BAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 2 SEKILAS PERKEMBANGAN SEPAKBOLA SEBELUM INDONESIA MERDEKA

Dua orang prajurit sedang bermain sepakbola. Sumber: A History Of Football. London: Secker & Warburg, 1954.

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.

BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, 2009

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

Shendy Adam. dalam. Sepak Bola Nasional. Penerbit. Adam s Publishing

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB II POLITIK & KEBIJAKAN PERSEPAKBOLAAN DI INDONESIA. Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

NASIONALISME DALAM SEPAK BOLA SURABAYA ( SIVB ) TAHUN Viki Nurisman Arisandy. Corry Liana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

INDONESISCHE VOETBAL BOND MAGELANG (IVBM) :

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk dari janji janji

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB 2 DATA DAN ANALISA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

AVATARA, e-journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3, Oktober 2016 VORSTENLANDSCHE VOETBAL BOND TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DATA DAN ANALISA. Data dari informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (1), Januari Juni 2017: 57-61

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

B. Sejarah. : X (sepuluh) Kompetensi Inti

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB I PENDAHULUAN SOLO RACQUET SPORTS CENTER

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. juta permainan sepakbola dimainkan setiap tahunnya.

kisah sejarah baru. Lauryn Williams, Muna Lee, dan Torri Edwards, trio pelari AS, diharapkan bisa membuat prestasi baru.

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan jenis permainan yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Kapan pertama kali permainan ini muncul belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, diperkirakan sepakbola muncul jauh sebelum tahun Masehi. 1 Permainan ini tidak mengenal batasan usia atau pun status sosial tertentu. Oleh karena itu, permainan ini cepat sekali berkembang di seluruh dunia. Sebelum tahun 1863, 2 permainan sepakbola dimainkan menurut konvensi di daerah sepakbola itu dimainkan. Pada masa kekaisaran Huang Ti di Cina, permainan sepakbola disebut Tsu Chiu. Permainan ini dilakukan untuk melatih fisik para prajurit perang Cina. Selain itu, sepakbola juga digunakan sebagai pengisi waktu untuk upacara khusus, misalnya ulang tahun kaisar. 3 Pada tahun 1885, permainan sepakbola di Eropa, terutama di Inggris, mulai dianggap sebagai sebuah industri, bisnis, dan untuk mengangkat status sosial. 4 Pada saat itu, mulai dikenal adanya pemain bayaran atau disebut juga pemain profesional. Kompetisi Liga antar klub dalam satu negara, pertama kali diselenggarakan di Inggris pada tahun 1888. Kompetisi inilah yang mendorong berkembangnya sepakbola modern di dunia. 5 1 Eddy,Elison. PSSI Alat Perjuangan Bangsa ( Jakarta:PSSI, 2005), hlm. 1. 2 Pada tahun tersebut secara resmi peraturan permainan sepakbola diberlakukan di Inggris. Hal ini menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm. 10. 3 Ibid, hlm. 1. 4 Ibid, hlm. 17. 5 Ibid. hlm. 18. 1

2 Sepakbola di Indonesia dikenalkan pertama kali oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada awalnya, masyarakat Indonesia melihat orang-orang Belanda bermain bola, lalu mereka mulai mengikutinya. Beberapa klub sepakbola modern milik Belanda mulai bermunculan, seperti Root-Wit (1893) 6 dan Victory (1895). Klub milik orang pribumi yang pertama berdiri, yaitu klub Romeo yang didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono X pada tahun 1908. 7 Setelah itu munculah beberapa klub sepakbola pribumi di Surabaya, Magelang, Batavia, dan Bandung. Oleh sebab itu, untuk mewadahi dan mengatur klub-klub milik pribumi tersebut, didirikanlah organisasi yang bernama PSSI (Persatoean Sepak Raga Seloereoh Indonesia) yang terbentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Organisasi persepakbolaan Indonesia ini diprakarsai oleh Ir. Soeratin. 8 Salah satu faktor yang mendorong lahirnya PSSI adalah Sumpah Pemuda yang merupakan faktor pendorong dari segi politik. 9 Faktor lain yang mempengaruhi berdirinya PSSI adalah adanya penghinaan yang dilakukan oleh NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) 10 pada masyarakat pribumi Indonesia. NIVB beranggapan bahwa masyarakat pribumi tidak pantas bermain bersama orang-orang Belanda. Selain itu, NIVB juga melarang klub-klub yang berada di bawah naungannya untuk ikut pertandingan amal yang akan dilaksanakan oleh PSM (Perserikatan Sepakraga Mataram). NIVB menyatakan bahwa perkumpulan sepakbola pribumi belum teratur dengan baik. 11 Oleh sebab penghinaan tersebut, tokoh-tokoh sepakbola, seperti Soeratin, Daslam, dan Anwar Noto berkumpul untuk membentuk Panitia Sementara Pembentukan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Kepanitiaan ini pada akhirnya menyelenggarakan konferensi untuk membentuk PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Pada saat Kongres PSSI ke XII di Semrang 2 4 September 1950, Ir. Soeratin digantikan oleh R. Maladi. Selain itu, dalam kongres ini juga disepakati perubahan kata sepakraga menjadi sepakbola sehingga nama PSSI (Persatoean 6 Root Wit (merah putih) merupakan klub sepakbola pertama yang didirikan Belanda di Indonesia. 7 Eddy Elison. Ibid, hlm. 21. 8 Soeratin adalah salah satu tokoh intelektual lulusan Jerman dan juga merupakan adik ipar Dr. Soetomo (pendiri Boedi Oetomo) lihat Eddy Elison. ibid. hlm. 28. 9 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Enam Puluh Tahun PSSI, ( Jakarta:PSSI, 1990), hlm. 33. 10 Organisasi sepakbola yang didirikan oleh orang-orang Belanda pada tahun 1919. Lihat: Srie, Agustina Palupi, Politik dan Sepakbola di Jawa 1920-1942, (Yogyakarta: Ombak, 2004), hlm.2. 11 Eddy Ellison, op. cit., hlm. 26

