Adam Smith Sebuah Primer Bag. 7: Tentang Wealth of Nations

dokumen-dokumen yang mirip
Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations. Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi

Adam Smith Sebuah Primer. Bagian 2: Tentang Wealth of Nations. Oleh: Eamonn Butler. Tema yang Luas

Adam Smith Sebuah Primer Bag. 6: Tentang Wealth of Nations. Sejarah lembaga ekonomi

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Menerapkan Sikap Mental Bisnis Orang Cina

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

Konflik Politik Karl Marx

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

Materi 2 Ekonomi Mikro

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

TINJAUAN KEBIJAKAN PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PERPINDAHAN BARANG DARI CABANG KE PUSAT DAN DARI PUSAT KE CABANG PADA PT.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional

Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak sangat diperlukan dalam penyelenggaraan negara, karena untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERDA KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA 23 HLM, LD No 5

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Bab 1. Hak-hak Pasal 1 Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan pribadinya.

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja karyawan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

*9884 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 20 TAHUN 1997 (20/1997) TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-70 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN JAKARTA, 31 OKTOBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Prinsip Dasar Peran Pengacara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

-2- Mengingat Nomor : Undang-Undang 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 131, Tambahan Lembara

Heirloom (V) Dirancang untuk orang-orang yang benar-benar menghargai pentingnya nilai warisan.

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur Pajak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Adam Smith Sebuah Primer Bag. 7: Tentang Wealth of Nations Peran pemerintah Smith menyelidiki peran yang benar dari pemerintah dalam Buku V. Dia kritis terhadap pemerintah dan kepemerintahan, tetapi juga bukan pendukung utama laissez-faire. Dia percaya bahwa eknomi pasar yang dia jelaskan bisa berfungsi dan membawa keuntungan hanya jika peraturannya ditaati ketika hak properti diamankan dan kontrak dihormati. Penegakan keadilan dan supremasi hukum oleh karena itu sangat penting. Begitu juga pertahanan. Jika properti kita bisa dicuri oleh kekuatan asing, kita tidak lebih baik dari keadaan di mana tetangga kita bisa mencuri dari kita. Tetapi Smith berargumen lebih jauh dari ini dan berpendapat peran pemerintah juga dalam menyediakan pekerjaan umum dan mendukung pendidikan. Pertahanan Smith menduga bahwa di dunia berburu dan mengumpul, setiap orang harus mempertahankan dirinya masing-masing. Tetapi karena pemburu hidup untuk hari itu dan punya sedikit atau tanpa properti, maka hanya sedikit kebutuhan untuk otoritas terpusat. Di zaman pertanian, dilain pihak, orang-orang mulai mengumpulkan properti berharga (tumbuhan dan ternak contohnya) dan mempertahankannya menjadi prioritas. Dalam prinsip pembagian kerja, diadakanlah spesialis dalam bidang militer. Mereka dengan properti yang paling banyak yang paling diuntungkan, tetapi mereka mengajak yang lain untuk turut serta berkontribusi dari pada menjadi penumpang gratis. Sehingga pertahanan menjadi fungsi dari pemerintah. Peradilan Argumentasi sejarah yang sama dipakai untuk sistem peradilan. Ketika masyarakat berpindah menjadi masyarakat komersial, perdagangan, mereka yang punya properti mendirikan pemerintahan sipil, untuk melindungi diri mereka dari mereka yang tak berpunya: Keberlimpahan orang kaya memicu kemarahan orang miskin, yang sering dirangsang oleh keinginan, dan dorong oleh kecemburuan, untuk menyerbu kepemilikan mereka. Hanya dengan berlindung dibawah lindungan hakim sipil sehingga pemilik barang berharga, yang telah dikumpulkan lewat kerja selama bertahun-tahun, atau mungkin beberapa generasi, bisa tidur dengan rasa aman. Adalah hal yang tentu saja berguna bagi setiap orang untuk menerima kekuasaan dari hakim independen. Tetapi Tetapi usaha dari yang kaya dan berkuasa untuk membangun benteng dari keadilan untuk diri mereka sendiri diperparah juga dengan kecenderungan alamiah manusia untuk menghormati kualitas pribadi seperti kekuatan, kebijaksanaan, kebajikan, kedewasaan, kekayaan dan status.

