HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK LAKI-LAKI USIA TAHUN DI KELURAHAN TANAH RAJA KOTA TERNATE

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI LAKI DI DESA CENDONO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 7 MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN MEROKOK ANAK USIA REMAJA TAHUN DI DESA KILOMETER TIGA KECAMATAN AMURANG

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

SKRIPSI HUBUNGAN TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENCOBA MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI SMA NEGERI 1 SELEMADEG

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN KEJADIAN KEKERASAN TERHADAP ANAK USIA SEKOLAH (6-18 TAHUN) DI KELURAHAN DUFA-DUFA KECAMATAN TERNATE UTARA

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

eiournal Keperawatan (e-kp) volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

With the Actions of Smoking within Students of 9 State High School Manado.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Transkripsi:

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 15-17 TAHUN DI KELURAHAN TANAH RAJA KOTA TERNATE Runi Rahmatia Kharie Ns. Linnie Pondaag, S.Kep, M.Kep Ns. Jill lolong, S.Kep Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Abstract : 4000 types of cigarettes contain toxins that harm the body and is the cause of various diseases. Deployment of smokers are also highest in the age of the child and adolescen. Rescarch purpose to identify parenting and smoking behavior and analize parenting of parents relationship with smooking behavior in boys aged 15-17 years in Tanah Raja of Ternate. Study design is corelation study approach by using cross sectional. The selection of samples with purposive sampling totaling 34 pairs of respondents. The result of the study showed an association between parenting parents and smooking behavior in boys aged 15-17 years in Tanah Raja of Ternate, p=0,003 (< α 0,05). Key words : Parenting, smooking Abstrak : Rokok mengandung 4000 jenis racun yang membahayakan tubuh dan merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Tingkat penyebaran perokok terdapat juga paling tinggi pada usia anak dan remaja. karakter anak akan terbentuk sesuai dengan pola asuh dari orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua dan perilaku merokok dan menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun Di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. Desain dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Tekhnik sampling yaitu purposive sampling dengan sampel berjumlah 34 pasang responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun dengan nilai p=0,003 (< α 0,05). Kata kunci : Pola asuh, perilaku merokok.

PENDAHULUAN Dewasa ini perilaku merokok bagi sebagian besar masyarakat di indonesia masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup, tanpa memahami resiko yang dapat terjadi dan bahaya terhadap diri sendiri serta masyarakat disekitarnya. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa rokok merupakan salah satu faktor resiko utama dari penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronis, diabetes mellitus dan penyakit lainnya seperti impotensi. Tingkat penyebaran perokok terdapat juga paling tinggi pada usia anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Berdasarkan Undang-undang nomor 23 tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (Kemenkes RI, 2012). Pola asuh adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk perilaku dan karakter seorang anak, hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan manapun (Agus, 2012). Diketahui bahwa pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orang tua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sangat penting sehingga mereka tidak melakukan perilaku merokok (Erine, 2012). Menurut World Health Organization (WHO) jumlah perokok di Indonesia yaitu terbesar ketiga di dunia dan jumlah kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang per tahun (Kemenkes RI, 2012). secara nasional kelompok usia yang pertama kali merokok di mulai pada usia 15-19 tahun. Data tersebut juga menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%). Di Indonesia prevalensi merokok pada usia 15 tahun ke atas yakni pria 63,15% (naik 1,4% dibandingkan tahun 2001) dan wanita 4,5 % ( tiga kali lipat di bandingkan tahun 2001). Secara nasional prevalensi perokok tahun 2010 sebesar 34,7%, Provinsi Maluku Utara berada pada posisi ke tiga (40,8%) setelah Kalimantan Tengah (43,2%) dan Nusa Tenggara Timur ( 41,2%). Menurut provinsi, prevalensi penduduk yang mulai merokok pada umur 15-19 tahun tertinggi dijumpai diprovinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 51,95% (Riskesdas, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2006) pada siswa SMA dan SMK di Kecamatan Bogor Barat, disimpulkan bahwa karakteristik remaja dan keluarga serta pola asuh keluarga sangat berhubungan dengan perilaku remaja khususnya merokok. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Erine (2012) di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dengan jumlah sampel 86 orang yang hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki dengan nilai p-value 0,000. Demikian juga penelitian yang telah di lakukan Husniyatur (2013) di SMK Nasional Malang bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja yang salah satunya adalah perilaku merokok dengan nilai signifikasi 0.000. Kelurahan Tanah Raja merupakan salah satu wilayah kerja dari Puskesmas Kota Ternate yang memiliki jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 294 kepala keluarga (KK) dengan jumlah anak laki-laki usia 15-17 tahun sebanyak 43 orang. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil survey tahun 2012 yang di lakukan oleh petugas promosi kesehatan (Promkes) Puskesmas Kota Ternate didapatkan bahwa Kelurahan Tanah Raja merupakan Kelurahan dengan jumlah perokok tertinggi diwilayah kerja Puskesmas Kota Ternate, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 KK di dapatkan bahwa 17 KK berperilaku merokok. Hasil survey petugas Promkes dari 17 KK tersebut, sebanyak 15 KK dengan anak laki-laki yang berusia 15-20 tahun juga berperilaku merokok.

