Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura

dokumen-dokumen yang mirip
Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Penerapan Experiential Learning

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Dengan Metode Demonstrasi Pada SD Inpres Gunung Sari

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Ginunggung Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

1130 ISSN:

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Ruiyati, Samsurizal M. Suleman, dan Lestari MP Alibasyah

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Blajar Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas III SDN 1 Laemanta

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Tesar Lakani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres Kalola Dalam Mengomentari Peristiwa Faktual Yang Terjadi di Sekolah Melalui Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Transkripsi:

ISSN 2354614X Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura Fenty Anggriani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian tentang pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi IPS di kelas IV SD Inpres 1 Margapura telah dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2014. Tujuan penelitian mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada materi IPS melalui pembelajaran berbasis masalah di kelas IV SD Inpres 1 Margapura. Metode penelitian menggunakan desain PTK dengan subyek penelitian adalah siswa berjumlah 21 orang terdiri dari lakilaki 11 siswa dan perempuan 10 siswa. Sumber data kuantitatif berupa hasil tes awal dan tes akhir siklus serta data kualitatif berupa observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes awal ada 7 siswa tuntas (33,3%) dan 14 siswa tidak tuntas (66,7%), daya serap klasikal 50,11%. Hasil tes siklus I ada 12 siswa tuntas (57,14%) dan 9 siswa tidak tuntas (42,86%), daya serap klasikal 64,38%. Hasil tes siklus II ada 18 siswa tuntas (85,71%) dan 3 siswa tidak tuntas (14,29), daya serap klasikal 78,57%. Ratarata hasil observasi aktivitas guru siklus I sebesar 59,3% kategori baik dan siklus II sebesar 90,6% kategori sangat baik. Ratarata hasil observasi siswa siklus I sebesar 53,1% kategori cukup dan siklus II sebesar 87,5% kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi IPS. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran berbasis masalah I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil pengamatan bahwa kurang maksimalnya guru dalam menerapkan metode pembelajaran dengan waktu dan sarana yang terbatas, materi disampaikan dengan ceramah, kemudian siswa diberi tugas untuk mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKS). Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru yang berakibat terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya, karena itu perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar 162

ISSN 2354614X dengan memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diperoleh data dan informasi tentang kondisi pembelajaran IPS di kelas IV, SD Inpres 1 Margapura yang belum mencapai hasil yang maksimal, dari 21 siswa ada 7 siswa yang benarbenar aktif dan terlibat dalam pelajaran, sedangkan 14 siswa lainnya kurang merespon terhadap pembelajaran IPS rendahnya hasil belajar siswa setelah diberikan tes. Dari 21 siswa, hanya 7 siswa atau 33,3% yang mencapai nilai 65 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS yang ditetapkan oleh pihak sekolah, sedangkan 14 siswa lainnya atau 66,7% harus diberikan remedial dan bimbingan khusus untuk memperbaiki hasil belajar sehingga dapat dipastikan semua siswa mencapai KKM. Dikarenakan pembelajaran IPS yang lebih banyak membahas masalah sosial yang sifatnya logika, sehingga apabila guru tidak kreatif dalam menggunakan dan menerapkan metode pembelajaran, maka motivasi siswa tidak akan berkembang dan hasil belajar pun tidak meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan permasalahan apakah melalui pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inpres 1 Margapura. Mengacu pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui penerapan metode pembelajaran berbasis masalah di kelas IV SD Inpres Margapura. Beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya Djamarah, dkk (2002: 10) tentang konsep pembelajaran. Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Lebih jauh dikemukakan Achmad Sugandhi (dikutip dalam Andriani, 2007: 10) Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang terdiri dari self instruction (dari internal) dan eksternal instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat internal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam 163

ISSN 2354614X pembelajaran yang bersifat eksternal prinsipprinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsipprinsip pembelajaran. Berdasarkan pengertian diatas bahwa pembelajaran dapat berhasil jika ada feed back atau balikan yang baik antara guru dengan peserta didik atau siswa. Seorang guru harus berusaha sebaik mungkin agar siswa dapat membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan memahami apa yang dipelajari, sehingga akan membentuk suatu perubahan pada diri siswa sesuai dengan minat dan kemampuan masingmasing. Jika sudah terjadi feed back antara guru dan siswa maka diharapkan tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode pembelajaran terdiri dari metode pembelajaran langsung (Direct instruction), metode pembelajaran kooperatif, (Cooperatif learning), metode pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning), metode pembelajaran diskusi (Discussion), dan metode pembelajaran strategi (Learning strategi) Arends dalam Andriani (2007:1719). Boud dan Felleti dalam Mohammad Jauhar (2000:7) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik serta menjadi pembelajar mandiri. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa, tetapi dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melibatkan pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri. Tujuan dari pembelajaran berbasis masalah yakni sebagai berikut, membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan ketrampilan intelektual serta melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman nyata atau simulasi sehingga ia dapat mandiri. Belajar merupakan sebuah aktifitas yang terdapat dalam diri manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung dan merubah individu dari tidak bisa menjadi bisa. Belajar yang efektif akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan hasil nilai dari yang telah dilaksanakan. Hamalik (2006: 164

