BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional menerbitkan aturan penetapan angka kredit jabatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Suara merupakan salah satu media komunikasi yang paling sering dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 1 Kota Sukabumi merupakan salah satu sekolah unggulan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN GAYA BARU PHOTO BERBASIS CLIENT SERVER (Studi Kasus: Toko Gaya Baru Photo)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran lainnya untuk meningkatkan daya jual edisi majalah terbaru.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pendidikan. Komputer sangat membantu untuk proses administrasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK BERBASIS WEB DENGAN METODE MULTI- ATTRIBUTE DECISION MAKING

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang disuatu perusahaan maupun organisasi. Teknologi informasi memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ponorogo suatu daerah yang memiliki luas 1.371,78 km² yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bergerak secara dinamis untuk dapat memenangkan persaingan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukkan oleh penulis :

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Kota Bandung yang bertugas melengkapi semua kebutuhan yang

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

1 BAB I PENDAHULUAN. masalah. Namun, tidak demikian jika penjadwalan tersebut melibatkan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan informasi telah berkembang dengan sangat pesat,

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jadwal kerja merupakan hal penting dalam perusahaan, sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mungkin masih belum mengetahui bagaimana kegunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di dunia bisa kita dapatkan dalam waktu yang relatif singkat. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. berada di berbagai belahan dunia. Melalui media ini, mereka dapat memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III MET PEN METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya kemajuan teknologi. Sudah banyak kegiatan didalam sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Gambar desain penelitian adalah sebagai berikut:

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengguna yang besar mengakibatkan semakin berkembangnya

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN TIM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANGKAT LUNAK PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS (Studi Kasus : Puskesmas Sekeloa Bandung)

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat

X. GURU A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TATA KERJA DAN TATA CARA PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5. PERMENDIKNAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG JUKNIS 6. PERMENDIKBUD NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMDIKBUD

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan

BAB 1 PENDAHULUAN. PPA bisa disebut juga bagian dari misi pelayanan gereja yang bersifat diakonia. PPA merupakan

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BAB I PENDAHULUAN. instansi saat ini, komputer merupakan sebuah alat atau sarana yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

DRAFT PERKALAN Tata Kerja Tim Penilai JFAK dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit AK

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

BAB I PENDAHULUAN.

BERITA NEGARA. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Organisasi. Tim Penilai. Perancang Perundang-undangan. Kanwil. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sistematika penulisan yang merupakan indeks laporan tugas akhir, dimana. tiap sub bab berisi penjelasan ringkasan perbab.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

1 BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Pendidikan Nasional menerbitkan aturan penetapan angka kredit jabatan fungsional guru dan pengawas sekolah untuk menjamin kualitas dan kelangsungan pembinaan karier. Penetapan angka kredit yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No 031/U/2002 dan No 014/U/2002, juga dimaksudkan untuk menfasilitasi kepada daerah, di antaranya sebagai upaya penjabaran Kepres No 102 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi kewenangan, susunan organisasi, dan tata kerja departemen. Dalam surat keputusan itu, di tetapkan sebanyak lima pejabat dari daerah hingga pusat yang berwenang menetapkan angka kredit jabatan fungsional guru. Tim penilai tingkat pusat berkedudukan di Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Sedangkan sekretariat tim penilai berada di biro kepegawaian Depdiknas. Sementara itu, tim penilai tingkat provinsi berkedudukan di kantor dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan provinsi, dan sekretariatnya berkedudukan di badai kepegawaian daerah provinsi. Tim penilai tingkat Kecamatan/kota berkedudukan di kantor dinas, dan sekretariatnya berkedudukan di badan kepegawaian daerah Kecamatan/kota. Adapun tata cara pengusulan penetapan angkat kredit guru pada sekolah negeri maupun swasta di buat secara berjenjang. Dalam Surat Keputusan (SK) Mendiknas itu di sebutkan, Kepala Sekolah dengan di bantu guru senior pada sekolah yang bersangkutan mencantumkan perkiraan angka kredit prestasi guru. Untuk penetapan angka kredit guru pembina tingkat I sampai dengan guru utama, dan kenaikan jabatan/pangkat guru pembina ke guru Pembina tingkat

