PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Lisda Karmila, Zainuddin, dan Syubhan An nur Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL GENERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR LISTRIK STATIS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

IMPLEMENTASI MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR LISTRIK STATIS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

ABSTRACT. Keywords: Learning Interest, Explicit Instruction, and IPS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011):

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

NIA AMELIA NPM

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VI SDN No 1 Ogoamas II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN vol. 9. No 2 (2014) 11-24

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

Economic Education Analysis Journal

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERTUMBUHAN TUMBUHAN MELALUI METODE EKSPERIMEN

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013

Amanda Defi Nuraini Sapir Dwi Wulandari. Abstract. Keywords: Quantum Learning, Mind Mapping, Think Pair Share, Results Learning.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jahratun Mika, Zainuddin, dan Syubhan An nur Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin mikazahratun@yahoo.com ABSTRACT: The low learning results and the lack of the student s social skills in learning the background for this research. The general objective of this research is to describe the effectiveness of the application of learning model Advance Organizer (AO) in improving student learning outcomes of class VII-A MTs Al Huda Banjarmasin on teaching materials, which are specifically supported by: (1) adherence to the lesson plan, (2) learning outcomes, (3) social skills, and (4) the interest of students towards learning. This study is an action research model of Kemmis and Mc Taggart consisting of 3 cycles. The subject is a class VII-A MTs Al Huda Banjarmasin, the teaching materials heat. Devices and instruments used are lesson plans, handouts, worksheets, THB, sheet enforceability of lesson plans, social skills observation sheets and questionnaires interest. Data obtained from the test results, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that: (1) adherence to the RPP cycle I (good), cycle II (good), and the third cycle is very well categorized; (2) student learning outcomes in the classical category of incomplete first cycle, second cycle (complete), and cycle III (complete), (3) the first cycle of students social skills (good), second cycle (very good), and the third cycle (very good), (4) the interest of students (very interested). Be concluded that the effectiveness of the learning model Advance Organizer (AO) Uncategorized effective in improving student learning outcomes of class VII-A MTs Al Huda Banjarmasin on teaching materials heat. Keywords: Learning outcomes, heat, learning model Advance Organizer (AO). PENDAHULUAN Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Undang-Undang Dasar 308

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Salah satu yang menentukan hasil belajar adalah proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diukur dalam hasil belajar ranah kognitif siswa meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar adalah faktor internal yaitu diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan semangat dan motivasi belajar, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Saudah S.Pd, selaku guru pengajar IPA kelas VII-A MTs Al Huda Banjarmasin pada tanggal 18 Oktober 2013 diperoleh informasi bahwa pembelajaran IPA terutama fisika masih berpusat pada guru, pada umumnya melalui metode ceramah dan materi ajar kalor juga materi yang cukup sulit dipahami siswa. Saat proses belajar mengajar berlangsung guru jarang melibatkan keaktifan siswa dan siswa jarang sekali melakukan kerja sama dalam kelompok, jarang bertanya, maupun mengemukakan ide 309

atau pendapatnya dalam belajar sehingga pembelajaran menjadi berpusat pada siswa. Dari data yang diperoleh, hasil belajar siswa rendah hal ini terbukti dari nilai ulangan siswa dengan ketuntasan individual sebesar 43,07% dari 26 siswa, hanya 5 siswa memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yang ditetapkan sekolah nilainya sebesar 70. Pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun ajaran 2012/2013 materi ajar kalor ini adalah materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa sehingga diperlukan pembelajaran khusus untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep sains, keterampilan sosial, minat siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Banyak aktivitas yang dilakukan dapat menimbulkan motivasi dan minat dalam belajar sehingga hasil belajar akan meningkat, maka diberikan model pembelajaran Advance Organizer (AO) yaitu suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi tersebut, agar siswa dapat pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi yang baru. Strategi ini merupakan cara untuk membantu siswa untuk berpikir lebih luas serta akan mempengaruhi cara belajar siswa yang cenderung pasif ke arah yang lebih aktif. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat seiring dengan meningkatkan pemahaman siswa itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep sains adalah dengan memberikan makna konsep-konsep sains dalam kehidupan sehari-hari, sehingga salah satu cara pada pembelajaran di kelas yaitu saling keterkaitan materi yang 310

dipelajari dengan pengalaman sehari-hari. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran Advance Organizer (AO) menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dan juga siswa mampu melakukan kerja sama dalam kelompok, bertanya, maupun mengemukakan ide atau pendapatnya dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada siswa. Model pembelajaran Advance Organizer (AO) merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dalam ilmu pengetahuan tersebut. Model pembelajaran ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru (Huda, 2013). Model pembelajaran Advance Organizer yang dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merangcang pembelajaran. Penggunaan advance organizer sebagai kerangka isi akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru, karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Jika ditata dengan baik, advance organizer akan memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran yang baru serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajari siswa (Budiningsih, 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan umum penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendeskripsikan keefektifan 311