ISSN 2354614X 30) Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Syah (2010:129) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu: 1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani, 2) faktor eksternal (dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, 3) faktor pendekatan belajar (Approach to Learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran. Istilah IPS merupakan sub program pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, oleh karena itu lahirlah Pendidikan IPS (dan Pendidikan IPA). Istilah ini adalah penegasan dan akibat dari istilah IPSIPA saja agar bisa dibedakan dengan pendidikan tinggi di Universitas. Al Mukhtar (1991: 47) menyatakan bahwa Mata pelajaran ilmuilmu sosial sendiri, sudah ada jauh sebelum digunakan istilah IPS seperti yang terdapat dalam kurikulum 1962 dan 1968. Istilah lain yang muncul selain dari nama Pendidikan IPS ini adalah Studi Sosial. Istilah ini diperkenalkan di Indonesia pada Tahun 1971, pada Seminar Nasional Civics Education di TawangmanguSolo, sebagai terjemahan dari istilah Social Studies yang telah digunakan di Amerika untuk mata pelajaran ini dalam kurikulum Sekolahnya. Beberapa definisi dari Social Study (Pendidikan IPS) ini, termasuk menurut Somantri (2001: 73103) sendiri adalah sebagai berikut: a. Suatu penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masnlahmasalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis, untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. b. Penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmuilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis, untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah, dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. 165

ISSN 2354614X Rumampuk (1988: 2) bahwa: Ilmu Pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya, serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik, untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan..jadi dapat simpulkan bahwa IPS merupakan konsep pilihan berdasarkan kriteria tertentu dari berbagai ilmu, lalu dipadu dan diolah secara didaktis pedagogis kearah kecocokannya dengan siswa, baik aspek pribadi maupun aspek sosial serta ekologisnya. Kita dapat menarik kesimpulan. bahwa betapapun secara redaksional pengertian Pendidikan IPS itu berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun dilihat dari substansinya, tampak jelas bahwa pengertianpengertian itu mempunyai substansi yang sama II. METODE PENELITIAN Seting Penelitian Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara langsung artinya dalam penelitian ini, peneliti yang juga merupakan sebagai guru kelas langsung melakukan identifikasi masalah. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas dibagi dalam dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe), serta refleksi (reflect). Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 1 Margapura dengan subyek penelitian siswa yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 11 orang lakilaki dan 10 orang perempuan. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini (1) Data kuantitatif sumbernya siswa, data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes. (2) Data kualitatif berupa data aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar yang dinilai oleh observer melalui lembar observasi. Prosedur Penelitian 166

ISSN 2354614X Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua kali tatap muka dan siklus ke dua terdiri dari dua tatap muka. Masingmasing kegiatan tatap muka adalah dua jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart yang terdiri dari dua siklus. a) Siklus 1 1. Perencanaan a) Membuat rencana pembelajaran (RPP) b) Membuat skenario pembelajaran c) Membentuk kelompokkelompok belajar d) Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru e) Mendesain alat evaluasi berupa tes awal dan tes akhir tindakan f) Media pembelajaran 2. Pelaksanaan a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan di pecahkan. b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa menunjau masalah dari berbagai sudut pandang. c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan untuk memecahkan masalah. d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang di perlukan untuk pemecahan masalah. e) Pengajuan hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil dan merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang di ajukan. f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah,yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat di lakukan sesuai dengan rumusan. 167

ISSN 2354614X 3. Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada pokok bahasan gejala gejala alam. 4. Refleksi Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan serta analisa, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri apakah dengan metode pembelajaran berbasis masalah telah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. b) Siklus II 1. Perencanaan a) Membuat rencana pembelajaran (RPP) b) Membuat skenario pembelajaran c) Membentuk kelompokkelompok belajar d) Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru e) Mendesain alat evaluasi berupa tes awal dan tes akhir tindakan f) Media pembelajaran 2. Pelaksanaan a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan di pecahkan. b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa menunjau masalah dari berbagai sudut pandang. c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan untuk memecahkan masalah. d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang di perlukan untuk pemecahan masalah. 168

ISSN 2354614X e) Pengajuan hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil dan merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang di ajukan. f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan masalah. 3. Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada pokok bahasan kenampakan alam dan keragaman sosial budaya. 4. Refleksi Refleksi meliputi kegiatan: analisis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan serta dianalisa, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri apakah dengan metode pembelajaran berbasis masalah telah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Teknik Pengumpulan Data a) Tes formatif (tes tertulis) Tes awal di berikan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa. Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa dalam memahami materi yang telah diberikan. b) Observasi Obsevasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar obsevasi. Tujuannya adalah untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kualitatif 169

