PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PENGENALAN KEPRIBADIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN

4 TIPE POKOK KEPRIBADIAN MANUSIA DAN CARA BERGAUL DENGAN MEREKA 1. TIPE KOLERIS 2. TIPE SANGUIN 3. TIPE MELANKOLIS 4.

KEPRIBADIAN DAN APARAT KEHUMASAN

Mengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis)

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Ciri dan Watak Wirausaha

ETIK UMB MENGENALI POTENSI DIRI AHMAD GOZALI,SHI,MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

4 Temperamen Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

Richard Smithson C.C. Sample

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013


Niken Kartikasari F

diidentifikasi sebagai si pelaksana.

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

KEPRIBADIAN MERUPAKAN MODAL PENTING UNTUK MENUNJANG KEBERHASILAN SESEORANG DALAM KEHIDUPANNYA. ADA UPAYA-UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

BAB III METODE PENELITIAN. (C). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel (D). Metode. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian.

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

Profil Kepribadian. Online - 13 COntoh User STAFF / OFFICER All Manajemen Umum. TANGGAL PEMERIKSAAN : 13-Feb-2012 T:DISC

REVITALISASI USAHA PEDAGANG KLITHIKAN PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006 di DIY (Tinjauan Aspek psikologis)

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Memahami Orang lain dengan Cara Memahami diri Anda sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

Tanda Tanda Penjual Terbaik

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan Polri yang mandiri dan profesional dibutuhkan sebuah

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

MEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya SDM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar

Atribut. yang perlu dimiliki oleh Manager. ( b i s a d i i b a r a t k a n f i t u r p a d a h a n d p h o n e G r a c e S 1 a n a

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDlDlKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI NEGERI SlPlL

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

Standar Kompetensi: Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan. Kompetensi Dasar: Memelihara standar penampilan pribadi.

EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA

tidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE EPPS

PRAKTIK EMPATI SOSIAL DENGAN PASANGAN SAYA BERNAMA ITA RAHMAWATI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, sikap, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

Transkripsi:

PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PENGENALAN KEPRIBADIAN Oleh Sumaryo, Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Upaya untuk mengembangkan diri dewasa ini telah menjadi suatu tuntutan bahkan menjadi keharusan bagi siapa saja yang ingin maju, apa lagi jika kita memperhatikan perkembangan tuntutan dari para pemangku kepentingan yang semakin meningkat. Normalnya siapapun orangnya pasti berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun terkadang untuk memulai suatu perubahan menuju ke arah yang lebih baik membutuhkan kesadaran akan pentingnya perubahan tersebut dan pemahaman yang tepat dan benar kapan dan dari mana perubahan tersebut harus dilakukan, dan pada posisi mana saat ini kita berada. Artinya semua aktivitas perubahan yang kita lakukan perlu direncanakan dengan baik dan terarah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengembangan diri adalah dengan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pada Sekolah Kepribadian, seperti mengikuti Training of the Trainers (TOT). Pada tanggal 31 Oktober s.d 2 Nopember 2012 yang lalu, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) bekerjasama dengan salah satu sekolah kepribadian menyelenggarakan TOT di Jakarta, yang pesertanya sebagian dari para widyaiswara, dan saat itu penulis merupakan salah satu peserta pada TOT tersebut. Terdorong oleh niat untuk berbagi pengalaman, maka penulis menyampaikan tulisan ini dengan maksud untuk sharing pengalaman, disamping untuk mencoba menganalisis prospek implementasi hasil-hasil yang diperoleh selama mengikuti TOT tersebut. II. Pelaksanaan TOT dan Hasil-hasilnya Pada umumnya sebelum mengikuti TOT, setiap calon peserta diminta untuk mengisi kuisioner (Questionnaire) untuk mengetahui kepribadian masing-masing dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia yang disusun berdasarkan linkert. Jawaban yang akan dipilih terdiri dari 5 (lima) skala, mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, biasa saja, setuju, dan sangat setuju. Mengisi kuisioner yang telah dipersiapkan merupakan salah satu cara untuk mengenal kepribadian seseorang. Kuisioner tersebut terdiri dari 2 (dua) bagian, bagian A berisi beberapa pernyataan (statement) yang paling tepat mendeskripsikan diri kita yang sebenarnya tanpa adanya pengaruh/ tekanan dari pihak manapun, dan bagian B yang berisi pernyataan yang paling tepat mendeskripsikan diri kita tentang bagaimana kita bertindak saat melakukan pekerjaan kita. Yang penting pada tahap pengisian kuisioner adalah setiap peserta harus jujur dalam mengisinya, sehingga hasil yang diperoleh akan dapat mengambarkan potret kepribadian diri yang sebenarnya. Informasi tentang kepribadian akan sangat berguna sebagai bahan masukan untuk mengefektifkan dan meningkatkan potensi diri serta memperbaiki kekurangankekurangan yang ada, sehingga upaya untuk meningkatkan kinerja sesuai profesinya sebagai widyaiswara/ trainer diharapkan dapat terwujud.

