Rifqi Hidayat 1), Nurrohmah 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF CONCEPT

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

Unnes Journal of Mathematics Education

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PENGARUH MODEL MEA (Means-End Analysis) DISERTAI STRATEGI PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MTS KELAS VIII

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII MTs N DI KABUPATEN PESISIR SELATAN. Yanti Nazmai Ekaputri 1)

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

Key Word : learning activity, math concept comprehension, and PQ4R.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY METHODS DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIGLI. Fithri Angelia Permana

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

I Wayan Eka Aryasuta, I Nengah Suparta, Gede Suweken

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

Transkripsi:

JPPM Vol. 9 No. 1 (2016) ANALISIS PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTs LEWAT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA Rifqi Hidayat 1), Nurrohmah 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com nur.rohmah267@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the low ability students understanding of mathematical concepts MTs in learning. The purpose of this study was to determine the difference increased understanding of mathematical concepts MTs students whose learning model Problem Based Learning Aided Software GeoGebra with conventional Learning in terms of the overall student and Early Mathematics Ability (Top, Middle and Bottom). This study is a quasi-experimental research. The study design used Nonequivalent Control Group Design and sample collection technique is purposive sampling. The population is students of class VII MTs Nurul Huda Munjul Cirebon regency in the school year 2014/2015. The research sample involving students of class VII are 36 students of class VIIF as an experimental class and class VIID totaling 32 students as the control class. The instrument used in the research is test ability of understanding mathematical concepts and student observation sheet. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. Quantitative analysis was done using independent sample t-test and NOVA two lanes. The results showed that: Improving the ability of understanding mathematical concept MTs students are learning to use the model of Problem Based Learning Aided Software GeoGebra better in terms of overall students, but not better in terms of Early Mathematics Ability (KAM). Keywords: Problem Based Learning, Software GeoGebra, understanding of mathematical concepts ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa MTs dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa MTs yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning Berbantuan Software Geogebra dengan pembelajaran secara konvensional ditinjau dari secara keseluruhan siswa dan Kemampuan Awal Matematika (Atas, Tengah, dan Bawah). Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan Nonequivalent Control Group Design dan teknik pengambilan sampelnya adalah Sampling Purposive. Populasinya adalah siswa kelas VII MTs Nurul Huda Munjul Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian melibatkan siswa kelas VII yaitu 36 siswa kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematis dan lembar observasi siswa. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test dan Anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa MTs yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning Berbantuan Software Geogebra lebih baik ditinjau dari secara keseluruhan siswa, namun tidak lebih baik ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika (KAM). Kata Kunci: Problem Based Learning, Software Geogebra, Pemahaman konsep matematis. 12

Rifqi Hidayat, Nurrohmah A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya proses pembelajaran matematika tersebut, maka sebagai pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan dan memadukan model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan penerapan KTSP pada pencapaian aspek kompetensi matematika yaitu pada penguasaan konsep dan pemecahan masalah. Selain itu juga tujuan yang hendak dicapai didalam pembelajaran matematika merujuk pada penerapan KTSP dimana agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, memiliki kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas dalam Hasbullah, 2012: 3). Berdasarkan tujuan penerapan KTSP di atas, pemahaman konsep merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Karena dengan pemahaman konsep, siswa dapat mengembangkan kemampuan penalaran khususnya matematika. Selain itu pemahaman konsep juga sebagai pilar dalam pemecahan suatu masalah dalam pembelajaran, dengan demikian pemahaman konsep merupakan hal penting bagi siswa. Karena bila siswa tidak memahami konsep mereka akan kesulitan ketika dihadapkan pada masalah pembelajaran yang menuntut penalaran. Beberapa ahli mengungkapkan tentang pentingnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Menurut Dahlan (Mulyati, 2013: 2) menyatakan bahwa hampir semua teori belajar menjadikan sebagai tujuan dari proses pembelajaran. Sumarni (Mulyati, 2013: 2) menyatakan bahwa pembelajaran perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rahman (Hidayat, 2014: 2) bahwa di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dibutuhkannya komunikan (guru), metode pembelajaran, alat bantu untuk menyampaikan (media), urutan yang logis dan suasana seluruh kegiatan (sistem). Di dalam pembelajaran, peran guru sangatlah penting untuk menciptakan suatu lingkungan yang menyenangkan sehingga mampu mempengaruhi pembinaan dan membangkitkan kreativitas dalam kegiatan belajar. Menurut Kusumah (Hidayat, 2014: 2) hal ini dapat di lihat berdasarkan hasil studi the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dipublikasikan oleh International Achievement Education (IEA) bahwa kemampuan siswa Indonesia menempati urutan ke-36 dari 48 negara yang berpartisipasi. Hasil observasi peneliti di MTs yang ada di wilayah Cirebon Timur pada tanggal 5 Februari 2015, diperoleh informasi mengenai kondisi siswa, dimana sistem pembelajaran matematika yang digunakan masih bersifat teacher centre yakni pembelajaran didominasi oleh guru sehingga hasil belajar siswa masih belum optimal. Hal itu dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang dipakai guru bersifat ekspositori, dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok. Peserta didik umumnya cendrung pasif, tidak 13

Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa MTs paham, serta tidak mengerti dengan apa yang di pelajarinya. Akhirnya, peserta didik tidak memiliki pemahaman terhadap konsep yang diajarkan, sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), dengan nilai KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 65 dan untuk materi geometri pada khususnya ketercapaian ketuntasan belajar siswa kurang dari 50 % untuk setiap kelasnya. Mengingat pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari, maka sebagai pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan dan memadukan model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Arends (Kosasih, 2014) model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan tujuan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian serta sikap percaya diri. Adapun kelebihan model PBL menurut Kosasih (2014: 89) adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, kemampuan pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan mereka untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri serta siswa menjadi terampil dalam memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan masalah akademik maupun kehidupan mereka seharihari. Akan tetapi dalam proses penerapannya, model pembelajaran berbasis masalah masih terdapat beberapa kendala seperti halnya persiapan pembelajaran yang kompleks meliputi memahami permasalahan yang relevan, alat dan melakukan penyelidikan konsep-konsep yang abstrak baik secara individu maupun kelompok serta menentukan suatu kesimpulan dari masalah tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudiarta (2010a: 32) yang menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah pada kenyataannya sulit untuk diterapkan begitu saja tanpa persiapan, baik dari segi perumusan masalah itu sendiri, tindakan guru untuk memfasilitasi siswa, maupun pola pikir siswa yang efektif untuk dapat memecahkan masalah matematika dengan baik. Software Geogebra pertama kali dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Menurut Hohenwarter (2008), Geogebra adalah program komputer (Software) untuk membelajarkan matematika khususnya kalkulus, geometri dan aljabar. Software Geogebra jika digunakan sebagai alat bantu dalam pembuatan media pembelajaran dapat menyajikan materi matematika yang bersifat abstrak menjadi konkrit karena menyediakan fitur-fitur yang mendukung dan sangat sesuai untuk menyampaikan konsep-konsep matematika. Selain itu dengan bantuan Geogebra dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan dengan memanipulasi alat peraga tersebut sehingga dapat membangun pengetahuan siswa serta mendorong siswa untuk memahami konsep. Menurut NCTM (1989) pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam: (1) mendifinisikan konsep secara verbal dan tertulis; (2) Mengidentifikasi membuat contoh dan bukan contoh; (3) menggunakan model, diagram, dan simbol-simbol untuk mempresentasikan suatu konsep; (4) mengubah suatu bentuk presentasi kedalam bentuk lain; (5) mengenal 14

