BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

KEHARMONISAN PADA KELUARGA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebahagiaan merupakan keadaan psikologis yang ditandai dengan tingginya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemaknaan Keharmonisan Pernikahan Pemuda Dewasa Dini. berbunyi sebagaimana berikut :

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Bab 1. Pendahuluan. Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam

Islami. Pernikahan Dalam Islam

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Tuhan, khususnya manusia. Dalam prosesnya manusia membutuhkan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup sendiri. Pada awalnya terlahir ditengah-tengah keluarga, mulai berdinamika

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang memasuki tahapan dewasa muda, menurut Erickson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

P U T U S A N Nomor : 022/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN UKDW

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hubungan cinta, kasih sayang dan kesenangan.

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

P U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

P U T U S A N Nomor 128/Pdt.G/2015/PA.Ppg

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan membangun suatu bangsa. Bangsa yang besar itu dapat tercermin dari masing-masing keluarganya. Hal tersebut berkaitan dengan peran keluarga sebagai tempat untuk mencurahkan segala kasih sayang antara orang tua terhadap anaknya atau pun sebaliknya. Keluarga juga akan memberikan kehangatan, kedekatan, serta rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya. Keluarga dapat dibentuk dengan terlebih dahulu melakukan pernikahan. Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Penjelaskan lain menurut pendapat Kertamuda (2009) pernikahan merupakan suatu penerimaan hubungan pasangan yang diharapkan dapat stabil dan bertahan. Jadi pernikahan merupakan suatu ikatan atau janji setia yang diucapakan antara suami dan istri yang dilandasai Allah SWT sehingga diharapkan hubungan pasangan tersebut dapat bertahan dan stabil. 1

2 Tujuan dari pernikahan tersebut adalah agar tercipta keserasian antara pasangan itu satu sama lain, saling memenuhi dan melengkapi kebutuhan fitrah, jiwa, akal, dan jasmani sehingga menemukan kenyamanan, ketenangan, dan kemapanan pada yang lainnya (Fa iz, 2001). Kemudian masing-masing pasangan akan menemukan tempat berlindung, kepuasan, dan kasih sayang. Kehidupan seseorang akan berubah setelah memasuki pernikahan. Perubahan tersebut dapat terjadi pada status, tanggung jawab, peran dan aktivitas yang dilakukan. Di antara urgensi pernikahan adalah untuk membangun lembaga keluarga dan menanggung bersama tugas dan tanggung jawab yang muncul sebagai konsekuensi dari terbentuknya lembaga keluarga ini (Fa iz, 2001). Pernikahan yang dilandasi dengan rasa saling cinta, menghargai, menghormati serta kasih sayang merupakan suatu dambaan baik bagi pasangan tersebut maupun orang disekitarnya. Bahkan perbedaan budaya yang melekat pada masing-masing pasangan tidak akan saling berbenturan. Hasil penelitian dari Kim dan Hatfield (2004) terhadap budaya keluarga yang tinggal di Korea dan Amerika menyebutkan bahwa keharmonisan keluarga tidak ditentukan oleh adanya perbedaan budaya dan gender namun perbedaan gender berpengaruh dalam hubungan cinta dalam pasangan dan kepuasan dalam menjalani hidup. Oleh karena itu budaya yang terdapat pada masing-masing lingkungan keluarga tidak mempengaruhi dalam keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga akan menjadi cita-cita bagi setiap pasangan yang akan menikah. Untuk mewujudkannya maka diperlukan pemahaman dan