Setelah memperoleh hasil analisis dari kuisioner yang telah diisi dalam bentuk Comunication Profile, masing-masing peserta TOT diberi kesempatan untuk memperoleh penjelasan dari petugas yang tergabung dalam Personal and Team Motivation and Counseling pada lembaga pendidikan tersebut. Hasil analisis tersebut antara lain memberikan gambaran kepada peserta TOT tentang bagaimana kepribadiannya, citra diri, nilai-nilai, sifat-sifat, motif, dan pola komunikasi yang selama ini dilaksanakan, serta tingkat kemampuannya dalam mengarahkan orang lain. Informasi tentang kepribadian itu sangat penting karena berpengaruh besar terhadap prestasi kerja seseorang. Disamping itu kepada peserta juga diberi masukan berupa hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam melaksanakan tupoksinya sebagai widyaiswara/ trainer, seperti bagaimana menempatkan diri agar dapat fokus kepada audiens sehingga bisa lebih memahami karakteristik dan situasi audiens bersangkutan, bagaimana mengembangkan sikap empati, bagaimana mengembangkan strategi penyampaian materi yang fleksibel namun tetap dalam kontrol tujuan utama, dan bagaimana mengembangkan sisi Fun dalam rangka menyeimbangkan suasana dan lain-lain. Pada dasarnya potret dari tipe kepribadian masing-masing peserta TOT tentunya tidak akan pernah ada yang sama, alias berbeda satu dengan yang lain. Secara umum bagaimana gambaran tipe kepribadian yang ada dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 1 PRIBADI DAN CIRI-CIRI PRILAKU Suka bicara Ramah/ terbuka Berkepribadian hangat Tak banyak fikiran/ tidak sabaran Mudah bergaul/ suka melibatkan diri Responsif, mudah adaptasi Antusias & Ekspresif Perfectionis CONFORMITY Perencana yang baik Suka menyendiri/ introvert Serius, tertib dan terorganisasi Jenius Memilih standar nilai tinggi Berbakat seni Suka memimpin Kemauan kuat dan tegas Dinamis Optimis, realistis/ orientasi pada tujuan Praktis/ cepat membuat penilaian Agresif Teguh / persisten Percaya diri Netral Selalu menjadi penengah Easy going Pasif/ lebih suka mengalah Pendiam Sulit memutuskan Perlu diketahui bahwa dari 4 (empat) tipe kepribadian pada tabel I di atas tidak berarti masing-masing orang hanya memiliki satu tipe. Keempat tipe kepribadian tersebut ada pada diri seseorang, hanya saja tingkatannya masing-masing orang berbeda, ada yang lebih menonjol Extroversion-nya, Dominance-nya, Conformity-nya, atau Patiance-nya.