Berdasarkan keadaan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. Manfaat Penelitian : Penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang bahaya rokok khususnya kepada anak laki-laki di Kelurahan Tanah Raja, juga akan memberikan gambaran kepada orang tua tentang pentingnya peranan pola asuh terhadap perilaku anaknya, sebagai bahan yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut, Instansi kesehatan,digunakan sebagai masukan dan upaya dalam melakukan promosi kesehatan, memberikan pengalaman baru bagi peneliti sendiri, dan di harapkan dapat menambah pengetahuan yang lebih luas di bidang keperawatan anak,. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu studi korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh anak laki-laki usia 15-17 tahun dan orang tuanya di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate yang berjumlah 42 pasang responden. Pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri(tujuan masalah dalam penelitian). Total sampel dalam penelitian ini yaitu 34 pasang responden yang telah memenuhi kriteria inklusi : Orang tua yang memiliki anak laki-laki usia 15-17 tahun, anak laki-laki yang berusia 15-17 tahun yang berperilaku merokok di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. Kriteria Eksklusi : Tidak bersedia menjadi responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2013 sampai tanggal 21 Janurari 2014. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang telah baku untuk mengukur variabel independent (pola asuh orang tua) dan variabel dependen (perilaku merokok). Kuesioner untuk mengukur jenis pola asuh orang tua terdiri dari 30 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban skor 1 untuk sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 setuju, 4 sangat setuju. Untuk kuesioner perilaku merokok terdiri dari 1 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban, skor 1 untuk perilaku merokok ringan, 2 sedang, 3 berat, dan 4 sangat berat. Sebelum kuesioner di sebarkan kepada responden, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian, dan lembar persetujuan menjadi responden terlebih dahulu. Analisis univariat dilakukan untuk melihat frekuensi, distribusi karakteristik responden dari masing-masing variabel independen (pola asuh orang tua) dan variabel dependen (perilaku merokok). Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun, dengan menggunakan uji chi square dengan batas kemaknaan α = 95% (0,05). HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak. Umur Anak N % 15 Tahun 10 29,4 16 Tahun 8 23,5 17 Tahun 16 47,1 Berdasarkan pada tabel diatas dari 34 responden frekuensi umur anak tertinggi yaitu 17 tahun sebanyak 16 responden (47,1%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Orang Tua. Pendidikan Orang Tua N % SLTP 1 2,9 SLTA 19 55,9 PT 14 41,2 Berdasarkan pada tabel 2 frekuensi orang tua dengan tingkat pendidikan terakhir paling tinggi yaitu SLTA sebanyak 19 responden (55,9%) dan terendah SLTP yaitu 1 responden (2,9%). Tabel 3. Distribusi frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua. Pekerjaan Orang Tua N % Buruh 1 2,9 Tukang Ojek 1 2,9 Pedagang 3 8,8 Pengusaha 1 2,9 PNS 16 47,1 Polisi 1 2,9 Swasta 10 29,4 Wiraswasta 1 2,9 Berdasarkan pada tabel 3 frekuensi pekerjaan yang paling tinggi di miliki oleh orang tua adalah PNS sebanyak 16 responden (47,1%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua. Pola Asuh N % Otoriter 11 32,4 Permisif 12 35,3 Demokratis 11 32,4 Berdasarkan tabel 4 frekuensi tertinggi pola asuh yang di miliki orang tua yaitu pola asuh permisif 12 responden (35,3%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Merokok. Perilaku Merokok N % Ringan 8 23,5 Sedang 10 29,4 Berat 14 41,2 Sangat Berat 2 5,9 Berdasarkan pada tabel 5 frekuensi anak dengan perilaku merokok tertinggi yaitu perilaku merokok berat 14 responden (41,2%), dan terendah perilaku merokok sangat berat 2 responden (5,9%). Analisis Bivariat Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate, maka dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square pada tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval kepercayaan p < 0,05 dengan hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Laki-laki Usia 15-17 Tahun. Pola Asuh Perilaku Merokok Ringan Berat Total n % n % n % Otoriter 10 90,9 1 9,1 11 100,0 Permisif 6 50,0 6 50,0 12 100,0 Demokratis 2 18,2 9 81,8 11 100,0 Jumlah 18 52,9 16 47,1 34 100,0 x 2 p 11,741 0,003 Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai ρ = 0,003. Hal ini berarti nilai p lebih kecil dari α (0,05) dan dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate.

