STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Oleh: Nur Hayati, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAI KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

Pengembangan Program Pembelajaran Di PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

CARA AUD BELAJAR R.U.S.M.A.N.T.O

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Ngatmini, M.Pd., Ekie W,S.Pd., Suhartatik, Nailis S, Mada AI

RAGAM DAN INOVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA (Kajian terhadap Model-Model Pendidikan Anak Usia Dini)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pembelajaran Beyond Centers and Circle Times (BCCT) metode Montessori Heigh Scope dan Pegglo Emilia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 November 2011

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

MEMBANGUN GENERASI CERDAS DAN KREATIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME (BCCT) Oleh: I Putu Andre Suhardiana.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SENTRA BERMAIN PERAN TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa keemasan Unik Kreatif Pembelajar yang ulet Belajar dari lingkungan Belajar melalui bermain Keingingtahuannya besar

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemanfaatan fasilitas laboratorium sekolah merupakan hal yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya artinya Golden Age. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Suyanto, 2003:6).

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar

II. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

IKA BUDI MARYATUN, M.Pd STAFF PENGAJAR PG-PAUD FIP UNY

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM MEMBENTUK BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun (Santoso, dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN) Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

SILABI MATA KULIAH. 6 Memilah teori pendekatan PAUD. 7 Menganalisis berbagai pendekatan dalam PAUD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

PROGRAM KEGIATAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK * Ika Budi Maryatun, M.Pd (Diadaptasi dari subdit TPA dir.paud, PNF, Kemendiknas)

BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, cara pemecahan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN KURIKULUM TK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

MODEL BERMAIN SAMBIL BELAJAR SAINS UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA TAMAN KANAK-KANAK. Dwi Yulianti 1,Sri S, Dewanti H 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

Pembelajaran sentra (BCCT) By Rani

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

meliputi 1. Bidang Pengembangan Pembiasaan 2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

METODE PENGEMBANGAN BAHASA: PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEMA DAN SENTRA DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

Transkripsi:

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Oleh: Nur Hayati, M.Pd Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia delapan tahun. Pendidikan anak usia dini harus berlandaskan pada kebutuhan anak, yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut di lingkungan di sekitarnya, sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan psikologis anak, dilaksanakan dalam suasana bermain yang menyenangkan serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP tentang Standar Nasional Pendidikan, 2005). Proses pembelajaran akan optimal jika didukung dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. MODEL PEMBELAJARAN di TAMAN KANAK-KANAK Model pembelajaran adalah pola yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka membantu anak mencapai hasil belajar tertentu (Depdiknas, 2005). Komponen model pembelajaran terdiri dari: identitas, kompetensi yang akan dicapai, langkah-langkah, alat atau sumber belajar serta evaluasi. Menurut Sujiono (2009:140) model pembelajaran pada anak usia dini terdiri dari dua jenis, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada anak. Model pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat. 1

a. Model Pembelajaran Kelompok Model Pembelajaran Kelompok atau Cooperatif Learning merupakan pembelajaran yang berupaya membantu anak didik untuk mempelajari materi belajar dan berbagai keterampilan guna mencapai sasaran serta tujuan sosial dan hubungan dengan orang lain. Landasan teoritis dari model pembelajaran kelompok adalah mengacu pada teori John Dewey yang menyatakan bahwa kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih luas dan menjadi laboratorium bagi pembelajaran kehidupan nyata. Menurur Dewey, guru seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang demokratis diserta proses belajar yang ilmiah. Tanggung jawab utama guru adalah melibatkan peserta didik dalam penyelidikan (inquiry) tentang berbagai masalah sosial dan interpersonal. Prinsip dasar dalam pembelajaran kelompok adalah: peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar; anggota dalam kelompok tersebut terdiri atas siswa yang mempunyai kemampuan belajar rendah, sedang dan tinggi; jika memungkinkan, anggota kelompok tersebut terdiri dari campuran ras, budaya dan jenis kelamin; sistem rewardnya berorientasi pada kelompok. Prinsip berikutnya, dalam pembelajaran kelompok setiap anggota kelompok dapat bertukar tempat ke kelompok lain dengan catatan dalam kelompok yang dipilih ada tempat yang kosong. Manfaat pembelajaran kelompok, antara lain memotivasi peserta didik yang kemampuan belajarnya rendah dan tinggi untuk saling membantu, menumbuhkan toleransi yang tinggi terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, bahkan anak yang berkebutuhan khusus. Manfaat pembelajaran kelompok berikutnya adalah mengajarkan keterampilan kerja sama dan kolaborasi kepada anak didik. Tahap atau langkah dalam pembelajaran kelompok dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan membangkitkan motivasi belajar. 2) Tahap selanjutnya adalah presentasi informasi dalam bentuk teks atau ceramah. 3) Peserta didik diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar. 4) Peserta didik dibantu guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas. 2

