BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR TANGERANG, MARET 2009 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERA NG. URIP HA RYOKO MSi NIP

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

Analisis Hujan Bulan Pebruari 2013 Iklim Mikro Bulan Pebruari 2013 Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

Analisis Hujan Bulan April 2013 Iklim Mikro Bulan April 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Gra k Intensitas Hujan Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Desember Sedang 6%

BULETIN BMKG BANTEN DAN DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKAR TA

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

PREDIKSI LA NINA OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 03 JANUARI 2011)

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III FEBRUARI 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II JUNI 2017

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab : Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab : Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

TIM PENYUSUN. Pengarah : Ir. Alidia, MM. Penanggung Jawab : Taryono, M.Si. Editor : Yanuar Henry Pribadi, M.Si Devi Febrianty, ST

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

P E N G A N T A R. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng

Transkripsi:

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website: www.staklimpondokbetung.net ; E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com TANGERANG, MARET 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan Analisis Musim Hujan 2010/2011 dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Analisis musim hujan 2010/2011 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan prakiraan musim kemarau 2011 dibuat berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan mempertimbangkan hasil prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini. Semoga bermanfaat. TANGERANG, MARET 2011 KEPALA A STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK OK BETUNG TANGERANG Ir ZUBAIDAH SRI HANDAYANI, SSi NIP. 195710191979102001 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------------------------- I DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------------------- II 1. PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.2. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 2. TINJAUAN UMUM ------------------------------------------------------------------------------------------- 2 2.1. Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta ---------------------------- 2 2.2. Curah Hujan ------------------------------------------------------------------------------------------- 3 3. PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5 3.1. Analisis Musim Hujan 2010/2011 --------------------------------------------------------------- 5 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2010 ---------------------------------- 6 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran ------------------------------------------- 7 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng ------------------------------------------ 7 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang ------------------------------------------------- 8 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug --------------------------------------------------- 8 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok ---------------------------------------------- 9 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang ---------------------------------------------- 10 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2010 ---------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.1. Suhu Udara ------------------------------------------------------------------------------------------ 11 3.3.2. Curah Hujan ----------------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.3. Kelembaban Udara ------------------------------------------------------------------------------- 12 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari -------------------------------------------------------------------- 12 3.3.5. Windrose --------------------------------------------------------------------------------------------- 13 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2011 -------------------------------------------------------------- 13 3.4.1. Kondisi Dinamis Atmosfer dan Laut -------------------------------------------------------- 13 3.4.2. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2011 ---------------------------------------------------- 18 3.4.3. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2011 ------------------------------- 19 3.4.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2011 ------------------------------------------- 19 3.4.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta ------------------------------------------------------------------------------------ 21 4. PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 4.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------------ 22 4.2. Saran --------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 ii

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki sistem iklim/cuaca yang unik. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi Suhu Muka Laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Secara klimatologis, wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdapat 8 pola iklim, dimana 6 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 2 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal). 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Menganalisis musim hujan yang terjadi pada periode 2010/2011 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro Area Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan beberapa stasiun lain pada periode musim kemarau 2010 4. Memprakirakan awal musim kemarau 2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. 1

2. TINJAUAN UMUM 2.1. Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta dibagi menjadi 6 ZOM yaitu ZOM 27, ZOM 28, ZOM 29, ZOM 30, ZOM 31 dan ZOM 35. Wilayah Non-ZOM yang terdapat didalamnya adalah Non ZOM 22 dan Non ZOM 23. Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM 27 Pandeglang bagian Barat Wilayah 28 Pandeglang bagian Utara, Serang bagian Barat 29 Lebak bagian Barat, Pandeglang bagian Timur, Serang bagian Barat Daya 30 DKI Jakarta bagian Utara, Kodya Tangerang, Tangerang bagian Utara, Serang bagian Utara 31 DKI Jakarta bagian Selatan, Tangerang bagian Selatan, Serang bagian Timur 35 Lebak bagian Tenggara 2