Karakteristik Responden Frekuensi umur anak tertinggi yaitu 17 tahun sebanyak 16 responden (47,1%), umur anak 16 tahun 8 responden (23,5%) dan umur 15 tahun sebanyak 10 responden (29,4%). Berdasarkan hasil penelitian anak dengan perilaku merokok berat tertinggi di temukkan pada usia 17 tahun sebanyak 6 responden dan sangat berat 1 responden, pada usia 15 tahun terdapat paling banyak perilaku merokok ringan sebanyak 4 responden dan berat sebanyak 4 responden. Usia 16 terdapat paling banyak perilaku merokok berat sebanyak 4 responden, dan 1 responden untuk sangat berat. Hal tersebut terjadi karena usia 17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan, di mana pada fase remaja pertengahan, seorang anak cenderung berperilaku sesuai dengan lingkungannya,berdasarkan penelitian anak juga lebih banyak bergaul dengan teman sebaya di luar rumah sehingga berpotensi membuat anak menjadi berperilaku merokok. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Arina (2011) semakin tinggi dukungan teman sebaya maka semakin tinggi perilaku merokok anak, serta pola asuh dan dukungan orang tua yang kurang baik pada anak akan menimbulkan perilaku menyimpang seperti merokok. Frekuensi orang tua dengan tingkat pendidikan terakhir paling tinggi yaitu SLTA sebanyak 19 responden (55,9%), Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 14 responden (41,2%) dan terendah SLTP yaitu 1 responden (2,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan perilaku merokok berat paling tinggi sebanyak 8 responden dan sangat berat 1 orang, berasal dari orang tua dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi (PT) sedangkan orang tua dengan pendidikan terakhir SLTA memiliki anak berperilaku merokok berat sebanyak 5 orang dan sangat berat 1 orang, dan orang tua dengan pendidikan terakhir SLTP memiliki anak juga berperilaku merokok berat 1 orang. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Ariani (2006) yang menyatakan bahwa orang tua dengan pendidikan formal yang rendah mempunyai resiko memiliki remaja yang tidak baik dalam merokok di bandingkan orang tua dengan pendidikan formal yang tinggi. Berdasarkan penelitian hal tersebut bisa terjadi karena selain faktor pendidikan, lingkungan keluarga yang juga berperilaku merokok sangat mempengaruhi anak untuk merokok, sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Lindawati (2011) yang menyatakan bahwa perilaku merokok anak yang paling cepat di tiru bersumber dari orang yang paling bermakna, yaitu keluarga. Distribusi frekuensi pekerjaan yang di miliki oleh orang tua adalah PNS sebanyak 16 responden (47,1%). Hasil penelitian menunjukkan paling tinggi anak dengan perilaku merokok berat sebanyak 8 responden dan perilaku merokok sangat berat sebanyak 2 responden berasal dari orang tua yang bekerja sebagai PNS. Hal ini dapat terjadi karena intensitas waktu kerja orang tua sebagai PNS yang dari pagi hingga sore hari dapat membuat orang tua kelelahan dan kurangnya kontrol terhadap anaknya. Menurut Saliman (2010) kurang adanya perhatian dan kontrol dari orang tua terhadap perilaku anaknya dapat menyebabkan perilaku menyimpang salah satunya perilaku merokok. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Laki-laki Usia 15-17 Tahun. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak lakilaki usia 15-17 tahun, dengan nilai p= 0,003 (p<α 0,05). Penerapan pola asuh otoriter oleh orang tua yang selalu menekan, tidak memberikan kebebasan pada anak untuk berpendapat akan membuat anak tertekan, marah dan kesal kepada orang tuanya, akan tetapi anak tidak berani mengungkapkan kemarahannya itu dan melampiaskan kepada hal lain berupa perilaku merokok. Berdasarkan penelitian orang tua yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak, kontrol yang minim apalagi dengan