Tabel. II KELEMAHAN PRIBADI : Pemborosan waktu Suka menunda-nunda pekerjaan Suka mengobrol Suka membuat program Tidak tuntas Cenderung ceroboh Suka menurut kata hati CONFORMITY Perfectionis Lamban mengelola bisnis Suka mengeritik/ suka menganalisa sesuatu Sensitif & mudah tersinggung Membenci kesalahan Perasaan sentimentil Membuat standar tinggi Keputusan cepat tetapi tidak matang/ tidak tergantung pada orang lain Tidak ramah Cenderung suka berdebat/ keras kepala/suka mendominasi Mengambil keputusan bagi diri sendiri Pasif Rileks Sulit dimotivasi Suka menunda sesuatu Sulit diajak berteman Lebih suka menunggu respon Menghindari konflik Tidak mau coba perubahan Selanjutnya pada tabel II di atas, akan memberikan informasi kepada kita tentang kelemahan-kelemahan yang dimiliki dari masing-masing tipe kepribadian, sehingga bisa lebih mengenal siapa diri kita sebenarnya. Berbekal informasi di atas kita selanjutnya dapat merencanakan untuk melakukan perubahan ke arah yang terbaik sesuai tuntutan profesi masing-masing. Untuk mengetahui tentang motivasi apa saja yang dibutuhkan, serta faktor-faktor apa saja yang bersifat demotivasi dari masing-masing tipe kepribadian, dapat dilihat pada tabel III dan IV berikut ini.

Tabel.III MOTIVATIONAL NEED : Banyak interaksi dengan orang lain Public Recognition/dikenali/ diakui/dipuji Interaksi group/ dilibatkan dalam aktivitas Diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu Diberi informasi yang terjadi Diberi kedudukan/posisi penting Independent/ kebebasan dalam aktivitas Challence/ Tantangan Direct Answer/ diberi kesempatan memutuskan Diakui kemampuan memimpin CONFORMITY Suasana yang terstruktur Kejelasan benefit (keuntungan diri) Sistem yg sdh terbentuk (SOP) Bersikap adil Ketepatan waktu Suasana harmonis Lingkungan stabil Arah yang jelas Konsistensi Tidak suka perubahan Diakui kontribusi diri Waktu berfikir Tabel. IV Diacuhkan Tidak dilibatkan dalam aktivitas Kesempatan/ wewenang diperkecil Merasa tidak disukai Merasa tidak dianggap DEMOTIVASI : Tidak diberi posisi Tidak diberi kesempatan Pembatasan wewenang Diberi tingkat supervisi tinggi Merasa tidak dianggap CONFORMITY Perubahan tanpa rencana dikritik Tidak ada sistem Perlakuan beda Terjadi konflik Suasana mendesak/tekanan Perubahan situasi yang cepat Dibiarkan melakukan sendiri Diberi tanggungjawab besar Berdasarkan tabel III di atas dapat diketahui, bahwa untuk dapat menggerakkan seseorang (dalam hal ini widyaiswara/ trainer) yang masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain dalam rangka lebih mengoptimalkan kinerja yang bersangkutan, diperlukan motivasi yang berbeda. Dengan demikian informasi pada tabel III di atas akan sangat bermanfaat bagi institusi atau pihak-pihak yang memiliki fungsi untuk melakukan pembinaan kepada widyaiswara/ trainer. Demikian halnya beberapa