I sampai dengan guru utama di sampaikan oleh kepala dinas pendidikan Kecamatan/kota kepada Menteri Pendidikan Nasional. Sementara, guru madya ke guru madya tingkat I, kepala dinas pendidikan Kecamatan/kota menyampaikan kepada kepala dinas pendidikan provinsi. Penetapan angka kredit pengangkatan pertama kali sebagai guru pratama sampai guru madya dan kenaikan jabatan/pangkat guru pratama ke guru pratama tingkat I sampai dengan guru madya disampaikan oleh kepala cabang dinas pendidikan kepada kepala dinas pendidikan di Kecamatan/kota. Penetapan itu berlaku bagi guru Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU), serta Sekolah Luar Biasa (SLB). Melihat begitu banyak birokrasi yang berbelit dalam mengajukan perhitungan angka kredit guru, dan begitu lamanya penetapan angka kredit tersebut, maka akan mempersulit dan menyebabkan berlarut-larutnya keputusan kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Perhitungan angka kredit secara komputasi dan automatisasi sangat di perlukan, guna mempercepat proses dan mempermudah perhitungan angka kredit guru, sehingga proses kenaikan pangkat/golongan serta peningkatan gaji dan kesejahteraan guru yang telah memenuhi standar ketetapan perhitungan angkat kredit guru semakin cepat dan mudah. Berdasarkan latar belakang di atas maka di perlukan pembangunan Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit (Pak) guru di kecamatan Subang. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:

Bagaimana membangun Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit (PAK) Guru di Dinas Pendidikan Kecamatan Subang? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit Guru (PAK) di Dinas Pendidikan Kecamatan Subang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari sistem informasi Perhitungan Angka Kredit Guru (PAK) adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit Guru (PAK) di Dinas Pendidikan Kecamatan Subang, sehingga Pengolahan data menjadi lebih optimal, serta penambahan dan pencarian data lebih mudah dilakukan. 2. Untuk mengetahui Perhitungan Angka Kredit yang telah di peroleh setiap Guru 1.4 Batasan Masalah Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diterapkan batasan-batasan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut: 1. Data-data yang ada didalam sistem ini adalah : data guru, data kategori perhitungan angka kredit, data pengusulan perhitungan angka kredit, data kenaikan gaji berkala, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil dan data penetapan angka kredit. 2. Keluaran dari sistem ini berupa : Laporan Perhitungan Angka Kredit.

6. User yang akan menggunakan sistem ini adalah: Pegawai Dinas Pendidikan Kecamatan Subang. 1.5 Metodologi Penelitian berikut: Metodologi yang dilakukan untuk penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai a. Tahap Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai Berikut: 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pihak internal instansi dalam mengumpulkan data dan informasi mengenai kebutuhan sistem, selain itu dengan orang yang akan bertindak sebagai user yang akan mempergunakan sistem tersebut. 2. Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati kinerja para pegawai di instansi tersebut dalam mengolah data secara langsung untuk pengumpulan data yang lebih efektif. 3. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan memepelajari teori-teori yang mempunyai kaitan dengan masalah pembangunan Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit. b. Tahap Pengembangan Perangkat Lunak Tahap yang dilakukan untuk pengembangan sistem ini adalah menggunakan metode waterfall, dimana tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :

1. Rekayasa dan Pemodelan Sistem/informasi Pada tahap ini, rekayasa informasi mencakup pengumpulan kebutuhan pada tingkat strategi dan areanya, pandangan sistem ini penting ketika perangkat lunak harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain yaitu perangkat lunak, manusia, dan database. 2. Analisis Pada tahap ini, proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, perekayasa perangkat lunak (analis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka (interface) yang diperlukan. 3. Desain Pada tahap ini, desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; stuktur data, arsitektur perangakat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma). 4. Generasi Kode Pada tahap ini, setelah tahap desain maka program diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. 5. Pengujian Pada tahap ini, sekali kode dibuat maka pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan memastikan apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum.

6. Implementasi dan Perawatan Pada tahap ini, pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Perubahan akan terjadi dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan di dalam lingkungan eksternalnya. Gambar 1.1 Metode Waterfall 6. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penyusunan skripsi, maka ditetapkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi dari pembangunan Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit Guru (PAK) di Dinas Pendidikan Kecamatan Subang. BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini berisi analisis kebutuhan sistem dan pengguna diantaranya yaitu: analisis masalah, analisis prosedur yang sedang berjalan, analisis basis data dan analisis non fungsional. BAB IV PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi perancangan sistem dimulai dari perancangan prosedural, perancangan alir data, perancangan menu dan perancangan antar muka program (interface). BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Bab ini berisi tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menerapkan rencana implementasi; (2) Melakukan kegiatan implementasi; (3) Tindak lanjut implementasi. Selain itu juga berisi pengujian program yang dikerjakan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang di dapat selama penulisan laporan tugas akhir dari pembahasan masalah, selain itu juga berisi saran untuk perbaikan dan menindaklanjuti hasil penelitian.