PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

KENAIKAN PANGKAT. Kenaikan pangkat bagi PNS secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Kenaikan Pangkat PNS. No,Pangkat,Golongan Ruang :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH YOGYAKARTA NOMOR: 1A/PPA/I/BPH-STIKES/SK/II/07

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016

M A N A J E M E N A S N

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

KETENAGAAN Pengadaan Pegawai Jenjang Kepangkatan/Jabatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI OGAN KOMERiNG ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Transkripsi:

MODUL 4 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN Reviewer: Hania Aminah, M.M. MATERI UJIAN DINAS TK. I DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) BADAN POM RI 2015 Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 0

Modul 4 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN A. Pendahuluan Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan Nasional. PNS merupakan sumber daya manusia yang harus memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, dan memiliki tanggung jawab serta profesionalisme. Selain itu, PNS pun diharapakan mampu memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk mengatur kegiatan dan posisi PNS dalam melakukan tugasnya sebagai abdi negara, pemerintah telah menyusun aturan perundang-undangan yang perlu dipahami oleh semua PNS. Aturan tersebut harus dipahami soleh setiap PNS agar mereka memiliki kejelasan hak dan kewajibannya dalam bekerja. Atas dasar itulah, modul ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan peraturan di bidang kepegawaian. B. Deskripsi Singkat Mata pelajaran ini membahas Konsep-konsep dan istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS, perencanaan dan pengadaan PNS, pembinaan dan kesejahteraan PNS, pengembangan karier PNS, serta pemberhentian dan pensiun PNS. C. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan maksud dari peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, seperti kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan PNS. D. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mempelajari modul ini, para peserta mampu: 1) Menyebutkan dan mendefinisikan pengertian dan istilah-istilah kepegawaian 2) Menjelaskan tentang formasi PNS 3) Menjelaskan tentang pengadaan PNS 4) Menjelaskan tentang pengangkatan sebagai calon PNS 5) Menjelaskan pembinaan PNS 6) Menyebutkan sistem penggajian PNS Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 1

7) Menjelaskan tentang cuti PNS 8) Menyebutkan jenis kenaikan pangkat PNS 9) Menjelaskan tentang DP3 10) Menjelaskan tentang pemberhentian PNS 11) Menjelaskan tentang pensiun PNS E. Materi Bahasan Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan belajar: 1) Konsep-konsep dan istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS; 2) Pengadaan PNS; 3) Pembinaan dan Kesejahteraan PNS; 4) Pengembangan Karier PNS; 5) Pemberhentian dan Pensiun PNS. F. Uraian Materi Kegaitan Belajar 1: KONSEP-KONSEP DAN ISTILAH-ISTILAH KEPEGAWAIAN, KEDUDUKAN, KEWAJIBAN DAN HAK PNS 1. Latar Belakang Dalam rangka mendukung terciptanya pelaksananan Reformasi Birokrasi di lingkungan Pemerintahan, diperlukan Pegawai Negeri yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisrne. Sehingga untuk membentuk sosok Aparatur Sipil Negara sebagaimana tersebut, diperlukan upaya meningkatkan manajemen Aparatur Sipil Negara. 2. Konsep dan Istilah Ada beberapa konsep dan istilah yang berkaitan dengan peraturan kepegawaian yang harus dipahami oleh setiap PNS. Konsep dan istilah tersebut adalah: a) Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 2

b) Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. c) Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. d) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. e) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme f) Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai ASN yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi g) Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah. h) Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi i) Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. j) Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Administrasi pada instansi pemerintah. k) Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. l) Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional pada instansi pemerintah. m) Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan pelaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 3

n) Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan o) Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. 3. Jenis, Kewajiban, dan Hak ASN a. Jenis Aparatur Sipil Negara Aparatur Sipil Negara terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). b. Kewajiban Pegawai ASN Dalam menjalankan tugas dan perannya, setiap pegawai ASN memiliki kewajiban sebagai berikut: 1) setia dan taat pada Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah; 2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; 4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI. c. Hak Pegawai Negeri Sipil Selain kewajiban yang harus dipenuhi, setiap PNS juga memiliki beberapa hak sebagai berikut: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 4

