Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat.

PINTU PEMBERITAHU KEGIATAN RUANGAN MENGGUNAKAN HMI SCADA BERBASIS MODUL MIKROKONTROLER (HARDWARE SISTEM ALARM DAN KUNCI OTOMATIS)

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN WATTMETER DIGITAL BERBASIS WEB APLIKASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

DT-Sense Current Sensor With OpAmp Gambar 1 Blok Diagram AN212

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

DQI 06 DELTA DATA ACQUISITION INTERFACE V.06

BAB III PERANCANGAN ALAT

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMANTAU PASANG SURUT AIR LAUT BERBASIS ATMEGA128

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

DT-I/O DT-I/O. Application Note AN171

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PC-Link. Gambar 1 Blok Diagram AN201. AGND (J3 pin 1) Pin 1 VCC (J3 pin 2) Pin 3 Dapat dipilih salah satu dari A0 s.d. A7 (J3 pin 3 s.d.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

HASIL DAN PEMBAHASAN. baik. Berdasarkan Persamaan 3, sebagai ilustrasi perhatikan Gambar 15 di bawah ini.

MANAJEMEN CATU DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI MEDIA WEB DENGAN STUDI KASUS MANAJEMEN CATU DAYA ROUTER

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

SPC Application Note. SPC Blue-Link (J2) Tabel 1 Hubungan SPC Blue-Link Dengan Komputer

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Transkripsi:

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id Abstrak Remote Terminal Unit (RTU) adalah bagian dari sistem kontrol yang merupakan antar muka antara objek yang dikontrol dengan master station. Pada saat ini banyak tipe dan jenis RTU yang telah beredar. Pada umumnya perangkat keras dan perangkat lunak RTU telah menjadi satu kesatuan. Pada kegiatan kami, dikembangkan RTU yang berbasis pada embedded controller. Embedded controller memiliki kebebasan dalam penggunaan perangkat lunak sehingga pengembang dapat mengembangkan perangkat lunak di dalamnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengembang. Perangkat keras RTU yang kami kembangkan terdiri dari embedded controller, mikrokontroler, dan modul input output. RTU ini juga telah dilengkapi dengan GUI (Graphical User Interface) sehingga apabila ada masalah komunikasi antara RTU dengan master station,sistem masih dapat dimonitor melalui GUI yang telah ada pada RTU. Komunikasi yang dipergunakan untuk berhubungan dengan master station adalah komunikasi berbasis IP (Internet Protocol). Kata kunci: embedded controller, mikrokontroler, RTU, IP 1. Pendahuluan Pada umumnya, ada lima komponen utama yang membangun sistem kontrol jarak jauh baik itu berupa Distributed Control System (DCS) atau Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA), yaitu master station, RTU (Remote Terminal Unit), instruments di lapangan, link komunikasi, dan perangkat lunak [1]. Tujuan dari sistem kontrol ini adalah mengumpulkan data dari plant yang lokasinya berada di tempat yang jauh dari master station, mengirimkan data tersebut ke master station, menampilkan mereka pada monitor atau master computer di ruang kontrol, menyimpan data ke hard drive dari master computer, dan melakukan kontrol dan monitoring terhadap instruments dari ruang kontrol[2]. Remote Terminal Unit (RTU) adalah salah satu bagian dari sistem kontrol jarak jauh yang ditempatkan dekat objek yang dikontrol, dan jauh dari master station. RTU berfungsi untuk mengambil informasi dari sensor-sensor dan peralatan di lapangan, kemudian memformat data yang diperoleh agar bisa ditransmisikan ke master station melalui suatu jaringan komunikasi tertentu. RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk mengubah status peralatan melalui data perintah yang dikirim dari master station. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perancangan dan pengembangan RTU yang telah kami lakukan. RTU yang kami kembangkan menggunakan embedded controller sebagai komponen utama. Embedded controller digunakan dengan alasan operasionalnya yang mudah, tidak tergantung pada sistem operasi tertentu, dan perangkat lunak pada RTU dapat dikembangkan dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Perangkat keras embedded controller sudah mendukung komunikasi berbasis IP sehingga kami dapat mengembangkan perangkat lunak RTU agar RTU dapat menjalin koneksi dengan master station melalui jaringan intranet atau internet. IV-88 INKOM Vol. IV No. 2 Nov 2010