Pemerintahan sipil, dalam kata lain, adalah hasil konflik dan ketidakadilan yang muncul ditengah masyarakat perdagangan. Dia adalah hal yang muncul secara alami, dan pada umumnya menguntungkan, tetapi bukan berarti dia sempurna. Pemerintahan sipil, selama dia didirikan dengan tujuan untuk melindungi properti, pada kenyataannya didirikan untuk melindungi yang kaya dari yang miskin, atau melindungi mereka yang punya properti terhadap mereka yang tidak berpunya. Sehingga tidak mengejutkan bahwa struktur pemerintahan ini, karena didirikan diatas fondasi yang tidak sempurna, hasilnya tidak sempurna pula. Kekuasaan untuk menarik pajak telah memungkinkan pemerintah menimbun begitu banyak sumber daya, tetapi dengan sedikit insentif untuk mengaturnya se-efisien jika diatur oleh individu. Sehingga: Ketika tanah kerajaan menjadi properti individu, maka dia akan, dalam jangka waktu beberapa tahun, menjadi berkembang dan ditanami dengan baik Penghasilan yang ditarik oleh kerajaan lewat bea dan pajak, akan pasti bertambah seiring dengan bertambahnya pendapatan dan konsumsi rakyatnya. Kurangnya insentif ini harus diperbaiki: Pelayanan masyarakat tidak akan dikerjakan dengan lebih baik dari pada ketika ganjarannya datang sesuai dengan konsekwensi dari apakah dia dikerjakan atau tidak, dan sesuai dengan kesungguhan dalam mengerjakannya. Pekerjaan dan Lembaga Publik Tugas pemerintah yang ketiga menurut Smith adalah tanggung jawab untuk mendirikan dan memelihara beberapa pekerjaan publik dan beberapa lembaga publik, yang mana mereka tidak akan menarik bagi individu, atau beberapa individu, untuk didirikan dan dijaga. Termasuk didalamnya proyek infrastruktur yang memfasilitasi perdagangan dan pendidikan, yang membantu masyarakat mengambil bagian yang konstruktif dalam tatanan ekonomi dan sosial. Pekerjaan umum (publik) Kesejahteraan membutuhkan perdagangan dan perdagangan membutuhkan infrastruktur seperti jalan, jembata dan pelabuhan. Beberapa darinya, Smith percaya, tidak akan pernah balik modal, dan pendanaan dari pajak diperlukan untuk membangunnya. Tetapi paling tidak sebagian dari biayanya harus dibayar dengan tarif tol dari mereka yang menggunakannya, bukannya dari pajak yang ditarik dari seluruh Negara. Demikian juga, jika keuntungan utama didapatkan oleh warga loka dan biayannya tidak bisa didapatkan dari tarif tol, pajak local adalah sumber terbaik: pembayar pajak di London harus membayar biaya pembuatan jalan dan penerangan jalan di London, sebagai contoh.

Smith juga melihat perlunya persetujuan public untuk mendorong orang-orang agar membuka perdagangan dengan Negara barbar. Tetapi bantuan ini harus diberikan dalam bentuk monopoli local sementara (seperti paten dan hak cipta) dan bukannya subsidi dari pajak masyarakat umum. Karena The Wealth of Nations sampai pada titik ini adalah berisi penentangan terhadap usaha pemerintah untuk menuntun arus modal masyarakat, maka usulan tetang belanja publik ini menjadi sangat aneh. Perdagangan tentu saja membutuhkan infrastruktur, sebagaimana dia membutuhkan aturan peradilan. Tetapi tidak jelas, kenapa jalan, jembatan atau pelabuhan tidak bisa dibangun secara komersial dan biayanya ditanggung sepenuhnya lewat tagihan terhadap penggunanya. Bahkan pembuatan dan penerangan jalan bisa dilakukan dan dibayar oleh pebisnis local, yang bisa mendapatkan keuntungan dagang sebagai pengembaliannya. Dan jika memang menguntungkan untuk membuka ruter perdagangan yang baru, kenapa pemerintah harus terlibat? Mungkin kita bisa mentolerir Smith atas dasar bahwa saat ini kita punya begitu banyak instrument pendanaan yang menyediakan dana untuk cabang usaha baru dan menyediakan infrastruktur penting yang dibutuhkan. Kita juga punya teknologi yang lebih maju dalam mengumpulkan pembayaran dari mereka yang menggunakan jalan, jembatan, dan fasilitas lainnya. Tetapi pada abad ke delapan-belas, inisiatif dan pendanaan pemerintah tampaknya adalah satu-satunya jalan untuk melakukan beerapa hal sehingga semua orang bersetuju bahwa dia penting. Pendidikan orang muda Smith melihat dukungan terhadap pendidikan dasar sebagaimana dia melihat infrastruktur sesuatu yang dibutuhkan agar perdagangan dapat berkembang. Tetapi sekali lagi, dalam analisa dan sarannya sepertinya tidak konsisten dengan analisa umumnya. Titik awalnya adalah bahwa, dengan segala keuntungannya, pembagian kerja memiliki beberapa akibat sosial yang tak diinginkan. Fokus setiap hari pada tugas yang berulang-ulang secara tak terhindarkan mempersempit pandangan dan ketertarikan seseorang: Orang yang seluruh hidupnya dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan sederhana yang sedikit, yang mana efeknya juga, mungkin, selalu sama, atau hampir selalu sama, tidak punya kesempatan untuk memperluas pengertiannya, atau mempergunakan kreatifitas-nya untuk mencari jalan keluar guna mengatasi masalah yang belum pernah dia temui sebelumnya. Marx nantinya menyebut ini alienasi dan Smith memaksakan bahwa pendidikan diperlukan untuk memperbaikinya. Pendidikan harus berpusat pada pekerja miskin, yang paling merasakan akibatnya (pemilik pabrik dan pedagang punya kehidupan yang lebih penuh gairah). Dan untuk memfasilitasi perdagangan, kata Smith, orang-orang perlu membaca, menulis, dan menghitung ; geometri dan mekanika juga diperlukan. Publik bisa memfasilitasi pendidikan ini dengan mendirikan sekolah seperti sekolah yang didanai masyarakat lokal seperti sekolah dimana Smith belajar di Krikcaldy. Tetapi sementara pemerintah bisa membayar untuk gedung sekolah, pemerintah tidak seharusnya