3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan; dan 5) pengembangan kompetensi. Selain PNS, PPPK juga memiliki beberapa hak, antara lain: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti;; 3) perlindungan; dan 4) pengembangan. Kegiatan Belajar 2: PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Lowongan formasi Pegawai Negeri Sipil diumumkan seluas-luasnya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengumuman dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran dengan mencantumkan: a) jumlah dan jenis jabatan yang lowong; b) syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar; c) alamat dan tempat lamaran ditujukan; dan d) batas waktu pengajuan lamaran Setiap Warga Negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat syarat: a) warga negara Indonesia; b) berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun; c) tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan; d) tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta; Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 5

e) tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri; f) sehat jasmani dan rohani; g) mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan keterampilan yang diperlukan; h) berkelakuan baik; i) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah; dan j) syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dapat dilakukan bagi mereka yang melebihi usia 35 (tiga puluh lima) tahun berdasarkan kebutuhan khusus dan dilaksanakan secara selektif. Pejabat Pembina Kepegawaian menetapkan dan mengumumkan pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan. Pelamar yang dinyatakan lulus, wajib menyerahkan kelengkapan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Daftar pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapat Nomor Identitas Pegawai (NIP). Dalam menyampaikan daftar pelamar dilengkapi data perorangan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan dan telah diberikan NIP diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan dalam tahun anggaran berjalan dan penetapannya tidak boleh berlaku surut. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, adalah: a) Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat; b) Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat; c) Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I, atau yang setingkat; Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 6

d) Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II; e) Golongan ruang II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III; f) Golongan ruang III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV; g) Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara; h) Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor (S3); 3. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dalam jabatan dan pangkat tertentu, apabila: a) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik b) telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dinyatakan dalam surat keterangan yang dikeluarkan oleh Dokter Penguji Tersendiri/Tim Penguji Kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan; dan c) telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan. Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan telah memenuhi syarat di atas tetapi karena sesuatu sebab belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan. Calon Pegawai Negeri Sipil diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil diberikan pangkat: a) Juru Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/a; b) Juru bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/c; c) Pengatur Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/a; d) Pengatur Muda Tingkat I bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/b; Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 7

e) Pengatur bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/c; f) Penata Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/a; g) Penata Muda Tingkat I bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/b; h) Penata bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/c. Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai awal bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas. Calon Pegawai Negeri Sipil yang cacat karena dinas, yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pemberhentian Calon Pegawai Negeri Sipil Calon Pegawai Negeri Sipil diberhentikan apabila: a) mengajukan permohonan berhenti; b) tidak memenuhi syarat kesehatan; c) tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan; d) tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas; e) menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu lingkungan pekerjaan; f) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; g) pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar; h) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan atau melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya jabatan/tugasnya; i) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; j) 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil tidak melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan yang bersangkutan; Calon Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a), b), c), d), e), dan j), diberhentikan dengan hormat sedangkan Calon Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan karena ketentuan sebagaimana Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 8

dimaksud dalam huruf g, dan h, diberhentikan tidak dengan hormat. Calon Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f dan i, dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat Kegiatan Belajar 3: PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna. Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Untuk lebih meningkatkan pembinaan, keutuhan, dan kekompakan serta dalam rangka usaha menjamin kesetiaan dan ketaatan penuh seluruh Pegawai Negeri Sipil terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, perlu dipupuk dan dikembangkan jiwa korps yang bulat di kalangan Pegawai Negeri Sipil. Bidang Pembinaan PNS dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah di bidang pembinaan dan kesejahteraan pegawai negeri sipil. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pembinaan PNS mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Perencanaan program kerja. b) Pengkoordinasian pelaksananan tugas. c) Perumusan Petunjuk Pelaksana. d) Penyiapan bahan-bahan penyusunan rancangan rencana. e) Pengkoordinasian rumusan kebijakan teknis perencanaan. f) Penyusunan laporan Bidang. g) Pengkoordinasian penyiapan bahan rencana pengembangan pembangunan Bidang Pembinaan PNS. h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pembinaan PNS mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a) Menyelenggarakan kegiatan perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan bidang tugas. Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 9

b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidangnya. c) Memberi petunjuk kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. d) Mengkoordinasikan bawahan dalam melaksanakan tugas agar terjalin kerjasama yang baik. e) Menyeleksi pelaksanaan tugas bawahan agar hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. f) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan dan pengembangan karir. g) Menelaah Peraturan Perundang-Undangan yang berhubungan dengan bidang tugas. h) Menyusun perencanaan, koordinasi, pemantauan dan evaluasi di Bidang Pembinaan PNS. i) Memberikan bimbingan dan saran teknis untuk kelancaran pelaksanaan tugas. j) Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pembinaan PNS. k) Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis dibidang pembinaan PNS. l) Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pembinaan PNS. m) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis tentang pembinaan kedudukan Hukum Pegawai. n) Melaksanakan bimbingan dan pemberian saran teknis untuk kelancaran pelaksanaan tugas. o) Merumuskan saran saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan tentang langkah dan tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya. p) Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang terkait dalam lingkungan Badan. q) Melaksanakan pengendalian pengarahan, bimbingan melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas. r) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang berisikan Pokok-pokok Kepegawaian ditentukan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 10

