INTERAKSI TERMOKIMIA BAHAN BAKAR U 3 SI 2 TMU 2,96 GU/CM 3 DENGAN MATRIKSS AL DAN KELONGSONG ALMG 2

dokumen-dokumen yang mirip
INTERAKSI BAHAN BAKAR U3Si2-Al DENGAN KELONGSONG AlMg2 PADA ELEMEN BAKAR SILISIDA TMU 2,96 gu/cm 3 PASCA IRADIASI

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

Aslina Br.Ginting, Nusin Samosir, Suparjo,Hasbullah Nasution Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar dan Daur Ulang

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KOMPATIBILITAS MATRIK AI DENCAN BAHAN BAKAR JENIS UMo

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

ISSN , PEB U3SirAI, kapasitas panas, porositas.

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010

STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

EVALUASI PERILAKU SWELLING IRADIASI BAHAN BAKAR RSG GAS

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

l'ro,\'idin\?l'ertemuan llm;ah Sa;ns Mater; /997 ISSN /4/0-2897

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

SINTESIS PADUAN AIFeNi DEN CAN METODA PELEBURAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

SINTESIS PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL SEBAGAI BAHAN STRUKTUR CLADDING ELEMEN BAKAR NUKLIR

STRUKTUR MIKRO PELAT ELEMEN BAKAR U 3 SI 2 -AL PRA IRADIASI MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE

FORMASI FASA DAN MIKROSTRUKTUR BAHAN STRUK- TUR PADUAN ALUMINIUM FERO-NIKEL HASIL PROSES SINTESIS

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

METODE ANALISIS FISIKOKIMIA PADA BAHAN BAKAR U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 PASCA IRADIASI

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UNSUR Zr TERHADAP PERUBAHAN SIFAT TERMAL BAHAN BAKAR DISPERSI U-7Mo-xZr/Al

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Supardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, Oktober 1998 ISSN

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UJI KEKERASAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR Zr-2 DAN Zr-4 PRA IRADIASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MIKROSTRUKTUR DAN KIMIA TERHADAP HASIL KOROSI PADA INGOT AlFeNiMg

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-xTi HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 9, Nomor 1, Mei 2015 INTERAKSI TERMOKIMIA BAHAN BAKAR U 3 SI 2 TMU 2,96 GU/CM 3 DENGAN MATRIKSS AL DAN KELONGSONG ALMG 2 Aslina Br.Ginting, Dian Anggraini, Maman Kartaman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) BATAN email: asina@batan.go.id ABSTRAK INTERAKSI TERMOKIMIA BAHAN BAKAR U 3 Si 2 TMU 2,96 gu/cm 3 DENGAN MATRIKS Al DAN KELONGSONG AlMg2. Sebelum melakukan pengujian interaksi kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar U 3 Si 2 -Al pasca iradiasi, terlebih dahulu dilakukan pengujian interaksi kelongsong AlMg2 dengan U 3 Si 2 -Al pra iradiasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan menguasai metode uji untuk selanjutnya digunakan dalam pengujian interaksi kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar U 3 Si 2 -Al pelat elemen bekar (PEB) pasca iradiasi di hotcell. Pengujian pra iradiasi dilakukan dengan pemanasan PEB U 3 Si 2 -Al di dalam tungku DTA (Differential Thermal Analysis) dengan variasi temperatur sebagai simulasi proses radiasi di dalam reaktor. PEB U 3 Si 2 -Al dengan tingkat muat uranium (TMU) 2,9 gu/cm 3 berukuran 10x10 mm dipanaskan di dalam tungku DTA pada temperatur 450, 550; 650; 900 dan 1350 o C dengan waktu tunda selama 1jam. Analisis mikrostruktur diamati menggunakan SEM/EDS. Interaksi termokimia antara bahan bakar U 3 Si 2 dengan matriks Al maupun kelongsong AlMg2 mulai terjadi pada temperatur 550 o C yang ditunjukkan dengan adanya interaksi unsur Al dengan uranium serta migrasi unsur Mg ke batas frame bahan bakar. Pada pemanasan 630 o C terjadi peleburan matriks Al dan kelongsong AlMg2. Lelehan matriks Al dan kelongsong AlMg2 secara langsung berinteraksi dengan U 3 Si 2 membentuk aglomerat dan senyawa baru U(Al,Si) x serta UAl x pada pemanasan 900 o C dan 1350 o C. Pembentukan aglomerat terjadi semakin besar dengan meningkatnya temperatur pemanasan. Interaksi termokimia dan pembentukan senyawa U(Al,Si) x dan UAl x teridentifikasi pada termogram DTA. Kata kunci: PEB U 3 Si 2 -Al,kelongsong AlMg2,interaksi termokimia,dta, dan SEM/EDS. ABSTRACT THERMOCHEMICAL INTERACTION BETWEEN U 3 SI 2 -Al IRRADIATED FUEL PLATES BASED OF Al MATRIX AND ALMg2 CLADDING. Pre-irradiation testing must be done as a basis for post-irradiation testing of nuclear fuels. The interaction testing between AlMg2 cladding and U 3 Si 2 fuel plate was included in this case. As the simulation of radiation processes in the reactor, pre irradiation testing was performed by heating the U3Si2-Al fuel plate in the furnace DTA (Differential Thermal Analysis) with various temperature. The purpose of testing to understand the method. It will be used in the post-irradiation testing about interaction between meat of U 3 Si 2 -Al fuel plates and the cladding in hotcell. Fuel plate irradiated of U 3 Si 2 with a loading of 2.96 gu, cm 3 was cut with dimensions 10x10 mm, then was heated in the DTA furnace at temperatures of 450, 550, 650, 900 and 1350 o C with a time delay for 1 hour. Microstructure analysis was done by SEM / EDS. Thermochemical interaction between U 3 Si 2 fuel based of Al matrix and cladding AlMg2 started at 550 o C, which was indicated by the interaction of Al and U, as well as the migration of the elements Mg fuel to the frame boundary. Matrix of Al and Mg cladding melted at 630 o C. Molten of Al matrix and AlMg2 cladding interacted with U 3 Si 2 fuel directly and formed agglomerates with a new compound U(Al,Si) x and UAl x at a temperature of 900 o C and 1350 o C. The agglomerates formation will increasing as such as increasing heating temperature. Thermochemical interaction and the formation of U(Al, Si) x and UAl x can be detected by DTA analysis. Keywords: U 3 Si 2 fuel plate, AlMg2 Cladding, Thermochemical Interaction, DTA, and SEM/EDS 20 Interaksi Termokimia...

Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 9, Nomor 2, November 2015 PENDAHULUAN Hasil penelitian dan analisis pabrikator yang didukung oleh analisis keselamatan operasi reaktor bahwa PEB U 3 Si 2 -Al dengan tingkat muat uranium (TMU) 2,96 gu/cm 3 mempunyai unjuk kerja yang baik pada saat digunakan sebagai bahan bakar di dalam teras reaktor[1,2]. Sementara itu, PEB U 3 Si 2 -Al dengan TMU 4,8 dan 5,2 gu/cm 3 dari data analisis menunjukkan bahwa kedua PEB tersebut tidak mengalami kendala dalam proses pabrikasi dan unjuk kerjanya di dalam reaktor sedang dalam penelitian. PEB U 3 Si 2 -Al TMU 4,8 gu/cm 3 pasca iradiasi yang telah mengalami proses pendinginan di kolam reaktor (fuel storage) di kirim ke Instalagi Radiometalurgi (IRM) untuk dilakukan analisis post irradiation examination (PIE) di laboratorium IRM. Dalam usaha untuk mengetahui unjuk kerja bahan bakar PEB U 3 Si 2 -Al setelah diradiasi di reaktor, perlu dilakukan beberapa pengujian PIE di laboratorium IRM, antara lain adalah uji tanpa merusak (Non Destructive Test, NDT) yang meliputi ketebalan PEB, distribusi hasil fisi, swelling, kelengkungan, cacat secara visual, dan uji merusak (Destructive Test, DT) yang meliputi analisis metalografi, mekanik dan analisis burn up secara radiokimia. Data analisis dan perhitungan burn up secara radiokimia PEB U 3 Si 2 -Al TMU 2,96 gu/cm 3 telah berhasil dilakukan, namun pengaruh radiasi terhadap perubahan sifat metalografi dan mekanik belum dilakukan[3]. Untuk mengetahui pengaruh radiasi terhadap perubahan sifat metalografi PEB U 3 Si 2 -Al TMU 2,96 gu/cm 3 perlu dipahami interaksi kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar (meat) U 3 Si 2 -Al sebelum diradiasi. Tujuan penentuan interaksi kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar U 3 Si 2 -Al dengan TMU 2,96 gu/cm 3 adalah untuk mengetahui pengaruh radiasi terhadap unjuk kerja bahan bakar selama di iradiasi di dalam teras reaktor. Terjadinya proses interaksi kelongsong AlMg2 dengan meat U 3 Si 2 -Al disebabkan oleh radiasi sinar gamma selama diradiasi dengan daya 15 MW di dalam teras reaktor. Distribusi temperatur di dalam bahan bakar rata-rata sebesar 120 o C, tetapi akibat radiasi kadangkala menyebabkan terjadinya hot spot pada posisi tertentu di dalam bahan bakar yang menyebabkan distribusi temperatur meningkat menjadi 170 o C. Peningkatan temperatur disebabkan oleh radiasi yang terkorelasi dengan lamanya bahan bakar diradiasi di reaktor dengan burn up tertentu menyebabkan kandungan hasil fisi dan unsur bermassa berat (heavy element, HE) meningkat. Terbentuknya hasil fisi dan HE menyebabkan tekanan di dalam meat bahan bakar meningkat, sehingga mendesak kelongsong AlMg2. Fenomena ini yang menyebabkan terjadinya interaksi meat bahan bakar dengan kelongsong AlMg2 yang disebabkan oleh radiasi. Namun, sebelum pengujian interaksi kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar atau meat U 3 Si 2 -Al pasca iradiasi dilakukan di dalam hotcell, terlebih dahulu dilakukan pengujian interaksi kelongsong AlMg2 dengan meat U 3 Si 2 -Al pra iradiasi atau secara uji dingin. Pengujian secara dingin dilakukan dengan proses pemanasan di dalam tungku DTA (Differential Thermal Analysis) dengan variasi temperatur sebagai simulasi proses radiasi di dalam reaktor. Tujuan pengujian sifat metalografi PEB pra iradiasi untuk menguasai metode uji untuk selanjutnya digunakan dalam pengujian metalografi PEB pasca iradiasi di hotcell. Terjadinya interaksi meat U 3 Si 2 -Al dengan kelongsong AlMg2 pada PEB U 3 Si 2 -Al pra iradiasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:saat pembuatan ingot U 3 Si 2 -Al menggunakan busur listrik, dengan matriks Al dipanaskan hingga melebur dan leburan matriks Al dan kelongsong AlMg2 berinteraksi langsung dengan logam U membentuk fase baru U(Al,Si) 3 dan senyawa UAl x. Faktor kedua yang mempengaruhi interaksi adalah persentase porositas di dalam volume meat[4]. Porositas meat U 3 Si 2 -Al yang dihasilkan pabrikator bahan bakar bervariasi antara satu dengan lainnya, misalnya 3-15 % volume untuk ANL, 4 % volume untuk CERCA, 7-8 % volume untuk NUKEM, 9-10 % volume untuk B&W serta 5-9 % volume untuk BATEK[4,5,6]. Peningkatan porositas di dalam meat diduga akan mempengaruhi sifat metalografi PEB U 3 Si 2 -Al. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya interaksi meat U 3 Si 2 - Al dengan kelongsong AlMg2 adalah proses perolan PEB U 3 Si 2 -Al. Dari literatur[7] menunjukkan bahwa proses perolan yang dikenakan terhadap kelongsong AlMg2 dan meat bahan bakar akan menyebabkan deformasi dengan energi tertentu. Proses perolan dingin akan merubah struktur mikro bahan yaitu dari bentuk butir yang bulat (equiaksial) menjadi pipih dan memanjang Aslina Br. Ginting dkk (20-28) 21