membayar seluruh upah guru. Ketika guru bergantung dari iuran siswa, kinerja mereka akan lebih baik. Smith mengingat kembali dengan penuh kejengkelan saat dia di Oxford, dimana: Sumbangan dari sekolah dan universitas telah menghilangkan perlunya ketrampilan untuk dimiliki oleh para guru. Penghidupan mereka telah sama sekali tidak bergantung pada keberhasilan dan nama baik dari profesi mereka. Tetapi posisi Smith tetap tidak jelas tentang seberapa banyak yang pemerintah harus bayarkan untuk pendidikan dasar ini, walaupun dia menunjukan penghargaan yang tinggi terhadap sekolah swasata untuk keahlian seperti kemahiran pedang dan menari, dimana para siswa membayar seluruh iurannya. Tetapi perhatikan peringatan Smith tetang usaha pemerintah, seorang pembaca modern mungkin akan bertanya apakah tidak lebih baik memberi subsidi bagi siswa yang membutuhkan dari pada mensubsidi sekolahnya? Pendidikan untuk segala usia Smith juga melihat peran pemerintah dalam memajukan pendidikan usia dewasa dan pendidikan agama. Anggota jemaat gereja menjadi malas ketika gaji mereka harus dipotong perpuluhan, tetapi godaan dari kota yang sedang bertumbuh berarti bahwa pendidikan agama dan moral menjadi sangat dibutuhkan. Sehingga Smith menyarankan bahwa paling tidak beberapa peran dari pemerintah untuk mendorong pembelajaran sains, filsafat dan kesenian walaupun sekali lagi, tanpa dijelaskan secara lebih spesifik. Dan, dia berargumen, pemerintah harus memberi perhatian serius untuk memerangi kebuntuan mental yaitu rasa pengecut, sebagaimana pemerintah harus mencegah menyebarnya kusta atau penyakit menjijikan dan mengerikan lainnya. Kedaulatan Hal terakhir yang harus dibayar dengan pajak adalah penjagaan martabat kedaulatan, yang termasuk didalamnya biaya untuk kerajaan dan hukum kriminal. Tetapi kebanyakan hukum sipil harus dibayar oleh mereka yang benar dalam berperkara, kata Smith, karena merekalah yang paling utama mendapatkan keuntungan. Prinsip perpajakan Setelah menjelaskan bahwa beberapa bentuk perpajakan diperlukan, Smith kemudian beralih pada pertanyaan bagaimana cara terbaik untuk menagihnya. Di sini dia ada dalam ranah yang lebih aman dan familiar. Dia sangat sadar bahwa: Tidak ada pekerjaan lain yang lebih cepat pemerintah pelajari dari pada cara menguras uang dari kantung rakyatnya. Sederhananya, beberapa pengekangan diperlukan, dan Smith menyarankan empat prinsip terkenal perpajakan. Pertama, setiap orang harus berkontribusi berdasarkan proporsi jumlah pendapatan yang dia nikmati dibawah perlindungan keamanan Negara. Kedua, pajak harus pasti, dan bukannya bergantung pada keputusan sepihak pegawai pajak. Ketiga, pajak tidak boleh sulit untuk dibayar. Keempat, pajak harus punya efek samping yang kecil; dia harus

