KENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KENDALI FASA THYRISTOR UNTUK SISTEM TIGA FASA BERBASIS PENGUAT OPERASI. Oleh: S u n o m o. abstrak

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik memegang peranan yang penting dalam industri. Pada aplikasi

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Resistor Sebagai Pendeteksi Zero Cross Voltage Pada Sinkronisasi Pulsa Penyulut

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PRAKTEK TV & DISPLAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III METODE PENELITIAN

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH TERKENDALI TIGA FASA UNTUK PENGENDALIAN KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH SHUNT

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

PENGERTIAN THYRISTOR

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

SOLUSI PR-08 (Thyristor dan UJT)

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA

PENILAIAN PADA PRAKTIKUM MATAKULIAH PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

IMPLEMENTASI IC TCA 785 DENGAN TRANSFORMATOR PENGGESER FASE PADA PENYEARAH TIGA FASE JEMBATAN TERKONTROL PENUH

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

BAB I PENDAHULUAN. model dulu atau sering di sebut dengan analog masih menggunakan putaran

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II LANDASAN SISTEM

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Politeknik Gunakarya Indonesia

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

Transkripsi:

1 KENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA OLEH S U N O M O, ARIADIE CHANDRA NUGRAHA Praktikum Eletronika Daya untuk sistem tiga fasa di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-UNY sampai saat ini menggunakan modul praktikum buatan i VEDC Malang berbasis IC TCA 785 yang masih menggunakan tegangan searah. Melalui penelitian ini dibuat modul yang lebih murah dan lebih praktis tanpa menggunakan tegangan searah. Modul kendali fasa hasil penelitian dengan metode eksperimen ini digunakan untuk melakukan kendali fasa sesuai dengan topik praktikum; Untai setengah gelombang, Semikonverter, AC Regulator Unidirectional dan AC Regulator Bidirectional. Dari temuan penelitian disimpulkan bahwa modul kendali fasa thyristor yang dibuat dalam penelitian mampu melakukan kendali fasa gelombang tegangan tiga fasa dengan sudut picu 0 o - 150 o pada sistem penyearahan setengah gelombang, rentang pengaturannya lebih lebar daripada TCA 785, mampu melakukan kendali fasa gelombang tegangan tiga fasa dengan sudut picu 0 o - 60 o pada untai semikonverter, rentang pengaturannya kurang lebar dibandingkan TCA 785 yang dapat mencapai 135 o, mampu melakukan kendali fasa gelombang tegangan dengan sudut picu 0 o -180 o pada pengatur tegangan bolak balik satu arah tiga fasa, juga 0 o -180 o pada pengatur tegangan bolak balik dua arah tiga fasa. Untuk kedua topik praktikum terakhir ini, pengaturannya bisa lebih lebar daripada modul TCA 785. Karena kemampuan modul hasil rancangan ini diperoleh melalui pengaturan tambahan khusus yang berhasil hanya untuk satu dari tiga modul yang dimodifikasi, maka untuk dapat digunakan sebagai modul praktikum masih perlu dilakukan perbaikan desain. Kata kunci: Kendali fasa, thyristor (SCR), sistem tiga fasa, praktikum elektronika daya. A. PENDAHULUAN Sampai saat ini, praktikum Eletronika Daya di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-UNY menggunakan modul praktikum dari VEDC Malang tahun 2000. Karena modul kendali tiga fasa yang dimiliki hanya dua modul saja, jelas