2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Normal curah hujan di setiap ZOM dihitung berdasarkan rata-rata curah hujan dasarian selama periode tahun 1981 2010. Gambar 2 merupakan grafik rata-rata curah hujan dasarian di setiap ZOM. Dari gambar 2 diketahui bahwa pada ZOM 27 kejadian musim hujan dan musim kemarau yang terjadi dalam keadaan normal adalah sebagai berikut: Musim Hujan : 11 Okt 10 Mei / 210 hari / 1.895 2.563 mm artinya periode musim hujan terjadi pada periode 11 Okt sampai dengan 10 Mei atau selama 210 hari dengan total normal curah hujan musim hujan sebesar 1.895 mm sampai dengan 2.563 mm. Sedangkan Musim Kemarau : 11 Mei 10 Okt / 150 hari / 392-530 mm artinya periode musim kemarau terjadi pada periode 11 Mei sampai dengan 10 Okt atau selama 150 hari dengan total normal curah hujan musim kemarau sebesar 392 mm sampai dengan 530 mm. 3

Gambar 2. Grafik Normal Curah Hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Grafik Normal Curah Hujan ZOM 27 Grafik Normal Curah Hujan ZOM 28 200 200 150 150 Curah Hujan (mm) 100 Curah Hujan (mm) 100 50 50 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 Dasarian Dasarian Grafik Normal Curah Hujan ZOM 29 Grafik Normal Curah Hujan ZOM 30 200 200 150 150 Curah Hujan (mm) 100 Curah Hujan (mm) 100 50 50 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 Dasarian Dasarian Grafik Normal Curah Hujan ZOM 31 200 150 Curah Hujan (mm) 100 50 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 Dasarian 4

3. PEMBAHASAN 3.1. Analisis Musim Hujan 2010/2011 Hasil analisis musim hujan 2010/2011 di wilayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa secara umum awal musim hujan periode 2010/2011 di wilayah ini terjadi pada dasarian I Mei sampai dengan dasarian III Nopember. Jika dibandingkan dengan normal awal musim hujan, maka musim hujan 2010/2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya maju antara 8 10 dasarian (2 4 bulan). Gambar 3. Distribusi Awal Musim Hujan 2010/2011 Gambar 4. Distribusi Perbandingan Musim Kemarau 2010 5

Tabel 2. Analisis Musim Hujan 2010/2011 NO ZOM POS HUJAN AWAL MUSIM HUJAN (Dasarian) RATA-RATA FAKTA Perbandingan Terhadap Normalnya Selisih (Dasarian) 1 Menes 27 13 Maju -14 2 Cibaliung 27 13 Maju -14 27 3 Labuan 29 27 Maju -2 4 Pandeglang 29 18 Maju -11 5 Ciomas 25 17 Maju -8 6 28 Cinangka 31 27 Maju -4 7 Padarincang 30 14 Maju -16 8 Rangkas 28 18 Maju -10 29 9 Malingping 27 29 Mundur 2 10 BMG Kemayoran 28 27 Maju -1 11 Serang 36 25 Maju -11 12 Tj Priok 36 27 Maju -9 13 Cengkareng 36 28 Maju -8 14 Stageof Tangerang 34 26 Maju -8 15 30 Ciruas 35 32 Maju -3 16 Kramatwatu 36 25 Maju -11 17 Pamarayan 29 23 Maju -6 18 Kasemen 1 20 Maju -16 19 Mancak 31 33 Mundur 2 20 Carenang 35 20 Maju -15 21 Pd Betung 30 24 Maju -6 22 Curug 28 20 Maju -8 31 23 Halim 30 28 Maju -2 24 Balaraja 33 33 Sama 0 Sumber : Staklim Pondok Betung 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2010 Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan. Berikut ini dijajikan kondisi suhu udara pada musim kemarau 2010 yang dapat dijadikan sebagai acuan pada musim kemarau 2011. 6

3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran Gambar 5. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI KEMAYORAN PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Ags Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) Suhu udara rata-rata selama musim kemarau periode 2010 tertinggi terjadi pada bulan Mei di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.8 o C dan terendah di terjadi pada bulan Juni dan September sebesar 25.7 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.4 o C terjadi pada bulan Mei dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus sebesar 23.4 o C. 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Gambar 6. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI CENGKARENG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Ags Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) 7