penerapan model pembelajarn Advance Organizer (AO) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-A MTs Al Huda Banjarmasin pada materi ajar kalor. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) karena dalam penelitian ini untuk mengatasi adanya masalah yang ada dalam kelas VII-A MTs Al Huda Banjarmasin berkaitan dengan keaktifan dan ketuntasan hasil belajar siswa yang rendah dengan menerapkan metode pembelajaran Advance Organizer (AO) pada materi ajar kalor. Adapun alur penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alur penelitian tindakan kelas model Kemmis & Mc Taggart. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: plan (perencanaan), action (pelaksanaan) dan observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Subjek dan Waktu Penelitian Subjek dari penelitian PTK ini adalah siswa kelas VII-A MTs Al Huda Banjarmasin dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan siswa perempuan sebanyak 12 orang, pada materi ajar kalor serta peneliti selaku guru yang mengajar. Kegiatan pembelajaran pada subyek penelitian hanya 1 pertemuan setiap 1 siklus dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 24 November 2013 sampai 7 Desember 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan RPP model pembelajaran Advance Organizer 312

Hasil observasi mengenai keterlaksanan RPP model pembelajaran Advance Organizer secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Keterlaksanaan RPP model pembelajaran Advance Organizer Kegiatan Siklus I Siklus II Siklus III Pendahuluan 70,00 % 80,00 % 85,00 % Kegiatan inti 82,00 % 85,60 % 86,20 % Penutup 80,00 % 83,20 % 90,00 % Pengelolaan waktu 80,00 % 80,00 % 90,00 % Penguasaan konsep 70,00 % 80,00 % 80,00 % Pelaksanaan KBM 80,00 % 70,00 % 80,00 % Reliabilitas 97,73 % 98,92 % 98,95 % Lembar keterlaksanaan RPP ini diamati oleh 2 orang pengamat, pengamat 1 guru IPA MTs Al Huda Banjarmasin dan pengamat 2 teman sejawat. Grafik keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Gambar 1. Keterlaksanaan RPP 100 80 60 40 20 0 Pendahuluan Inti Penutup Pengelolaan waktu Penguasaan konsep Gambar 1 Grafik kegiatan keterlaksanaan RPP Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa kegiatan pendahuluan pada siklus I sebesar 70,00% dengan kategori baik, siklus II 80,00% berkategori baik, dan siklus III 85,00% berkategori sangat baik. Kegiatan inti pada siklus I sebesar 82,00% dengan kategori sangat baik, siklus II 85,60% berkaegori sangat baik, dan siklus III 86,20% berkategori sangat baik. Penutup pada siklus I sebesar 80,00% dengan kategori baik, siklus II 83,20 berkategori sangat baik, dan siklus III 313

90,00% berkategori sangat baik. Pengelolaan waktu pada siklus I, siklus II dan siklus III sama yaitu sebesar 80,00% dengan kategori baik. Penguasaan konsep pada siklus I sebesar 70,00% berkategori baik, siklus II dan siklus III 80% berkategori baik. Pelaksanaan KBM pada siklus I sebesar 80,00% dengan kategori baik, siklus II 70,00% berkategori baik, dan siklus III 80,00% berkategori baik. Mengacu teori yang ada bahwa keterlaksanaan RPP harus berjalan dengan baik, dimana salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan bagian dari tujuan pembelajaran yang menjadi dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan pembelajaran (Harjanto, 2010:22). Berdasarkan hasil analisis data pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP secara keseluruhan sudah sangat baik dengan hasil keterlaksanaan pada siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut sebesar 77,00% dengan kategori baik, 78,90% dan 85,20% dengan kategori sangat baik. Dengan reliabilitas pada siklus I sebesar 97,73 pada siklus II 98,92%, dan pada siklus III 98,95%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya keterlaksanaan RPP siklus I, siklus II dan siklus III secara umum meningkat dan semakin baik, namum pada penelitian ini keterlaksanaan RPP masih belum mencapai 100%, tetapi setidaknya sudah sangat baik dan mendekati 100%. Hasil Belajar Siswa Hasil observasi mengenai hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Advance Organizer secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: 314

