IMPLEMENTASI MANAJEMEN TRAFFIC DAN BANDWIDTH INTERNET DENGAN IPCOP

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Manajemen Trafik dan Bandwidth Internet dengan IPCop

IMPLEMENTASI MANAJEMEN TRAFFIC DAN BANDWIDTH INTERNET DENGAN IPCOP

SIMULASI PEMANFAATAN IPCOP SEBAGAI PC ROUTER DALAM JARINGAN LOCAL (LAN) DI LABORATORIUM FE-UMI ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

Analisis Efektifitas Bandwidth Menggunakan Ipcop (Studi Kasus : Balai Besar Teknologi Energi)

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN IPCOP DI SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PENGATURAN DAN PRIORITAS BANDWIDTH DENGAN HIERARCHICAL TOKEN BUCKET BERBASISKAN GUI PADA LINUX SERVER CLEAROS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama

Mengenal Mikrotik Router

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain :

Akses Remote Database via Internet

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

Implementasi Sistem Manajemen Bandwidth Di CV TRI POLA JAYA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KINERJA IMPLEMENTASI WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM PADA PERANGKAT ACCESS POINT G MENGGUNAKAN OPENWRT


BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Membangun Router/Server Gateway Warung Internet Dengan IPCop

Edi Sumarno Pembimbing 1: Jatmiko,Ir, MT. Pembimbing 2: Irma Yuliana,ST,MM.

IMPLEMENTASI NETWORK ACCESS PROTECTION PADA JARINGAN WIRELESS ABSTRAK

Xcode Intensif Training. Computer Networking. Advanced

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

Membuat Router dengan NAT pada Windows XP

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, bahkan di bidang bisnis sekalipun. Dimana banyak perusahaan yang

Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

Hal-hal yang menjadi batasan bisnis dalam pendesainan sistem keamanan jaringan adalah sebagai berikut:

A I S Y A T U L K A R I M A

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE MANAJEMENT BANDWIDTH PADA JARINGAN VPN MENGGUNAKAN SERVER MIKROTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan internet bahkan sudah mulai merambah ke daerah-daerah. Ini

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

BAB III ANALISIS SISTEM

Pembuatan Jaringan Internet Wireless Pada Kawasan Rt.07/Rw.04 Kel.kalibata Menggunakan Gateway Server ClearOS. Ahmad Thantowi

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian...

Akses Remote Database via Internet

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

MANAGEMENT BANDWIDTH PADA DYNAMIC QUEUE MENGGUNAKAN METODE PER CONNECTION QUEUING

SILABUS JARINGAN KOMPUTER LANJUT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL

PEMANFAATAN CAPTIVE PORTAL SEBAGAI AUTENTIKASI CLIENT UNTUK KEAMANAN JARINGAN DI LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA UHAMKA

Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Ainul Fuad Farhan

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM KEAMANAN JARINGAN DI INTERNET MENGGUNAKAN IPCOP PADA PT.INDO BAGUS SLAT

Mengatur bandwidth download dengan squid delay pool

Tunnel dan Virtual Private Network

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENGENDALIAN TRAFFIC INTERNET PADA JARINGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH INTERNET BERBASIS KUOTA DAN FILTERING DENGAN OS IPCOP

Tutorial Mikrotik Dasar (Ver 1.2)

Firewall. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

Cara Setting IP Address DHCP di

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

AUTENTIKASI JARINGAN LAN DAN WIRELESS LAN MENGGUNAKAN ROUTER PFSENSE DENGAN RADIUS PADA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UMS

Firewall. Pertemuan V

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

Proses booting saat instalasi Endian firewall

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

Transkripsi:

