KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sebagai fokus pendidikan nasional. sampai jenjang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah No.

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

18 JP 22 JP 40 JP 8 JP 32 JP 40 JP

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Kegiatan Pembelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

D. Antropologi Materi Pembelajaran. Alokasi Waktu. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

Transkripsi:

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEKOLAH MENENGAH ATAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003

Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen SMA, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003 iv, 28 hal. ISBN 979-725-149-7 2

KATA PENGANTAR Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah. Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah. Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan. Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk satuan pendidikan SMA. Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran di sekolah masing-masing. Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta, Oktober 2003 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dr. Ir. Indra Jati Sidi NIP. 130672115 Dr. Boediono NIP. 130344755 3

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN... A. Rasional... B. Pengertian... C. Fungsi dan Tujuan... D. Ruang Lingkup... E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum... F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama Kristen... G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen... H. Rambu-rambu... II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK... Kelas X... Kelas XI... Kelas XII... 3 4 5 5 6 7 7 8 9 10 12 16 16 19 22 4

1 PENDAHULUAN Penyempurnaan kurikulum pendidikan dilakukan dengan tujuan utama untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komperatif sesuai standar mutu nasional dan internasional, kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini harus dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan karakteristik peserta didik serta tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversifikasi. Basis kompetensi harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan keterampilan hidup, akademik, dan seni, pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia. Dibidang Pendidikan Agama Kristen, penerapan kurikulum berbasis kompetensi sangat tepat dalam rangka mewujudkan model Pendidikan Agama Kristen yang bertujuan mencapai transformasi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan siswa pada level pendidikan Dasar dan Menengah. Kurikulum berbasis kompetensi memberikan ruang yang sama bagi setiap siswa dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman Iman Kristiani seturut pemahaman, tingkat kemampuan serta daya kreativitas masing-masing. A. Rasional Sejak tahun 1998 terjadi perubahan yang cukup significant dalam kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia, antara lain tumbangnya Pemerintahan yang telah berkuasa selama kurang lebih 32 tahun oleh tuntutan reformasi. Masyarakat Indonesia jenuh terhadap model penyeragaman kehidupan yang diterapkan di Indonesia. Nilai-Nilai Demokrasi dan Hak Asasi Manusia serta pluralitas kehidupan merupakan 5

Pendidikan Agama Kristen issu utama yang memperoleh perhatian serius dari seluruh komponen bangsa Indonesia yang menuntut supaya issu-issu tersebut memperoleh prioritas pertama dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disamping pemulihan ekonomi. Issu tersebut di atas sangat relevan untuk dijadikan topik bahasan dalam Pendidikan Agama pada umumnya dan Pendidikan Agama Kristen pada khususnya. Dalam kurun waktu 10-15 tahun model kurikulum Pendidikan Agama Kristen (PAK) didominasi oleh doktrin agama yang lebih mengutamakan aspek kognitif dan cenderung melupakan hal pokok dan utama dalam Pendidikan Agama, yaitu: pemahaman terhadap nilai-nilai agama yang bersentuhan dengan realitas kehidupan nyata. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan paradigma di bidang pendidikan Agama Kristen. Dimana dalam paradigma baru pembahasan PAK mencakup beberapa issu penting seperti tersebut di atas, juga terjadi perubahan dari penentuan materi yang harus dicapai sebagai target capaian ke pengembangan kemampuan dasar anak. Perubahan tersebut nampak lebih jelas dalam kolom Kurikulum Berbasis Kompetensi yang tidak dimulai dengan Materi tetapi kompetensi dasar dengan urut-urutan sebagai berikut: Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok. Kurikulum Pendidikan Agama Kristen bukanlah standar moral Kristen yang ditetapkan untuk mengikat siswa, tetapi kurikulum ini merupakan dampingan dan bimbingan bagi siswa dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan dan mengekspresikan hasil perjumpaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat belajar memahami, mengenal dan bergaul dengan Tuhan secara akrab tanpa ditakut-takutkan dengan neraka yang penuh api panas yang siap menelannya, karena sesungguhnya Tuhan itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka, Ia adalah Sahabat Dalam Kehidupan Anak-anak. B. Pengertian Hakekat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah sebagai berikut: Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan 6

