Kantor Perjuangan: Komplek Pemerintah Kota Bekasi, Jln. Ir. H. Juanda 100 Kota Bekasi Telepon/ Fax :

dokumen-dokumen yang mirip
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Pembangunan Berkelanjutan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan Penanganan Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

PENTINGKAH COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY?

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

Pengantar. responsibility (CSR).

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Pedoman Dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Pengelolaan Program dan Kegiatan TJSLP Kabupaten Sidoarjo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Jakarta, 26 September 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. Penyelenggaraan,tanggungjawab,sosial.

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (selanjutnya disebut dengan CSR)

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PENINGKATAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2016

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

Legal Perspective on Corporate Social Responsibility. Timotheus Lesmana W Yogjakarta, 11 September 2015 Rakor CSR Pertamina

Transkripsi:

Endorsed by: Supported by: Pemerintah Kota Bekasi Kadinda Kota Bekasi Kantor Perjuangan: Komplek Pemerintah Kota Bekasi, Jln. Ir. H. Juanda 100 Kota Bekasi Telepon/ Fax : 021 8801339 E-mail : bsr.@yahoo.co.id

Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam berkontribusi terhadap Pembangunan Kota Bekasi melalui Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) Tema CSR Internasional : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) menuju Kemitraan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Landasan Hukum Implementasi CSR di Indonesia UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Pasal 74 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010 Pemahaman tentang perlunya CSR Sejak lama para pimpinan dan pekerja perusahaan percaya bahwa satu-satunya tanggung jawab utama adalah membuat keuntungan bagi pemodalnya. Timbul asumsi bahwa memasukkan konsep tanggung jawab lain bagi perusahaan merupakan kesalahan. Dengan meningkatnya tanggung jawab, maka perusahaan akan dibebani biaya produksi yang lebih tinggi dan hal ini akan berakibat pada menurunnya upah dan atau naiknya harga jual produk. Kedua hal ini, menurut pemilik modal, bertentangan dengan kepentingan perusahaan dan juga masyarakat luas. Namun demikian, sejak 1960-an telah nampak banyak masalah sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh operasi perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan Profesor Alyson Warhurst dari Warwick Business School. Pertanyaan penting yang diajukan adalah siapa yang seharusnya bertanggung jawab? Jawaban terbanyak diajukan perusahaan adalah pemerintah. Mengapa demikian? Karena, dari sudut pandang perusahaan, sepanjang perusahaan telah menjalankan kerangka legal terutama perijinan dan pembayaran pajak, maka perusahaan telah memenuhi kewajibannya. Dengan demikian, apapun yang menjadi konsekuensi dari perilaku perusahaan yang legal haruslah menjadi tanggung jawab pemerintah. Analisis yang lebih objektif atas berbagai masalah sosial dan lingkungan itu ternyata menghasilkan jawaban yang berbeda sama sekali. Regulasi formal yang dibuat oleh pemerintah ternyata tidak pernah cukup untuk menangani masalah yang timbul. Karenanya, perusahaan haruslah mengadopsi kenyataan bahwa ada dua bentuk perijinan yang harus dipatuhi oleh perusahaan agar dapat beroperasi dengan aman, yaitu ijin legal dari pemerintah dan ijin sosial dari masyarakat. Untuk memperoleh ijin sosial itu lah perusahaan harus melakukan kegiatan sosialnya.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010 Pemahaman tentang perlunya CSR Menurut Alyson Warhurst : tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan akibat operasinya melalui tindakan proaktif pencegahan pencemaran dan penilaian dampak sosial, sehingga dampak negatif dapat diantisipasi dan dihindari, sementara dampak positif dapat dioptimumkan. Spirit yang sama juga ditunjukkan oleh ISO 26000:2010 : yang menurut pendiri CSR Asia, Richard Welford, akan menjadi standar terkait CSR yang paling penting setidaknya dalam satu dekade ke depan, yang mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behaviour; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationships.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010 13 Kesalahan Umum Soal CSR 1. CD (community development) adalah CSR 2. Amal (charity) sama dengan CSR 3. CSR hanya mencakup aspek sosial 4. Organisasi CSR cuma tempelan 5. CSR hanya untuk perusahaan besar 6. Memisahkan CSR dari bisnis inti perusahaan 7. CSR untuk diri sendiri, bukan sepanjang supply chain 8. Setelah produk sampai konsumen, tak ada lagi CSR 9. CSR cuma tambahan biaya belaka 10. CSR dibiayai secara after-profit 11. CSR adalah pemolesan citra perusahaan 12. Menganggap bahwa CSR sepenuhnya voluntari atau sukarela 13. Mempraktikkan CSR dalam ranah eksternal

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010 Peran Pemerintah Kota Bekasi dalam Sosialisasi CSR Secara sendiri-sendiri, mungkin banyak perusahaan telah melakukan aktivitas sosialnya, baik yang masih bersifat filantropis maupun yang sudah mengadopsi konsep tanggung jawab sosial perusahaan secara penuh. Karenanya, Pemerintah Kota Bekasi memiliki kepentingan untuk mempromosikan konsep yang lebih terpadu tersebut di kalangan perusahaan. Jika konsep dapat diterima dan dijalankan, maka sumbangan sektor swasta dalam pembangunan di Kota Bekasi akan menjadi semakin besar. Pemerintah Kota Bekasi juga memiliki kepentingan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas CSR perusahaan, apa saja ragam kegiatan yang dilaksanakan, serta di wilayah mana saja kegiatan itu dilaksanakan. Jika informasi CSR yang telah dilakukan oleh masing-masing perusahaan dapat dihimpun, maka Pemerintah Kota Bekasi akan mampu menjalankan fungsi koordinasi program tanggung jawab sosial perusahaan di wilayah Kota Bekasi secara efektif. Dengan demikian, program-program tersebut akan mampu menjadi bagian yang penting dalam seluruh skema pembangunan di Kota Bekasi.