3 Sepak Raga Seloeroeh Indonesia) berganti nama menjadi PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). 12 Pada tahun 1959, timbul beberapa usulan untuk mengadakan perubahan di dalam tubuh PSSI. Dalam Kongres PSSI XX di Jakarta, pada tanggal 4 5 September 1959, terjadi pergantian kepengurusan PSSI, R. Maladi digantikan oleh Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. Saat itu, timbul juga usulan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PSSI (AD/ ART) tahun 1950. Pembahasan ini terus berlangsung sampai Kongres PSSI ke XXI di Semarang tahun 1961. 13 Menurut para anggota kongres, AD/ ART PSSI sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang tengah terjadi. Perubahan yang cukup besar adalah ditambahkannya suatu mukadimah yang dinyatakan dalam alinea pertama. 14...bahwa PSSI dilahirkan akibat tuntutan pengertian kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dan oleh sebab PSSI adalah suatu badan perjuangan bangsa dan negara. Dituliskannya mukadimah dalam Anggaran Dasar PSSI, dimaksudkan agar PSSI tetap pada kepribadian PSSI 19 April 1930, yaitu sebagai salah satu badan perjuangan bangsa. Dalam kongres ini, Abdul Wahab Djojohadikoesoemo terpilih kembali sebagai ketua umum PSSI hingga tahun 1964. Pada masa dua kali kepengurusan Abdul Wahab ini, muncul beberapa peristiwa yang melanda PSSI, seperti adanya Insiden Mattoangin Makassar pada tanggal 4 Juni 1961, insiden Senayan atau lebih dikenal dengan nama Senayan Affairs pada tahun 1962, adanya konflik antara PSSI dan KOGOR pada tahun 1963 sehingga diselenggarakannya Kongres istimewa PSSI serta munculnya kebijakan Soekarno pada tahun 1963 mengenai GANEFO (Games of The New Emerging Forces) cukup mempengaruhi perkembangan PSSI. 12 Ibid, hlm. 74. 13 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Op. Cit., h.lm. 68 70. 14 Ibid, hlm. 70.

4 Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kepengurusan Abdul Wahab ini, menjadi daya tarik penulis untuk mengkajinya lebih dalam. Penelitian ini dikhususkan kepada keadaan PSSI tahun 1959 1964. Pengkhususan tersebut yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian yang ada sebelumnya. Selama ini, penulisan ilmiah mengenai PSSI membahas keadaan organisasi tersebut pada masa sebelum tahun 1959. Beberapa skripsi sarjana di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, (FIB-UI) membahas persepakbolaan di Indonesia. Misalnya, skripsi sarjana yang berjudul Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia 1930 1942 ditulis oleh Sri Untung Muafiddin. Skripsi ini membahas awal mula berdirinya PSSI sampai masa pendudukan Jepang di Indonesia. Selain itu, terdapat juga skripsi berjudul Etnis Tionghoa dalam Sejarah Persepakbolaan Indonesia (1929 1956) yang ditulis oleh Eri Buntoro. Dalam skripsi yang ditulis Buntoro, penelitian lebih menitikberatkan kepada peranan etnis Tionghoa dalam persepakbolaan Indonesia. Skripsi lainnya berjudul Gentlement s Agreement 15 Januari 1937 antara NIVU (Netherlandsch Indische Voetbal Unie) dan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) yang ditulis oleh Achmad Chuzaifah Ihsan. Skripsi ini membahas perjanjian kerjasama antara PSSI dan NIVU. Selain di FIB-UI, terdapat satu skripsi sarjana mengenai persepakbolaan Indonesia di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Skripsi ini ditulis oleh Srie Agustina Palupi, berjudul Politik dan Sepakbola di Jawa (1920 1942). Skripsi tersebut telah dibukukan oleh penerbit Ombak, Yogyakarta pada tahun 2004. Palupi membahas politik yang terjadi dalam tubuh persepakbolaan Indonesia, khususnya di Jawa. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimanakah perkembangan PSSI pada masa kepemimpinan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo; mengapa pada periode kepengurusan Abdul Wahab ini banyak masalah atau kasus; apakah hal tersebut timbul akibat adanya campur tangan pemerintah atau adanya kesalahan dalam pengelolaan organisasi oleh para

