STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serap lulusan SMK oleh DU/DI (Umaedi dan Siswantari, 2008: 3). SMK Tunas Harapan Pati sebagai bagian dari sekolah menengah

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA BARAT FEBRUARI 2017

Transkripsi:

247 STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF Muhammad K. A. Mutaqin 1, Wowo S. Kusnawa 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 ok_khafid@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterserapan lulusan SMK pada dunia industri khusunya pada industri otomotif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lulusan SMKNdi Kota Bandung.Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah lulusan SMKN 6 Bandung dan SMKN8 Bandung program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) tahun 2012 dan 2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar wawancara yang ditujukan pada responden yaitu wakil kepala sekolah bidang hubungan industri, ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) dan staf di industri yang menangani bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Lembar wawancara tersebut dimaksudkan guna memperoleh data mengenai keterserapan lulusan SMK di dunia industri. Hasil pengolahan data menunjukan tahun 2012 keterserapan lulusan SMK Negeri di Kota Bandung pada industri otomotif berada pada kategori kurang dari setengahnya, diluar industri otomotif berada pada kategori sebagian kecil dan diseluruh sektor industri berada pada kategori lebih dari setengahnya. Tahun 2013 keterserapan lulusan SMK Negeri di Kota Bandung pada industri otomotif berada pada kategori kurang dari setengahnya, diluar industri otomotif berada pada kategori sebagian kecil dan di seluruh sektor industri berada pada kategori lebih dari setengahnya. Kata kunci: lulusan, industri, otomotif, keterserapan PENDAHULUAN Jumlah angkatan kerja yang menganggur justru sebagian besar oleh kelompok terdidik. Harapan pemerintah akan SMK dalam mengatasi pengangguran sangatlah besar, akan tetapi pada kenyataanya jumlah pengangguran SMK justru semakin tahun semakin meningkat. Jumlah pengangguran lulusan SMK justru meningkat dari 254.232 jiwa pada tahun 2012 menjadi 392.830 jiwa pada tahun 2014 (BPS, 2014). Peningkatan jumlah pengangguran tersebut menjadi sebuah hal yang sepatutnya tidak terjadi, karena pada dasarnya lulusan SMK di disain menjadi pribadi yang siap kerja. Lulusan SMK menempati urutan pertama sebagai penyumbang tingkat pengagguran terbuka yaitu sebanyak 15,18%. TPT terbesar kedua disusul oleh lulusan SMA sebesar 13,70%, kemudian lulusan SMP dengan 12,08%, lulusan diploma 6,18%, lulusan SD sebesar 4,48% dan yang paling kecil tingkat disumbang oleh lulusan universitas sebesar 4,19%. 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

248 Lulusan SMK menempati peringkat pertama dalam penyumbang TPT di Jawa Barat bukanlah hal yang menggembirakan bagi dunia pendidikan.smk diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang lulusannya menyumbang SDM dalam mengisi kebutuhan angkatan kerja yang ada bukan sebagai penyumbang pengangguran terbesar. Berdasarkan data BPS Jawa Barat jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat terbilang fluktuatif (Tabel 1). Tabel 1. Angkatan kerja menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan No Pendidikan Tahun Terakhir 2012 2013 2014 1 <=SD 9.336.512 (50,96%) 9.007.280 (49,30%) 9.469.204 (49,24%) 2 SMP 3.305.181 (18,04%) 3.326.151 (18,06%) 3.274.726 (17,03%) 3 SMA 2.641.170 (14,42%) 2.707.934 (14,71%) 2.935.036 (15,26%) 4 SMK 1.531.547 (8,36%) 1.743.561 (9,47%) 1.842.880 (9,58%) 5 DiplomaI/II/III 1.060.303 (2,44%) 478.221 (2,60%) 500.130 (2,60%) 6 Sarjana 1.106.303 (5,79%) 1.080.837 (5,87%) 1.208.967 (6,29%) Total 18.981.016 18.343.984 19.230.943 Jumlah angkatan kerja yang berasal dari lulusan SMK di Provinsi Jawa Barat memang setiap tahun semakin meningkat. Jumlah angkatan kerja yang berasal dari lulusan SMK hanya sebesar 9,58% pada tahun 2014. Jumlah tersebut masih lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang berasal dari lulusan SMA yang sebesar 15,26% pada tahun 2014. Informasi yang disajikan BPS Jawa Barat sungguh menjadi hal memprihatinkan dimana jumlah pengangguran justru didominasi dari lulusan SMK.Jumlah angkatan kerja yang sepatutnya didominasi oleh lulusan SMK justru hal tersebut menjadi terbalik, dimana lulusan SMA lebih besar terserap dalam dunia kerja dibandingkan dengan lulusan SMK. Kota Bandung memiliki dua SMK Negeri yang membuka program studi keahlian teknik otomotif yaitu SMK Negeri 6 Bandung dan SMK Negeri 8 Bandung. Kota Bandung setiap tahunnya meluluskan ratusan siswa yang siap untuk memasuki dunia kerja. Lulusan SMK yang dihasilkan melampaui kebutuhan dari industri yang ada di Bandung. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jumlah lulusan SMK program keahlian teknik kendaraan ringan yang bekerja di industri otomotif bidang pelayanan dan jasa, jumlah lulusan SMKprogram keahlian teknik kendaraan ringan yang bekerja di luar industri otomotif, dan keterserapan lulusan SMK di berbagai bidang pekerjaan (Sanjaya, 2011).