IMPLEMENTASI MANAJEMEN TRAFFIC DAN BANDWIDTH INTERNET DENGAN IPCOP Tengku Ahmad Riza, Yon Sigit Eryzebuan, dan Umar Ali Ahmad Fakultas Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom, Bandung Program Studi Teknik Komputer Politeknik Telkom, Bandung tka@ittelkom.ac.id, sgtsigit@gmail.com, dan uaa@tk.politekniktelkom.ac.id ABSTRACT As the number of Internet users grows and bandwidth available is limited and expensive, it is needed a mechanism for setting the bandwidth of the Internet. The setup which allows Internet users to access the Internet with limited bandwidth One alternative solution for this is that bandwidth is set using IPCop as Internet traffic and bandwidth management tools. Using IPCop, administrators are facilitated with tools for bandwidth setting and monitoring of traffic and bandwidth usage internet through web media. Regulating the division of bandwidth as needed, is expected to optimize the use of the available Internet bandwidth. Tests were conducted on two major networks in the Polytechnic Telkom which are a public network, and network staff. The test results, proved that the IPCop successfully optimize and limit the bandwidth to clients. The throughput obtained by client are similar to the throughput set in IPCop. Keywords: Bandwidth Management, IPCop, Traffic Monitoring. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini, maka kebutuhan akan informasi semakin meningkat pula. Dimana setiap orang membutuhkan informasi dalam waktu yang cepat, singkat dan akurat oleh karena itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat mendukung akan hal tersebut. Salah satunya adalah koneksi internet yang cepat dan stabil. Bandwidth internet sangatlah mahal. Sehingga suatu institusi harus dapat secara bijak menggunakan bandwidth yang tersedia dengan sebaik mungkin. Dengan bandwidth tersebut harus bisa melayani ratusan pengguna yang ingin menggunakan internet secara bersamaan. Jika tidak diatur, kemungkinan besar traffic dan bandwidth akan penuh ketika digunakan oleh beberapa pengguna saja, maka diperlukan suatu sistem manajemen traffic dan bandwidth dengan menggunakan IPCop sebagai toolsnya. IPCOP adalah suatu distribusi linux yang digunakan sebagai alat yang mempunyai tugas mengatur penggunaan akses internet. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan pokok yang ingin dicapai anatara lain adalah: 1. Merancang dan melakukan implementasi pengaturan pengaksesan internet dan maksimal bandwidth/speed. 2. Menerapkan IPCop untuk memonitor kondisi trafik dan penggunaan bandwidth. 3. Memperoleh laporan pemakain bandwidth yang digunakan oleh pengguna. 2. Konsep Dasar 2.1 Bandwidth dan Trafik Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu kanal komunikasi untuk dapat dilewati sejumlah traffic informasi atau data dalam satuan waktu tertentu. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality Of Services). Sedangkan istilah traffic dapat didefinisikan sebagai banyaknya informasi yang melewati suatu kanal komunikasi. bits bandwidth = (1) s 2.2 Throughput Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. Sayangnya, throughput karena banyak alasan, kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang mungkin dari suatu media. 2.3 Quality Service Quality of Service didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan. Pada jaringan berbasis IP, QoS mengacu pada performansi dari paket-paket IP yang telah lewat melalui satu atau lebih jaringan. QoS didesain untuk membantu end user (klien) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang berbeda, yang 1

menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediaka, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 2.4 IPCop OS Router IPCOP adalah suatu distribusi linux yang menyediakan fitur simple-to-manage firewall appliance berbasis perangkat keras PC. IPCOP juga merupakan suatu stateful firewall dibuat berdasarkan pada linux netfilter framework. 2.5 Fiture IPCop Beberapa fiture yang tersedia pada IPCop antara lain: - Stabil dan merupakan Linux based firewall yang sangat mudah dikonfigurasi. - Mudah untuk melakukan Administrasi lewat web akses. - IPCop dapat menggunakan DHCP IP address dari ISP yang kita gunakan. - Dapat berfungsi sebagai DHCP server untuk memudahkan konfigurasi internal network. - Memiliki kemampuan sebagai caching DNS proxy, untuk membantu menambah kecepatan query Domain Name - Memiliki web caching proxy, untuk menambah kecepatan akses web. - Sebagai intrusion detection system untuk mendeteksi serangan ke internal network yang dipakai. - Kemampuan untuk memisahkan network, konfigurasi GREEN untuk internal network yang aman, network terlindungi dari internet, konfigurasi BLUE untuk network dengan wireless LAN dan ORANGE untuk network yang diperbolehkan diakses oleh publik seperti webserver/mailserver. - Fasilitas VPN yang digunakan untuk koneksi ke internal network dari eksternal network melalui internet secara aman karena telah ditingkatkan untuk support x509 certificates. - Memiliki traffic shaping untuk mengatur prioritas service seperti web browsing, FTP, telnet dan lain-lain sesuai keinginan. - Dibangun dengan ProPolice untuk mencegah serangan pada semua aplikasi. - Memiliki pilihan konfigurasi kernel yang mengizinkan pengguna untuk memilih sesuai dengan keadaan yang dinginkan 2.6 Konfigurasi IPCop Network interface IPCop terdefinisi atas empat macam yaitu RED, GREEN, BLUE dan ORANGE 1. RED Network Interface Network ini adalah interface atau untrusted network. Pada dasarnya yang dilindungi oleh IPCop adalah network GREEN, BLUE, dan ORANGE dari traffic yang berasal dari network RED. 2. GREEN Network Interface Interface ini hanya terhubung ke komputer yang dilindungi oleh IPCop atau lebih dikenal dengan istilah local network. Traffic ke interface ini diarahkan lewat LAN card yang terpasang di IPCop firewall. 3. BLUE Network Interface. Interface ini adalah interface pilihan (digunakan jika dibutuhkan) yang dapat digunakan untuk koneksi perangkat wireless di network yang berbeda dari local network. Komputer di bawah interface ini tidak dapat terhubung dengan komputer yang berada di interface GREEN kecuali dikontrol menggunakan pinholes atau via koneksi VPN. Trafik ke interface ini juga diarahkan lewat LAN card yang terpasang di IPCop firewall. 4. ORANGE Network Interface. Interface ini juga merupakan interface pilihan yang digunakan untuk menempatkan server yang boleh diakses oleh network yang berbeda. Komputer dibawah interface ini tidak dapat terhubung dengan komputer yang berada di interface GREEN atau BLUE kecuali dikontrol menggunakan DMZ pinholes. Traffic ke interface ini juga diarahkan lewat LAN card yang terpasang di IPCop. 3. Metode Pelitian 3.1 Perancangan Jaringan Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem manajemen jaringan dan pengkonfigurasian IPCop sebagai manajemen bandwidth dan alat pemantauan kondisi traffic dan bandwidth. Design yang akan dibuat meliputi pengaturan bandwidth, penentuan jenis pengguna dan besar bandwidth yang bisa didapat oleh client. Pada tahap ini juga akan dilakukan pengaturan IPCop untuk memudahkan dalam memantau kondisi traffic dan penggunaan bandwidth di satu jaringan yang tersambung ke internet atau intranet. 3.2 Implementasi dan Pengujian Pada tahap ini akan dilakukan penerapan rancangan yang akan dibuat pada jaringan. Kemudian akan dilakukan pengujian dengan berdasarkan parameter yang akan dilakukan dalam pengujian kinerja performansi seputar Quality of Service (QoS) seperti throughput dan bandwidth. 2