ISSN 2354614X Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar observasi guru dengan menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik (4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya dihitung persentase ratarata dengan rumus sebagai berikut: Jumlah Skor total Persentase Nilai Ratarata (NR)= x 100 % Jumlah skor maksimal Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu: 75% < NR 100% : Sangat baik 50% < NR 75% : Baik 25% < NR 50% : Cukup 0% < NR 25% : Kurang (Depdiknas, 2004). 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut: a. Daya Serap Individu Kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurangkurangnya 65% (Depdiknas, 2004). Analisis data untuk mengetahui daya serap individu menggunakan rumus sebagai berikut: DSI: X Y x 100 Keterangan: X = Banyak skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI b. Daya Serap Klasikal = Daya serap individu Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika presentase daya serap klasikal sekurangkurangnya 65% (Depdinas, 2004). Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal menggunakan rumus sebagai berikut: DSK: P I x 100 Keterangan: P = Jumlah skor keseluruhan I = Jumlah skor maksimal DSK = Daya Serap Klasikal 170

ISSN 2354614X c. Ketuntasan Belajar Klasikal III. Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai adalah 80% (Depdiknas, 2004). Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini digunakan rumus: KBK: N S x 100 Keterangan: N = Banyaknya siswa yang tuntas S = Banyaknya siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal HASIL DAN PEMBAHASAN Data sebelum Tindakan Sebelum dilaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, terlebih dahulu mengadakan tes awal. Pemberian tes ini sebagai tes prasyarat untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengetahuan dasar siswa tentang materi pelajaran. Pemberian tes awal ini diharapkan dapat memberikan arah bagi peneliti untuk memberikan perhatian dan bimbingan belajar bagi siswa yang hasil tes awalnya masih rendah. Dari hasil tes awal seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Tes Awal No Aspek Perolehan Nilai Persen (%) Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor tertinggi Skor terendah Skor Ratarata Banyak siswa yang Tuntas Banyak siswa yang tidak tuntas Daya Serap Klasikal Ketuntasan Belajar Klasikal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 86,6 19,9 50,11 65 100 0 64 65 50,11% 33,3% 66,7% 50,11% 33,3% Sumber data: Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Margapura 1 orang 1 orang 7 orang 14 orang 171

ISSN 2354614X Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 disimpulkan bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes, siswa tuntas dengan rentang nilai 65100 ada 7 siswa (33,3%) dan siswa tidak tuntas dengan rentang nilai 064 sebanyak 14 siswa (66,7%), daya serap klasikal sebesar 50,11%. Rendahnya hasil tes awal disebabkan karena guru belum menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah. Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa perolehan ini memberikan arah bagi peneliti untuk melakukan tindakan siklus I. Hasil Tindakan Siklus 1 Pada akhir siklus, guru memberikan tes kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa benarbenar memahami pelajaran yang sudah dipelajarinya serta mengetahui keberhasilan tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1. Hasil tes siklus I terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Perolehan Tes Tindakan Siklus I No Aspek Perolehan Nilai Persen Ket (%) 1 Skor tertinggi 93,2 2 orang 2 Skor terendah 26,6 1 orang 3 Skor Ratarata klasikal 64,38 64,38% 4 Banyak siswa yang Tuntas 65 100 57,14% 12 orang 5 Banyak siswa yang tidak tuntas 0 64 42,86% 9 orang 6 Daya Serap Klasikal 64,38% 7 Ketuntasan Belajar Klasikal 57,14% 8 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 Sumber data: Hasil Perolehan Tes Siklus 1 Siswa Kelas IV Inpres 1 Margapura Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2, siswa tuntas dengan rentang nilai 65100 ada 12 siswa (57,14%) dan siswa tidak tuntas dengan rentang nilai 064 sebanyak 9 siswa (42,86%), daya serap klasikal sebesar 64,38%. Ketuntasan klasikal pada siklus ini belum mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti dan oleh sekolah. Hal ini disebabkan oleh pola pembelajaran sebelumya. Pola pembelajaran selama ini masih cenderung didominasi oleh guru dengan menjelaskan materi melalui ceramah dan didominasi siswa yang tinggi 172