Sumber Tulisan : Lingkar Studi CSR Indonesia (2011) dan ISO 26000:2010 Peran Pemerintah Kota Bekasi dalam Sosialisasi CSR Secara umum, Pemerintah Kota Bekasi memiliki visi dalam pengelolaan CSR sebagai berikut: Mewujudkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai kontribusi signifikan atas pembangunan berkelanjutan di Kota Bekasi Misi dalam pengelolaan CSR sebagai berikut sebagai berikut: 1. Mempromosikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai bentuk penghindaran dan minimisasi dampak negatif serta maksimisasi dampak positif operasi perusahaan. 2. Membangun Kemitraan Tiga Sektor (pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat sipil) sebagai kelembagaan dalam pelaksanaan program-program tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang beroperasi di Kota Bekasi. 3. Menciptakan sinergi program dan sumberdaya pembangunan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat sipil. Dengan rumusan visi dan misi tersebut dalam pengelolaan CSR, maka potensi korupsi dan berbagai bentuk moral hazard lainnya, dalam memanfaatkan CSR dapat dikurangi dan dihindari.

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) Bekasi Social Responsibility (BSR) dibentuk dengan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Manajemen Institusi Bekasi Social Responsibility. Kelembagan BSR sebagai wujud lembaga non pemerintah yang berdiri sendiri yang merupakan wadah komunikasi dan interaksi antara Pemerintah, Korporasi, dan Masyarakat di Kota Bekasi. BSR bertugas : 1. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan Corporate Social Responsibilty (CSR) di Kota Bekasi; 2. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan CSR di Kota Bekasi; 3. Melaksanakan pelaporan program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan CSR di Kota Bekasi. Ruang lingkup melalui BSR diarahkan melalui 4 (empat) program utama, yakni : 1. Pembangunan prasarana/sarana dan lingkungan perkotaan; 2. Pemberdayaan ekonomi dan ketenagakerjaan; 3. Pengembangan pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan; 4. Tanggap darurat dan bencana. BSR berfungsi sebagai koordinator dalam menyelaraskan program/kegiatan tanggung jawab sosial korporasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Penanaman Modal Asing (PMA), dan Penanaman Modal Domestik (PMDN) yang beroperasi di Kota Bekasi.

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) Pengurus Bekasi Social Responsibility (BSR) Pengurus BSR periode pertama telah ditetapkan dengan Keputusan Walikota Nomor 050/Kep.151- Bappeda/V/2009 tentang Penetapan Pengurus Bekasi Social Responsibility (BSR) Periode Tahun 2009-2012. Ketua : H. Abdul Manan (Tokoh Masyarakat) Wakil Ketua : Purnomo Narmiadi, SH. MM. (Ketua APINDO) Pelaksana Harian : Arifin Dimyati, SH. (PT. Bakrie Pipe) Wakil Pelaksana Harian : Ir. Yusuf Blegur (Masyarakat) Sekretaris : Ir. Haris Budiyono, MT. (UNISMA) Sekretariat : Dra. Armita, M.M. (Dinas Sosial Kota Bekasi) Elly Supono (PT. Sucaco) Rusmana (PT. Bridgestone Tire Indonesia) Samsudin Karim (PT. Dayani Garment) dan sejumlah pelaku usaha lainnya di Kota Bekasi

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) Menjadi mitra Pemerintah Kota Bekasi dalam meningkatkan kualitas hidup dan martabat warga Kota Bekasi Melayani, memfasilitasi, dan mengapresiasi para pelaku usaha/ korporasi untuk melaksanakan/implementasi Corporate Social Responsibility (CSR ) secara efektif dan integratif yang memberikan konstribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi.

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) Fungsi Utama BSR 1. Melakukan Edukasi dan Sosialisasi CSR. (Educating) 2. Melayani dan memfasilitasi korporasi untuk mengaktualisasikan CSR. (Facilitating) 3. Mendata, mencatat, mendokumentasikan, dan publikasi seluruh kegiatan CSR/Comdev yang dilakukan korporasi. (Recording and Publicating) 4. Melakukan mediasi/konsultansi/counselling yang diperlukan korporasi dalam implementasi CSR. (Consulting) 5. Memberikan apresiasi/penghargaan terhadap korporasi yang telah menjalankan CSR secara nyata dan efektif, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Appreciating)

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) 7 (Tujuh) Program BSR Bekasi Cerdas 1. Bekasi Cerdas 2. Bekasi Sehat 3. Bekasi Ihsan 4. Bekasi Hijau 5. Bekasi Mitra 6. Bekasi Peduli 7. Bekasi Tanggap Bekasi Tanggap Bekasi Hijau Bekasi Sehat Bekasi Ihsan Bekasi Peduli Bekasi Mitra

Pelembagaan Bekasi Social Responsibility (BSR) 3 (Tiga) Model Kinerja BSR Korporasi Masyarakat B S R BSR Mencatat dan Mempublikasikan Korporasi B S R Masyarakat BSR Memfasilitasi Penggunaan Dana CSR Korporasi B S R Masyarakat BSR Menawarkan Kegiatan CSR