4. Analisis dan Desain 4.1 Sistem Yang Ada Politeknik Telkom merupakan sebuah institusi yang mempunyai jaringan yang cukup besar. Konsep pengaksesan internet dimulai dari jaringan luar yang langsung terhubung ke internet. Antara internet dan intranet dihubungkan oleh sebuah PC router. Di jaringan intranet dibagi lagi menjadi dua jaringan besar yaitu jaringan khusus staff dan jaringan publik. Gambar 1. Desain Sistem Yang Telah Ada 4.2 Sistem Yang Akan Dibuat Dengan terbatasnya resource bandwidth yang dimiliki institusi Politeknik Telkom maka dibutuhkan suatu pengaturan dari penggunaan bandwidth tersebut. IPCop sebagai OS Router dapat digunakan untuk membantu melakukan pengaturan penggunaan Bandwidth user dan juga dapat sebagai alat monitoring traffic dan penggunaan bandwidth user. Sehingga bisa memberikan informasi kepada administrator dalam pengaturan penggunaan bandwidth. 4.3 Pola Kerja IPCop IPCop adalah sistem operasi dan yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan wireless, salah satunya adalah bandwidth manajemen. Bandwidth manajemen merupakan kegiatan dalam fungsi router untuk mengatur ditribusi dan membagi besar bandwidth yang akan dialirkan ke luar dari router. Pada gambar 2 dibawah terlihat bahwa terdapat dua pengguna jasa router (dalam intranet), yaitu client 1 dan client 2. Sehingga dapat dikatakan inputnya adalah 1 (satu) dan outputnya 2 (dua). Untuk membagi dan mengatur bandwidth yang mengalir pada client 1 dan client 2 dapat digunakan IPCop. 4.4 Skema Diagram Jaringan Gambar 2. Skema Manajemen Bandwidth Gambar 3. Skema Jaringan 3

Pada skema jaringan di atas, IPCop akan ditempatkan pada PC Router yang bertugas untuk mengatur besar bandwidth yang menuju router internal jaringan yaitu router staff dan router publik. Selain itu IPCop juga sengaja ditempatkan di PC Router agar setiap lalu lintas data dapat dimonitoring sehingga bisa menghasilkan informasi khususnya berupa penggunaan bandwidth internet oleh pengguna. 4.5 Skema Jaringan Gambar 4. Skema Skenario 5 Implementasi dan Pengujian 5.1 Skenario Pengujian Pada Konfigurasi Bandwidth ini akan diterapkan pembagian bandwidth berdasarkan: 1. Pembagian alokasi bandwidth. Tabel 1. Alokasi bandwidth Komputer Bandwidth Bandwidth per host PC Router Staff 1024 Kbps 256 Kbps PC Router Publik 2048 Kbps 128 Kbps 2. Pemberian IP Tabel 2. Alamat IP Perangkat IP 10.100.0.2 PC Router 10.8.1.1 10.9.1.1 Client 1 10.8.1.2 Client 2 10.9.1.2 5.2 Pengujian Pada Jaringan Publik 5.2.1 Pengujian Tanpa Pengaturan Bandwidth Jaringan Publik Langkah pengujian ini dimaksudkan untuk melihat throughput/bandwidth yang didapat oleh client tanpa adanya pengaturan atau pembatasan bandwidth. a. Throughput yang didapat client pada jaringan publik. Gambar 5. Download 1 File Tanpa Limit Gambar 6. Download 2 File Tanpa Limit 4