pemerintahan dan pembangunan diperlukan PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja merupakan alat kendali agar setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok oleh setiap PNS selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Renja organisasi, yang dilakukan berdasarkan prinsip (a) objektif; (b) terukur; (c) akuntabel; (d) partisipatif; (e) transparan. Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun yang terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai (SKP) dengan bobot nilai 60% dan perilaku kerja dengan bobot nilai 40%. Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan sesuai rincian tugas, tanggung jawab dan wewenang dalam struktur dan tata kerja organisasi. SKP yang telah disusun merupakan hasil kesepakatan atasan dan bawahan yang ditetapkan pejabat penilai setiap tahun. Dalam rangka penyusunan SKP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Jelas, kegiatan harus dapat diuraikan secara jelas. b) Dapat diukur, kegiatan dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka (jumlah satuan) maupun kualitas (hasil kerja tidak ada kesalahan). c) Relevan, kegiatan harus berdasar lingkup tugas jabatan masing-masing. d) Dapat dicapai, kegiatan harus disesuaikan dengan kemampuan PNS. e) Memiliki target waktu, kegiatan dapat ditentukan waktunya. Penilaian SKP dilakukan dengan membandingkan realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan 100. Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan pengamatan sesuai kriteria. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan menggabungkan penilaian SKP (60%) dan penilaian perilaku kerja (40%). Nilai capaian prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka. a) 91 keatas : sangat baik b) 76 90 : baik c) 61 75 : cukup d) 50 60 : kurang e) 50 kebawah : buruk Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 11

Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur: a) SKP (Sasaran Kerja Pegawai); dan b) Perilaku kerja Sasaran Perilaku Kerja (SKP) wajib diisi oleh PNS sesuai dengan rencana kerja tahunan instansi yang memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur yang ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari oleh pejabat penilai. Penilaian SKP meliputi empat aspek, yaitu: a) Kuantitas b) Kualitas c) Waktu; dan d) Biaya Penilaian kerja meliputi enam aspek, yaitu: a) Orientasi pelayanan b) Integritas c) Komitmen d) Disiplin e) Kerja sama; dan f) Kepemimpinan (hanya dilakukan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural) g) Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus) 2. Cuti Pegawai Negeri Sipil Cuti PNS, selanjutnya disingkat dengan cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Cuti terdiri dari Cuti tahunan; Cuti besar; Cuti sakit; Cuti bersalin; Cuti karena alasan penting; dan Cuti diluar tanggungan Negara. a. Cuti Tahunan CPNS/PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan yang lamanya adalah 12 (dua belas) hari kerja. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu kurang dari 3 (tiga) hari kerja. Untuk mendapatkan cuti tahunan PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 12

tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan. b. Cuti Besar PNS yang telah bekerja sekurang-kurangya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan. PNS yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan. Untuk mendapatkan cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila ada kepentingan dinas mendesak. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. c. Cuti Sakit PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya. PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan melampirkan surat keterangan dokter. PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Surat keterangan dokter tersebut menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu. Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 13

Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun. Jangka waktu cuti sakit tersebut dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu tersebut, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan PNS yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. Untuk mendapatkan cuti sakit, PNS wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapatkan perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya. Selama menjalankan cuti sakit tersebut, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang. d. Cuti Bersalin Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga, PNSl wanita berhak atas cuti bersalin. Untuk persalinan ke anak empat dan seterusnya, kepada PNS wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara. Lamanya cuti bersalin tersebut adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. Untuk mendapatkan cuti bersalin, PNS wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. e. Cuti Karena Alasan Penting Cuti karena alasan penting adalah hak seorang PNS untuk tidak melakukan pekerjaan dengan alasan: 1) ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia 2) salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 14

bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu 3) melangsungkan perkawinan yang pertama 4) alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. f. Cuti di Luar Tanggungan Negara Kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangya 5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan Negara. Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan penting untuk memperpanjangnya. Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan anak kempat dan seterusmya. Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan Negara dengan segera dapat diisi. Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang berwenang disertai dengan alasan-alasannya. Cuti diluar tanggungan Negara, hanya dapat diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, maka: 1) apabila ada lowongan ditempatkan kembali 2) apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada instansi lain Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 15