249 Pendidikan kejuruan merupakan salah satu wadah yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki suatu kompetensi sehingga lulusannya dapat dengan mudah terserap di dunia industri. Pendidikan kejuruan yaitu pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya (Sagala, 2013). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja, sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan pendekatan ini mengacu pada tujuan penelitian, yakni untuk memperoleh gambaran nyata tentang studi keterserapankerja lulusan SMK Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung, SMK Negeri 8 Bandung dan beberapa industri otomotif khususnya industri kendaraan ringan.maksud dari dilakukanya penelitian di industri sebagai pengecekan mengenai data yang telah diperoleh dari sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya yaitu dengan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan studi dokumentasi. HASIL PENELITIAN Data tempat bekerja (Tabel 2) menunjukan bahwa lulusan SMK Negeri 6 Bandung tersebar diberbagai jenis industri.tabel tersebut menunjukan bahwa lulusan SMK Negeri 6 Bandung khususnya TKR, tidak selalu memasuki dunia industri otomotif.berdasarkan data tersebut terdapat pula lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Jumlah yang bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki pada tahun 2012 hanya 77 orang, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 111 orang.

250 Tabel 2. Tempat bekerja lulusan SMKN 6 Bandung lulusan tahun 2012-2013 No. Tempat Bekerja Lulusan 2012 Lulusan 2013 1 Toyota 22 Orang 49 Orang 2 Daihatsu 6 Orang 12 Orang 3 Honda 11 Orang 24 Orang 4 Nissan 12 Orang 9 Orang 5 KIA 5 Orang - 6 Isuzu 7 Orang 4 Orang 7 Mithsubishi 1 Orang 3 Orang 8 Mercedes - 3 Orang 9 Mazda - 2 Orang 10 HINO 6 Orang 1 Orang 11 Suzuki 7 Orang 4 Orang 12 Industri Non Otomotif 43 Orang 21 Orang 13 Melanjutkan Pendidikan 29 Orang 24 Orang 14 Wiraswasta 2 Orang 5 Orang 15 PNS/TNI/POLRI 1 Orang 3 Orang 16 Tidak Diketahui 38 Orang 27 Orang Total 190 Orang 191 Orang Tabel 3. Tempat bekerja lulusan SMK N 8 Bandung lulusan tahun 2012-2013 No. Tempat Bekerja Lulusan 2012 Lulusan 2013 1 Toyota 21 Orang 9 Orang 2 Daihatsu 16 Orang 22 Orang 3 Honda 25 Orang 14 Orang 4 Nissan 13 Orang 8 Orang 5 Mercedes - 5 Orang 6 Isuzu 5 Orang 3 Orang 7 Mithsubishi - 4 Orang 8 KIA 2 Orang 5 Orang 9 HINO 4 Orang - 10 Mazda - 3 Orang 11 Suzuki 8 Orang 11 Orang 12 Yamaha 3 Orang 5 Orang 13 Chevrolet 5 Orang 4 Orang 14 Diluar Industri Otomotif 49 Orang 57 Orang 15 Melanjutkan Pendidikan 27 Orang 24 Orang 16 Wiraswasta 8 Orang 7 Orang 17 PNS/TNI/POLRI 7 Orang 4 Orang 18 Tidak diketahui 31 Orang 39 Orang Total 224 Orang 224 Orang Data tempat bekerja (Tabel 3.) menunjukkan bahwa lulusan SMK Negeri 8 Bandung tersebar diberbagai jenis industri.tabel tersebut menunjukan bahwa lulusan SMK Negeri 8 Bandung pada kompetensi TKR, tidak selalu memasuki dunia industri otomotif. Berdasarkan data tersebut terdapat pula lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan

251 kompetensi yang dimiliki. Jumlah yang bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki pada tahun 2012 hanya sekitar 102 orang, sedangkan pada tahun 2013 justru mengalami penurunan menjadi 93 orang. PEMBAHASAN Keterserapan lulusan SMK yang bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, pada tahun 2012 SMK Negeri 6 Bandung hanya sebesar 40,53% dan termasuk dalam kategori kurang dari setengahnya dan pada tahun 2013 lulusan yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung yang bekerja sesuai dengan kompetensi bertambah menjadi 58,2% dan berada dalam kategori lebih dari setengahnya. Lulusan SMK yang bekerja sesuai dengan bidang kompetensi yang dimiliki yang berasal dari SMK Negeri 8 Bandung tahun 2012 sebesar 45,54% dan tahun 2013 sebesar 41,52% sehingga hanya berada pada kategori kurang dari setengahnya. Besarnya keterserapan lulusan SMK diatas menunjukan bahwa salah satu tujuan khusus SMK yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang berbunyi Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, belum dapat secara keseluruhan terlaksana. Data menunjukkan bahwa lulusan SMK belum dapat menyentuh kategori sebagian besar justru lebih banyak berada pada kategori kurang dari setengahnya. Lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan bidang keahlianya pada tahun 2012 dan 2013 memang berada pada kategori sebagian kecil. Tahun 2012 lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung sebesar 22,64% dan SMK Negeri 8 Bandung sebesar 21,86%. Tahun 2013 lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung mengalami penurunan menjadi 10,99% sedangkan dari SMK Negeri 8 Bandung justru mengalami kenaikan yaitu menjadi 25,45%. Idealnya lulusan SMK sudah seharusnya bekerja di bidang keahlian yang dimiliki. Idealnya tidak ada lagi lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.bekal kompetensi dinilai percuma jika lulusan SMK tidak bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Tujuan khusus SMK yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa untuk menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, dirasa

252 belum tercapai. Tujuan tersebut dapat dikatakan tercapai apabila tidak ada lagi lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki (Sudjana dan Ibrahim, 2010). Keterserapan lulusan SMK di dunia industri pada tahun 2012 dan 2013 baik itu lulusan SMK yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung ataupun SMK Negeri 8 Bandung berada pada kategori lebih dari setengahnya. Tahun 2012 keterserapan terhadap dunia industri yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung sebesar 63,16% dan yang berasal dari SMK Negeri 8 Bandung sebesar 67,41%. Tahun 2013 jumlah keterserapan lulusan SMK yang berasal dari SMK Negeri 6 Bandung menjadi 67,41% dan yang berasal dari SMK Negeri 8 Bandung sebesar 66,96%. Keadaan tersebut menunjukan bahwa tujuan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya sudah tercapai. KESIMPULAN Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: keterserapan lulusan SMK Negeri di Kota Bandung pada industri otomotif tahun 2012 dan 2013 berada pada kategori kurang dari setengahnya. Keterserapan lulusan SMK Negeri di Bandung yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi keahlianya yang dimiliki tahun 2012 dan 2013 berada pada kategori sebagian kecil. Keterserapan lulusan SMK Negeri di Kota Bandung pada semua jenis industri tahun 2012 dan 2013 berada pada kategori lebih dari setengahnya. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Jawa Barat. (2014). Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Barat Tahun 2014.Bandung: BPS Jawa Barat. Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Sagala, S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.