Pada musim kemarau 2010, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan Mei yaitu 29.7 o C dan terendah pada bulan Juli yaitu 24.9 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4 o C terjadi pada April, dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8 o C terjadi pada bulan Juni. 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang Gambar 7. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA, MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI SERANG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) Pada musim kemarau periode 2010, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Serang terjadi pada bulan Mei yaitu 29.6 o C dan terendah pada bulan September yaitu 24.2 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 34.8 o C terjadi pada bulan April dan suhu udara minimum absolut sebesar 21.0 o C terjadi pada bulan Juli. 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa pada musim kemarau periode 2010, suhu udara ratarata tertinggi di Stasiun Meteorologi Curug terjadi pada bulan April yaitu 29.8 o C dan terendah pada bulan September yaitu 24.4 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4 o C terjadi pada bulan April dan suhu udara minimum absolut sebesar 21.4 o C terjadi pada bulan Agustus 2010. 8

Gambar 8. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI CURUG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok Gambar 9. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN MARITIM TANJUNG PRIOK PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) Suhu udara rata-rata pada musim kemarau periode 2010 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan Mei sebesar 30.8 o C terendah pada bulan Juli sebesar 25.3 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan Mei dan Juli sebesar 35.0 o C dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli sebesar 22.8 o C. 9

3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Geofisika Tangerang Periode April September 2010 40.0 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN GEOFISIKA TANGERANG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 201O 35.0 Suhu Udara ( o C) 30.0 25.0 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) Pada musim kemarau periode 2010, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Geofisika Tangerang terjadi pada bulan April yaitu 31.3 o C dan terendah pada bulan Juni yaitu 25.1 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.6 o C terjadi pada bulan April dan suhu udara minimum absolut sebesar 19.2 o C terjadi pada bulan April dan September 2010. 10

3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2010 Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada musim kemarau 2010 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi musim kemarau 2011. 3.3.1. Suhu Udara Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2010 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 Suhu udara rata-rata pada musim kemarau 2010 mencapai nilai tertinggi pada bulan Mei sebesar 30.1 o C dan nilai terendah pada bulan Juni sebesar 24.7 o C. Suhu Udara ( o C) 40.0 35.0 30.0 25.0 Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 36.0 o C terjadi pada bulan April dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 22.4 o C terjadi pada bulan Agustus. 20.0 15.0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) T Rata-rata (oc) T Max (oc) T Min (oc) 3.3.2. Curah Hujan Curah Hujan (mm) 120 100 80 60 40 Gambar 12. Grafik Curah Hujan Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2010 GRAFIK CURAH HUJAN PADA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 Akumulasi curah hujan yang terjadi pada musim kemarau periode 2010 tercatat sebesar 1540 mm. Curah hujan terbesar sebesar 109 mm terjadi pada bulan September dan terendah sebesar 0 mm terjadi di setiap bulannya selama periode April September 2010. 20 0 April Mei Juni Juli Agst Sept Waktu (Bulan) 11

3.3.3. Kelembaban Udara 100 95 Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2010 GRAFIK KELEMBABAN UDARA PADA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 Kelembaban udara rata-rata selama musim kemarau 2010 sebesar 82%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan September sebesar 97%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Juli sebesar 70%. K elem b ab an U d ara (% ) 90 85 80 75 70 65 60 April Mei Juni Juli Ags Sep Waktu (Bulan) 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari La m a P e ny ina ra n M a ta ha ri (% ) 120 100 80 60 40 20 Gambar 14. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2010 GRAFIK LAMA PENYINARAN MATAHARI PADA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL - SEPTEMBER 2010 Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada musim kemarau 2010 sebesar 100%, terjadi pada bulan April dan Juli 2010.. Sedangkan nilai minimum sebesar 0%, terjadi pada setiap bulan periode tersebut, yaitu Mei - September 2010. 0 April Mei Juni Juli Agst Sep Waktu (Bulan) 12

3.3.5. Windrose Gambar 15. Windrose Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2010 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2011 3.4.1. Kondisi Dinamis Atmosfer dan Laut Hasil perkembangan analisis kondisi dinamika atmosfer global dan regional terhadap unsur curah hujan di wilayah DKI dan Banten, disajikan sebagai berikut : a. Suhu Muka Laut (Sekitar Pantai Selatan Jawa Barat Pantai Barat Sumatera) Anomali Suhu Muka Laut berdasarkan prediksi ECMWF sbb : Bulan Februari Maret April : Pada umumnya Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa masih terdapat anomali negatif (-0.2 s/d -2.0 C). Bulan Maret April Mei : Wilayah perairan Selatan Jawa masih memiliki anomali yang konstan seperti periode FMA, yaitu memiliki anomali negatif. Bulan April Mei Juni : Secara Umum, suhu muka laut di wilayah Pantai Barat Sumatera sampai Selatan Jawa masih memiliki anomali negatif (-0.2 s/d -0.5 C). Bulan Mei Juni Juli : Wilayah anomali negatif masih mendominasi wilayah selatan Jawa hingga Pantai Barat Sumatera tetapi memiliki kekuatan anomali yang mulai melemah (0 s/d -0.2 C). 13