RTU ini diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan untuk sistem kontrol jarak jauh pada sistem yang tidak terlalu kompleks. 2. Perancangan 2.1 Perancangan perangkat keras Hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian yang kami lakukan adalah sebuah RTU yang minimal memiliki: a. CPU (Central Processing Unit) b. memori (volatile dan non volatile) c. catu daya d. port komunikasi serial dan TCP/IP e. watch dog timer f. real time clock g. modul input output yang terdiri dari 8 analog input, 8 digital input, dan 8 digital output. Untuk memenuhi spesifikasi RTU yang diharapkan tersebut, kami buat perancangan perangkat keras, dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Diagram blok perangkat keras Komponen perangkat keras utama yang digunakan adalah sebuah embedded controller dengan jenis NISE 3110 yang didalamnya telah termasuk CPU, catu daya, port komunikasi serial dan TCP/IP, watch dog timer, real time clock, dan lain-lain. Agar embedded controller dapat berkomunikasi dengan modul-modul I/O, dibuat sebuah driver I/O menggunakan mikrokontroler ATMega32. Pin I/O pada mikrokontroler ATMega32 sudah dapat digunakan sebagai digital input dan digital output. Modul analog input ditambahkan untuk menyesuaikan data analog (tegangan atau arus) dari sensor atau instrumen menjadi level tegangan yang dapat dibaca oleh ADC yang ada dalam mikrokontroler ATMega32 (0-5Volt). 2.2 Perancangan perangkat lunak Perangkat keras akan berfungsi jika ada perangkat lunak yang tepat didalamnya. Perangkat lunak yang dikembangkan dalam RTU terdiri dari dua bagian, yaitu perangkat lunak pada mikrokontroler dan perangkat lunak pada embedded controller. 2.2.1 Perangkat lunak di mikrokontroler Perangkat lunak pada mikrokontroler dibuat dengan tujuan agar mikrokontroler ATMega32 dapat berfungsi sebagai driver I/O yang menghubungkan embedded controller dengan modul input output. Fungsi lengkap dari driver I/O adalah: a. Membaca data dari analog input. Hal ini dilakukan dengan Analog To Digital Converter (ADC) 10 bit yang berada di dalam IC ATMega32. b. Membaca data dari digital input. c. Membaca data dari register digital output. d. Mengatur nilai digital output. e. Berkomunikasi dengan embedded controller melalui kabel serial RS- 232 dengan fungsi: o mengaktifkan interrupt serial receive sehingga mikrokontroler dapat menerima data serial kapan saja o memproses command dari o embbeded controller mengirimkan data yang sesuai kepada embedded controller sesuai dengan command yang diberikan. Algoritma program pada mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 2. 2.2.2 Perangkat lunak pada embedded controller Perangkat lunak pada embedded controller dibangun dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6. Fungsi dari perangkat lunak pada embedded controller adalah: Sustika & Mahendra: Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP IV-89

a. Mengatur komunikasi serial RS-232 dengan mikrokontroler. b. Membuka soket komunikasi TCP/IP. c. Menerima data command (perintah) dari soket TCP/IP. d. Menjalankan perintah dari soket TCP/IP. e. Menerima data berupa program otomatis yang akan dijalankan, dari soket TCP/IP. f. Menjalankan program yang telah dikirim, sehingga proses yang dikontrol dapat berjalan secara otomatis. 3. Hasil 3.1 Perangkat keras RTU Implementasi dari perancangan RTU yang telah dilakukan, diperoleh perangkat keras RTU seperti yang terlihat pada gambar 4. Gambar 3 Algoritma program pada embedded controller Gambar 2 Algoritma program pada mikrokontroler Embedded controller menyimpan data dari mikrokontroler ATMega32 ke dalam buffer RAM terlebih dahulu sehingga data dapat dikirimkan segera setelah ada permintaan dari komputer master (master station). Algoritma program pada embedded controller dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 4 Perangkat keras RTU Embedded controller terhubung dengan driver I/O melalui kabel serial RS-232. RTU IV-90 INKOM Vol. IV No. 2 Nov 2010