3) apabila penempatan dimaksud tidak mungkin, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar, dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak. Jangka waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Dalam hal Pemerintah menganggap perlu, segala macam cuti Pegawai Negeri Sipil dapat ditangguhkan. 3. Kesejahteraan PNS Kesejahteraan PNS dipayungi oleh peraturan yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Besarnya Iuran-iuran yang Dipungut dari Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun. Usaha kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil meliputi program: a) Pensiun dan hari tua, b) Asuransi kesehatan, c) Tabungan perumahan, dan d) Asuransi pendidikan putra putri Pegawai Negeri Sipil. Setiap Pegawai Negeri Sipil dipungut iuran 10% dari penghasilannya untuk membiayai usaha dalam bidang kesejahteraan, dengan perincian sebagai berikut: a) 4 ¾% untuk iuran dana pensiun b) 2% untuk iuran pemeliharaan kesehatan c) 3 ¼% untuk iuran tabungan hari tua dan perumahan. Kegiatan Belajar 4: PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Pendidikan Dan Pelatihan PNS Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan ketrampilan. Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 16

Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan bagi PNS dimaksudkan agar terjamin keserasian pembinaan PNS. Pengaturan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan meliputi kegiatan perencanaan, termasuk perencanaan anggaran, penentuan standar, pemberian akreditasi, penilaian, dan pengawasan. Tujuan pendidikan dan pelatihan jabatan antara lain adalah: a) meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, dan ketrampilan; b) menciptakan adanya pola berpikir yang sama; c) menciptakan dan mengembangkan metode kerja yang lebih baik; dan d) membina karier PNS 2. Kenaikan Pangkat Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian. karena kenaikan pangkat merupakan penghargaan dan setiap penghargaan baru mempunyai nilai apabila kenaikan pangkat tersebut diberikan tepat pada orang dan tepat pada waktunya. Berhubung dengan itu, maka setiap atasan berkewajiban mempertimbangkan kenaikan pangkat bawahannya untuk dapat diberikan tepat pada waktunya. Periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah. Masa kerja untuk kenaikan pangkat pertama dihitung sejak pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistem kenaikan pangkat reguler dan sistem kenaikan pangkat pilihan. Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan. Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang: a) tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; b) melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; dan c) dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu. d) kenaikan pangkat dapat diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 17

Kenaikan pangkat reguler, dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila: a) sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (tahun) terakhir Kenaikan pangkat reguler bagi Pegawai Negeri Sipil diberikan sampai dengan: a) Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar; b) Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; c) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama; d) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3 (tiga) tahun, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4 (empat) tahun, Ijazah Diploma I, atau Ijazah Diploma II; e) Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Ijazah Diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Bakaloreat; f) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV; g) Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara; h) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Doktor (S3). Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya yang tinggi. Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang: a) menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; b) menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden; c) menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya; d) menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara; e) diangkat menjadi pejabat negara; f) memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah; g) melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 18

h) telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar; dan i) dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu Kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu atau jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Jenjang pangkat untuk pejabat struktural adalah sebagai berikut: Jenjang Pangkat, Golongan Ruang No Eselon Terendah Tertinggi Pangkat Golongan Pangkat Golongan 1 I.a Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e 2 II.a Pembina Utama Pembina Utama IV/c Muda Madya IV/d 3 II.b Pembina Tk. I IV/b Pembina Utama Muda IV/c 4 III.a Pembina IV/a Pembina Tk. I IV/b 5 IV.a Penata III/c Penata Tk. I III/d Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila: a) telah 1 (satu) tahun dalam pangkat yang dimilikinya b) sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya; dan c) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila: a) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir b) telah memenuhi angka kredit yang ditentukan; dan c) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 19

Pegawai Negeri yang memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah: a) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat I, golongan ruang I/b ke bawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru, golongan ruang I/c b) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Tingkat I, golongan ruang I/d ke bawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda, golongan ruang II/a c) Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b d) Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III, dan masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c e) Sarjana (S1), atau Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a f) Dokter, Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b g) Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c Kenaikan pangkat karena memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah, dapat diberikan apabila: a) diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan Ijazah yang diperoleh. b) sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir. c) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir d) memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu; dan e) lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan setiap unsur penilaian prestasi kerja Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 20