Pendahuluan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakannya dalam kehidupan seharihari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian tiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas. C. Fungsi dan Tujuan 1. Fungsi a. Memampukan anak memahami kasih dan karya Allah dalam hidup sehari-hari. b. Membantu anak dalam mentransformasi nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan a. Tujuan Umum (1) Memperkenalkan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya-karya-nya. (2) Menghasilkan Manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab di tengah masyarakat yang pluralistik. b. Tujuan Khusus Menanamkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu menjadikan nilai kristiani sebagai acuan hidup personal maupun komunitas. D. Ruang Lingkup Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen pada sekolah formal bukanlah Pekabaran Injil. Pendidikan Agama Kristen di Sekolah disajikan dalam Sub Aspek ALLAH TRITUNGGAL (ALLAH BAPA, PUTRA DAN ROH) DAN KARYANYA dan NILAI-NILAI KRISTIANI. Secara holistik, pengembangan Kompetensi PAK pada pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal dan Karya-Nya, pemahaman 7

Pendidikan Agama Kristen terhadap Allah Tritunggal dan Karya-Nya harus nampak dalam nilainilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian siswa. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi dalam Pendidikan Agama Kristen di Sekolah dibatasi hanya pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan siswa, terutama dalam pengayaan nilai-nilai Iman Kristiani. Dalam Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia yang di selenggarakan oleh PGI dan Bimas Kristen Depag telah disepakati bahwa hal-hal bersifat dogma yang lebih spesifik dan mendalam diajarkan dalam Gereja. Melalui penyajian Kurikulum PAK diharapkan siswa mampu mengalami suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan Iman Kristiani yang dipelajari dalam PAK. Hall itu tercermin dalam rumusan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Fokus Kurikulum adalah life center atau pusat kehidupan manusia. Artinya Pembahasan Kurikulum didasarkan pada kehidupan manusia dan Iman Kristen berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia. Pembahasan materi sebagai wahana untuk Kompetensi, dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, kemudian keluarga, teman, lingkungan disekitar siswa, barulah dunia secara secara keseluruhan dengan berbagai dinamika persoalan. Pada jenjang pendidikan SMA yang merupakan jenjang terakhir dalam pendidikan dasar dan menengah serta persiapan memasuki Perguruan Tinggi, maka sebagai klimaks dari kurikulum PAK di Jenjang SD sampai SMA, siswa dibimbing untuk mampu mewartakan berita perdamaian dan menjadi Pembawa Damai Sejahtera dalam kehidupan pribadi, dalam kehidupan komunitas keluarga, masyarakat, bangsa dan komunitas Gereja. E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. 8

Pendahuluan Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi: 1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya 2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur, dan hubungan. 4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis. 7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain. F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama Kristen Standar Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama adalah Kompetensi untuk Pendidikan Agama secara keseluruhan dan ada pada mata pelajaran semua agama. Kompetensi ini dijadikan acuan dalam menjabarkan kompetensi untuk mata pelajaran agama masingmasing. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama adalah: Hubungan timbal balik antara Allah dengan manusia, serta hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungan alam sekitar. 9