ISSN 2354614X kemampuannya. Sedangkan siswa yang rendah kemampuan berfikirnya belum mendapat solusi yang baik untuk dapat memahami materi yang diajarkan. Akibatnya sebagian besar siswa cenderung menghafal, sehingga pengetahuan yang diterimanya mudah dilupakan. Faktor lain yang menyebabkan belum tercapainya hasil belajar adalah guru dalam menerapkan pembelajaran belum sepenuhnya serta masih ada beberapa siswa yang diam bahkan membuat kegiatan lain pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah sama sekali tidak termotivasi dan terbiasa dalam mengemukakan pendapat. Berdasarkan data tersebut, tindakan perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Hasil Observasi Tindakan Siklus I Fokus pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Hasil analisis observasi aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh hasil sebesar 50% kategori baik, pertemuan 2 sebesar 68,7% kategori baik ratarata 59,37%. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama sebesar 43,7% dengan kategori cukup, pertemuan 2 hasil observasi kegiatan siswa dengan prosentase 62,5% kategori baik ratarata 53,12%. Hasil Tindakan Siklus II Pada akhir siklus, guru memberikan tes kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa benarbenar memahami pelajaran yang sudah dipelajarinya serta mengetahui keberhasilan tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II. Hasil tes siklus II terlihat pada Tabel 3. 173

ISSN 2354614X Tabel 3. Hasil Perolehan Tes Tindakan Akhir Siklus II No Aspek Perolehan Nilai Persen Ket (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor tertinggi Skor terendah Skor Ratarata Banyak siswa yang Tuntas Banyak siswa yang tidak tuntas Daya Serap Klasikal Ketuntasan Belajar Klasikal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 100 37,5 78,57 65 100 0 64 65 78,57% 85,71% 14,29% 78,57% 85,71% 3 orang 1 orang 18 orang 3 orang Sumber data: Hasil Perolehan Tes Siklus II Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Margapura Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.3, siswa tuntas dengan rentang nilai 65100 ada 18 siswa (85,71%) dan siswa tidak tuntas dengan rentang nilai 064 sebanyak 3 siswa (14,29%), daya serap klasikal sebesar 78,57%. Ketuntasan klasikal pada siklus ini sudah mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti dan oleh sekolah. Peningkatan hasil belajar disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dalam proses belajar dilaksanakan lebih optimal. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk mencari informasi dari berbagai sumber tentang permasalahan bahkan mereka dapat bekerja sama dengan temanteman yang lebih tinggi kemampuan berfikirnya. Pertukaran informasi dan kerja sama antar tim dalam kelompok memberikan kontribusi yang sangat baik karena siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri, sehingga memungkinkan siswa memperoleh hasil yang memuaskan. Adanya pemahaman yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan data tersebut, tindakan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya karena sudah mencapai ketuntasan minimal (65). Hasil Observasi Tindakan Siklus II Adapun hasil observasi aktivitas guru pada tindakan siklus II pertemuan 1 sebesar 93,7% kategori sangat baik, pertemuan 2 sebesar 93,7% kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pertemuan 1 sebesar 81,2% 174

ISSN 2354614X kategori sangat baik, pertemuan 2 sebesar 93,7% kategori sangat baik ratarata 87,37%. Hasil Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil analisis tes akhir tindakan siklus II ratarata skor 78,57. Skor ini sudah melampaui ketuntasan minimal yaitu 65. Pada penelitian ini khususnya hasil tes akhir tindakan siklus II sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan, walaupun masih ada tiga siswa yang mendapat nilai di bawah standar ketuntasan minimal. Ketidak tuntasan siswa tersebut tidak mempengaruhi ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebab dari 21 siswa, ada 18 siswa yang sudah tuntas dengan prosentase KBK 85,71%. Bagi siswa yang belum tuntas, dapat diberi bimbingan khusus dan remedial untuk memperbaiki hasil perolehan skornya atau meningkatkan kemampuannya memahami pelajaran sehingga dapat dipastikan semua siswa memperoleh ketuntasan yang diharapkan. Hasil observasi aktivitas guru ratarata 87,5% kategori sangat baik sedangkan hasil observasi aktivitas siswa ratarata 87,37% kategori sangat baik. Peningkatan hasil belajar siswa membuktikan bahwa penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi IPS di SD Inpres 1 Margapura. Berdasarkan data siklus II disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya karena sudah mencapai KKM. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan di kelas IV SD Inpres 1 Margapura pada materi IPS melalui metode pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi yang sedang dipelajarinya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari Siklus I ke siklus II sebesar 28,57%. Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 35,4%. Sedangkan aktivitas siswa sebesar 28,55%. Perubahan tersebut meliputi peningkatan hasil belajar siswa, peningkatan kinerja guru dan peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. 175

ISSN 2354614X DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sugandi, Andiani, (2007). Peningkatan hasil belajar IPS ekonomi denganmenggunakan model pembelajaran berbasis masalahpada pokok bahasan perusahaan dan badan usahasiswa kelas vii smp negeri 4 randudongkalkabupaten pemalang. Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Al Muchtar, S. (1991). Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Disertasi. Bandung: PPS IKIP Bandung Jauhar, M. (2011). Implemenasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Rumampuk (1988) Media Instruksional IPS. Jakarta: P2LPTKDitjen Dikti. Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Rosda, Bandung. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 176