MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2014 TENTANG

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USULAN REVISI ANGGARAN Nomor: SOP /KU 00/REN

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, NOMOR 08 /KPA-SM/Kp/X/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Program. Kegiatan. Operasional. Dewan Koperasi Indonesia.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentan

NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI PPNPN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

2 Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program dan Anggaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR : PER 02/MBU/201.1 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan perjalanan dinas dalam Negeri perlu petunjuk pelaksanaan perjalanan dinas yang memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan Negara; b. bahwa Perjalanan Dinas yang berlaku umum bagi seluruh Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah telah diatur dalam Paraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.05/2008; c. bahwa sehubungan dengan huruf b, dalam rangka mempermudah dan memperjelas proses pelaksanaan Perjalanan Dinas, perlu kiranya disusun suatu Petunjuk Pelaksanaan mengenai Perjalanan Dinas dalam negeri yang berlaku khusus di lingkungan Kementerian BUMN; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.05/2008; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN MENTERI NEGARA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. Past:./2

-2- Pasal 1 Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut sebagai Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas ditetapkan sebagaimana dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini. Pasal 2 Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas digunakan sebagai acuan umum bagi seluruh Unit kerja di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam pelaksanaan Perjalanan Dinas. Pasal 3 Peraturan Menteri ini berlaku terhitung sejak ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 05 Agustus 2011 MENTERI NEGARA ttd. Sali. suai dengan slinya ukum, MUSTAFA ABUBAKAR 198003 1 001

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 02 /MBU/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN /to

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Perjalanan Dinas dalam negeri merupakan suatu kegiatan yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN. Banyak tugas pokok Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang pelaksanaannya sangat tergantung pada kelancaran proses Perjalanan Dinas dalam negeri, oleh karena itu diperlukan petunjuk pelaksanaan untuk memperlancar proses perjalanan dinas dalam negeri di lingkungan Kementerian BUMN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 tanggal 25 April 2007 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.05/2008, serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 34/PB/2007, telah ditetapkan mekanisme pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Peraturan-peraturan tersebut mengatur mekanisme Perjalanan Dinas yang berlaku umum bagi seluruh Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah. Dalam rangka mempermudah dan memperjelas proses pelaksanaan Perjalanan Dinas di lingkungan Kementerian BUMN, perlu kiranya disusun suatu Petunjuk Pelaksanaan mengenai Perjalanan Dinas dalam negeri yang berlaku khusus bagi Kementerian BUMN, dengan tetap mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Keuangan dan Direktur Jenderal Anggaran sebagaimana dijelaskan di atas. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas dalam negeri yang berlaku di lingkungan Kementerian BUMN. 2. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan untuk menciptakan kelancaran proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas dalam negeri yang efektif dan efisien di lingkungan Kementerian BUMN. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi berbagai kegiatan Perjalanan Dinas dalam negeri di lingkungan Kementerian BUMN yang mencakup pengaturan tentang, Pelaksana Perjalanan Dinas, Pemberi Tugas, Pihak Berwenang, Prosedur Pengajuan Permohonan, serta Pelaporan dan Pertanggungjawaban. D.PENGERTIAN.../2 'OW

-2- D. PENGERTIAN Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini, yang dimaksud dengan: 1. Perjalanan Dinas adalah Perjalanan Dinas dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.05/2008. 2, Pelaksana Perjalanan Dinas adalah pihak yang mendapat penugasan dari Pemberi Tugas untuk melakukan Perjalanan Dinas. 3. Pemberi Tugas adalah pihak yang berwenang memberikan penugasan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas serta menandatangani Surat Tugas. 4. Pihak Berwenang adalah pihak yang mempunyai kewenangan menandatangani Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). E. DASAR 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.05/2008; 5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara; 6. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2007. BAB II PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS A. PELAKSANA PERJALANAN DINAS. Pihak yang dapat menjadi Pelaksana Perjalanan Dinas adalah : 1. Menteri Negara BUMN, Pegawai Negeri Sipil (termasuk CPNS) dan Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Kementerian BUMN (termasuk Staf Khusus Menteri Negara BUMN). 2. Pejabat Negara dan Pegawai Negeri di luar Kementerian BUMN. 3. Staf Khusus Presiden dan Wakil Presiden serta Staf Khusus Menteri. 4. Orang perseorangan dalam keanggotaan Komite/Tim/Panitia yang anggarannya dibebankan pada anggaran Kementerian BUMN. 5.Pihalc.../3 710/4