Pendidikan Agama Kristen Sedangkan untuk Standar Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama Kristen, ada 2 aspek yaitu: 1. Aspek Allah Tritunggal dan Karya-Nya: Siswa memahami, menghayati, dan mengimani karya Allah, penyelamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan dalam Yesus, serta melakukan tindakan yang dapat menunjukkan tanggung jawab kepada Allah, diri sendiri, sesama, dan alam lingkungan hidup. 2 Aspek Nilai-nilai Kristiani: Siswa memahami, menghayati, serta berperilaku sesuai dengan nilainilai kristiani. Pemahaman, penghayatan dan perilaku tersebut merupakan wujud tanggapan manusia terhadap kasih Allah dalam rangka menanggapi kasih Allah melalui keberadaan dirinya dengan mengasihi sesama manusia tanpa memandang status sosial, agama, ras, dan etnis. G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah kemampuan yang mencakup pengetahuan (kognitif), penghayatan (afektif), dan perubahan sikap (psikomotorik) yang dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan perkembangan siswa. Kompetensi dalam PAK merupakan uraian ajaran dan nilai-nilai kristiani yang dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Kompetnsi tersebut dari SD sampai SMA adalah: 1. Menanggapi kasih Allah melalui keberadaan dirinya dengan mengasihi sesama manusia. 2. Mewujudkan sikap hidup yang dapat menunjukkan ibadah dan syukur kepada Allah. 3. Memelihara ciptaan Allah dalam hidup sehari-hari. 4. Menjelaskan karya Allah dalam dunia dan penyelamatan bagi manusia serta seluruh ciptaan-nya 5. Melakukan tindakan yang dapat menunjukkan tanggungjawab pada Allah, diri sendiri, sesama dan alam lingkungan hidup. 6. Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan pribadi dan komunitas 7. Menyampaikan berita damai dan menjadi pembawa damai sejahtera. 10

Pendahuluan Standar Kompetensi per-jenjang Kompetensi jenjang adalah kompetensi yang ada pada tiap satuan/ jenjang pendidikan. Kompetensi untuk setiap satuan pendidikan dapat kita lihat dalam bagan sebagai berikut. Kompetensi TK Kompetensi SD Kompetensi SMP Kompetensi SMA 1. Mulai membiasakan diri berperilaku sopan dan santun 2. Mulai membiasakan diri untuk berdoa 3. Mulai membiasakan diri memelihara ciptaan Allah 1. Memahami kasih Allah melalui keberadaan dirinya 2. Menanggapi kasih Allah dengan mengasihi orang tua, keluarga, teman 3. Beribadah kepada Tuhan sebagai ucapan syukur melalui doa dan membaca Alkitab 4. Memelihara ciptaan Allah lainnya dalam hidup seharihari. 1. Menjelaskan karya Allah dan penyelamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan 2. Menginternalisasi nilai-nilai kristiani dengan menanggapinya secara nyata. 3. Bertanggungjawab terhadap diri dan sesamanya; masyarakat dan gereja sebagai orang yang sudah diselamatkan 1. Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial 2. Merespon berbagai bentuk kehidupan modern, perkembangan budaya dan IPTEK dengan mengacu pada ajaran Kristen 3. Bertanggung jawab sebagai orang Kristen dalam kehidupan gereja, masyarakat dan bangsa 4. Menyampaikan berita damai dan menjadi pembawa damai sejahtera Kompetensi yang dikembangkan pada jenjang Pendidikan di SMA diterapkan berdasarkan pemahaman bahwa siswa telah memperoleh suatu pemahaman dasar yang memadai mengenai iman kristiani pada level SD dan SMP. Berangkat dari pemahaman seperti itu maka kompetensi yang diterapkan pada jenjang pendidikan di SMA bertujuan mendorong siswa untuk benar-benar yakin terhadap pilihan dan 11

Pendidikan Agama Kristen pengambilan keputusannya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tersebut akan memotivasi siswa untuk mampu bertindak sebagai sosok atau pribadi yang utuh baik jasmani maupun rohani. Sehubungan dengan hal tersebut, dampingan dan bantuan orang tua sangat penting sebagai motivasi yang mendorong siswa untuk mampu bersikap mandiri dalam hal pilihan dan pengambilan keputusan. Dari sisi perkembangan psikologis dan biologis, anak SMA sedang mencari dan menemukan jati dirinya dan mereka harus diberi kepercayaan untuk memilih dan memutuskan apa yang akan dilakukan dalam hidupnya, termasuk memilih jenis pendidikan lanjutan, atau bekerja. Di Indonesia, sebagian besar anak terpaksa harus mencari pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah karena kaadaan keluarga yang miskin. Oleh karena itu, sangat penting mengembangkan kemampuan dasar yang bersifat mendorong siswa sekolah menengah untuk bersikap mandiri. H. Rambu-rambu 1. Penyajian Kurikulum Pendidikan Agama Kristen a. Kompetensi Dasar merupakan uraian pengetahuan (kognitif), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (perubahan sikap) yang dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan tahap perkembangan siswa. b. Materi Pokok, merupakan sarana atau wahana untuk mencapai/ mengembangkan kompetensi dasar dasar sebagai bagian dari suatu bahan kajian yang berupa bahan ajar atau pengertian konseptual. c. Indikator pencapaian hasil belajar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian kompetensi dasar. d. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan proses yang mencakup seluruh komponen Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok. e. Guru diharapkan dapat menyesuaikan materi dan kegiatan pembelajarannya dengan keadaan dan kebutuhan daerah setempat dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia. 2. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, perenungan dan doa diberikan perhatian khusus pada setiap tatap muka. 12