2 jumlahnya sangat kurang. Penambahan tidak dimungkinkan karena selain harganya yang sangat mahal, kopling induktif membuatnya tidak praktis untuk diperbaiki jika suatu saat terjadi kerusakan (kopling induktif dengan lilitan tembaga bisa sampai pecah). Berdasar pertimbangan tersebut, penelitian ini diajukan, untuk memperoleh modul praktikum dengan kinerja yang sama, lebih murah dan lebih praktis untuk dioperasikan daripada sistem pemicu/ kendali fasa thyristor untuk penyearah tiga fasa produksi VEDC malang. Modul yang dirancang penuh oleh peneliti ini didesain memiliki cara operasi yang lebih sederhana, karena tidak menggunakan catu daya tegangan searah seperti modul buatan VEDC Malang maupun trafo catu, tetapi langsung dihubungkan ke sumber jaringan listrik di bagian masukannya dan ke thyristornya (SCR). Kopling optik antara sistem pengendali fasa dengan thyristornya diterapkan untuk mencegah kerusakan modul akibat salah hubung ke anode katode dan gerbang (gate) thyristornya. Sistem kendali fasa dengan IC TCA menggunakan kopling induktif, yang akan mengalami kerusakan jika ada salah hubungan di thyristornya, dan ini beberapa kali terjadi selama pelaksanaan praktikum. Peristiwa yang parah dalam kerusakan modul adalah, selain IC TCA terbakar, kopling induktifnya secara fisik sampai pecah inti trafonya. Perbaikan yang dilakukan oleh teknisi tidak bisa segera selesai karena harus menggulung ulang semua lilitannya yang sekitar dua meter panjangnya dengan empat kawat yang masing-masing berdiameter 0,1 milimiter pada inti trafo bentuk cincin yang baru. Hal ini dikomentari oleh teknisi yang bersangkutan sebagai pekerjaan yang ribet dan membosankan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan serta mempertimbangkan topik praktikum elektronika daya (Istanto W.J, 2009), yakni: PKE -04 Sub.4: Untai

3 setengah gelombang dan Sub.5: Semikonverter, PKE-05 Sub.4: AC Regulator Unidirectional dan Sub.5: AC Regulator Bidirectional, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Seberapa jauh rentang pengaturan sudut picu modul yang dirancang dan dibuat dalam penelitian ini mampu mengendalikan thyristor dalam sistem tiga fasa yang tersusun dalam untai: a. Penyearahan setengah gelombang, b. Konverter setengah (semiconverter), c. Pengatur tegangan bolak-balik satu arah (unidirectional ac regulator), d. Pengatur tegangan bolak-balik dua arah (bidirectional ac regulator) Perlu diketahui bahwa berdasar-persamaan-persamaan matematika yang dikemukakan oleh Singh (2007), Moorthy (2005) maupun Lander (1993) untuk keempat untai tersebut di atas, pemicuan pada sudut yang sama antara modul ekperimen dan modul TCA, tidak menibulkan perbedaan pada nilai daya beban. A. Metode Penelitian: Metode penelitian adalah eksperimen laboratorium. melalui pembuatan unit eksperimen yang disebut modul eksperimen, Bahan penelitian berupa tiga unit modul pemicu elektronis bertransistor dengan komparator IC LM 311. Untai eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1, untuk fasa R. Fasa S dan T prinsipnya sama dengan fasa R, hanya saja tanpa pengatur tegangan picu, karena tegangan picu hanya satu, yang diberlakukan untuk ketiga fasa. Untuk mengantisipasi kemungkinan hilang salah satu fasa maka catu daya searah yang diturunkan dari masing-masing fasa dijadikan satu dengan isolasi diode. Bentuk fisik tampak depan dapat dilihat pada foto Gambar 2. Dalam Gambar 2

4 4 1 6 6 8 5 4 4 1 6 6 8 5 4 modul yang dibuat dalam penelitian disandingkan dengan modul TCA (gambar kanan) sehingga pembaca memiliki gambaran bentuk fisiknya. Gambar 3 adalah foto tampak belakang. masukan 45 volt sumber bolak-balik 1N4007 1000 uf 50V 1000 uf 50V 1N4007 + + 1N4007 3k9 6k8 6k8 2k2 4k7 6V8 2SC1507 1k LED 12V 4k7 + 100 uf +11,5 V 2k2 1k. 22k 1k BC557B 6k8 5k 6V8 4V7 BC547B 103 BC557B 120k pengatur sudut picu 3k3 3k3 103 1N4148 22k 22k BC 547B BC 547B 1N4148 3k3 BC 557B 3k3 18k BC547B 10k +11,5 V +11,5V 3k3 1N4148 BC557B 1N4148 Gambar 1. Untai yang didesain dan diteliti (Fasa R), untuk fasa S dan T sama hanya tidak memiliki pengatur sudut picu 6k8 saklar 6k8 A Picu TRIAC 8k2 8k2 BC557B 3k3 A 3k3 0,22uF LM311 2 + 3 - LM311 2 + 3-5k6 7 15k 5k6 7 15k BC547B BC547B 1k5 1k5 MOC3021 1 2 MOC3021 1 2 Anoda/MT2 Gate Katoda/MT1 Anoda/MT2 Gate Katoda/MT1 1k5 1k 1k5 1k Gambar 2. Modul hasil desain penelitian tampak depan (kiri) Dan modul TCA 785 (kanan) sebagai perbandingan.

