PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

KALIBRASJ KELUARAN BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100C NO. SERI 1402 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSA T Dr. SUTOMO, SURABA Y A

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK MODEL GK MENGGUNAKAN PROTOKOL TRS 277 DAN TRS 398

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Assef Firnando Firmansyah, Nurman Rajagukuguk

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENENTUAN DOS IS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL 4 MeV DI DALAM FANTOM AIR MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

UNIVERSITAS INDONESIA

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 1-8

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

PERHITUNGAN EFISIENSI DAYA BERDASAR PROSEN- TASE KEDALAMAN DOSIS (PDD) PADA LINAC MEDIS RS DR. SARDJITO

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

Eni Suswantini PTKMR - BATAN

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II LINEAR ACCELERATOR

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

Berkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENENTUAN DOSIS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

ANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

KARAKTERISTIK KUAT KERMA DAN KONSTANTA LAJU DOSIS SUMBER Ir-192 mhdr BERDASARKAN SIMULASI MONTE CARLO

Transkripsi:

Sri Inang Sunayarti, dkk ISSN 0216-3128 193 PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU Sri Inang Sunaryati, Fendinugroho, Assef Firnando Firmansyah, Nurman R dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN Kawasan Nukir Pasar Jumat, Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440 email: sri.inang12@gmail.com ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI LIMA BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU. Telah dilakukan pengukuran untuk menentukan parameter dosimetri awal berkas foton 6 MV dari lima buah pesawat pemercepat linier medik Elekta yang pesawat permercepat linier medik Varian Clinac ix Silhoutte baru dipasang di beberapa rumah sakit. Parameter dosimetri meliputi persentase dosis di kedalaman dan luaran. Pengukuran persentase dosis di kedalaman dilakukan menggunakan sistem dosimeter IBA, sedangkan pengukuran luaran menggunakan sistem dosimeter Farmer. Pengukuran dilakukan di dalam fantom air pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm. Perhitungan laju dosis serap air berkas foton dilakukan menggunakan publikasi International Atomic Energy Agency yang terdapat dalam Technical Report Series No. 398. Hasil yang diperoleh menunjukkan parameter dosimetri awal berkas foton 6 MV dari kelima pesawat sudah memenuhi spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Perhitungan laju dosis serap air menunjukkan bahwa laju dosis serap air sebesar 200 cgy/200 MU ± 2. Sebagai kesimpulan berkas foton 6 MV dari keempat pesawat pemercepat linier medik Elekta dan Varian Clinac tersebut sudah dapat digunakan untuk penyinaran pasien. Kata kunci: pesawat pemercepat linier medik Elekta, Varian Clinac, berkas foton, persentase dosis di kedalaman dan dosis serap air. ABSTRACT DETERMINATION OF THE INITIAL DOSIMETRY PARAMETER FOR 6 MV FROM FIVE NEW ELEKTA AND VARIAN CLINAC LINEAR ACCELERATOR MACHINES. Measurement on the some initial dosimetry parameter for 6 MV photon beams from four new Elekta and Varian Clinac linear accelerator machines has been carried out. The dosimetry parameter consists of the percentage depth doses and the output. The measurement of the percentage depth doses has been carried out inside a water phantom by using an IBA dosemeter system,while the output of the machines by using a Farmer dosemeter system. Measurement has been performed at the source to the surface distance of 100 cm. The calculation of the absorbed doses to water of the machines has been done with The International Atomic Energy Agency publication in The Technical Report Series No. 398. The result obtained show that the dosimetry parameter meet the written specification from the manufacturer. The output of the machines were 200 ± 2. In summary the 6 MV photon beams from four new Elekta and Varian Clinac linear accelerator machines were ready for use for clinical purposes. Keywords: Elekta linear accelerator machine, Varian Clinac, photon beam, percentage depth dose and absorbed dose to water PENDAHULUAN P erkembangan penggunaan radiasi pengion di bidang radioterapi beberapa tahun terakhir ini sangat pesat baik secara kuantitas maupun kualitas. Dua tahun terakhir ini saja sekurang-kurangnya 7 buah pesawat terapi baru baik pesawat Co-60 atau pesawat pemercepat linier medik dipasang di beberapa rumah sakit [1]. Pada akhir tahun 2015, Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo selesai memasang sebuah pesawat pemercepat linier medik Varian ix Silhoutte. Pesawat tele terapi ini dapat memancarkan berkas radiasi foton 6 dan 10 MV serta berkas radiasi elektron dengan energi nominal 6, 9, 12, 15 dan 18 MeV. Pada bulan Februari 2016, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda selesai memasang sebuah pesawat pemercepat linier medik Elekta Precise Treatment no. seri 153540. Pesawat tele terapi ini dapat memancarkan berkas foton 6 dan 10 MV serta berkas elektron dengan energi nominal 4, 6, 8, 10, 12, 15 dan 18 MeV. Pesawat ini