Pendahuluan 3. Pokok-pokok iman kristiani yang dipandang perlu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan tanpa mempertajam perbedaan denominasi gereja/aliran gereja. 4. Dalam PAK ranah afektif lebih diutamakan tanpa mengabaikan ranah kognitif dan ranah psikomotor, sehingga penilain terhadap hasil belajar siswa dapat dilaksanakan dalam bentuk test dan non test. 5. Bila di suatu sekolah, Pendidikan Agama Kristen tidak terlaksana karena tidak adanya guru agama Kristen, maka pihak sekolah dapat mencari kemungkinan pelaksanaannya bersama Kabid/Pembimas atau Kasi/Penyelenggara Bimas Kristen atau gereja setempat. 6. Sumber Pendidikan Agama Kristen adalah Alkitab. Buku-buku pegangan yang lain baik buku pegangan untuk guru maupun buku pegangan untuk siswa merupakan buku referensi yang saling melengkapi. 7. Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian a. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dilaksanakan dengan pendekatan yang bersifat dialogis partisipasif. Dialogis partisipasif dalam arti terjadi komunikasi antara guru dan siswa, terjadi diskusi dua arah yang saling mengisi. Di sini peran guru sebagai satu-satunya sumber ilmu tidak lagi mutlak karena siswa dapat belajar dari berbagai media pembelajaran yang ada, baik media massa maupun media lainnya. Pola pendekatan dialogis partisipasif harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, daya serap dan kemampuan dalam mengembangkan kemampuan dasar. Guru disarankan mempertimbangkan aspek perkembangan biologis dan psikologis serta daya serap anak menurut level atau jenjang pendidikan. b. Penilaian Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pengembangan kompetensi dasar, sikap atau perilaku serta pengetahuan yang telah dicapai siswa dalam PAK. 13

Pendidikan Agama Kristen Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan dengan aspek yang dinilai, sehingga pada akhirnya muncul informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penilaian proses dan hasil belajar siswa adalah untuk menentukan tingkat ketercapaian kompetensi dasar yang diharapkan. Penilaian juga dapat dijadikan acuan bagi perbaikan dan penyempurnaan PBM dan out put pembelajaran PAK. Penilaian hasil belajar siswa untuk PAK mencakup ketiga tujuan pembelajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan pendekatan dialogis partisipatif maka hasil belajar lebih berorientasi pada perubahan sikap, pertumbuhan perilaku siswa ke arah yang baik dan benar menurut ajaran kristiani dengan juga memperhitungkan kemampuan siswa memahami pengetahuan agama kristen dengan benar. Penilaian hasil belajar PAK menurut jenjang dan satuan pendidikan terdiri dari: 1) Pencapaian pembiasaan hidup beriman dan bertaqwa pada Tuhan dengan berperilaku kristiani pada keluarga, teman, sesama dan masyarakat. 2) Pencapaian kemampuan pengetahuan agama kristen secara baik dan benar. 3) Melalui pertumbuan imannya maka siswa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa, mandiri, kritis, rasional menghadapi setiap aspek dalam kehidupannya. Dalam menjaring hasil kerja siswa, pelaksanaan penilain dapat berbentuk pengamatan penampilan/sikap, tes tertulis, penugasan atau proyek, dan portofolio. 8. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan agama di era modern perlu didukung inovasi-inovasi baru seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Inovasi-inovasi baru tersebut erat kaitannya dengan 14