5 Gambar 3. Modul hasil desain penelitian tampak belakang (kiri) dan modul TCA 785 (kanan) sebagai perbandingan. Gambar 4. Tegangan sumber uji dengan modul induk TCA 785 duplikasi dari modul induk buatan VEDC Malang

6 Diagram blok pengamatannya diilustrasikan melalui Gambar 5. Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan gambaran visual pengambilan datanya. Sumber listrik dari modul induk TCA 785 bertegangan 45 volt tiga fasa Modul hasil penelitian dan modul TCA dipasang bergantian di sini. Modul SCR/Triac dan beban lampu 75 W tiga fasa Osiloskop digital GW INSTEK GD 2020 1.Gs/s Gambar 5. Diagram blok pengamatan Gambar 6 adalah pengambilan data dengan unit pemicu yang dibuat dalam penelitian dan Gambar 7 pengambilan data dengan unit pemicu TCA 785. C. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika Daya Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta. D. Teknik Analisis data Analisis data dilakukan secara deskriptif. Bentuk gelombang hasil pengaturan sudut fasa pemicuan SCR/Triac hasil kinerja modul pemicu. tanpa tegangan eksternal dengan kinerja modul dan TCA 785 diperbandingkan secara visual.

7 Gambar 6. Gambar visual pengambilan data dengan unit pemicu hasil rancangan penelitian Gambar 7. Gambar visual pengambilan data dengan unit pemicu TCA 785 Analisis data dihitung dengan cara mengidentifikasi periode pulsa gelombang, yang untuk satu periode pulsa adalah 120 O untuk penyearah tiga fasa setengah gelombang, pengatur tiga fasa mode unidirectional ac regulator maupun

8 bidirectional ac regulator, dan 60 o untuk semiconverter. Satu periode gelombang ini ditinjau nilai divisinya pada layar osiloskop. Selanjutnya lebar pemicuan dihitung nilai divisinya dari titik persilangan antar fasa sehingga pengaturan sudut fasa dihitung dengan:... (1) Untuk penyearah tiga fasa setengah gelombang, pengatur tiga fasa mode unidirectional ac regulator maupun bidirectional ac regulator, dan;... (2) untuk semikonverter. E. Hasil Penelitian Hasil penelitian tidak dapat diperoleh dengan baik berdasar untai pada Gambar 10 atau foto modul Gambar 12. Untuk itu peneliti melakukan modifikasi dengan pengaturan individual pada resistor pengisi kapasitor pembangkit gigi gergaji, dengan cara memecah nilai resistor 3k3 dengan memecahnya menjadi dua berupa 5 kilo ohm potensiometer dan deretan resistor 4k7 sehingga bentuk fisik modul tampak depan (kiri) dan tampak belakang (kanan) menjadi seperti terlihat pada foto Gambar 8.

9 Gambar 8. Foto modifikasi pada unit sistem pemicu tiga fasa yang dibuat dalam penelitian. Dengan modifikasi ini, sistem diatur dulu secara individual sampai pengaturan sudut picu dengan potensio pengatur dapat menghasikan gelombang dengan pengaturan yang simetrik untuk ketiga fasanya. Setelah modifikasi dilakukan, maka dapat dihasilkan data pengaturan sudut fasa untuk sistem tiga fasa yang dibuat dalam penelitian ini (modul kelompok eksperimen), yang dibandingkan hasil pengaturan sudut fasa yang dilakukan oleh modul TCA 785 (modul kelompok kontrol) seperti dinyatakan dalam Tabel 1: F. Pembahasan Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa penggunaan sistem kendali fasa thyristor dengan sistem penyinkron diskrit yang dibuat dalam penelitian ini jika diaplikasikan dalam untai penyearah tiga fasa setengah gelombang memiliki rentang pengaturan sudut picu yang lebih lebar daripada sistem TCA 785 buatan