-3-5. Pihak selain tersebut angka 1, 2, 3, dan 4 yang mendapat penugasan dari Menteri Negara BUMN, Pejabat Eselon I, dan/atau Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian BUMN. 6. Ketentuan tersebut butir 4 dan butir 5, tidak termasuk karyawan pihak ketiga yang memperoleh pekerjaan outsourcing dan Kementerian BUMN. 7. Pelaksana Perjalanan Dinas yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas selain atasannya secara berjenjang, harus melaporkan kepada dan meminta izin atasan langsungnya sebelurn melakukan Perjalanan Dinas. B. PEMBERI TUGAS 1. Pihak yang dapat menjadi Pemberi Tugas adalah : a. Menteri untuk dirinya sendiri dan seluruh Pelaksana Perjalanan Dinas. b. Kuasa Pengguna Anggaran untuk dirinya sendiri dan seluruh Pelaksana Perjalanan Dinas, dalam hal Surat Tugas tidak ditandatangani oleh Menteri. c. Pejabat Eselon I dalam Wilayah Jabatannya masing-masing untuk Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, Pelaksana, Pegawai Tidak Tetap dan Pihak Lain, dalam hal Surat Tugas tidak ditandatangani oleh Menteri atau Kuasa Pengguna Anggaran. d. Pejabat Eselon II dalam Wilayah Jabatannya masing-masing untuk Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, Pelaksana, Pegawai Tidak Tetap dan Pihak Lain, dalam hal Surat Tugas tidak ditandatangani oleh Menteri, Kuasa Pengguna Anggaran, atau atasan Pejabat Eselon II yang bersangkutan. e. Ketua Komite/Tim dalam Wilayah Jabatannya untuk dirinya dan anggotanya serta Narasumber (jika ada), dalam hal Surat Tugas tidak ditandatangani oleh Menteri, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Eselon I, atau Pejabat Eselon II yang mempunyai wilayah jabatan. 2. Dalam hal Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II melaksanakan Perjalanan Dinas sendirian, maka Surat Tugas ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan atau Kuasa Pengguna Anggaran. 3. Dalam hal Surat Tugas ditandatangani oleh Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II untuk pejabat yang setingkat, Surat Tugas ditandatangani atas nama atasan Pejabat yang bersangkutan. C. PIHAK BERWENANG Pihak yang berwenang menandatangani Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). D. PROSEDUR.../4 ARI

D. PROSEDUR PENGAJUAN PERMOHONAN BIAYA PERJALANAN DINAS 1. Pemberi Tugas menerbitkan Surat Tugas yang sekurang-kurangnya memuat -4- a. Nama, NIP, Golongan dan Eselon Pegawai yang ditugaskan (Jika non PNS mencantumkan nama dan penyetaraan golongan dan Eselon); b. Tanggal Perjalanan Dinas; c. Tujuan Perjalanan Dinas; d. Alat Transportasi yang digunakan; dan e. Alokasi dana kegiatan dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Surat Tugas ditembuskan sekurang-kurangnya kepada : a. Atasan Langsung pemberi tugas; b. Kepala Bagian SDM. c. Kepala Bagian Keuangan. Format Surat Tugas sebagaimana Lampiran I 2. Pemberi Tugas menyampaikan Surat Tugas kepada Pelaksana Perjalanan Dinas selambat-lambatnya 3 (tiga) haxi kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas. 3. Selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas, Pemberi Tugas menyampaikan permohonan penerbitan SPPD sekaligus pencairan dana kepada PPK yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Bagian Keuangan. Penyampaian permohonan tersebut dilampiri dengan Surat Tugas. Format permohonan penerbitan SPPD sebagaimana Lampiran II 4. PPK : a. Menerbitkan SPPD serta menyampaikannya kepada Pelaksana Perjalanan Dinas selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan ketentuan permohonan penerbitan SPPD dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar. b. Menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan daftar nominatif serta menyampaikan kepada Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan SPM (PP-SPM) selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah permohonan penerbitan SPPD dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar. 5. PP-SPM menerbitkan SPM (Surat Perintah Membayar) dan menyampaikan kepada KPPN selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah SPP dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar dari PPK. 6. Setelah menerima dana dari KPPN, Bendahara Pengeluaran (BP) mencairkan biaya Perjalanan Dinas dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah dana masuk ke rekening BP. 7. BPP menyampaikan uang muka Perjalanan Dinas kepada Pelaksana Perjalanan Dinas selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan. 8. Dalam hal Pemberi Tugas menyampaikan permohonan penerbitan SPPD dan pencairan dana kepada PPK yang bersangkutan dalam waktu kurang dari 8 (delapan) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas, maka : a.sppd.../5