Pendahuluan kreativitas guru dalam memahami substansi agama yang permanen dan substansi informasi yang selalu berubah. Kedua hal tersebut saling terkait dan guru dituntut untuk mampu menjelaskan kepada siswa secara terpadu. Fasilitas yang dapat mendukung kearah itu perlu diupayakan, misalnya, komputer yang dilengkapi dengan akses internet, kliping artikel-artikel koran dan majalah yang topik-topiknya berkaitan dengan masalah agama dan kemoderenan. Demikian pula fasilitasfasilitas teknologi lain yang dapat dipergunakan untuk keperluan serupa, antara lain; televisi, radio, video, OHP, slide dan media lainnya sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing sekolah. 15

2 KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK KELAS : X (Sepuluh) Aspek : Allah Tritunggal dan Karya-Nya, Nilai-Nilai Kristiani Standar Kompetensi : Mampu menjelaskan aspek yang dapat menunjukkan Remaja Kristiani bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas. Aspek : Nilai-Nilai Kristiani KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 1. Siswa mampu mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dalam segala aspek 1.1 Siswa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dengan pola pikir yang komprehensip. 1.2 Siswa memiliki pribadi dan karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensip Menyebutkan indikator manusia yang bertumbuh sebagai pribadi yang dewasa/matang Mendaftar potensi dan kelemahan diri melalui pikiran, perkataan dan perbuatan dan mendiskripsikannya. Membuat tulisan tentang memiliki pola pikir yang komprehensip. Pengertian takut akan Tuhan Studi kasus takut pada teman lebih tinggi dari Tuhan Keteladanan dalam hal kebenaran dan tanggung jawab Pemahaman hikmat dan iman Makna berfikir positif, kreatif, dan proaktif Kepribadian kristen Pola pikir yang komprehensip (pisitif, kreatif dan proaktif) Bentuk dan gaya berfikir yang benar Manfaat berfikir konprehensip 16

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 2. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga serta kaitannya dengan pengaruh modernisasi Siswa bersikap kritis terhadap pengaruh modernisasi dan mampu memfilter pengaruh tersebut Siswa turut menjaga keutuhan hidup berkeluarga (tanggung jawab sebagai anak) Mengidentifikasi pengaruh modernisasi terhadap kelangsungan hidup keluarga Beberapa bentuk gaya hidup modern dalam kaitannya dengan kehidupan keluarga (komunikasi, karier, eksekutifworkaholic) Pengaruh gaya hidup moderan dalam kehidupan keluarga (hubungan keluarga) Menganalisis makna keluarga yang bertumbuh dalam Kristus Berperan aktif menjaga keutuhan keluarga Mengasihi dan menghormati anggota keluarga Makna keluarga kristen Dasar perkawinan kristen Keluarga yang bertumbuh Cinta kasih menjadi dasar keharmonisan keluarga Tugas dan tanggung jawab anggota keluarga (anak dan orang tua) Kelebihan dan kekurangan anggota keluarga 3. Siswa mampu menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas 17

Pendidikan Agama Kristen KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK Siswa mengekspresikan identitasnya sebagai murid Kristus melalui sikap: - Menghargai orang lain - Tidak membedabedakan status ekonomi, derajat, SARA, dan lainlain - Hidup bersimpati dan berempati pada orang lain - Hidup benar dan suci dalam persahabatan dan berpacaran Menjelaskan cara mewujudkan identitas sebagai murid Kristus Menjelaskan cara mewujudkan sikap menghargai orang lain sesuai dengan ajaran Yesus Kristus Membahas dalam kelompok mengenai hidup bersimpati dan berempati terhadap orang lain Definisi seorang murid Kristus Konsekwensi sebagai murid Kristus Dasar pergaulan dan persahabatan teman sebaya Persahabatan dalam konteks Bentuk persahabatan Daud dan Yonatan serta implikasinya Solidaritas yang benar Makna bentuk simpati dan empati Alasan-alasan pentingnya bersimpati dan berempati dengan orang lain Mengobservasi sikap remaja SMA dalam menjalani hidup secara benar dan suci dalam persahabatan dan pacaran Pola hidup remaja sekarang ini Arti pacaran Batas-batas pacaran 18