informasi tetang demotivasi yang terdapat pada tabel IV di atas, juga sangat berguna bagi pihak-pihak yang lingkup tugasnya berkaitan dengan upaya melakukan pembinaan terhadap para widyaiswara dilingkungan instansinya. Berbekal pengetahuan tentang faktor-faktor yang bersifat motivasi dan demotivasi dalam hubungannya dengan 4 (empat) tipe kepribadian seperti pada tabel III dan IV diatas, maka setiap kebijakan atau tindakan yang akan dilakukan dapat diarahkan untuk mendorong target sasaran memberikan sesuatu yang terbaik yang dimilikinya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah informasi terkait dengan klasifikasi kepribadian juga berguna bagi widyaiswara selain untuk memperbaiki dirinya. Jawabannya sangat berguna, karena bukan hal mustahil audiens yang akan dihadapi pada saat mengajar/melatih juga memiliki ciri-ciri yang sama, apakah termasuk Extrovertion, Dominance, Comformity, dan Pasience. Dengan memahami karakteristik dari audiens dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka widyaiswara akan lebih mampu dalam mengelola kelas, sehingga sasaran pada setiap tahapan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. III. Prospek Implementasi Hasil TOT Berdasarkan hasil pemetaan kepribadian masing-masing peserta TOT berikut saran pengembangannya, sesuai dengan profesinya sebagai seorang trainer/ widyaiswara/ pejabat lainnya sebagaimana terangkum dalam Comucation Profile, maka penulis berpendapat bahwa pada tataran implementasinya setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu : 1. Faktor Internal, dalam hal ini tergantung pada diri pribadi yang bersangkutan ingin menjadi apa, What kind person would you like to be? It s All Your Choice. Pada dasarnya manusia itu selalu mempunyai pilihan, dalam memilih tentu sasarannya harus jelas, setidaknya jadilah yang terbaik dan berguna bagi orang lain. Untuk mencapai maksud tersebut dibutuhkan energi yang cukup besar baik fisik maupun non-fisik. a. Energi fisik antara lain dalam bentuk kemampuan secara ekonomi sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kompetensi diri, seperti : mendapatkan buku bacaan yang bermutu sebagai bahan referensi, meningkatkan berbagai ketrampilan (skills), dan memperbaiki dan meningkatkan kualitas penampilan diri. b. Energi non-fisik antara lain berupa kekuatan pikiran, dan selalu berpikir positif. Berfikir positif akan menentukan keberhasilan seorang trainer / widyaiswara/ pejabat lainnya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Adi W Gunawan, dalam bukunya berjudul Manage Your Mind for Success (2007 : 93), menyatakan Semakin anda memikirkan sesuatu, semakin besar kapasitas dan

energi yang anda curahkan. Semakin kuat fikiran itu, semakin kuat pengaruhnya terhadap perilaku anda. Sedangkan selalu berfikir positif, maksudnya adalah : b.1. Pertama, kita berpikir positif kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena setiap kejadian, peristiwa, dan fenomena dalam kehidupan ini pasti ada sebab musababnya; b.2. Kedua, berpikir positif terhadap diri sendiri, maksudnya setiap manusia dilahirkan sebagai pribadi yang unik ; b.3. Ketiga, harus yakin pada diri sendiri, bahwa manusia dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara The Best ; b.4. Keempat, berpikir positif pada orang lain, maksudnya pandanglah orang lain dari sisi positifnya saja, dan terimalah sisi negatifnya sebagai pelajaran yang berharga bagi kita. Memang tidak semua orang percaya pada kekuatan berfikir positif, namun berpikir positif memiliki efek yang konstruktif terhadap kepribadian, kesehatan, tingkat energi, dan kreativitas kita. 2. Faktor Eksternal, yang dimaksud di sini adalah lembaga tempat para trainer/widyaiswara bernaung. Pertanyaannya adalah seberapa besar tingkat perhatian lembaga tempat bernaungnya para trainer/widyaiswara terhadap upaya peningkatan kualitas warga binaannya. Konon dikatakan bahwa Trainer/Widyaiswara itu adalah ujung tombaknya dalam penyelenggaraan suatu diklat. Begitu pentingnya peran itu, maka perlu selalu diperhatikan dan diupayakan agar ujung tombak itu selalu tajam dan siap digunakan kapanpun juga. IV. Penutup Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis akan menyimpulkan sebagai berikut : a. Mengenal kepribadian dalam rangka pengembangan diri penting dilakukan, apalagi bagi seorang widyaiswara yang tugasnya mendidik, mengajar, dan melatih (Dikjartih) PNS/CPNS, dia harus memahami dengan benar siapa dirinya, posisi dirinya, dan bagaimana harus berperilaku dan memperlakukan audiens/ peserta diklat. b. Upaya pengembangan diri melalui pengenalan kepribadian bagi seorang widyaiswara/ trainer/ pejabat/ pegawai lainnya akan lebih mudah dilakukan jika dilakukan melalui pendampingan, untuk itu peran BPPK dalam menyelenggarakan Diklat Luar Badan (DLB) seperti TOT yang bekerjasama dengan sekolah kepribadian sebagai mitranya yang telah berlangsung selama ini perlu untuk terus dilanjutkan, sehingga upaya peningkatan kualitas widyaiswara/ trainer secara kelembagaan dapat mencakup seluruh widyaiswara/ trainers di lingkungan BPPK.