3 pengertian dari masing-masing pasangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Chuang (2005) menyebutkan bahwa kesejahteraan dan keharmonisan keluarga dapat dilihat dari harapan peran dan saling melengkapi antar anggota keluarga sehingga menimbulkan efek positif dalam pola interaksi dalam keluarga tersebut. Hal tersebut dilakukan sebelum, selama dan setelah pernikahan. Apabila hal itu terpenuhi, maka permasalahan yang timbul tidak akan mempengaruhi keharmonisan keluarga. Demikian kehidupan dalam keluarga harmonis yang didambakan oleh setiap pasangan akan mudah terlaksana. Adapun beberapa manfaat dalam keluarga harmonis tersebut menurut Fa iz (2001) menjelaskan beberapa manfaat dalam keluarga harmonis antara lain memperoleh anak, benteng diri, kenyamanan, melatih diri berkasih sayang. Oleh karena itu manfaat yang akan diperoleh dalam menjadi keluarga harmonis yaitu memperoleh keturunan, sebagai benteng diri, membuat nyaman serta dapat melatih berkasih sayang. Contoh keluarga harmonis yaitu keluarga dari Da i kondang Aa Gym yang selalu berusaha menjadi keluarga yang harmonis. Menurut informasi dari Detik.com (2011) Aa Gym menikahi Teh Ninih pada tahun 1987. Pasangan ini dikaruniai tujuh anak. Pada November 2006, Aa Gym menikahi janda beranak tiga yang akrab disapa Teh Rini. Dari istri keduanya ini, Aa Gym dikaruniai satu orang putra. Pernikahan Aa Gym dengan Teh Rini saat itu menjadi menjadi panutan bagi banyak jamaah. Aa Gym dan Teh Ninih selalu kompak saat menyampaikan materi pengajian. Keduanya pun saat itu menjadi idola keluarga

4 sakinah. Namun meski masih terlihat harmonis, Aa Gym tetep ingin menceraikan istri pertamnya karena proses mediasi antara Aa Gym dan Teh Ninih gagal. Walaupun keluarga harmonis menjadi yang didambakan namun pada kenyataannya dalam berkeluarga tidak selalu berjalan dengan baik. Akan timbul masalah-masalah yang terjadi sehingga permasalahan tersebut dapat menimbulkan konflik. Masing-masing individu mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu dengan yang lain, baik dalam segi fisiologi maupun dalam hal segi psikologi (Walgito, 2010). Hal ini akan mengancam keharmonisan keluarga dan kelangsungan hubungan pasangan serta hubungan antar anggota keluarga. Kendala yang akan dihadapi seperti konflik komunikasi, ekonomi, dan kebutuhan psikologis yang akan mengakibatkan permasalahan. Penelitian yang dilakukan pada Marsinah (2003) yaitu suatu perkawinan yang berawal dari saling menyembunyikan sifat-sifat diri akan berakibat timbulnya permasalahan dari ekonomi, komunikasi, dan kebutuhan biologis. Kendala dalam berkomunikasi dapat mengakibatkan kehidupan pernikahan dalam keluarga menjadi tidak harmonis, seperti hubungan antara orang tua dan anak tidak baik, dan percekcokan antara suami dan istri (Kertamuda, 2009). Akibat dari ketidak harmonisan keluarga terdapat beragam masalah dapat ditemui. Misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Data yang diperoleh dari depkumham (2011) menunjukan bahwa tahun 2001 data kekerasan 3.169, tahun 2002 data kekerasan 5.163, tahun 2003 data kekerasan 7.787, tahun 2004 data kekerasan 14.020, tahun 2005 20.391, tahun 2006 data kekerasan 22.512, dan

5 tahun 2007 data kekerasan 25.522. Kemudian kasus perceraian yaitu angka perceraian di Indonesia cukup tinggi. Tingginya kasus perceraian dibuktikan dengan banyak kasus perceraian yang terjadi tahun 2010, yakni sebanyak 285.184 kasus. Jumlah penduduk Indonesia yang menikah sebanyak 2 juta orang, sementara 285.184 perkara yang berakhir dengan perceraian (Eksponews. 2012). Lebih dijelaskan lagi oleh data yang lain seperti menurut data Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung (Ditjen Badilag MA), kurun 2010 ada 285.184 perkara yang berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se- Indonesia. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Kasus tersebut dibagi menjadi beberapa aspek yang menjadi pemicu munculnya perceraian. Misalnya, ada 10.029 kasus perceraian yang dipicu masalah cemburu. Kemudian, ada 67.891 kasus perceraian dipicu masalah ekonomi. Sedangkan perceraian karena masalah ketidakharmonisan dalam rumah tangga mencapai 91.841 perkara (Detiknews.2011). Dari berbagai kasus-kasus yang ada terdapat beragam permasalahan yang terjadi ketika keluarga menjadi tidak harmonis. Padahal dapat dijumpai saat berlangsungnya pernikahan pada pasangan Islam bahwa akan bercita-cita untuk menjadi keluarga sakinah wamaddah warahmah. Hal tersebut berdasarkan apa yang terdapat pada Al-Qur an. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan

6 sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Rum: 21) Dari petikan ayat tersebut dapat diuraikan bahwa pengertian keluarga dalam Islam adalah bersatunya dua insan lawan jenis yang bukan mahram, saling melengkapi satu sama lain secara lahir maupun batin, sehingga mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dalam tafsir (Shihab, 2002) nikah berarti penyatuan ruhani dan jasmani. Yang mempunyai tujuan menemukan cinta Allah SWT serta agar saling berkasih sayang antar masing-masing pasangan sehingga akan mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam keluarga. Kemudian orang lain dapat mengambil hikmah dalam perilaku tersebut. Dalam penciptaan jenis wanita dan mengikat mereka dengan ikatan kasih sayang adalah merupakan tanda yang agung, pelajaran yang besar bagi kaum yang mau berpikir tentang kekuasaan dan keagungan Allah, sehingga mereka memahami hikmah- Nya. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh Rosulullah. Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya dan aku adalah yang terbaik untuk keluargaku. (H.R At-Tirmidzi) Aisyah berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam menjahit bajunya, menambal sandalnya dan melakukan apa yang dilakukan oleh para suami di rumah mereka. (H.R Ahmad) Dan dami Dzat yang jiwaku tergenggam di tangan-nya, tidaklah seorang laki-laki yang mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu dia (istrinya)

7 mengabaikannya melainkan penduduk langit akan marah kepadanya hingga di (suami) meridhainya. (H.R Abu Hurairah) Dapat diuraiakan bahwa posisi suami dan istri saling memuliakan, berkasih sayang dan penuh kelembutan. Oleh karena itu seorang istri diwujudkan dengan patuh kepada suaminya dan suami dengan mencari nafkah untuk keluarga. Didukung dengan penelitian Proulx, Helms dan Buehler (2007) yang menyebutkan bahwa kesejahteraan personal yang dimiliki setiap individu akan sangat berpengaruh dalam kualitas pernikahan antarpasangan. Keluarga harmonis menurut prespektif Islam yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Hal tersebut disebabkan dalam pernikahan akan melahirkan ketenangan batin. Laki-laki dan perempuan adalah satu jiwa walaupun ada perbedaan fungsi dan tugasnya, akan tetapi perbedaan ini mengandung makna yang dalam yaitu agar salah satu pihak merasa tentram dan nyaman berada di samping pasangannya. Selain itu berfungsi sebagai pengaman, benteng, dan penjagaan, pernikahan juga merupakan ladang untuk melanjutkan keturunan yang berkesinambungan sehingga dapat menjadi keluarga yang tenang, nyaman dan aman. Proses terbentuknya keluarga yang harmonis tidak terlepas dari evaluasi dari masing-masing pasangan. Dapat berupa perenungan dan pemikiran agar dapat memahami apa yang dilihat dan dirasakan pada pasangan tersebut. Penelitian ini dilakukan karena masih jarang penelitian tentang keluarga sakinah yang termasuk dalam psikologi indeginous, sehingga akan memperkuat teori-teori psikologi dan nilai-nilai Islam. Kemudian agar masyarakat dapat mengaplikasikan keluarga sakinah dalam kehidupan sehari-hari Dengan demikian

8 pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga bahkan akan memunculkan solusi baru sehingga solusi tersebut mudah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kasus-kasus yang telah diuraikan bahwa terdapat beberapa fenomena serta pemaparan yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang bagaimana keharmonisan pada keluarga muslim? B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan pemahaman secara mendalam dan mendiskripsikan mengenai keluarga sakinah, mawaddah, warahmah pada keluarga muslim ditinjau dari perspektif teori keharmonisan keluarga. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya keluarga sakinah mawaddah warahmah pada keluarga muslim. C. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat mengungkap keharmonisan pada keluarga muslim dapat diambil manfaat sebagai berikut : 1. Untuk keluarga muslim, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membangun keluarga harmonis. 2. Untuk ilmuwan psikologi diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memperdalam, memperkaya dan mengembangkan wacana dalam ilmu psikologi khususnya wacana psikologi dalam bidang keluarga serta dapat

9 dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. 3. Untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi, penelitian ini dapat memberi sumbangan terutama dalam bidang psikologi keluarga dan indegenius.