Heat Flow (µv) Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 9, Nomor 1, Mei 2015 searah rol yang disebabkan oleh pergeseran kedudukan atom-atom dari tempat semula. Perolan yang disertai dengan annealing pada temperatur 450 C atau di atas temperatur rekristalisasi AlMg2 akan menimbulkan pengintian pada tempat atau titik yang energinya tinggi dan selanjutnya terjadi pertumbuhan inti baru. Tumbuhnya inti baru akan memperbanyak batas butir dan butir yang terbentuk relatif lebih banyak dan lebih halus. Batas butir yang banyak akan menghambat gerakan atom dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga dengan adanya hambatan akan mempengaruhi sifat fisis bahan bakar tersebut. Data mikrostruktur yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak pabrikator dan kelompok modelling untuk peningkatan design bahan bakar reaktor riset dengan muatan uranium tinggi. Selain itu data tersebut dapat digunakan untuk mempelajari fenomena yang dialami oleh PEB U 3 Si 2 -Al yang disebabkan oleh pemanasan dan iradiasi. Bagi PTBBN-BATAN sebagai pusat penelitian dan pengembangan bahan bakar reaktor riset data hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data base dalam mempelajari unjuk kerja PEB U 3 Si 2 -Al pra maupun pasca iradiasi. METODE Pemanasan Sampel Peb U3si2-Al Tmu 2,9 Gu/Cm3 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PEB U 3 Si 2 -Al dengan TMU 2,9 gu/cm 3 yang dipotong dengan ukuran 10 10 mm menggunakan Diamond Cutting. Potongan PEB U 3 Si 2 -Al dimasukkan ke dalam krusibel alumina dan dipanaskan di dalam tungku DTA dari temperatur 30 C hingga 1500 C dengan kecepatan pemanasan 10 C/menit dalam media gas Argon[8,9]. Hasil pengukuran hingga 1500 o C diperoleh femonena reaksi termik berupa termogram DTA yang menyatakan besarnya temperatur reaksi matriks Al dan kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar atau meat U 3 Si 2. Setelah diketahui femonena reaksi termik yang terjadi pada temperatur 450, 550, 650, 900 dan 1350 C, kemudian disiapkan potongan PEB U 3 Si 2 -Al lainnya dengan ukuran 10 10 mm (4 buah) dan dipanaskan dalam tungku DTA pada masing-masing temperatur di atas dengan waktu tunda selama 1 jam. Analisis Metalografi Cuplikan PEB U 3 Si 2 -Al variasi TMU 2,9 gu/cm 3 hasil pemanasan dengan DTA pada temperatur 450, 550; 650; 900 dan 1350 C, dimounting dengan resin kemudian dilakukan preparasi metallografi yang mencakup grinda dan poles mulai dari grit 200, 400, 800,1200 dan 2400 sampai permukaan cuplikan menjadi halus dan mengkilap. Setelah permukaan cuplikan halus, dilakukan etsa dengan menggunakan larutan kimia kemudian dilakukan analisis mikrostruktur antara lain interaksi bahan bakar U 3 Si 2 dengan matriks Al dan kelongsong AlMg2 menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM-EDS) Merk JEOL. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Reaksi Termokimia Hasil analisis interaksi termokimia PEB U 3 Si 2 -Al TMU 2,96 gu/cm 3 hasil pemanasan hingga 1500 C diperoleh berupa termogram DTA ditunjukkan pada Gambar 1. Temperature ( C) Gambar 1 : Termogram reaksi termokimia PEB U 3 Si 2 -Al TMU 2,9 gu/cm 3 22 Interaksi Termokimia...

Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 9, Nomor 2, November 2015 Gambar 1 pada posisi 1 menunjukkan bahwa pada temperatur 451 C terjadi perubahan aliran panas (heat flow) yang menunjukkan titik eutektik paduan AlMg2. Pada temperatur 550 C, posisi 2 terjadi perubahan fasa dari fasa menjadi fasa (L + ) yang ditunjukkan oleh perubahan base line aliran panas. Hal ini didukung oleh diagram fasa biner antara Al dengan Mg yang menunjukkan bahwa kemampuan larut padat (solid solubility) paduan AlMg2 terjadi pada temperatur 451 C, sehingga diatas temperatur tersebut kelongsong AlMg2 telah mengalami perubahan fasa[10]. Oleh karena itu untuk penyiapan sampel PEB U 3 Si 2 -Al untuk analisis mikrostruktur dimulai dari pemanasan 450 C (titik eutektik paduan AlMg2). Pada pemanasan 639 C, posisi 3 PEB U 3 Si 2 -Al mulai mengalami reaksi termik yang ditunjukkan oleh adanya puncak endotermik dengan menyerap sejumlah panas. Puncak endotermik tersebut menunjukkan terjadinya peleburan matriks Al dan kelongsong AlMg2 yang diikuti oleh suatu puncak eksotermik pada temperatur 650 C pada posisi 4. Reaksi eksotermik tersebut menunjukkan terjadinya reaksi antara lelehan matriks Al dan AlMg2 dengan U 3 Si 2 yang membentuk senyawa U(Al,Si) x. Reaksi eksotermik tersebut berdekatan dengan puncak endotermik (posisi 3), karena terjadi pengikatan atau difusi lelehan matriks Al dan AlMg2 ke dalam inti elemen bakar U 3 Si 2 secara cepat. Hal ini terjadi karena lelehan matriks Al mempunyai kontak antar muka dengan gaya gerak yang lebih besar sehingga ikatan intermetalik lelehan Al dengan U 3 Si 2 terjadi secara simultan dengan reaksi peleburan matriks Al. Reaksi termokimia antara U 3 Si 2 dengan matriks Al membentuk senyawa U(Al,Si) x [11,12,13] dengan tahapan perubahan fasa sebagai berikut: U 3 Si 2 + Al (solid) U 3 Si 2 (solid) + Al (liq) (639 C) U 3 Si 2 (solid) + Al (liq) U 3 Si 2 (solid)+ U(Al,Si ) 3 + U (solid) (650 C) U 3 Si 2 + U(Al,Si) x + U(solid) U(Al,Si ) 3 + U 3 Si (900 C) U(Al,Si ) 3 + U 3 Si UAlx + Si (1372 C) Pada kisaran temperatur 800 hingga 900 C pada posisi 5 terjadi perubahan fasa dari U 3 Si 2 menjadi U 3 Si yang ditunjukkan dengan adanya perubahan aliran panas (base line) pada termogram DTA PEB U 3 Si 2 -Al pada Gambar 1. Hal ini terjadi karena adanya reaksi antara U solid state dengan partikel U 3 Si 2 membentuk U 3 Si[11]. Pada pemanasan 1300 C hingga 1400 C atau pada posisi 6 tampak terjadi perubahan aliran panas yang ditandai adanya puncak endotermik yang menunjukkan terjadinya pembentukan senyawa UAl x dalam fasa cair dan peleburan unsur Si. Terbentuknya puncak endotermik pada temperatur tersebut menunjukkan terjadinya pengikatan atau pembentukan senyawa U-Al x dan Si bebas dari senyawa U(Al,Si) 3. Pembentukan senyawa UAl x (UAl 2,UAl 3 dan UAl 4 )[14] sangat dipengaruhi oleh temperatur, waktu, kandungan matriks Al dan kandungan uranium. Pada proses pendinginan, PEB U 3 Si 2 -Al dengan TMU 2,9 gu/cm 3 diperoleh dua puncak eksotermik yang menunjukkan terjadinya reaksi solidifikasi senyawa UAl x pada posisi 7. Reaksi solidifikasi tersebut reversibel dengan reaksi pembentukan senyawa UAl x pada temperatur 1439 C atau pada posisi 6. Reaksi solidifikasi ini menunjukkan bahwa pemanasan pada temperature 1372 C terjadi peleburan dan pembentukan senyawa UAl x (fasa cair) dan pada proses pendinginan senyawa UAl x kembali menjadi solid (fasa padat). Selain terjadi reaksi solodifikasi senyawa UAl x pada posisi 7, pada proses pendinginan juga terjadi reaksi solidifikasi matriks Al pada temperatur 600 C atau pada posisi 8. Hal ini disebabkan karena pada TMU 2,96 gu/cm 3 matriks Al bereaksi dengan uranium membentuk senyawa UAl x pada temperatur 1350 C. Namun matriks Al tidak habis bereaksi membentuk senyawa UAl x, sehingga pada proses pendinginan sisa matriks Al mengalami reaksi solidifikasi seperti yang terlihat pada posisi 8 Gambar 1.. PEB U 3 Si 2 -Al dengan TMU 2,96 gu/cm 3 hasil pemanasan dengan DTA hingga temperatur 1500 C dengan kecepatan pemanasan 10 C/menit. Beberapa pustaka. yang didukung oleh diagram fasa antara U, Al Aslina Br. Ginting dkk (20-28) 23

Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 9, Nomor 1, Mei 2015 dan Si menyatakan bahwa pemanasan hingga temperature 1500 C terjadi senyawa UAl 2,UAl 3, UAl 4,U(Al,Si) 3 dan Si bebas[14]. Namun keberadaan senyawa ini tidak dikehandaki dalam bahan bakar karena akan mempengaruhi terjadinya pengelembungan dan mempercepat terbentuknya hasil fisi dalam bahan bakar. Analisis Mikrostruktur Paduan aluminium magnesium termasuk pada seri 5xxx yang tidak dapat dikeraskan melalui perlakuan panas (non heat treatable alloys). Namun magnesium mempunyai batas kemampuan larut padat (solid solubility) dalam aluminium yang terjadi pada temperatur 451 C. Berdasarkan fenomena inilah, maka analisis mikrostruktur dilakukan terhadap cuplikan PEB U 3 Si 2 -Al yang mengalami pemanasan di dalam tungku DTA pada temperatur 450 C dengan waktu tunda selama 1 jam. Hasil analisis mikrostuktur PEB U 3 Si 2 -Al tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Mikrostruktur ikatan antar muka kelongsong AlMg2 Gambar 2 menunjukkan adanya morfologi ikatan antar muka (interface bonding) kelongsong AlMg. Ikatan antar muka terjadi karena temperatur perolan pada 450 C dan proses anil pada temperatur 480 C mampu meningkatkan luas bidang kontak antar muka yang mempercepat difusi atom antar muka, sehingga menghasilkan ikatan antar muka logam yang lebih baik. Sementara itu, dari Gambar 3 terlihat jelas posisi kelongsong AlMg2 berada pada bagian tepi atas dan bawah sedangkan inti elemen bakar U 3 Si 2 -Al terdistribusi secara merata pada bagian tengah PEB U 3 Si 2 -Al. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 450 C belum menunjukkan terjadinya interaksi antara kelongsong AlMg2 dengan inti elemen bakar U 3 Si 2 -Al. Gambar 3. PEB U 3 Si 2 -Al TMU 2,96 g U/cm 3 pemanasan pada 450 C 24 Interaksi Termokimia...

Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 9, Nomor 2, November 2015 Pada pemanasan 550 C (di atas temperatur kemampuan larut padat paduan AlMg2) menunjukkan bahwa terjadi migrasi unsur Al, Mg, U dan Si yang diidentifikasi menggunakan SEM-EDS. Hasil analisis mikrostruktur cuplikan PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 550 C di dalam tungku DTA dilakukan dengan cara pemetaan (mapping) terhadap unsur Al, Mg, U dan Si. Pada Gambar 4, terlihat jelas bahwa unsur Al telah berinteraksi ke dalam inti elemen bakar U 3 Si 2 dan unsur uranium maupun unsur Si sebagian telah berinteraksi ke arah kelongsong AlMg2 seperti yang terlihat pada Gambar 6 dan 7. Sementara itu, unsur Mg tetap berada dibatas bingkai (frame) AlMg2 seperti yang terlihat pada Gambar 5. Gambar 4. Mapping matriks Al pada pemanasan 550 C Gambar 5. Mapping Unsur Mg pada pemanasan 550 C Gambar 6. Mapping unsur U pada pemanasan 550 C Hal ini menunjukkan bahwa pada pemanasan 550 C, telah terjadi ikatan logam (intermetallik) antara unsur uranium dengan Al, sedangkan unsur Mg tidak mengalami interaksi dengan unsur uranium karena unsur Mg mempunyai jumlah yang kecil dengan energi yang lebih kecil[14,15]. Selain pada pemanasan 450 C dan 550 C, PEB U 3 Si 2 -Al juga mengalami reaksi termokimia pada pemanasan 650 C, 900 C dan Gambar 7. Mapping unsur Si pada pemanasan 550 C 1350 C seperti yang terlihat pada Gambar 1. Hasil analisis mikrostruktur terhadap cuplikan PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 650 C menunjukkan terjadinya lelehan matriks Al dan lelehan kelongsong AlMg2. Lelehan Al dan AlMg2 berinteraksi dengan inti elemen bakar U 3 Si 2 membentuk gumpalan kecil atau aglomerat yang mengikuti pola orientasi retakan partikel U 3 Si 2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Aslina Br. Ginting dkk (20-28) 25

Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 9, Nomor 1, Mei 2015 Gambar 8. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 650 o C Aglomerat yang terbentuk (berwarna putih abu-abu) mempunyai ukuran butir yang kecil dengan jumlah lebih banyak seperti yang terlihat pada Gambar 8 posisi 2. Hasil analisis menggunakan EDS memperlihatkan aglomerat yang terbentuk pada posisi-2 tersebut mempunyai perbandingan atom U: Al : Si = 17,97 : 55,60 : 2 6,44. Sementara itu, pada Gambar 8, posisi-3 dapat diamati bahwa aglomerat yang terbentuk mempunyai diameter butir lebih kecil dibandingkan dengan aglomerat yang terbentuk pada posisi-2. Hal ini disebabkan karena masih kurang waktu pemanasan hingga menyebabkan daya ikat antar aglomerat masih lemah. Namun dengan pemanasan lebih lanjut, aglomerat pada posisi- 3 akan tumbuh menjadi aglomerat dengan ukuran butir lebih besar. Hasil analisis dengan menggunakan EDS menunjukkan aglomerat yang terbentuk pada posisi-3 mempunyai perbandingan atom U: Al : Si = 10,40 : 80,95 : 8,65, sedangkan pada posisi-1 daerah yang berwarna hitam dominan terdiri dari unsur Al dengan perbandingan atom U : Al :Si = 1,65 : 98,02 : 0,38. Pengamatan mikrostruktur PEB U 3 Si 2 - Al pada pemanasan 900 C terlihat pengikatan inti elemen bakar U 3 Si 2 dengan matriks Al dan kelongsong AlMg2 semakin besar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9 Fenomena ini terjadi karena pada temperatur tinggi reaksi termokimia terjadi lebih besar karena partikel U dan Al memiliki energi aktivasi yang besar. Gambar 9. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 900 C 26 Interaksi Termokimia...

Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 9, Nomor 2, November 2015 Apabila dibadingkan antara pertumbuhan aglomerat yang terjadi pada Gambar 8 dengan aglomerat yang terjadi pada Gambar 9, baik pada posisi 1, 2 dan 3 interaksi terjadi semakin besar. Hal ini dikarenakan terjadi ikatan antar logam intermetallic matriks Al dengan U 3 Si 2 secara perlahan lahan yang menyebabkan pertumbuhan aglomerat semakin besar dengan naiknya temperatur. Pertumbuhan aglomerat pada pemanasan 900 C ini terjadi karena proses rekristalisasi senyawa U 3 Si 2 -Al. Pada saat proses pabrikasi PEB U 3 Si 2 -Al, inti elemen bakar U 3 Si 2 mengalami deformasi dengan tegangan sisa tertentu, sehingga sewaktu dilakukan pemanasan dalam tungku DTA pada temperatur 900 C atau di atas temperatur rekristalisasi U 3 Si 2, inti elemen bakar (meat) U 3 Si 2 -Al mengalami pengintian yang diikuti pertumbuhan aglomerat dengan arah orentasi yang berbeda-beda. Hasil analisis komposisi dengan menggunakan EDS menunjukkan bahwa aglomerat yang terbentuk seperti pada Gambar 9, posisi-2 mempunyai perbandingan atom U : Al : Si = 20,9 : 62,57 : 16,53. Pembentukan aglomerat pada posisi -3 mempunyai ukuran butir lebih besar dibandingkan dengan aglomerat pada posisi- 3, Gambar 8. Aglomerat posisi-3 pada Gambar 9 mempunyai orentasi dan gaya gerak ke arah aglomerat yang terbentuk pada posisi-2. Hal ini menunjukkan bahwa aglomerat dengan ukuran kecil akan berdifusi ke dalam aglomerat dengan ukuran lebih besar. Hasil analisis dengan menggunakan EDS menunjukkan bahwa aglomerat pada posisi-3 Gambar 9 mempunyai perbandingan atom U:Al:Si=15,08 : 67,95:16,97, sedangkan pada posisi-1 Gambar 9 terlihat dominan terdiri dari unsur Al dengan perbandingan atom U:Al:Si = 5,68 : 93,06 : 1,26. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al hasil pemanasan pada temperatur 1350 C seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 1350 C Pada Gambar 10 jelas terlihat pengikatan ikatan elemen bakar U 3 Si 2 oleh lelehan matriks Al dan kelongsong AlMg2 semakin besar. Fenomena ini menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan aglomerat semakin besar dengan orentasi yang teratur. Hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan aglomerat pada pemanasan 1350 C mengalami pertumbuhan lebih cepat karena pergerakan atom antar partikel lebih cepat dengan naiknya temperatur pemanasan. Aglomerat yang terbentuk pada pemanasan 650 C dan 900 C dengan butir lebih kecil secara teratur berdifusi ke aglomerat yang mempunyai butir lebih besar dan membentuk suatu aglomerat dengan ukuran butir yang lebih besar dengan jarak antar butir semakin kecil seperti yang terlihat pada posisi-2. Mikrostruktur PEB U 3 Si 2 -Al pada pemanasan 1350 C ini selain terjadi pertumbuhan aglomerat juga terbentuk butir dendrit seperti yang terlihat pada Gambar 10, posisi-3. Dendrit yang terbentuk disebabkan adanya lelehan Al dan pada proses pendinginan mengalami pembekuan melalui mekanisme Aslina Br. Ginting dkk (20-28) 27

Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 9, Nomor 1, Mei 2015 pengintian dan pertumbuhan butir. Hal ini didukung oleh data analisis dengan menggunakan alat DTA yang pada saat proses pendinginan pada temperatur 600 C terjadi reaksi solidifikasi unsur Al seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil analisis komposisi menggunakan alat SEM/EDS, aglomerat yang terbentuk posisi- 2 pada Gambar 10 mempunyai perbandingan atom U : Al : Si = 58,88 : 22,86: 18,26. Sementara itu, dendrit yang terbentuk pada posisi-3 mengandung unsur Al lebih besar mempunyai yang mempunyai perbandingan atom U: Al : Si = 10,84 : 85,39 : 3,77 yang relatif sama dengan posisi -1 tetapi mempunyai perbandingan atom U : Al : Si = 7,46 : 82,94 : 10,61. KESIMPULAN Interaksi termokimia antara bahan bakar U 3 Si 2 dengan matriks Al maupun kelongsong AlMg2 mulai terjadi pada temperatur 550 C. Pada temperatur 630 C terjadi peleburan matriks Al dan kelongsong AlMg2. Lelehan matriks Al dan kelongsong AlMg2 secara langsung berinteraksi dengan U 3 Si 2 membentuk aglomerat dengan senyawa baru U(Al,Si) x dan UAl x pada temperatur 900 C dan 1350 C. Data mikrostruktur menunjukkan bahwa pembentukan aglomerat terjadi semakin besar dengan meningkatnya temperatur pemanasan. DAFTAR PUSTAKA 1. Supardjo, Karakterisasi Paduan U x Si y Pada Daerah Komposisi Antara 6,62 s/d 7,63 Si, Tesis Magister, Pasca Sarjana, Program Magister Ilmu dan Rekayasa Nuklir, Institut Teknologi Bandung, 1993. 2. Suripto, A., Soentono, S., Reduced Enrichmen for Research and Test Reactor, National Atomic Energy Agency, Proceeding of the XIV International Meeting, Jakarta, 4-5 November, 1991. 3. Ginting, A.,B., Anggraini, D., Nugroho, A., Noviarty, dan Boybul, Pengembangan Metode Pengujian Fisikokimia Bahan Bakar Nuklir Pasca Iradiasi, Laporan Teknis Hasil Penelitian Tahun-2013, PTBBN-BATAN, 2013. 4. Copeland, G.L and Snelgrove, J.L., Examination of Irradiation High U- Loaded U 3 O 8 -Al fuels Plates, Proceeding of the International Meeting on Research and Test Reactor Core Conversations from HEU to LEU Fuels, ANL, 1987. 5. Domagala, R.F., Wincek, T.C., Snelgrove, J.L., Homa M.I., and Heinrichh, R.R., DTA Study of U 3 Si 2 - Al and U 3 Si 2 - Al Reactions, IAEA - TECDOC - 643(4), 1992. 6. Snegrove, J.L., Domagala, R.F., Hofman, G.L., Wincek, T.C., Copeland, G.L., Hobbs, R.W., and Senn, R.L., The Use of U 3 Si 2 Dispersed Al in Plate Type Fuel Elements for Research and Test Reaktor, ANL / RERTR /TM -11, 1987. 7. Siswosuwarno, M., Teknik Pembuatan Logam Jilid I, Jurusan Mesin, Fakultas Teknologi Industri,Institut Teknologi Bandung, 1995. 8. Ginting, A.Br., Pengaruh Perolan Terhadap Karakteristik Termal AlMg2, Prosiding PPSM, Serpong, 1996. 9. Setaram, Applications of Diffrential Thermal Analysis and Diffrential Scanning Calorimetry, France, 1992. 10. Hatch, J.E., Aluminium Properties and Physical Metallurgy, American Society for Metals, Metal Park,Ohio, 1990. 11. Toft, P., dan Jensin, A., Differential Thermal Analysis and Metalographic Examination of U 3 Si 2 Powder, U 3 Si 2 /Al (38w/o) Minipletes, IAEA- TECDOC 643(4), page 15-122, 1985. 12. Samoilov, A.G., Kashtanov, A.I., and Volkov, V.S., Dispersion Fuel Nuclear Reactor Elements Atomizdat, Moskua, 1965. 13. Saito, J., Komor, Y., Sakuraiand, F., and Ando, H., Measurement of Thermal Conductivity of Uranium Silisida Aluminium Dispersion Fuel, Departement of JMTR Project, Oarai Research Establishment, JAERI-Oarai-Machi, Higahiibaraki-gun, Ibaraki-ken, 1991. 14. Chang-Kyu Rhee, Su-Ii Pyun And Ii-Hiun Kuk, Phase Formation and Growth at Interface Between U 3 Si and Aluminium Korea Atomic Energy Institute, Daejon 305-606, Korea, April, 1991. 15. Willard, H.H., Merrit., L.L. Jr, Dean, J.A., and Settle., F.A. Jr, Instrumental Methods of Analysis, Wadsorth Publishing Company, 7 th - Edition, California, 1988. 28 Interaksi Termokimia...