-5- a. SPPD diberikan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas paling lambat pada hari pelaksanaan Perjalanan Dinas. b. Biaya Perjalanan Dinas dapat diberikan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas pada hari pelaksanaan Perjalanan Dinas sepanjang terdapat persediaan dana. c. Dalam hal tidak tersedia dana pada saat pelaksanaan Perjalanan Dinas, biaya perjalanan dinas diberikan setelah kembali dari melaksanakan Perjalanan Dinas. d. Dalam hal biaya Perjalanan Dinas diberikan setelah kembali dan melaksanakan Perjalanan Dinas, maka pembayarannya dilakukan paling lambat 8 (delapan) hari setelah laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas secara lengkap diterima oleh BPP. e. Bagan Arus (flowchart): PROSEDUR PENGAJUAN PERMOHONAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pemberi Tugas Surat Tugas -- ----- Pelaksana Tugas -...-... 4' Surat Tugas L ---- PPK PP-SPM KPPN BP BPP Surat Permohonan Penerbitan SPPD ---- Surat Tugas SPPD --------- SPPD ----------- J SPPdan Daftar Nonir20,...- SPPdan Daftar Nomina SPM -- -..._..----- ADK SPM,...0+ SPM Biaya Perjadin I; \..., \-:.7"" Biaya Perjadin Biaya Perjadin Keterangan: 1. Pemberi Tugas menerbitkan Surat Tugas dan menyampaikan kepada Pelaksana Tugas selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas. 2. Pemberi Tugas menyampaikan surat permohonan penerbitan SPPD sekaligus pencairan dana kepada PPK yang bersangkutan dengan dilampiri dengan Surat Tugas dan ditembuskan kepada Kepala Bagian Keuangan selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas. 3a. PPK menerbitkan SPPD dan menyampaikannya kepada Pelaksana Tugas selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan ketentuan permohonan penerbitan SPPD dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar. 3b. PPK.../6 Alv/

-6-3b. PPK menerbitkan SPP dan Daftar Nominatif serta menyampaikan kepada PP- SPM selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah permohonan penerbitan SPPD dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar. 4. PP-SPM menerbitkan SPM dan menyampaikan kepada KPPN selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah SPP dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap dan benar dari PPK. 5. BP mencairkan biaya Perjalanan Dinas dan menyampaikan kepada BPP selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah dana masuk ke rekening BP dari KPPN. 6. BPP menyampaikan biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana Tugas Kegiatan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan. E. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS 1. Dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan Perjalanan Dinas, Pelaksana Perjalanan Dinas wajib memberikan : a. Laporan Perjalanan Dinas kepada Pemberi Tugas, format sebagaimana Lampiran III. b. Berkas pertanggungjawaban pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada BPP. 2. Dalam hal Perjalanan Dinas dilakukan secara bersama-sama, Laporan Perjalanan Dinas dapat dibuat dalam satu laporan yang ditandatangani oleh minimal seorang Pelaksana Perjalanan Dinas yang mempuyai jabatan atau pangkat tertinggi. 3. Berkas pertangungjawaban sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b, terdiri dari: a. Surat Tugas; b. SPPD yang telah ditandatangani oleh Pemberi Tugas; c. Bukti-bukti pengeluaran yang sah yang meliputi: i. bukti pengeluaran biaya transportasi; ii. bukti pengeluaran biaya penginapan; iii. bukti pengeluaran biaya sewa kendaraan dalam kota; iv. Pernyataan pengeluaaran riil yang ditandatangani Pelaksana Perjalanan Dinas. d. Sisa uang Perjalanan Dinas (jika ada); 4. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana dimaksud pada angka 3, BPP menyusun dan menyampaikan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas : a. Kuitansi Perjalanan Dinas; b. Rincian Biaya Perjalanan Dinas; c. Daftar Pengeluaran Riil (jika ada). 5. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana angka 4, Pelaksana Perjalanan Dinas sudah harus menandatangani dan mengembalikan berkas tersebut kepada BPP. 6.Dalam.../7 /404