Tabel 2 Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO) Hasil Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah siswa yang tuntas 21 22 25 Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 3 0 Ketuntasan secara individual (%) 72,00 79,34 87,50 Ketuntasan secara klasikal (%) 80,00 88,00 100 juga dapat Tes hasil belajar dapat mengukur pemahaman konsep siswa digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi. Tes hasil belajar (THB) merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Grafik ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: 200 0 Ketuntasan klasikal siklus 1 siklus 2 siklus 3 tuntas tidak Gambar 2 Grafik ketuntasan hasil belajar siswa Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I secara klasikal hanya sebesar 80% (tidak tuntas) karena 5 orang siswa yang tidak tuntas karena ketuntasan klasikal harus mencapai 85,00%. Pada siklus II ketuntasan secara klasikal meningkat menjadi 88,00% (tuntas) dengan jumlah siswa tidak tuntas berkurang menjadi 3 orang siswa, dan siklus III meningkat lagi menjadi 100% (tuntas) serta tidak ada siswa yang tidak tuntas. Sedangkan secaran individual semua siklus dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dikatakan tuntas, secara berturut-turut sebesar 72,00% 315

(tuntas), 79,34% (tuntas) dan 87,50% (tuntas). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyanti dan Mudjiono, 2009). Hasil belajar siswa untuk setiap siklus siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 80,00%, meningkat sebesar 8,00% pada siklus II 88,00% dan meningkat lagi sebesar 12,00% siklus III 100%, sehingga terlihat pada grafik adanya peningkatan untuk setiap siklus. Jadi secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer (AO) pada materi ajar kalor ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga model pembelajaran Advance Organizer (AO) dapat menjadi alternatif pilihan dalam proses belajar-mengajar di kelas. Keterampilan Sosial Siswa Keterampilan sosial siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Hasil keterampilan sosial siswa setiap siklus No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III 1. Menyumbangkan ide 3,25 3,50 3,66 2. Menjadi pendengar yang baik 3,16 3,16 3,33 3. Mau bekerja sama 3,16 3,25 3,33 4. Mau bertanya 3,16 3,25 3.33 Keterampilan sosial yang diukur meliputi menyumbangkan ide, menjadi pendengar yang baik, mau bekerja sama, dan mau bertanya yang diukur dengan lembar pengamatan keterampilan sosial 316

siswa dengan kategori amat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Grafik keterampilan sosial siswa dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: Skor 150 100 50 0 Keterampilan Sosial Siswa siklus 1 siklus 2 siklus 3 Gambar 3 Grafik keterampilan sosial siswa Berdasarkan Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I untuk kelompok 1 didapat skor sebesar 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 2 skor sebesar 75,00 dengan kriteria baik, kelompok 3 skor 78,12 dengan kriteria baik, kelompok 4 skor 84,37 dengan kriteria sangat baik, kelompok 5 skor 78,12 dengan kriteria baik dan kelompok 6 skor 75,00 dengan kriteria baik. Pada siklus II kelompok 1 didapat skor sebesar 84,37 dengan kriteria sangat baik, kelompok 2 skor sebesar 75,00 dengan kriteria baik, kelompok 3 skor 84,37 dengan kriteria sangat baik, kelompok 4 skor 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 5 skor 87,50 dengan kriteria sangat baik dan kelompok 6 skor 75,00 dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus III kelompok 1 didapat skor sebesar 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 2 skor sebesar 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 3 skor 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 4 skor 87,50 dengan kriteria sangat baik, kelompok 5 skor 87,50 dengan kriteria baik dan kelompok 6 skor 75,00 dengan kriteria baik. Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan sosial ini 317

hendaknya ditingkatkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik pada hasil belajar afektif maupun kognitif siswa (Johnson,2004). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa untuk setiap siklus rata-rata keterampilan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer (AO) ini terdapat peningkatan dilihat dari skor rata-rata keterampilan siswa pada siklus I sebesar 79,56 berkategori baik, meningkat sebesar 2,69 pada siklus II menjadi 82,25 berkategori sangat baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi sebesar 3,06 menjadi 85,31 berkategori sangat baik. Minat siswa Pada bagian akhir penelitian siklus III guru menyebar angket kepada siswa untuk mengetahui bagaimana minat siswa setelah mengikuti pembelajaran pada materi ajar kalor. Angket terdiri dari 4 dimensi dengan masing-masing dua indikator, yaitu: kesukaan (gairah dan inisiatif), ketertarikan (responsive dan kesegeraan), perhatian (konsentrasi dan ketelitian), dan keterlibatan (kemauan dan kerja keras). Adapun hasil dari penelitian ini, perolehan angket minat siswa perdimensi dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Minat Siswa Perdimensi 4 3 2 kesukaan ketertarikan perhatian keterlibatan Gambar 4 Grafik minat siswa perdimensi 318