10 VEDC Malang. Sistem kendali fasa yang dibuat dalam penelitian ini mampu melakukan pengaturan sampai 90 o jika dihitung dari titik singgung tegangan antar fasanya, atau 120 o jika dihitung dari titik nol tegangan fasanya, sedangkan untuk modul TCA hanya mampu mencapai 73 o jika dihitung dari titik singgung tegangan antar fasanya, atau 103 o jika dihitung dari titik nol tegangan fasanya. Tabel 1. Komparasi hasil pengaturan rentang sudut picu pada modul eksperimen dan modul TCA 785 No Jenis pengatur daya 3 Rentang pengaturan Perbandingan fasa Modul hasil Modul TCA Rentang penelititian 785 pemicuan (A) (B) 1 Penyearah setengah 0 o 150 o 0 o 73 o A>B gelombang 2 Semikonverter 0 o 60 o 0 o 85,7 o A<B 3 three phase 0 o 180 o 0 o 135 o A>B unidirectional ac regulator 4 three phase 0 o 180 o 0 o 126 o A>B bidirectional ac regulator Untuk kendali fasa pada untai semikonverter tiga fasa, rentang pengaturan sudut picu TCA 785 buatan VEDC Malang lebih lebar daripada sistem kendali fasa yang dibuat dalam penelitian ini. TCA 785 buatan VEDC malang mampu melakukan kendali fasa sampai pada 85,7 o jika dihitung dari titik singgung tegangan antar fasanya, atau 115,7 o jika dihitung dari titik nol tegangan fasanya, sedangkan modul penelitian hanya mampu melakukan pengaturan kendali fasa sampai 60 o jika dihitung dari titik singgung tegangan antar fasanya, atau 90 o jika dihitung dari titik nol tegangan fasanya.

11 Untuk kendali fasa pada untai regulator bolak-balik satu arah tiga fasa (three phase unidirectional ac regulator), rentang pengaturan sudut picu sistem kendali fasa yang dibuat dalam penelitian ini lebih lebar daripada TCA 785 buatan VEDC Malang. TCA 785 buatan VEDC malang hanya mampu melakukan kendali fasa sampai pada 135 o dihitung dari titik nol tegangan fasanya, sedangkan modul yang dibuat dalam penelitian ini mampu melakukan pengaturan kendali fasa sampai 180 o dihitung dari titik nol tegangan fasanya. Untuk kendali fasa pada untai regulator bolak-balik dua arah tiga fasa (three phase bidirectional ac regulator), rentang pengaturan sudut picu sistem kendali fasa yang dibuat dalam penelitian ini lebih lebar daripada TCA 785 buatan VEDC Malang. TCA 785 buatan VEDC malang hanya mampu melakukan kendali fasa sampai pada 126 o dihitung dari titik nol tegangan fasanya, sedangkan modul yang dibuat dalam penelitian ini mampu melakukan pengaturan kendali fasa sampai 180 o dihitung dari titik nol tegangan fasanya. Perbedaan kinerja dari kedua sistem kendali fasa thyristor tentunya tidak dapat dilepaskan dari caranya energi picu thyristor diperoleh, kelinearan tegangan gigi gergaji dan rentang tegangan searah pengatur sudut picunya. Hanya saja kelemahan pada desain yang dihasilkan melalui penelitian ini terletak pada kerumitan pengaturan awalnya (adjustment) pada resistansi pengisi kapasitor pembangkit gigi gergaji. Bahwa keunggulan sistem pemicu yang didesain ini diperoleh dari hanya satu dari tiga pemicu yang dibuatkan sistem pengaturan awalnya, itu pun, dari hasil pengaturan yang memerlukan waktu lama. Dengan demikian, untuk menjadikannya sebagai sistem yang dapat dipergunakan sebagai modul praktikum yang mampu mengatur sudut penyalaan atau pemicuan thyristor/scr secara seimbang pada ketiga fasanya sehingga