Gambar 16. Suhu Muka Laut Sumber. www.ecmwf.int Berdasarkan nilai anomali mulai bulan Desember 2010 dan diprakirakan sampai bulan Mei 2011 yang di dapatkan dari Apec Climate Center wilayah Samudera Hindia cenderunga memiliki anomali yang negatif mulai bulan Maret 2011 hingga Mei 2011 sedangkan untuk wilayah perairan Indonesia khususnya wilayah perairan Jawa memiliki anomali negatif mulia bulan April 2011. Wilayahn Pasifik yang menjadi Indikator Lanina memiliki nilai yang melemah mulai bulan Mei 2011. (Gambar 17). Gambar 17. Anomali Suhu Muka Laut Sumber. www.apcc21.net 14

b. NINO Menurut prediksi Lanina oleh 3 Institusi ( NOAA, Jamstec dan BoM) serta BMKG pada umumnya pengaruh Lanina akan mulai melemah ditandai oleh naiknya suhu muka laut di wilayah NINO 3.4. Institusi BoM menyatakan bahwa nilainya akn cenderung dalam keadaan normal pada bulan Mei 2011, sedangkan BMKG sendiri menyatakan bahwa keadaan normal akan masuk mulai bulan Juli 2011 (Gambar 18) Gambar 18. Anomali Suhu Muka Laut Sumber. BMKG Jakarta, Pebruari 2011 Berdasarkan data prakiraan kondisi ENSO pada wilayah NINO 3.4 yang didapatkan dari IRI (Gambar 18), yaitu : Periode JFM 2011 La Nina 98 %, Netral 03%, El Nino 0.3 % Periode FMA 2011 La Nina 88 %, Netral 11%, El Nino 01 % Periode MAM 2011 La Nina 67 %, Netral 29%, El Nino 04 % Periode AMJ 2011 La Nina 46 %, Netral 44%, El Nino 10 % Periode MJJ 2011 La Nina 33 %, Netral 50%, El Nino 17 % Periode JJA 2011 La Nina 27 %, Netral 50%, El Nino 23 % Periode JAS 2011 La Nina 27 %, Netral 50%, El Nino 23 % Periode ASO 2011 La Nina 27 %, Netral 50%, El Nino 23 % Periode SON 2011 La Nina 27 %, Netral 50%, El Nino 23 % Periode OND 2011 La Nina 27 %, Netral 50%, El Nino 23 % 15

Gambar 19. Prakiraan ENSO Nino 3.4 Gambar 20. Southern Oscillation Indeks Sumber. www.iri.columbia.edu Sumber. www.bom.gov.au Nilai SOI sampai pada bulan Desember 2010 dan Januari 2011 memiliki nilai positif (27.1 dan 19.9), kemudian pada bulan-bulan sebelumnya mulai April 2010 hingga Nopember 2010 beturut-turu juga bernilai positif menandakan adanya kondisi Lanina pada tahun 2010/2011. Melihat pada kondisi SST anomali pada wilayah Nino 3.4 diprakirakan nilai SOI masih akan mulai turun dan nilai positifnya diprakirakan masih akan konstan bernilai positif sampai pertengahan tahun 2011. c. IOD (Indian Ocean Dipole) Berdasarkan prakiraan suhu muka laut serta data prakiraan nilai IOD, secara umum nilai IOD pada bulan Januari sampai Mei 2011 di wilayah samudera Hindia memiliki kecenderungan sedikit bernilai negatif (0 s/d -0.1), kecenderungan nilai IOD ini diprakirakan masih pada nilai normalnya. Sehingga dapat dikatakan sampai pertengahan tahun 2011 wilayah Samudera Hindia akan mengalami anomali yang negatif tetapi masih dalam kondisi hangat (Gambar 21). Gambar 21. IOD (India Ocean Dipole) Sumber. www.apcc21.net 16