Dari Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa skor dimensi kesukaan sebesar 3,1 (berminat) menyatakan bahwa siswa suka dan berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO), skor dimensi ketertarikan 3,4 (sangat berminat) menyatakan siswa tertarik dan sangat berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO), skor dimensi perhatian 3,3 (berminat) menyatakan bahwa siswa memperhatikan dan berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO), dan skor dimensi keterlibatan sebesar 3,6 (sangat berminat) menyatakan bahwa siswa terlibat dan sangat berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO). Perolehan angket minat perdimensi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat minat siswa, dimana secara kesesluruhan dimensi kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan siswa secara keseluruhan berkategori berminat. Sedangkan minat siswa perindividu dapat dilihat pada Gambar 5 berikut: Minat Siswa Perindividu 20 16 9 0 0 0 minat perindividu sangat berminat berminat kurang berminat tidak berminat Gambar 5 Grafik minat siswa perindividu Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa dari 26 siswa dan satu siswa tidak hadir saat pembelajaran, untuk kategori sangat berminat ada 16 siswa, kategori berminat ada 9 siswa, dan tidak ada siswa dalam kategori kurang berminat dan tidak berminat. Perolehan angket minat perindividu ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang berminat terhadap model pembelajaran Advance 319

Organizer (AO). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa sangat berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO) pada materi kalor. Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh dapat diketaui bahwa siswa sangat berminat dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO) ini, karena semakin banyak siswa yang berminat maka model pembelajaran ini semakin menyenangkan dan baik untuk digunakan untuk pembelajaran di kelas, meskipun pada penelitian ini masih terdapat kekurangan dan diharapkan pada penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keefektifan model pembelajaran Advance Organizer (AO) berkategori efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar kalor di kelas VII-A MTs Al Huda Banjarmasin, yang secara khusus didukung oleh: (1) Keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO) meningkat dengan rata-rata pada siklus I dengan kategori baik, siklus II dengan kategori baik, dan siklus III kategori sangat baik. (2) Ketuntasan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer (AO), dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara individual pada siklus I berkategori tuntas dengan 5 siswa yang masih dibawah standar ketuntasan dan ketuntasan belajar secara klasikal berkategori tidak tuntas, kemudian pada siklus II meningkat secara individual 320

berkategori tuntas dengan 3 siswa yang masih dibawah standar ketuntasan dan secara klasikal berkategori tuntas, dan pada siklus III ketuntasan secara individual meningkat lagi dengan kategori tuntas, secara klasikal juga meningkat dengan kategori tuntas, sehingga semua siswa memenuhi standar ketuntasan baik secara klasikal maupun individual. (3) Keterampilan sosial siswa selama proses pembelajaran pada materi ajar kalor mengalami peningkatan, dilihat dari rata-rata keterampilan sosial siswa perkelompok pada siklus I berkategori baik, kemudian meningkat pada siklus II berkategori sangat baik, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi berkategori sangat baik (4) Minat siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Advance Organizer (AO) pada materi ajar kalor berkategori sangat berminat, dimana angket minat siswa diberikan pada akhir siklus III. Dari 26 siswa terdapat 1 siswa tidak hadir, 16 siswa menyatakan sangat berminat dan 9 siswa menyatakan berminat. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini hanya menggunakan satu pertemuan persiklus, jumlah observer untuk keterlaksanaan RPP dan keterampilan sosial siswa masih kurang dan satu observer mengamati kedua lembar pengamatan. Agar penerapan model pembelajaran Advance Organizer (AO) dapat lebih efektif dalam meningkatan hasil belajar siswa, maka disarankan waktu penelitian lebih dari satu pertemuan persiklus, jumlah observer keterampilan sosial minimal satu untuk dua kelompok yang diamati dan satu observer hanya mengamati satu lembar pengamatan. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan perangkat 321

pembelajaran ini perlu melakukan revisi yang sesuai, mengingat hasil yang dikemukakan dalam penelitian ini masih berada pada tahap uji coba dan masih terdapat kekurangan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad. 2009. Model Pembelajaran Advance Organizer Ausubel. http://lourinetambottoh.blogspot.com/2011/05/modelpembelajaran-advance-organizer.html. Diakses, 27 Februari 2013. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, A. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer. http://file.upi.edu/direktori/jurnal/. Diakses, 20 Februari 2013. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B.S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta :Rineka Cipta. Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1. Erlangga: Jakarta. Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, N. 2008. Model Pembelajaran Advance Organizer. (online). http://aryes-hidayat.blogspot.com/2008/01/modelpembelajaran-advence-organizer.html. Diakses,1 Maret 2013. 322

Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, L. 2004. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik.Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers. Paryanto (2011) Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. http://file.ums.edu/direktori/jurnal.php?start=22/2011/penerapanmodel-pembelajan-ao-html. Diakses, 20 Februari 2013. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Puspitasari. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Advance organizer (AO) untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sumber Banteng Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. http://blogpamaninhu.blogspot.com/2012/06/daftar-kumpulan-jurnalilmiah-lengkap.html. Diakses, 22 Februari 2013. Ratumanan, T. W. dan Laurens, T. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa University Press. Satria. 2008. Pengertian Keterampilan Sosial.http://id.shvoong.com/social-sciences/. Diakses, 3 Desember 2013. Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: UPI Sukardi. 2012. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. 323

Sukardi. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. 324