12 bentuk pemotongan gelombang menjadi serasi, desain masih harus diperbaiki antara lain dengan melinearkan bentuk tegangan pengisian pada kapasitor pembentuk tegangan gigi gergajinya serta peningkatan kinerja pengaturan tegangan kendali sudut picu yang digunakan sebagai pengatur lebar sudut pemicuan. Dalam praktik, hasil pengaturan melalui potensiometer tidak efisien karena potensio sudah diputar hampir setengah perjalanan, hasil pegaturannya belum tampak pada perubahan sudut picu. Tegangan pengisian kapasitor sebagai pembentuk tegangan gigi gergaji yang dihasilkan pada ujung pertemuan kapasitor dan resistor seperti tampak pada Gambar 9. 12V D13 C1 Q9 C7 2-3 8 IC2 LM 311 + 1 4 7 R27 P1 D8 C2 Q8 C6 2-3 8 IC1 LM 311 + 1 4 7 R26 Gambar 9. Bentuk tegangan gigi gergaji kapasitor untuk komparator penghasil waktu penyalaan sudut picu yang tidak linear menyulitkan kelinearan pengaturan tiga fasa, ditambah lagi dengan ketidaklinearan putaran potensiometer pengatur tegangan komparator

13 terhadap kelinearan perubahan sudut picu merupakan kelemahan utama dari desain ini, yang hal ini tidak tampak jika sistem pemicu ini digunakan untuk mengatur sudut fasa pengaturan sistem satu fasa (Sunomo, 2009). Oleh sebab itu perbaikan harus dilakukan pada kedua masalah ini. Untuk melinearkan bentuk tegangan gigi gergaji, digunakan sumber pengisian dengan arus konstan, sedangkan untuk mengefektifkan kinerja sistem pengaturan tegangan referensi dapat dilakukan melalui rekonfigurasi pada resistor yang terhubung deret dengan potensiometer. G. Kesimpulan Dari temuan penelitian dapat dikemukakan kesimpulan bahwa modul sistem kendali fasa thyristor dalam konfigurasi sistem penyearah tiga fasa dengan penyinkron diskrit untuk praktikum elektronika daya ini mampu 1. melakukan kendali fasa gelombang tegangan tiga fasa dengan sudut picu 0 o -150 o pada sistem penyearahan setengah gelombang, lebih lebar daripada hasil pengaturan dengan modul TCA 785. 2. melakukan kendali fasa gelombang tegangan tiga fasa dengan sudut picu 0 o - 60 o pada untai semikonverter dari yang seharusnya bisa maksimum 90 o, kalah lebar dibandingkan dengan hasil pengaturan modul TCA 785 3. melakukan kendali fasa gelombang tegangan dengan sudut picu 0 o -180 o pada pengatur tegangan bolak balik satu arah tiga fasa, lebih lebar daripada hasil pengaturan dengan modul TCA 785. 4. melakukan kendali fasa gelombang tegangan dengan sudut picu 0 o -180 o pada pengatur tegangan bolak balik dua arah tiga fasa, lebih lebar daripada hasil pengaturan dengan modul TCA 785.

14 H. Saran Karena hanya satu modul dari ketiga modul yang diberi pengaturan tambahan awal (fine tuning) untuk menyamakan pengaturan pada ketiga fasanya dapat bekerja baik, perlu dibuat pelinearan bentuk tegangan gigi gergaji dan sistem pengaturan tegangan searah pengatur sudut picu yang masuk ke komparator. Untuk melinearkan bentuk tegangan gigi gergaji, digunakan sumber pengisian dengan arus konstan, sedangkan untuk mengefektifkan kinerja sistem pengaturan tegangan referensi yang masuk ke komparator dapat dilakukan melalui rekonfigurasi pada resistor yang terhubung deret dengan potensiometer. DAFTAR PUSTAKA Istanto Wahyu Djatmiko, 2006, Praktik Kendali Elektronis DEL 230, Program Studi Teknik Elektro UNY Lander, W Cyril, 1993, Power Electronics, third edition, McGraw-Hill International, Singapore Moorthi, V.R, 2005, Power Electronics, Oxford University Press, New Delhi Singh MD, Khanchandani, Power Electronics, 2007 Tata McGraw-Hill Publishing Company, New Delhi Sunomo, 2009, Kendali fasa thyristor dan Triac tanpa tegangan eksternal untuk praktikum elektronika daya, Penelitian IPTEK Lemlit UNY VEDC Malang, 2000, Sistem kendali Daya 3 Fasa Gelombang Penuh (Modul).

15