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok KELAS : XI (Sebelas) Aspek : Allah Tritunggal dan Karya-Nya, Nilai-Nilai Kristiani Standar Kompetensi : Mampu mengidentifikasi nilai-nilai Kristiani yang diperhadapkan dengan gaya hidup modern serta perkembangan IPTEK dan menyebutkan cara mewujudkannya dalam hidup keseharian. Aspek : Nilai-Nilai Kristiani KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 1. Siswa mampu mengidentifikasi dan mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam hidupnya Siswa bersikap kritis terhadap norma-norma masyarakat berdasarkan nilai kristiani Mengidentifikasi nilainilai kristiani dalam hidup sehari-hari Mengkritisi norma dalam masyarakat berdasarkan nilai kristiani Membahas beberapa bagian alkitab yang berisi nilai-nilai kristiani Makna dan hakikat nilai-nilai kristiani Jenis-jenis nilai dalam iman Kristen Konsep norma-norma secara umum dan khusus (norma kristen) Titik singgung norma dan nilai kristiani Norma yang berdasarkan nilai kristiani Nilai-nilai secara iman kristen Jenis-jenis nilai dalam iman kristen 2. Siswa mampu mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan sosial Siswa mewujudkan nilai-nilai kristiani Menganalisis aspek positif nilai-nilai Contoh tindakan dan nilai positif dari 19

Pendidikan Agama Kristen KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK dalam hidup seharihari kristiani dari bagian alkitab tertentu referensi Alkitab (tokoh-tokoh Alkitab) Membedakan tantangan dan peluang dalam mewujudkan nilai-nilai kristiani Mewujudkan nilainilai ke semua aspek: tutur kata, sikap perbuatan, dan fikiran 3. Siswa mampu mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam menghadapi gaya hidup medern Siswa memiliki sikap yang tepat terhadap gaya hidup modern dan menganalisisnya dengan cara menganalisis dan menentukan sikap terhadapnya Mengidentifikasi beberapa gaya hidup modern Konsep gaya hidup modern (isme yang berkembang) Contoh-contoh gaya hidup modern (konsumerisme, materialisme, individualisme) Menganalisis beberapa gaya hidup modern berdasarkan nilai-nilai kristiani Hal-hal positif dan negatif dari gaya hidup modern Gaya hidup modern dan nilai-nilai kristiani 4. Siswa mampu mengkritisi perkembangan budaya dan IPTEK Siswa bersikap terbuka dan bertindak kritis terhadap perkembangan budaya dan IPTEK Mewujudkan sikap yang baik dan benar dalam menghadapi gaya hidup modern Meningkatkan motivasi belajar seumur hidup dengan cara mengembangkan diri melalui observasi dan pengembangan IPTEK Pengambilan keputusan melalui studi kasus Pemanfaatan IPTEK Mengembangkan diri melalui kemajuan IPTEK 20

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK Mendiskusikan cara memfilter perkembangan IPTEK yang merugikan manusia dan alam Membahas dalam kelompok beberapa perkembangan IPTEK masa kini dan pengaruhnya bagi manusia Meneliti bagian alkitab yang menulis tentang IPTEK dan menghubungkannya dengan sikap manusia masa kini terhadap IPTEK Kriteria perkembangan IPTEK yang bermanfaat Kriteria perkembangan IPTEK yang merugikan Sikap yang diambil/ menentukan pilihan bagi perkembangan pribadi Pengaruh IPTEK dalam perkembangan kebudayaan Nilai-nilai kristiani dalam perkembagnan IPTEK Peranan nilai kristiani/ Gereja/Orang Kristen dalam membaharui kebudayaan dan perkembangan IPTEK (Gereja Mentransformasikan kebudayaan - R. Niebuhr) 21