194 ISSN 0216-3128 Sri Inang Sunayarti, dkk merupakan pesawat pemercepat linier medik yang pertama di Pulau Kalimantan. Pada bulan Maret 2016, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Kariadi, Semarang juga selesai memasang pesawat dengan model yang sama no. seri 153960 untuk menggantikan pesawat Mitsubishi yang sudah lama tidak digunakan karena mengalami kerusakan. Pada bulan Juni 2016 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sardjito, Yogyakarta juga selesai memasang pesawat model Elekta Synergy Platform no. seri 154929 yang memancarkan berkas foton 6 dan 10 MV serta berkas elektron dengan energi nominal 6, 8, 10, 12, 15 dan 18 MeV. Terakhir pada bulan yang sama, Rumah Sakit Ken Saras, Ungaran yang memasang pesawat dengan model berbeda yaitu Elekta Compact no. seri 201165 mono energi yang hanya memancarkan berkas foton 6 MV. Setelah sebuah pesawat pemercepat linier medik selesai dipasang, maka dilakukan serangkaian tes keberterimaan (acceptance test) yang bertujuan untuk menjamin bahwa pesawat memenuhi spesifikasi tertulis yang dikeluarkan oleh pabrik. Salah satu tes keberterimaan adalah pengukuran parameter dosimetri yang antara lain adalah persentase dosis di kedalaman [2,3]. Setelah tes keberterimaan selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan laju dosis serap air dari berkas radiasi yang dipancarkan oleh pesawat pemercepat linier medik tersebut [4]. Pengukuran terakhir ini sangat penting untuk mendapatkan Sertifikat Kalibrasi dari pesawat pemercepat linier medic yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk izin penggunaan sumber radiasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Sudah tentu data pengukuran pertama ini sangat penting, karena akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan kendali mutu pesawat tersebut [5]. Makalah ini menguraikan penentuan parameter dosimetri awal berkas radiasi foton 6 MV yang dipancarkan dari lima buah pesawat pemercepat linier medik Elekta yang baru dipasang di beberapa rumah sakit tersebut di atas. Pesawat pemercepat linier medik Elekta model Elekta Precise Treatment, Elekta Compact dan Elekta Synergy Platform dan Pesawat Pemercepat Linier Medik Varian ix Silhouttenomor Seri 1057 dapat dilihat pada Gambar 1. TEORI Kualitas Radiasi Berkas Foton Salah satu parameter dosimetri yang penting dari sebuah pesawat pemercepat linier medik adalah kurva persentase dosis di kedalaman. Untuk berkas foton, indeks kualitas radiasi dapat ditentukan berdasarkan perbandingan dosis pada dua kedalaman yang diperoleh dari kurva persentase dosis di kedalaman ini. Disamping itu juga dapat ditentukan kedalaman dosis mencapai nilai maksimum, D mak. Kualitas berkas radiasi dari berkas foton sangat penting, karena faktor koreksi detektor yang digunakan untuk menentukan luaran bergantung pada besaran ini. Faktor koreksi ini diperlukan karena detektor dikalibrasi terhadap berkas Co-60, sedangkan berkas radiasi foton yang diukur adalah 6 MV. Gambar 1. Pesawat pemercepat linier medik model Elekta Precise Treatment no. seri 153540 milik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Elekta Compact no. seri 201165 milik Rumah Sakit Ken Saras dan Elekta Synergy Platform no. seri 154929 milik Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sardjito, Yogyakarta dan Pesawat Pemercepat Linier Medik Varian ix Silhoutte nomor Seri 1057 milik Rumah Sakit Santosa Kopo Bandung Untuk menyatakan kualitas radiasi berkas foton protokol Nordic menggunakan PDD 20,10 yaitu perbandingan persentase dosis di kedalaman 10 cm dan 20 cm dengan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm pada jarak sumber radiasi ke permukaan fantom konstan yaitu 100 cm. Sementara itu protokol AAPM menggunakan perbandingan dosis di kedalaman 10 cm dan 20 cm dengan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm pada jarak sumber radiasi ke detektor konstan yaitu 100 cm [6,7]. Perbandingan ini disebut sebagai Tissue Phantom Ratio, TPR 20,10. Publikasi IAEA yang terdapat dalam Technical Report Series No. 398 menyebutnya sebagai Indeks Kualitas Radiasi. TPR 20,10 pada protokol AAPM dapat juga dihitung dari D 20,10 pada protokol Nordic menggunakan persamaan di bawah ini. TPR 20,10 = 1,2661 x PDD 20,10 0,0595 (1)