murah untuk dikumpulkan; tidak boleh menghambat industri dan usaha; tidak boleh begitu tinggi sehingga mendorong penggemplangan, seperti penyeludupan; dan tidak boleh memerlukan kunjungan berlebihan dan penyelidikan yang tak menyenangkan dari para penagih pajak. Pajak adalah sesuatu yang pemerintah harus dapatkan secara benar, kata Smith. Pajak terhadap perusahaan adalah tidak bijak, contohnya, karena sebagaimana yang dia amati dengan seksama modal yang dari mana pendapatan kita bergantung bergerak dengan mobilitas tinggi: Pemilik modal adalah selayaknya warga Negara dunia, dan tidak perlu terikat pada suatu Negara. Dia akan lebih memilih meninggalkan satu Negara dimana dia bisa menjadi korban pajak yang begitu tinggi, dan memindahkan modalnya ke Negara lain dimana dia bisa meneruskan usahanya, atau menikmati kekayaannya dengan santai. Tetapi ada juga ketidak-konsistenan dalam perencanaan Smith disini. Dia menentang pajak konsumsi, tetapi mendukung pajak barang mewah (termasuk barang-barang yang menjadi barang biasa saat ini, seperti daging unggas). Dia berkata bahwa orang-orang harus membayar pajak berdasarkan proporsi pendapatan mereka, tetapi menginginkan agar yang kaya membayar sedikit lebih dari proporsi. Utang pemerintah Sementara pandangan Smith tampaknya tidak konsisten dengan prinsip utamanya, dan saran kebijakannya tampaknya tidak sepikir dengan cara berpikirnya yang seksama, tetapi dia mengakhiri dengan sesuatu yang lebih mirip gaya lamanya. Pemerintah, dia mencatat, punya kecenderungan untuk membelanjakan uang lebih banyak dari yang bisa mereka kuras dari kantung rakyatnya. Jadi dia mengakhiri The Wealth of Nations dengan peringatan bahwa utang Negara yang besar adalah merusak. Dengan menerbitkan utang, pemerintah menarik modal dari investasi dan pertumbuhan, dan mengarahkannya kepada konsumsi saat ini dalam bentuk aktifitas pemerintah yang artinya pertumbuhan tersebut gagal terjadi. Sebagai tambahan, pinjaman pemerintah memungkinkan politisi untuk mengambil lebih banyak peran dan mendorong kekuasaan mereka, tanpa perlu meminta pajak lebih dari rakyatnya. Dan lagipula, mereka juga sering menemukan cara untuk menghindari pembayaran utang. Atas alasan ini, utang Negara bukanlah perpindahan uang biasa dari satu kelompok ke kelompok lain; tetapi dia adalah ancaman nyata bagi kebebasan dan karenanya ancaman nyata bagi kesejahteraan. The Wealth of Nations saat ini Dunia Smith begitu berbeda dengan dunia kita, tentu saja, sebelum Revolusi Industri mengubah segalanya. Dia menaruh curiga terhadap perseroan (yang menerbitkan saham) yang adalah pendukung utama kapitalisme saat ini, menurutnya bahwa jumlah pemilik yang begitu banyak tidak akan pernah membuat mereka bisa fokus. Mungkin dia benar. Dia tidak

meramalkan bangkitnya kekuatan serikat buruh, masalah polusi industri, inflasi uang fiat dan banyak lagi yang menjadi masalah para ekonom saat ini. Tetapi, dengan menunjukan bahwa kebebasan dan keamanan untuk bekerja, berdagang, menabung dan berinvestasi memajukan kesejahteraan, tanpa diperlukannya kekuasaan yang mengarahkan. The Wealth of Nations tetapi menyediakan bagi kita solusi yang manjur bagi masalah ekonomi terburuk yang dunia bisa berikan bagi kita. Ekonomi bebas adalah sistem yang fleksibel dan bisa beradaptasi, yang bisa kokoh berdiri menghadapi goncangan baru dan mengatasi apapun yang terjadi di masa depan.