dipasang dekat dengan plant yang akan dikontrol, kemudian dihubungkan dengan switch melalui kabel jaringan RJ 45. Setelah program pada RTU dijalankan, RTU telah siap untuk diakses oleh master station melalui jaringan TCP/IP. 3.2 Perangkat lunak RTU Perangkat lunak pada RTU dibuat dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) agar mudah dalam pengembangan dan mudah untuk perbaikan program jika ada masalah pada RTU. Selama pengembangan, RTU masih memerlukan peripheral komputer (layar, keyboard, dan mouse). Setelah RTU berjalan sesuai dengan yang diharapkan, layar, keyboard, maupun mouse tidak diperlukan lagi. Apabila program telah dijalankan, RTU dapat beroperasi secara otomatis, dan proses kontrol dan monitoring dilakukan dari master station melalui perangkat lunak HMI (Human Machine Interface). Hasil pengembangan perangkat lunak pada embedded controller dijelaskan pada uraian berikut ini. 3.2.1 Koneksi embedded controller dengan mikrokontroler Koneksi embedded controller dengan mikrokontroler sebagai driver I/O menggunakan kabel serial (RS 232). Pada saat program dimulai, koneksi antara embedded controller dan mikrokontroler dibuat dengan cara membuka menu File -> Koneksi. Selanjutnya user memilih port serial yang digunakan (COM) dan menekan tombol Connect. Untuk keperluan debug, user dapat menandai pilihan Cek koneksi modul dengan PC. Pada kondisi ini perintah RS-232 dapat diberikan langsung kepada mikrokontroler untuk melihat langsung respon mikrokontroler. Respon mikrokontroler terlihat pada buffer RS-232 input. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 5. 3.2.2 Aktivasi server TCP/IP Embedded controller dalam kegiatan ini berfungsi sebagai server TCP/IP untuk menerima perintah dari client (HMI pada master station) dan merespon command yang sesuai. Tampilan aktivasi server dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 5 Koneksi embedded controller dengan mikrokontroler Gambar 6 Aktivasi server Perjanjian command yang dikirim dari HMI adalah dimulai dengan tanda > dan diakhiri karakter #. Daftar perintah yang dapat diberikan melalui TCP/IP oleh client kepada server dapat dilihat pada tabel 1. 3.2.3 Penyajian data realtime Embedded controller dapat menyajikan data realtime, yaitu data analog input, digital input dan digital output. Digital output juga dapat diatur nilainya secara realtime. Nilai yang diperoleh analog input adalah 4 digit 10 bit (Range 0000 1023). Nilai digital input dan digital output adalah 0 atau 1. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 7. 3.2.4 Membuat program untuk otomatisasi sistem Program untuk menjalankan sistem secara otomatis dapat dilakukan dari Sustika & Mahendra: Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP IV-91

perangkat lunak RTU yang telah dikembangkan, dengan sintaks yang disiapkan sama dengan sintaks standar bahasa C. Pemrograman dilakukan melalui menu Program -> Tulis. Misalnya sintaks program untuk menyalakan dan mematikan digital output 0 secara bergantian adalah sebagai berikut: LB:;DO001;DELAY(1000); DO000;DELAY(1000); GOTOLB; 3.2.5 Pengaturan channel Secara normal, data analog input bernilai dari 0000 sampai 1023, data ini dapat dimodifikasi dengan persamaan garis lurus, dengan persamaan: D_akhir = ( D_awal x Y) + K, (1) dimana: D_akhir = data akhir D_awal = data awal Y = gradient K = konstanta. Gambar 7 Penyajian data real time Tabel 1 Kode perintah untuk RTU No. Jenis perintah Kode String 1. Permintaan data >ANXX# analog input 2. Permintaan data >DIXX# digital input 3. Setting digital >DOXX1# output high 4. Setting digital >DOXX0# output low 5. Permintaan seluruh >ALL# data I/O 6. Tulis program >WRITE XXXXX# 7. Jalankan program >RUN# 8. Hentikan program >STOP# Program dapat dijalankan dengan menekan tombol Write & Run dan dapat dihentikan dengan menekan tombol Abort. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 8. Program juga dapat dibuat di HMI, dikirim ke RTU dan kemudian RTU menjalankannya dengan perintah tertentu dari HMI. Gambar 8 Menulis program untuk RTU Melalui menu Setting -> Channel, nilai gradien dan konstanta dapat ditentukan oleh user. Jika gradien = 1 dan konstanta = 0, maka data dari analog input (0000 1023) langsung ditampilkan tanpa modifikasi. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9 Setting channel 3.2.6 Kalibrasi Fungsi kalibrasi adalah menentukan gradien dan konstanta agar sensor menunjukkan nilai yang sesuai dengan IV-92 INKOM Vol. IV No. 2 Nov 2010