d. Prakiraan Curah Hujan ECMWF Berdasarkan nilai prakiraan anomali suhu muka laut (SST), Nino, SOI dan IOD maka ECMWF mengeluarkan pemodelan anomali prakiraan hujan sampai periode MJJ 2011 sebagai berikut : Periode FMA (Februari-Maret-April) : Curah hujan Wilayah Indonesia pada umumnya bervariasi tetapi pada umumnya untuk wilayah Jawa khususnya memiliki anomali yang negatif (-100 s/d -200 mm) kecuali untuk wilayah Sumatera bagian tengah dan utara yang memiliki anomali yang positif. Periode MAM (Maret-April-Mei) : Curah hujan Wilayah Indonesia masih konstan memiliki anomali yang negatif, kecuali di wilayah Sumatera bagian utara. Periode AMJ (April-Mei-Juni) : Curah hujan Wilayah Indonesia masih bervariasi, dan khususnya wilayah Jawa bagian barat memiliki anomali yang negatif antara -50 s/d -100 mm, kecuali untuk wilayah bagian Bali hingga Nusa Tenggara yang memiliki anomali positif. Periode MJJ (Mei-Juni-Juli) : Curah hujan Wilayah Indonesia secara umum terbagi dua, untuk wilayah Indonesia bagian timur memiliki anomali yang positif, sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian barat memiliki anomali yang negatif. Gambar 22. Prakiraan Curah Hujan Sumber. www.ecmwf.int 17

3.4.2. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2011 Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka musim kemarau tahun 2011 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut : 1) Awal musim kemarau di Propinsi Banten dan DKI akan mundur dibandingkan tahun 2010, diprakirakan akan jatuh pada sekitar periode Mei Jun - Jul (MJJ) 2010. 2) Sifat hujan musim hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada kisaran Atas Normal (AN) dan Normal (N). Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya awal musim kemarau 2011 adalah sebagai berikut : Awal musim kemarau Mei I Mei III : Zona Musim 30 Awal musim kemarau Jun I Jun III : Zona Musim 27, 29 dan 31 Awal musim kemarau Jul I Jul III : Zona Musim 28 Gambar 23. Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 18

Tabel 3. Prakiraan awal musim kemarau 2011 Wilayah Banten dan DKI Jakarta ZOM NORMAL PRAKIRAAN AMK DEV SIFAT 27 Mei II Jun III MUNDUR +4 NORMAL 28 Jun I Jul I MUNDUR +4 ATAS NORMAL 29 Jun II Jun III MUNDUR +1 NORMAL 30 Mei II Mei I MAJU -1 NORMAL 31 Jun I Jun I SAMA 0 NORMAL 3.4.3. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2011 Jika dibandingkan dengan normal awal musim kemarau, maka awal musim kemarau 2011 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Mundur dari Normalnya. Tetapi ada sebagian wilayah yang diprakirakan akan masuk awal musim kemaraunya Sama dan Maju dari Normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap normal awal musim kemarau dengan prakiraan awal musim kemarau 2011 adalah sebagai berikut : - Maju dari normalnya : Zona Musim 30 - Sama dengan normalnya : Zona Musim 31 - Mundur dari normalnya : Zona Musim 27, 28 dan 29 Peta dapat dilihat pada Gambar 24. 3.4.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2011 Sifat hujan musim kemarau 2011 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal. Secara keseluruhan semua wilayah ZOM memiliki sifat hujannya Atas Normal sampai dengan Normal. Peta dapat dilihat pada Gambar 25. 19

Gambar 24. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 25. Peta Prakiraan Sifat Musim Kemarau 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 20

3.4.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah hujan periode April - September 2011 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : Curah hujan kumulatif selama periode April September 2011: Di daerah Non ZOM 22 umumnya berkisar > 500 milimeter. Di daerah Non ZOM 23 umumnya berkisar > 750 milimeter Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah atas normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April September 2011 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama. 21

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Awal Musim Hujan 2010/2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta maju sekitar 8-10 dasarian dari normalnya, terjadi pada Mei I - Nop III. Awal Musim Kemarau 2011 di sebagian besar wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar bulan Mei Juli 2011. Secara umum, jika dibandingkan terhadap rata-ratanya, maka Awal Musim Kemarau 2011 diprakirakan mundur dari normalnya. Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Atas Normal (AN) sampai dengan Normal (N). 4.2. Saran Ketersediaan data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan. Kerjasama antara instansi-instansi terkait (PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim. Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini. 22

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG MARET 2011