Rifqi Hidayat, Nurrohmah berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Menurut NCTM (2000) pula bahwa pembelajaran matematika saat ini haruslah mengikuti perkembangan teknologi, sehingga siswa dapat dengan cepat membuat dan menampilkan berbagai contoh bentuk geometri dengan menggunakan perangkat lunak geometri. Kemampuan awal matematika siswa adalah kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Pemberian tes kemampuan awal matematika siswa bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum pembelajaran dan untuk memperoleh kesetaraan rata-rata kelompok siswa yang pembelajarannya diberikan perlakuan khusus dan yang tidak. Selain itu tes KAM juga digunakan untuk penempatan siswa berdasarkan kemampuan awal matematikanya. Berdasarkan uraian di atas, salah satu alternatif yang dianggap dapat memecahkan B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di salah satu MTs yang ada di Kabupaten Cirebon, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs, sampel diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas yang pembelajarannya secara konvensional dan VII F sebagai kelas yang pembelajarannya dengan model Problem Based Learning berbantuan Software Geogebra. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode yang masalah pembelajaran adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran model Problem Based Learning berbantuan Software Geogebra sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan siswa melakukan investigasi, meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan berpikir dan pemahaman konsep. Dan sekiranya sangat perlu untuk dikaji beberapa masalah dari penjelasan di atas diantaranya: (1) Apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning berbantuan software Geogebra lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional? (2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning berbantuan software Geogebra dengan siswa yang menggunakan pembelajaran matematika secara konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa kategori atas, tengah, dan bawah? digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Treatment yang diberikan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Software Geogebra pada kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol secara konvensional. Tes yang digunakan berupa tes kemampuan pemahaman konsep. Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tipe subyektif bentuk uraian. Teknik analisis data menggunakan Software SPSS versi 17.0. 15

Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa MTs C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan pada faktor-faktor yang diamati dan ditemukan dalam penelitian. 1. Kemampuan Awal Matematika (KAM) Nilai kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini diperoleh dari nilai ujian tengah semester (UTS) ganjil kelas VII tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan data kemampuan awal matematika siswa, kelas eksperimen diperoleh = 73,55 dan SB = 9,057 dan kelas kontrol diperoleh = 73,84 dan SB = 9,572, sehingga kriteria pengelompokkan siswa kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan KAM Kelompok Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Atas skor KAM 82,607 skor KAM 83,412 Tengah 64,493 KAM < 82,607 64,268 KAM < 83,412 Bawah skor KAM < 64,493 skor KAM < 64,268 Berikut adalah jumlah siswa pada tiap kelompok pada masing-masing kelas. Tabel 2. Data Banyaknya Siswa Berdasarkan Kategori KAM Kelompok Pembelajaran Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total Atas 6 6 12 Tengah 26 23 49 Bawah 4 3 7 Total 36 32 68 Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa siswa yang tergolong kategori kelompok atas pada kelas eksperimen dan kontrol samasama berjumlah 6 orang. Siswa yang tergolong kategori kelompok tengah pada kelas eksperimen berjumlah 26 orang dan 23 orang pada kelas kontrol. Sedangkan untuk siswa kategori kelompok bawah pada kelas Tabel 3. Data Hasil Rataan dan Klasifikasi N-gain Kelas Rataan N-gain Klasifikasi Eksperimen 0,71 Tinggi Kontrol 0,54 Sedang eksperimen berjumlah 4 orang dan 3 orang pada kelas kontrol. 2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Berdasarkan Pembelajaran Berikut gambaran umum rataan N-gain kemampuan pemahaman konsep matematis berdasarkan pembelajaran. Berdasarkan pada tabel 3 di atas, terlihat bahwa rataan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model PBL berbantuan software Geogebra lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model PBL berbantuan software Geogebra memberi kontribusi yang lebih baik terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Klasifikasi rataan peningkatan kemampuan 16

Rifqi Hidayat, Nurrohmah pemahaman konsep matematis siswa untuk kelas eksperimen tergolong tinggi, dan untuk kelas kontrol tergolong sedang. Guna membuktikan bahwa skor N-gain kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dilakukan uji perbedaan rataan skor N-gain dengan menggunakan uji parametrik (Independent-Samples T Test) karena data skor N-gain berdistribusi normal dan bervariansi homogen. Berikut rangkuman hasil uji perbedaan rataan skor N-gain pada taraf signifikansi α = 0,05. Tabel 4. Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-gain Statistik Nilai Keterangan Kesimpulan Independent-Samples T 5,766 Test Ho Ditolak Hipotesis diterima Asymp. Sig. (1-tailed) 0,000 Berdasarkan hasil uji Independent- Samples T Test di atas didapat nilai p-value atau Sig. (1-tailed) yaitu 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak, artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model PBL berbantuan software Geogebra lebih baik secara signifikan daripada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional. Dengan demikian terbukti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model PBL berbantuan software Geogebra lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan model PBL berbantuan software Geogebra lebih memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 3. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep (KPK) Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematika (KAM) Siswa dan Pembelajaran Berikut gambaran umum rataan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis berdasarkan kategori kemampuan awal matematika. Tabel 5. Deskripsi Data KPK Berdasarkan KAM dan Pembelajaran Kemampuan yang diukur Kemampuan KPK Matematis Model Pembelajaran PBL Konvensional Beda Rataan Atas 0,78 0,45 0,33 Kategori Tengah 0,70 0,56 0,14 KAM Bawah 0,69 0,56 0,13 Berdasarkan tabel 5 diperoleh data bahwa pada kategori KAM Atas dan Tengah siswa yang mendapatkan pembelajaran model PBL berbantuan software Geogebra memperoleh peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk peningkatan rataan N-gain kemampuanpemahaman konsep matematis siswa pada kategori KAM bawah relatif sama antara kedua pembelajaran, yaitu sama-sama dalam kategori sedang. Dilihat dari perbedaan rataan N-gain kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada setiap kategori KAM, untuk kategori KAM atas perbedaannya sebesar 0,33, kategori KAM 17

Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa MTs tengah 0,14, dan kategori KAM bawah sebesar 0,13. Guna mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran model PBL berbantuan software Geogebra dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara Tabel 6. Data Uji Anova Dua Jalur konvensional ditinjau dari kategori kemampuan awal matematika (atas, tengah, bawah), perlu dilakukan pengujian Anova dua jalur pada skor N-gain. Sebelumnya, diperoleh bahwa data skor N-gain kedua kelas berdistribusi normal dan bervariansi homogen. Sumber Df Mean Square F Sig. KAM 2 0,001 0,067 0,935 Pembelajaran 1 0,346 25,508 0,000 KAM*Pembelajaran (Interaksi) 2 0,076 3,490 0,037 Berdasarkan uji Anova dua jalur pada tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran model PBL berbantuan software Geogebra dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional bila ditinjau dari kategori kemampuan awal matematika (atas, tengah, bawah). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi KAM yang diperoleh 0,935 lebih dari α = 0,05. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis, temuan dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan software Geogebra lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran secara konvensional; (2) Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model PBL berbantuan software Geogebra dengan siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional, bila ditinjau dari Berdasarkan uji Anova dua jalur pada tabel 6 di atas juga dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran (model PBL berbantuan software Geogebra dan konvensional) dengan kemampuan awal matematika (atas, tengah, dan bawah) terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi KAM*Pembelajaran (Interaksi) yang diperoleh 0,037 kurang dari α = 0,05. kategori kemampuan awal matematika siswa kelompok atas, tengah, dan bawah. Kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, memberikan saran sebagai berikut: (1) Bagi guru, pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan Software Geogebra merupakan salah satu alternatif dalam menyajikan materi pelajaran matematika, akan tetapi pembelajaran dengan model Problem Based Learning khususnya berbantuan Software Geogebra masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang tentunya akan 18

Rifqi Hidayat, Nurrohmah berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika; (2) Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan meneliti kemampuan matematis lain secara lebih terperinci yang belum terjangkau oleh peneliti, misalnya pada kemampuan penalaran matematis, penalaran logis, kemampuan berpikir kreatif ataupun kemampuan matematis lainnya yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Software Geogebra. DAFTAR PUSTAKA Hasbullah, R. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Darul Musyawirin Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon. Skripsi pada FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon: Tidak Diterbitkan. Hidayat, R. 2014. Model Pembelajaran ASSURE Berbantuan Software Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Self Concept Matematis Siswa SMP. Tesis pada SPs UPI Bandung : Tidak Diterbitkan. Hohenwarter, M. & Fuchs, K. (2004). Combination of Dynamic Geometry, Algebra, and Calculus in the Software System Geogebra.[Online]. Tersedia: http://archive.geogebra.org/static/pub lications/pecs_2004 pdf. [23 Desember 2015] Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT. Yrama Widya. Mulyati. (2013). Peningkatan Kemampuan dan Representasi Matematis Siswa SMA Melalui Strategi Preview- Question-Read-Reflekt-Recite- Review. Skripsi pada FKIP UPI: Tidak diterbitkan. NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM. NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM. Sudiarta, I. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif Berlandaskan Kearifan Matematika Veda untuk Mengembangkan Kompetensi Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar di Provinsi Bali. Usulan Hibah Penelitian Strategis Nasional pada UNDIKSHA : tidak diterbitkan. 19