Benih : Tokolan : 5.000 ek @ rp 300 3.980.000 1.500.000 1.500.000 4.660.000 1.875.000 1.500.000 5.707.500 2.437.500 1.500.000 Gurami 5 g 750 ek @ rp 500 375.000 Gurami 100 g : 375 ek @ rp 2.500 - - 937.500 2. akan : 840.000 1.165.000 1.640.000 - Udang 140 kg @ rp 6.000 840.000 840.000 840.000 - Gurami 5 g : 90 kg @ rp 5.000 325.000 - Gurami 100 g : 160 kg @ rp 5.000-800.000 3. Kapur 100 kg @ rp 500 4. upuk organik : 50.000 40.000 50.000 20.000 50.000 20.000 - pengolahan tanah dasar 100 gram 20.000 20.000 20.000 - pemupukan susulan 100 gram 5. Upah reklamasi tanah dasar 20.000 250.000 250.000 250.000 6. Tenaga kerja (1 orang x 4 bln@ rp 300.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 7. Upah panen 100.000 100.000 100.000 B. endapatan panen (rp) 5.000.000 6.687.500 7.700.000 1. Udang 125 kg @ rp 40.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 2. Gurami 5 g : 675 ek @ rp 2.500 1.687.500 3. Gurami 100 g : 360 ek @ rp 7.500 2.700.000 C. Keuntungan 1.020.000 2.027.500 2.002.500 Berdasarkan Tabel 6 kegiatan polikultur udang galah-gurami memberikan keuntungan hingga dua kalinya kegiatan monokultur. Kegiatan polikultur dapat mengurangi pengeluaran untuk kapur, pupuk organik, upah reklamasi, upah tenaga kerja dan upah panen. Jika kegiatan dilakukan per komoditi maka pengeluaran biaya per komoditi akan sebesar biaya pada kegiatan polikultur. Keuntungan akan lebih besar jika kegiatan dilakukan sendiri sehingga tidak ada pengeluaran untuk upah pekerja. Kesimpulan KESIM ULAN DAN SARAN olikultur udang galah-gurami memberikan dampak yang positif secara ekologis dan ekonomis. Buangan metabolit pada kolam rendah dan keuntungan secara materil meningkat menjadi dua kalinya kegiatan monokultur udang galah. Model yang dapat dipilih untuk kegiatan polikultur udang galah-gurami sistem ekstensif adalah untuk gurami ukuran 5,7 gram dengan kepadatan 3 ekor/4 m 2, dan untuk gurami ukuran 100 gram dengan kepadatan 3 ekor/8 m2 selama empat bulan pemeliharaan. Sedangkan untuk gurami ukuran 5,7 gram dengan kepadatan 3 ekor/2 m 2 dapat dilakukan hanya dua bulan saja, setelah itu perlu dilakukan penjarangan kepadatan gurami. Saran erlu dilakukan kajian polikultur udang galahgurami pada tingkat kepadatan udang galah yang lebih tinggi dengan penambahan suplai oksigen melalui mesin blower atau kincir. DAFTAR USTAKA HE HER, B. dan Y RUGININ. 1981. Commercial fish farming with special reference to fish culture in Israel. A Wiley-Interscience ublication John Wiley & Sons. p. 261. NEW, M.B. 2002. Farming freshwater prawn : A manual for the culture ofthe giant river prawn (Macrobrachium rosenbergii). FAO, Rome. 212 p. 226