5) Anak tidak diharuskan menyelesaikan tugas semua kelompok, namun anak dapat berpindah kegiatan ke kelompok lain apabila ada tempat kosong di kelompok tersebut. 6) Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala yang telah dipelajari siswa. 7) Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu b) Model Pembelajaran Berdasarkan Minat Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak. Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak. Prinsipnya, dalam model pembelajaran berdasarkan minat mengutamakan: (1) pengalaman belajar bagi setiap anak secara individual (2) membantu anak untuk membuat pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusatpusat kegiatan (3) melibatkan peran serta keluarga. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan minat dapat menggunakan beberapa area antara lain: area agama, balok, bahasa, drama, berhitung/matematika, sains, seni/motorik, musik, membaca dan menulis. Dalam satu hari dapat dibuka satu area bermain dengan 4-5 kegiatan bermain. Tahap atau langkah pembelajaran berdasarkan minat: 1. Guru memberikan penjelasan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan beserta jumlah anak yang boleh bermain di area tersebut, misalnya alam terdiri dari kegiatan bermain pasir, bermain air berwarna, bermain mengocok air sabun, bermain bercocok tanam. Guru menyiapkan entri tiket sebanyak jumlah anak sesuai daya tampung sentra, misalnya area alam ini hanya menampung 6 anak, 3

maka guru hanya menyiapkan 6 tiket sebagai tanda masuk. Anak yang sudah menyelesaikan kegiatan di are alam dapat berpindah area dengan mengembalikan tiket di pintu masuk area agar dapat digunakan anak selanjutnya. 2. Guru membagi jumlah anak di setiap kegiatan bermain. Pembagian bertujuan agar seluruh anak mengalami pengalaman main yang direncanakan hari itu. 3. Guru memberikan kesempatan anak untuk bebas memilih kegiatan sesuai dengan minatnya. Pilihan yang diberikan tidak jauh dari area yang telah disiapkan agar pembelajaran lebih terarah. 4. Anak dapat berpindah kegiatan sesuai dengan minatnya jika ada tempat kosong di kegiatan tersebut. 5. Guru mencatat setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik sebagai proses pemantauan tumbuh kembang anak. 6. Apabila ada peserta didik yang tidak mau melakukan kegiatan di semua kegiatan yang diprogramkan, maka guru dapat memotivasi anak agar mau mencoba bermain bersama temannya. 7. Guru melakukan evaluasi pembelajaran bersama peserta didik. 8. Guru memberikan pengakuan dan penguatan terhadap usaha yang teah dilakukan anak. PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI TK Beberapa pendekatan dalam pembelajaran anak Taman Kanak-kanak antara lain: Pendekatan Montessori, Pendekatan Bank Street, pendidikan High/Scope, Pendekatan Kurikulum Kreatif, Pendekatan Regio Emilia, Pendekatan Project Based, dan Pendekatan BCCT. Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan salah satu Pendekatan yang sesuai dengan minat anak, yaitu pendekatan BCCT. a) Pendekatan BCCT Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training) Florida, USA. Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan Pamela. Pada perkembangannya di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center and Cyrcle Time) yang kemudian akan diganti dengan nama SELING (Sentra & Lingkaran). a. Konsep Pendekatan BCCT Melalui 3 jenis main, antara lain: 1) Main Sensorimotor 4

a) anak belajar melalui panca indera dan hubungan fisik dengan lingkungan b) Dengan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacammacam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan. 2) Main Peran, atau simbolik, main pura-pura, fantasi, imajinasi atau main drama Untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak. Main Peran dibagi atas 2 jenis : a) Main Peran Makro, Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu b) Main Peran Mikro, Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-benda berukuran kecil untuk menyusun adegan 3) Main Pembangunan a) Main pembangunan bahan sifat cair/bahan alam Bermain dengan menggunakan bahan bahan cair seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas, pensil, pulpen, playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-bijian seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau dll. b) Main Pembangunan Terstruktur Bermain dengan mempergunakan balok unit,balok berongga, balok berwarna, lego, puzzle dan lain lain b) Pendekatan Proyek Pendekatan Proyek dikembangkan pertama kali oleh Lilian Katz. Kegaiatan pembelajaran melalui pendekatan proyek melibatkan proses kesatuan hati (heart) dan pikiran (minds) diantara anggota kelompok. Dengan demikian, hasil pengamatan yang bervariasi dapat disatukan dalam proses penyelidikan yang akhirnya menghasilkan suatu karya yang berarti. Prinsip Pendekatan Proyek antara lain: a. Pengetahuan (knowledge) Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari pikiran b. Ketrampilan (skills) Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan harus dapat menjadi suatu ketrampilan c. Disposisi (disposition) Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati 5

Kemampuan prososial, motivasi, peduli, dan empati kepada anak lain Berkembang dengan baik melalui mengamati (observing) dan meniru (modelling) Bawaan dari lahir untuk memaknai pengalaman, bertanya, mencari jawaban, dll Tidak bisa diajarkan melalui instruksi harus diwujudkan dalam tingkah laku, diekspresikan dan digunakan disposisi yang hilang, tidak akan bisa kembali lagi d. Perasaan (feelings) Dipelajari melalui pengalaman Tidak dapat dipelajari melalui instruksi, paksaan, atau doktrinasi Memberi kesempatan untuk terlibat aktif, menentukan pilihan, dan mengambil keputusan Pelaksanaan pendekatan Proyek disesuaikan dengan tujuan akademik dimana guru mengajarkan pengetahuan, konsep, informasi dan ketrampilan dan sesuai dengan tujuan intelektual yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak dalam mengeksperikan ide serta pemikirannya mencakup kegiatan menganalisa, mensintesa, menghipotesa, hubungan sebab akibat, meramalkan serta menginvestigasi. Daftar Pustaka Essa, Eva L. 2003. Introduction to Early Childhood Education. Canada: Thomson Learning, Inc ----. (2007). Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Puskur. ----. (2006). Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat PAUD, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks 6