Pendidikan Agama Kristen KELAS : XII (Dua belas) Aspek : Allah Tritunggal dan Karya-Nya, Nilai-Nilai Kristiani Standar Kompetensi : Mampu menganalisis perannya sebagai warga Gereja dalam mewujudkan nilai-nilai Demokrasi dan Ham, khususnya dalam tindakan sebagai pembawa damai sejahtra. Aspek : Nilai-Nilai Kristiani KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 1. Siswa mamu menjelaskan gereja sebagai institusi sosial dan sebagai persekutuan orang percaya Siswa memiliki sikap rasional, kritis terhadap peran gereja sebagai institusi sosial dan sebagai persekutuan di tengah tantangan kehidupan masa kini Mengidentifikasi peran gereja sebagai institusi sosial dan sebagai persekutuan Mengkritisi peran gereja sebagai institusi sosial dan sebagai persekutuan melalui tulisan, diskusi dan analisis Pengertian gereja dan peranannya sebagai lembaga dan sebagai persekutuan Gereja dan masyarakat Apa yang yang sudah dilakukan gereja terhadap masyarakat Self critics peran gereja dalam masyarakat Menganalisis tantangan yang dialami geraja masa kini dan memberikan masukan dalam rangka pembauran peran gereja Tantang dari luar: Situasi sosial, politik, dan budaya Tantangan dari dalam: Nilai-nilai persekutuan/ pemahaman tugas panggilan gereja, eksklusifisme 22

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 2. Siswa mampu menganalisis peran agama dalam masyarakat Siswa bersikap kritis terhadap fungsi dan peran agama dalam masyarakat Menjelaskan fungsi dan peran agama dalam masyarakat Menganalisis peran agama yang konstruktif dan destruktif Budaya beragama (konteks beragama secara sosial) Pengertian agama Fungsi agama Hidup beriman ditengah masyarakat Membaharui masyarakat Peran konstruktif dan destruktif agama sebaga lembaga Hasil dari proses: beriman atau beragama Panggilan orang kristen sebagai warga gereja 3. Siswa mampu mengkritisi nilai-nilai demokrasi dan HAM dalam hidupnya Siswa mewujudkan hidup yang berkeadilan, berani berkata benar dan membela kebenaran Siswa mengembangkan aksi bersama untuk demokrasi dan HAM Menjelaskan pentingnya penerapan nilai-nilai demokrasi dan HAM dalam masyarakat dan bangsa Indonesia Pengertian demokrasi dan HAM dalam konteks bermasyarakat di Indonesia Pandangan kristen tentang demokrasi dan HAM Penerapan nilai demokrasi dan HAM di Indonesia Mendiskusikan cara mewujudkan kehidupan yang berkeadilan, berani Menjadi pembela kebenaran Pentingnya membela kebenaran 23

Pendidikan Agama Kristen KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 4. Siswa mampu menjelaskan perannya sebagai pembawa damai Siswa mewujudkan hidup sebagai pembawa damai melaui peran pribadi dan komunitas berkata benar dan membela kebenaran Membuat program/ aksi bersama untuk demokrasi dan HAM Mendiskusikan cara yang tepat untuk bersikap kritis terhadap persoalan dalam masyarakat Menjelaskan pentingnya mengembangkan prinsip hidup dalam damai sejahtera sebagai pribadi dan sebagai komunitas Mempraktekkan perannya sebagai pembawa damai di lingkungannya Pengertian cinta damai Faktor-faktor yang menentukan kebenaran Merancang kegiatan kebersamaan dengan orang yang berbeda agama, suku untuk pernyataan perdamaian Situasi sosial dalam masyarakat Masalah-masalah yang muncul dalam masyarakat Peran nilai kristiani dan demokrasi dalam situasi sosial di Indonesia Pentingnya damai secara pribadi Perlunya hidup bersama dalam damai Ciri-ciri seorang pembawa damai Komitmen untuk menjadi pembawa damai Pengambilan keputusan melalui tindakan nyata (role play/sosio drama 24

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK 5. Siswa mampu memberita dan menjadi pembawa damai Siswa mewujudkan dirinya sebagai pembawa damai Mengekspresikan dirinya sebagai pembawa damai Meneliti bagian-bagian tertentu dalam alkitab tentang perdamaian dan kewajiban untuk membertakannya 25

NOTES: 26

NOTES: 27

Kutipan Pasal 44 Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).