b. Monitoring Trafik pada jaringan publik Gambar 7. Grafik Intranet Tanpa Limit Gambar. 8 Grafik Internet Tanpa Limit Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa throughput yang di dapat client dengan tanpa adanya pengaturan bandwidth sangat tidak stabil. Hal ini dapat dilihat dari throughput yang cukup besar saat mendownload satu file dan juga perbedaan throughput yang didapat tiap proses saat mendownload lebih dari satu file. Dari sisi trafik juga menggambarkan bahwa bandwidth yang digunakan sudah sangat besar. Hal ini dapat berakibat pada menurunnya bandwidth yang didapat oleh client yang lainnya dan dapat berakibat pada sulitnya client lain untuk mengakses internet. 5.2.2 Pengujian Dengan Pengaturan Bandwidth Jaringan Publik Langkah pengujian ini akan dilakukan dengan melakukan pengaturan maksimal bandwidth yang dapat didapat oleh setiap client pada jaringan publik. Dalam hal ini akan diatur maksimal bandwidth yang didapat oleh setiap client adalah 128 Kbps atau 16 KBps. a. Throughput yang didapat client Gambar. 11 Grafik Intranet Dengan Limit b. Monitoring Trafik Pada Jaringan Publik Gambar. 10 Download 2 File Dengan Limit Gambar. 11 Grafik Intranet Dengan Limit Gambar 11 Grafik intranet dengan limit Gambar. 12 Grafik Intranet Dengan Limit 5

Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa IPCop telah berhasil untuk mengendalikan dan mengatur bandiwidth yang didapat sampai ke tingkat client. Hal ini dapat dilihat pada gambar diatas, dimana telah berhasil menstabilkan throughput yang didapat di client dengan batasan 16 KBps saat mendownload satu file dan saat mendownload lebih dari satu file dapat mengendalikan throughput yang didapat client masih pada kisaran 16 KBps. Dari sisi trafik juga menggambarkan bahwa ada penurunan trafik yang sangat besar ketika pengaturan bandwidth telah diterapkan. Tanpa adanya pengaturan bandwidth terlihat trafik intranet dan internet berada pada posisi lebih dari 200 KBps. Setelah menerapkan pengaturan bandwidth trafik mengalami penurunan yang sangat tajam menjadi dibawah 20 KBps. Hal ini sangat baik, karena dengan kecilnya trafik yang digunakan tiap client maka akan memberi kesempatan pada client yang lain untuk dapat menggunakan akses internet. 6 Penutup 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. IPCop sebagai manajemen resource bandwidth mampu memberikan jaminan kepada pengguna untuk mendapatkan resource bandwidth yang adil sesuai dengan aturan pembagian bandwidth yang ada. 2. Dengan adanya pembagian bandwidth ini, pengguna internet tidak akan saling merebut bandwidth. 6.2.1 Saran Saran adalah: 1. Untuk lebih menjamin keamanan, monitoring dan efektifitas pembagian badwidth internet maka bisa dirancang mekanisme pengaksesan internet melalui tunnel khusus seperti VPN atau lainnya. 2. Bisa dikembangkan web interface kondisi trafik dan penggunaan bandwidth internet secara umum agar pengguna bisa melihat dan memantau kondisi jaringan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang pada waktu kapan jaringan penuh sehingga diharapkan bisa merubah pola atau waktu pengaksesan internet oleh pengguna. 3. Untuk lebih mengoptimalkan IPCop, disarankan untuk sering melakukan update berkala terhadap add-ons IPCop. Daftar Pustaka [1] Dempster, Barrie (2006). Configuring IPCop Firewalls. Published by Packt Publishing. [2] http://www.ipcop.org/index-pn.php, diakses terakhir tanggal 10 Oktober 2009. [3] http://www.ipadd.de/binary-v14.html, diakses terakhir tanggal 10 Oktober 2009. [4] Apa Itu IPCop. (Online). Tersedia: http://panduanipcop.blogspot.com/2008/10/apa-itu-ipcop.html, diakses terakhir tanggal 10 Oktober 2009. [5] Sanjaya, Ridwan (2005). Trik mengelola kuota Internet bersama dengan squid. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [6] Mansfield, Niall (2004). Practical TCP/IP Designing, Using, and Troubleshooting TCP/IP Networks on Linux and windows. Published by Pearson Education. [7] Poerwo, Doddy (2005). Aplikasi Manajemen Bandwidth Akses Internet Pada Local Area Network, Tugas Akhir STT Telkom, Bandung. 6