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Kenaikan pangkat, diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu yang terakhir didudukinya. Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir dan setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil, diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi sesuai dengan kenaikan pangkat pilihan menduduki jabatan fungsinal tertentu. Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Kenaikan pangkat anumerta, berlaku mulai tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tewas. Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai awal bulan yang bersangkutan tewas dan diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Yang dimaksud dengan tewas adalah: a) meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; b) meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; c) meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau d) meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu. Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi, apabila memiliki masa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama: a) sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus dan sekurangkurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir b) sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan sekurangkurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir; atau Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 21

c) sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan d) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir e) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir f) tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 (satu) tahun terakhir. Kenaikan pangkat pengabdian mulai berlaku tanggal 1 (satu) sejak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia dan 1 (satu) bulan sebelum PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun. Pegawai Negeri Sipil yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi. Kenaikan pangkat berlaku mulai tanggal yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri. Yang cacat karena dinas adalah: a. Cacat yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi: 1) dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; 2) dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga kecelakaan 3) itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam dan karena menjalankan 4) tugas kewajibannya; atau 5) karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu. b. Cacat yang disebabkan oleh sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari pelaksanaan tugas. Calon Pegawai Negeri Sipil yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian dan berlaku mulai tanggal yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri. Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d dan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, untuk dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, disamping harus memenuhi syarat yang ditentukan harus pula lulus ujian dinas, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ujian dinas dibagi dalam 2 (dua) tingkat yaitu: Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 22

a) Ujian dinas Tingkat I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a; b) Ujian dinas Tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tingkat I, golongan ruang III/d menjadi Pembina, golongan ruang IV/a. Pegawai Negeri Sipil yang dikecualikan dari ujian dinas, bagi: a) akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya; b) akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara; c) diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena: (1) mencapai batas usia pensiun; (2) dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri oleh Tim Penguji Kesehatan. d) telah memperoleh: (1) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas Tingkat I; (2) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2), dan Ijazah lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian dinas Tingkat I atau ujian dinas Tingkat II." Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat lebih rendah tidak boleh membawahi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat lebih tinggi, kecuali membawahi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu. Pegawai Negeri Sipil yang pangkatnya telah mencapai pangkat tertinggi dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan struktural dapat diberikan kenaikan pangkat reguler setingkat lebih tinggi berdasarkan jenjang pangkat sesuai dengan pendidikan yang dimiliki. 3. Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural yang ditetapkan berdasarkan penilaian atas bobot tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural, wajib dilantik dan Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 23

mengucapkan sumpah jabatan. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural, adalah: a) berstatus Pegawai Negeri Sipil; b) serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan; c) memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan; d) semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; e) memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan f) sehat jasmani dan rohani. Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki jabatan struktural wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan untuk jabatan tersebut. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatan struktural setingkat lebih tinggi apabila yang bersangkutan sekurangkurangnya telah 2 (dua) tahun dalam jabatan struktural yang pernah dan/atau masih didudukinya. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena: a) mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya; b) mencapai batas usia pensiun; c) diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; d) diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional; e) cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar tanggungan negara karena persalinan; f) tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; g) adanya perampingan organisasi pemerintah; h) tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; atau i) hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 24

Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif pada tingkat nasional atau antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi Instansi Pemerintah Kegiatan Belajar 5: PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PNS Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil. 1. Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri Pada prinsipnya Pegawai Negeri Sipil yang meminta berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Penundaan atas permintaan berhenti dari seorang Pegawai Negeri Sipil, hanyalah didasarkan semata-mata untuk kepentingan dinas yang mendesak, umpamanya dengan berhentinya Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan akan sangat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas. Permintaan berhenti yang dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu) tahun antara lain adalah permintaan berhenti dari Pegawai Negeri Sipil yang sedang melaksanakan tugas yang penting. Penundaan ini dilakukan untuk paling lama 1 (satu) tahun, sehingga dengan demikian pimpinan instansi yang bersangkutan dapat mempersiapkan penggantinya. Permintaan berhenti yang dapat ditolak, antara lain adalah permintaan berhenti dari seorang Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan ikatan dinas, wajib militer, dan lain-lain yang serupa dengan itu. 2. Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Batas usia pensiun adalah batas usia Pegawai Negeri Sipil harus diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena mencapai batas usia pensiun, diberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan 1 (satu) Peraturan di Bidang Kepegawaian 4. 25