anak usia remaja 15-17 tahun yang merupakan fase remaja pertengahan dengan penuh gejolak jiwa dapat menyebabkan penyimpangan perilaku pada anak, yang salah satunya perilaku merokok. Pola asuh permisif yang cenderung memberikan kebebasan pada anak untuk berbuat apa saja, dapat berpotensi membuat anak menjadi bingung dan salah arah dalam berperilaku (Agus, 2012). Agus (2012) mengemukakan bahwa mengasuh anak secara demokratis lebih baik dari pada otoriter dan permisif. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memberikan bimbingan yang sesuai dengan perkembangan anak. Namun berbeda dengan hasil penelitian, anak dengan pola asuh demokratis yang berperilaku merokok ringan 2 orang sedangkan berat berjumlah 9 orang. Hal tersebut terjadi karena selain faktor pola asuh yang tepat terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi anak untuk berperilaku merokok, antara lain dukungan keluarga, teman sebaya, dan media sosial. Keluarga dengan perilaku merokok dapat membuat anak remaja juga berperilaku merokok, karena remaja cenderung meniru perilaku dari orang yang bermakna terutama keluarga. Banyaknya iklan rokok pada berbagai media sosial yang menarik perhatian juga dapat mempengaruhi anak untuk cenderung coba-coba merokok hingga menjadi ketagihan untuk berperilaku merokok. Hal tersebut sesuai dengan teori Mubbarak (2007) perilaku kesehatan seseorang ditentukkan oleh 3 faktor, yaitu faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan atau keyakinan, dan nilai-nilai, faktor-faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan serta faktor-faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku. KESIMPULAN Presentasi anak laki-laki usia 15-17 tahun yang berperilaku merokok teringgi yaitu perilaku merokok berat. Jenis pola asuh yang paling banyak diterapkan oleh orang tua pada anak laki-laki usia 15-17 tahun, yaitu pola asuh permisif. Ada hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. DAFTAR PUSTAKA Agus, Wibowo (2012). Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Ariani, N.P (2006). Hubungan Karakteristik Remaja, Keluarga dan Pola Asuh Keluarga Dengan Perilaku Remaja : Merokok, Agresif, Dan Seksual Pada Siswa SMA dan SMK Di Kecamatan Bogor Barat. (http://eprints.lib.ui.ac.id/251/1/10612 4%2DT%2017461%2D hubungan %20karakteristik.pdf jurnal UI. Diakses tanggal 13 November 2013 jam 20.00 WITA). Arina, Hasanah (2011). Hubungan Antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya, Dan Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Lakilaki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. (repository.usu.ac.id/.../1/09e02607.pdf. Diakses tanggal 13 November 2013 jam 20.00 WITA). Erine, Villa.(2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. (digilib.unimus.ac.id/download.php?id (Diakses tanggal 30 Oktober 2013 Jam 14.00 WITA). Husniyatur (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritarian Dengan Perilaku Kenakalan remaja di SMK Nasional Malang. (husniyatur : old.fk.ub.ac.id/artikel/id/.../husniyatur. pdf. Diakses tanggal 4 November 2013 jam 19.00 WITA).

Kementerian Kesehatan RI (2012). Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak menular. (www.depkes.go.id/.../buletin%20p TM...KEMENKES diakses tanggal 29 Oktober 2013 jam 16.00 WITA) Lindawati (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok siswa-siswi SMP di Daerah Jakarta Selatan Tahun 2011. (poltekkesjakarta1.ac.id/741_lind awati. Diakses tanggal 2 Februari 2014 jam 19.00 WITA). Mubarak, W.I (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta ; Penerbit Graha Ilmu Riset Kesehatan Dasar (2010). (www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/.../2010 di akses tanggal 29 Oktober 2013 jam 16.00 WITA). Saliman (2010). Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang Hubungannya Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga. (staff.uny.ac.id/.../kenakalan remaja.pdf. Diakses tanggal 2 Februari 2014 jam 19.00 WITA).