-7-6. Dalam hal Perjalanan Dinas dilakukan dalam kondisi huruf E angka 8, berkas sebagaimana dimaksud pada angka 4 diserahkan oleh BPP kepada Pelaksana Perjalanan Dinas selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kerja disertai biaya Perjalanan Dinas. 7. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana angka 6, Pelaksana Perjalanan Dinas sudah harus menandatangani dan mengembalikan berkas tersebut kepada BPP. 8. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana angka 5 atau angka 7, BPP sudah hams menyerahkan berkas tersebut kepada PPK. 9. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana angka 8, PPK sudah hams menyerahkan berkas tersebut kepada Kepala Bagian Keuangan. 10. Bagian Keuangan mendokumentasikan berkas sebagaimana dimaksud angka 9. 11. Dalam hal pertanggungjawaban tidak diselesaikan tepat waktu, maka kepada yang bersangkutan diberikan Surat Teguran oleh Sekretaris Kementerian BUMN yang diproses oleh Bagian Keuangan. 12. Bagan Arus (flowchart): PROSEDUR PE LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS Pelaksana Tugas Pemberi Tugas BPP PPK Kabag Keuangan Laporan Laporan -- ------.-.------ Berkas PJ1,.. C) Berko Il ------------...,---- I -Kuitans Ralcian Biaya 'DA., Pengettoran Rtit,...--- --..._.---- II -SPIV -Kultansi -Ritttian,, Biaya Datar R:ng tuaran _,..212...--- - 1 1 SPPD :_.4.1g,',=' Biaya -Data, rengeluaran ft... 111. -SPPD Kuitansi Rinclan Maya -Pager Pengclumran...1.7.11,... ----- 0 help Keterangan: la. Pelaksana Tugas wajib menyampaikan laporan perjalanan dinas kepada Pemberi Tugas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan Perjalanan Dinas. lb. Pelaksana Tugas wajib menyampaikan berkas pertanggungjawaban pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada BPP paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan Perjalanan Dinas. Pelaksana Tugas wajib meminta tanda tangan Pemberi Tugas atas SPPD sebelum diserahkan kepada BPP. 2.Selambat-lambatnya...18 40/

-8-2. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas pertanggungjawaban pelaksanaan Perjalanan Dinas, BPP menyusun dan menyampaikan kepada Pelaksana Tugas: Kuitansi Perjalanan Dinas; Rincian Biaya Perjalanan Dinas; Daftar Pengeluaran Riil (jika ada). Catatan: Untuk pejalanan dinas yang permohonan SPPD-nya disampaikan < 8 hari kerja, berkas sebagaimana dimaksud pada langkah 2 ini diserahkan oleh BPP kepada Pelaksana Tugas selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kerja disertai biaya Perjalanan Dinas. 3. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana langkah 2, Pelaksana Tugas sudah harus menandatangani dan mengembalikan berkas tersebut kepada BPP. 4. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana langkah 3, BPP sudah harus menyerahkan berkas tersebut kepada PPK. 5. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima berkas sebagaimana langkah 4, PPK sudah harus menyerahkan berkas tersebut kepada Kepala Bagian Keuangan. 6. Bagian Keuangan menyimpan berkas pertanggungjawaban tersebut sebagai arsip. F. LAIN-LAIN 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 tanggal 25 April 2007 dan perubahannya, serta Peraturan pelaksanaannya berlaku sepenuhnya terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas di lingkungan Kementerian BUMN. 2. Dalam hal terdapat pengaturan yang berbeda antara SOP Perjalanan Dinas ini dengan Peraturan sebagaimana dimaksud pada butir 1, maka Peraturan sebagaimana dimaksud pada butir 1 yang berlaku. 3. Kuasa Pengguna Anggaran menetapkan biaya transportasi Perjalanan Dinas yang belum diatur dalam Peraturan tersebut butir 1 dengan berdasarkan perhitungan yang wajar. 4. Setiap Pejabat Eselon II wajib menunjuk seorang staf sebagai penanggungjawab penyelesaian pertanggungjawaban Perjalanan Dinas di wilayah jabatan Pejabat Eselon II yang bersangkutan. 5. PPK wajib berkoordinasi dengan PPK lain sebelum menandatangani SPPD untuk menghindari penugasan ganda dalam waktu yang bersamaan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 05 Agustus 2011 dengan jaslinya MENTERI NEGARA ttd. MUSTAFA ABUBAKAR 198003 1 001