5 pengurus PSSI saat itu; dan seberapa besar masalah-masalah atau kasus-kasus tersebut mempengaruhi perkembangan PSSI. 1.3 Ruang Lingkup Penulisan skripsi ini dibatasi pada masa dua kali kepengurusan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo, yaitu dari periode 1959 1961 dan 1961 1964. Tahun 1959 adalah awal dari kepengurusan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo yang terpilih menggantikan R. Maladi. Sedangkan tahun 1964, adalah akhir dari periode kedua dari kepengurusan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. 1.4. Tujuan Penulisan Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tulisan ilmiah mengenai sejarah perkembangan persepakbolaan di Indonesia, khususnya perkembangan PSSI. Banyaknya pembahasan yang perlu digali secara mendalam dari topik PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) 1959-1964 ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang cukup digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Berbagai macam berita mengenai persepakbolaan selalu ditunggu-tunggu oleh penggemar permainan ini. Akan tetapi, data tertulis mengenai sejarah persepakbolaan di Indonesia belum cukup banyak. PSSI pun, sebagai pihak yang terkait dengan persepakbolaan Indonesia, hanya menerbitkan buku yang berisikan artikel-artikel terdahulu dan sifatnya sebagai buku peringatan ulang tahun. Dengan hadirnya skripsi ini, diharapkan dapat mengungkapkan perkembangan persepakbolaan Indonesia, khususnya PSSI pada masa kepemimpinan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo 1.5. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah metode sejarah, yaitu metode heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahap awal, penulis melakukan usaha pengumpulan sumber primer maupun sekunder, seperti

6 buku teks, majalah, dan surat kabar sebagai sumber penulisan. Sumber-sumber ini didapatkan penulis di Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Perpustakaan Pusat, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta, dan koleksi pribadi Yudo Hadianto dan Bob Hippy yang merupakan mantan pemain Tim Nasional Indonesia tahun 60an. Tahap kedua yang dilakukan penulis adalah kritik. Penulis berusaha mengkaji dan mengkritik bahan-bahan penulisan yang telah didapat dari berbagai sumber. Bahan-bahan tersebut dikritisi dan dipastikan keaslian serta keakuratan data-data yang terkandung di dalamnya. Keakuratan data dipastikan dengan cara membandingkan sumber data tersebut dengan sumber data yang lain. Setelah melakukan pengkritikan, sumber-sumber data itu diinterpretasikan. Maksudnya, penafsiran data yang akan dipertanggungjawabkan untuk dijadikan fakta yang dapat mendukung pengkajian. Tahap terakhir yang dilakukan penulis adalah historiografi. Historiografi adalah usaha untuk menuliskan karya ilmiah yang didasarkan pada fakta-fakta yang telah ada. Sumber-sumber yang menunjang penulisan skripsi ini banyak diambil dari data-data yang diperoleh dari surat kabar yang terbit pada masa demokrasi terpimpin, yaitu Aneka, Merdeka, Star weekly, Djaja, Bintang Timur. Selain itu, penulis juga memakai buku-buku terbitan PSSI untuk menunjang penulisan skripsi ini. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu Bab I berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, permasalahan, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan, dan ejaan yang digunakan. Bab II berisi tentang asal mula sepakbola, situasi umum sepakbola di Hindia Belanda dan terbentuknya PSSI. Bab III berisi tentang dua insiden yang terjadi di PSSI pada masa kepemimpinan Abdul Wahab Djodjohadikoesoemo, Bab IV berisi tentang dampak dari insiden tersebut serta persiapan PSSI dalam menghadapi Ganefo. Dalam bab tiga dan empat ini, akan diuraikan tentang permasalahanpermasalahan yang terjadi pada saat PSSI dipimpin olehnya, baik itu masalah

7 internal ataupun eksternal. Misalnya, terjadinya insiden Mattoangin Makassar dan insiden Senayan atau yang lebih dikenal dengan nama Senayan affairs; adanya konflik antara PSSI dan Kogor; serta diselenggarakannya kongres istimewa. Selain itu, akan dibahas juga mengenai kebijakan Soekarno tentang penyelenggaraan GANEFO (Games of The Emerging Forces) yang merupakan sebuah tantangan bagi OLDEFOS (Old Established Forces) dan pengaruhnya terhadap PSSI. Bab V adalah akhir dari penulisan skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan. 1.7. Ejaan Yang Digunakan Skripsi ini ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, penulis juga menggunakan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku di Indonesia. Beberapa istilah asing yang terdapat dalam skripsi ini tetap dipertahankan. Hal ini dilakukan agar tidak mengurangi maksud atau arti dari istilah-istilah tersebut.