BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN FISIK LANSIA DI DUSUN III DESA HUTARAO KECAMATAN BANDAR PULAU KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

Lentera Vol. 14 No.2 Maret

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup. Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih (WHO, 1965). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi fisik maupun segi mental. Menurunnya derajat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia (aging structured population ) karena jumlah penduduk kelompok lanjut usia di Indonesia tahun 2000 adalah 14.439.967 dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006 mencapai ± 19.000.000 orang atau 8,9%. Pada tahun 2010 diprediksikan jumlah kelompok lanjut usia meningkat menjadi 9,58% dan pada tahun 2020 sebesar 11,20%.(Depkes,2008) Penggolongan lansia menurut WHO meliputi : middle age (45 49 tahun), elderly (60-74 tahun), old (75-79 tahun), very old ( diatas 90 tahun). Penelitian yang pernah dilakukan di Amerika menyatakan bahwa 11% laki-laki dan 18% wanita pada lansia mengalami sindrom depresi. Selain kemunduran fisik, sering kali munculnya depresi pada lansia terjadi karena kurangnya perhatian keluarga terutama anak, dan orang-orang terdekat. Salah satunya adalah masalah dukungan sosial, terutama dukungan dari orang-orang terdekatnya. Sampai sekarang ini, penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan 1

2 sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Rata-rata usia harapan hidup di negaranegara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun, berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011. (WHO,2012) Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih dari 19 juta, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14,439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2012). Berdasarkan data UNESCAP tahun 2011, jumlah penduduk di kawasan Asia mencapai sebanyak 4,22 miliar jiwa atau 60% dari penduduk dunia. Saat ini, populasi lansia penduduk berusia 65 tahun atau lebih - di Jepang dan Korea Selatan telah melampaui populasi lansia negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Sementara itu, populasi lansia Cina dan negara-negara berkembang lainnya akan menyusul sekitar tahun 2050. Populasi lansia di Asia Tenggara saat ini masih di bawah level rata-rata dunia, namun pada tahun 2040 akan jauh di atas rata-rata populasi lansia di dunia. Di Asia Tenggara, Singapura mempunyai penduduk lansia terbanyak. Thailand, Vietnam, dan Indonesia berada pada posisi segera sedangkan negara-

3 negara lain akan menyusul di tahun-tahun yang akan datang. Sementara itu, Total Fertility Rate (TFR) di Asia Tenggara saat ini sekitar 2,3 anak per wanita, sedikit di atas TFR dunia yang 2,4 anak per wanita. Namun, Asia Timur mempunyai tingkat kelahiran 1,5 anak per wanita, jauh di bawah replacement level fertility atau 2,1 anak per wanita. Hal ini mengindikasikan suatu kondisi khusus terkait lansia di wilayah ini yang akan berdampak pada perkembangan ekonomi dan sosial. (BKKBN, 2012) Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2011, jumlah penduduk lansia mencapai sekitar 24 juta jiwa. Padahal, tahun 1970 silam, jumlah penduduk lansia di Indonesia baru mencapai 2 juta jiwa. (BKKBN,2011) Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, jumlah lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 380.730 orang (49,68%) dari seluruh populasi lansia sebanyak 766.422 orang (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,2010). Peningkatan populasi kelompok lanjut usia diikuti pula dengan berbagai persoalan bagi lanjut usia itu sendiri seperti : penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, kesepian akibat ditinggal oleh pasangan atau teman seusia, depresi karena ketidak-mampuan bersosialisasi, merasa terasingkan / terisolasi karena hilang kontak dengan keluarga. Kelompok lanjut usia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan yang kompleks dan progresif. Salah satu masalah keperawatan yang banyak muncul pada kelompok tersebut adalah gangguan sosial karena banyak hal yang mempengaruhi

4 kelompok ini baik dari dukungan anggota keluarga maupun dari lingkungan. Dukungan keluarga merupakan sumber dukungan yang pertama bagi lanjut usiadan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan terhadap fungsi sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan siklus kehidupan. Pembinaan kesehatan lansia melalui wadah BKL di posyandu lansia (Public Health Nursing) yang ditujukan untuk meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan adanya pembinaan melalui program posyandu lansia diharapkan terjadi peningkatan perilaku hidup sehat oleh lansia di kehidupan sehari-hari. Jumlah penduduk lansia di Kabupaten Asahan sebanyak 61.619 jiwa dengan kategori 28.833 jiwa memiliki keadaan kesehatan yang baik, 22.118 jiwa memiliki keadaan kesehatan yang cukup dan 10.688 jiwa memiliki keadaan kesehatan yang kurang dan dengan kriteria bahwa lansia yang memerlukan bantuan orang lain dalam berpakaian sebanyak 3.353 jiwa, memerlukan bantuan dalam hal buang air kecil dan besar sebanyak 2.857 jiwa, memerlukan bantuan mandi sebanyak 2.857 jiwa, memerlukan bantuan makan dan minum sebanyak 2.971 jiwa dan memerlukan bantuan menyiapkan makan sebanyak 9.830 jiwa sementara lansia yang sering melakukan aktivitas dalam hal menonton TV sebanyak 35.001 jiwa, membaca sebanyak 1.420 jiwa, piknik sebanyak 1.032 jiwa, olahraga 552 jiwa, kegiatan sosial 12.764 jiwa, memancing sebanyak 336 jiwa dan memelihara taman sebanyak 1.749 jiwa dengan jumlah 52.764 jiwa dan menurut kategori sumber pendapatan, lansia yang bekerja sebanyak 24.224 jiwa, pensiun sebanyak 6.390, memiliki tabungan 308 jiwa, suami/ isteri bekerja sebanyak 6.450 jiwa, dari anak

5 menantu sebanyak 17.581 dan dari orang lain sebanyak 286 jiwa dengan jumlah 57.876 jiwa. (Data Statistik Indonesia, Kabupaten Asahan, 2012). Berdasarkan Data Statistik Indonesia tersebut, jelas terlihat bahwa dukungan keluarga terhadap kesehatan fisik lansia masih jauh dari harapan lansia tersebut. Tingginya angka permasalahan kesehatan fisik lansia membuat penulis tertarik dalam penelitian tentang permasalahan lansia yang ada di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan dukungan keluarga terhadap kesehatan fisik pada lansia di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap kesehatan fisik pada lansia di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh dukungan informasi terhadap kesehatan fisik lansia di xxxxxxxxxxxxxxx. 2. Untuk mengetahui pengaruh dukungan penilaian terhadap kesehatan fisik lansia di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx. 3. Untuk mengetahui dukungan instrumental terhadap kesehatan fisik lansia di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx.

6 4. Untuk mengetahui dukungan emosional terhadap kesehatan fisik lansia di Kecamatan xxxxxxxxxxxxxxx. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perkembangan IPTEK Sebagai informasi, wawasan dan masukan untuk pengeembangan penelitian tentang kesehatan fisik pada lansia. 2. Bagi keluarga lansia dan Masyarakat : Sebagai masukan bahwa pentingnya memperhatikan kesehatan fisik lansia dalam keluarga. 3. Bagi Peneliti : Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang didapat dari pendidikan serta sebagai referensi bagi peneliti lainnya.