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 02/MBU/20 1 1 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN 411

KEPALA SURAT NOMOR SURAT TUGAS Dalam rangka., kami menugaskan: No Nama NIP Golongan Eselon 1. 2. 3. dst. Tujuan Hari/Tanggal Alat transportasi yang digunakan Alokasi dana kegiatan dalam POK Ditetapkan di... pada tanggal Pemberi Tugas Nama Lengkap NIP... Tembusan: 1. (Atasan langsung Pemberi Tugas); 2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia; dan 3. Kepala Bagian Keuangan.

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 02/MBU/2011 PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

KEPALA SURAT Nomor Lampiran Hal Yth. Pejabat Pembuat Komitmen... Dalam rangka [sama dengan isi surat tugas], mohon dapat diterbitkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dan pencairan dana kegiatan, untuk nama-nama yang tersebut dalam surat tugas sebagaimana terlampir. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Pemberi Tugas, Nama Lengkap NIP... Tembusan: 1. (Atasan langsung Pemberi Tugas); 2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia; dan 3. Kepala Bagian Keuangan.

SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 02/MB U/2011 PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKLTNGAN KEMENTERIAN *re

KEPALA SURAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN NOMOR I. Dasar Hukum Berisi penjelasan mengenai dasar hukum pelaksanaan kegiatan, yaitu berupa Surat Tugas/Surat Perintah Contoh: Surat Tugas Kepala Biro Perencanaan dan SDM nomor ST-24/S.MBU.1/2011 tanggal 24 Januari 2011. IL Gambaran Umum dan Tujuan Kegiatan 1. Gambaran Umum Berisi penjelasan mengenai gambaran umum kegiatan yang dilaksanakan terutama mengenai latar belakang pelaksanaan kegiatan. Contoh: Kegiatan tugas konsinyering dilaksanakan dalam rangka exercise penghematan anggaran Kementerian BUMN Tahun anggaran 2011. Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Republik Indonesia yang disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan pada sosialisasi penghematan anggaran Kementerian/Lembaga tahun 2011 yang dilaksanakan pada hari Rabu 26 Januari 2011 yang menyatakan setiap Kementerian/Lembaga untuk melakukan exercise penghematan pagu anggaran tahun 2011 minimal 10% dari pagu tahun 2011 setelah dikurangi biaya rutin sehari-hari perkantoran untuk kegiatan yang lebih prioritas. 2. Tujuan Kegiatan Berisi penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan kegiatan. Contoh: Tujuan pelaksanaan kegiatan: Mengidentifikasi kegiatan yang dapat dilakukan efisiensi. Menetapkan besamya anggaran per kegiatan yang dapat dilakukan efisiensi. III. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Berisi penjelasan mengenai waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan sebagaimana surat tugas yang diberikan. Contoh: Kegiatan dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Kamis s.d Minggu, 27-30 Januari 2011 Tempat : Jakarta IV. Pelaksana Kegiatan Berisi uraian mengenai pegawai, unit kerja atau tim kerja yang melaksanakan kegiatan tersebut. Contoh: IVO

KEPALA SURAT -2 Kegiatan dilaksanakan oleh pegawai pada Biro Perencanaan dan SDM sebagaimana daftar surat tugas dan daftar hadir terlampir. V. Sumber Dana Berisi penjelasan mengenai alokasi pembebanan biaya kegiatan sesuai dengan mata anggaran keluaran yang telah ditetapkan. Contoh: Kegiatan ini dibebankan pada DIPA Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 nomor 0003/041-01.1.01/2011 tanggal 20 Desember 2010 kegiatan Kesekretariatan (2617.01.002.011.A.) mata anggaran 521219 (Belanj a Barang Non Operasional Lainnya). VI. Hasil Kegiatan/ Output Berisi penjelasan mengenai keluaran/output yang diharapkan akan dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan. Contoh: Hasil kegiatan/ output dari kegiatan ini adalah exercise penghematan anggaran Kementerian BUMN sebesar 10% dan surat dari Menteri Negara BUMN kepada Presiden Republik Indonesia sebagaimana terlampir. Tempat, tanggal bulan tahun Pelaksana Tugas Nama Lengkap NIP