standar. Hal ini dapat dilakuan dengan lebih mudah melalui menu Setting -> Kalibrasi. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 10. Sebagai contoh, untuk sensor suhu termokouple dengan transmitter 4 20 ma dan jangkauan nilai suhu 0 500 0 C, langkah-langkah kalibrasi adalah sebagai berikut: a. Set Gradien = 1, Konstanta = 0, hubungkan analog input dengan kalibrator untuk nilai terendah (Misalnya 4mA). Tulis hasilnya di kotak X1 (Misalnya 196). b. Set Gradien = 1, Konstanta = 0, hubungkan analog input dengan kalibrator untuk nilai tertinggi (Misalnya 20mA). Tulis hasilnya di kotak X1 (Misalnya 983). c. Tulis nilai terendah sensor (Misalnya 0 0 C) di kotak Y1. d. Tulis nilai tertinggi sensor (Misalnya 500 0 C) di kotak Y2. e. Pilih channel yang sesuai dan klik tombol Hitung. Setelah diperoleh nilai gradien dan konstanta, maka user dapat memakai nilai ini secara langsung pada menu Setting Channel atau memodifikasinya. a. HMI membentuk koneksi dengan RTU melalui jaringan intranet. b. Setelah koneksi terbentuk (status koneksi dapat dilihat pada label HMI), dicoba menyalakan dan mematikan relay yang telah terpasang pada digital output RTU melalui check box yang tersedia pada HMI. c. Setelah mengendalikan relay secara manual berhasil, langkah berikutnya adalah menulis program pada menu yang tersedia di HMI, mengupload program tersebut ke RTU, kemudian mengirim perintah untuk menjalankannya. Untuk menguji jalan atau tidaknya sistem yang dikembangkan, dipasang kamera berbasis IP pada RTU. Hasil tangkapan kamera ditampilkan pada web browser. Berhasil atau tidak perintah yang dikirimkan dapat dilihat dari nyala mati lampu LED pada relay yang terlihat di web browser. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai input output real time yang ditampilkan pada layar HMI. Tampilan HMI yang kami pergunakan untuk uji coba dapat dilihat pada gambar 11 dan gambar 12. Gambar 11 menampilkan menu check box untuk menyalakan dan mematikan relay, gambar 12 menampilkan menu setting dan textfield untuk menuliskan program. Pengiriman command ke RTU dilakukan dengan menekan tombol yang sesuai, yang terdapat pada HMI. Gambar 10 Setting kalibrasi 4. Pengujian RTU yang dikembangkan telah diuji coba dengan cara diakses dari HMI (master station) melalui jaringan berbasis IP. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: Gambar 11 Menu kendali relay manual Hasil pengujian dapat dilihat pada kondisi input output yang ditampilkan pada display HMI, atau dengan menekan tombol Sustika & Mahendra: Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP IV-93

Camera. Uji coba dilakukan beberapa kali, sampai diperoleh respon RTU sesuai dengan program yang dikirimkan dari HMI, dan tidak menunjukkan adanya kesalahan. Gambar 12 Menu setting dan tulis program otomatis 5. Kesimpulan RTU yang kami kembangkan telah memenuhi fungsi RTU sebagai antarmuka antara objek yang dikontrol dengan master station. Salah satu kelebihan dari RTU ini adalah adanya kebebasan dalam pengembangan perangkat lunak. Perangkat lunak yang telah kami kembangkan saat ini memiliki kelebihan diantaranya adalah RTU telah memiliki GUI sehingga apabila terjadi masalah dalam sistem, misalnya ada masalah komunikasi antara master station dengan RTU, perbaikan dapat dilakukan langsung dari RTU, tanpa melibatkan master station. 6. Daftar pustaka [1], Introduction to SCADA, http://www.scribd.com/doc/14120168/i ntroduction-to-scada, diakses pada 28 Januari 2009. [2], A Tutorial on RTU, http://www.mindya.com/tutorial.php?tutorialid=15, diakses pada 10 Januari 2010. [3] M.Ary Heryanto, Wisnu Adi P, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMega8535, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008. [4] Ardi Winoto, Belajar Mikrokontroler Atmel AVR Attiny2313, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2006. [5], Building the Digital Infrastucture, Nexcom, Taiwan, 2009. [6] Rika Sustika, Endang Suryawati, Oka Mahendra, dan Djohar Syamsi, Supervisory Control Berbasis TCP/IP untuk Otomasi Pilot Plant Sistem Kontinu, di Prosiding SRITI, Yogyakarta, 2009. IV-94 INKOM Vol. IV No. 2 Nov 2010