Sri Inang Sunayarti, dkk ISSN 0216-3128 195 Untuk kepentingan acceptence test pabrik pesawat Elekta ini menyatakan bahwa untuk berkas foton 6 MV persentase dosis di kedalaman 10 cm, lapangan radiasi 10 cm x 10 cm dan jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm adalah 67,0 ± 2 [8]. Penentuan Laju Dosis Serap Air Berkas Foton Penentuan laju dosis serap air berkas foton dengan kualitas radiasi Q dapat ditentukan berdasarkan pengukuran menggunakan detektor ionisasi yang dikalibrasi dalam besaran dosis serap air terhadap berkas gamma Co-60,ND,w menggunakan persamaan berikut ini [9]; D w,q = M Q N D,w k Q (2) dengan Dw,Q : dosis serap berkas foton dengan kualitas Q (mgy) MQ : bacaan dosimeter terkoreksi terhadap temperatur, tekanan udara, polaritas dan rekombinasi ion (nc) ND,w : faktor kalibrasi detektor dengan berkas sinar gamma Co-60 (mgy/nc) kq : faktor koreksi kualitas berkas foton, untuk detektor (Tabel 14 TRS No. 398) TATA KERJA Pengukuran Persentase Dosis Di Kedalaman (PDD) Berkas Foton 6 MV Pengukuran persentase dosis di kedalaman berkas foton 6 MV dilakukan di dalam fantom air berukuran 50 cm x 50cm x 50 cm menggunakan sistem dosimeter IBA dengan jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm [9]. Fantom air yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2. digerakkan di sepanjang sumbu utama berkas radiasi untuk pemindaian (scanning) yang menggambarkan distribusi dosis radiasi berkas foton tersebut di setiap kedalaman. Pengukuran dilakukan sampai pada kedalaman tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil pemindaian distribusi dosis pada setiap kedalaman ini ditampilkan pada layar computer dalam bentuk kurva. Dari kurva yang diperoleh dapat diketahui persentase dosis pada kedalaman yang diinginkan. Pengukuran Laju Dosis Serap Air Berkas Foton Pengukuran laju dosis serap air dilakukan menggunakan detektor pengionan volume 0,6 cc tipe TW 30013 no.seri 6367 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe 2570/1B no. seri 1182. Pertama Gantri pesawat diletakkan pada sudut 90 sehingga berkas radiasi datang pada arah vertical terhadap permukaan fantom air yang berjarak 100 cm dari sumber radiasi. Lapangan radiasi pada permukaan fantom diatur 10 cm x 10 cm dan kedalaman detektor 10 cm. Selanjutnya waktu penyinaran pada panel control pesawat diatur pada 200 MU. Setelah itu dilakukan pengukuran faktorfaktor koreksi seperti rekombinasi ion dan efek polaritas [9]. Setelah pengukuran faktor-faktor koreksi pada Persamaan 2 itu selesai, maka dilakukan pengukuran laju dosis serap air dari berkas radiasi foton 6 MV. Pengambilan data dilakukan 5 buah.temperatur dan tekanan ruang selama pengukuran diamati. Susunan peralatan pada pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3. Pada pengukuran ini laju dosis serap air yang diperoleh harus mendapatkan nilai 1 cgy ~ 1 MU ± 2. Jika di luar nilai ini maka harus diusahakan sedekat mungkin dengan cara memutar (adjustment) potensiometer dari pesawat. Gambar 2. Fantom air yang digunakan untuk pengukuran PDD Mula-mula detektor ionisasi diletakkan di permukaan air pada sumbu utama berkas radiasi. Untuk mendapatkan posisi yang akurat, maka digunakan alat bantu berupa Optical Field Size Indicator yang terdapat pada Head pesawat pemercepat linier terebut. Kemudian dengan bantuan komputer, secara otomatis detektor tersebut Gambar 3. Susunan peralatan pada pengukuran berkas foton 6 MV. Detektor diletakkan di dalam fantom air pada kedalaman 10 cm, jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi pada permukaan air 10 cm x 10 cm.

196 ISSN 0216-3128 Sri Inang Sunayarti, dkk HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran persentase dosis di kedalaman berkas foton 6 MV pada jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm dari pesawat pemercepat linier model Elekta Synergy Platform no. seri154929 disajikan pada Gambar 4. Dosis Kedalaman (mm) Gambar 4. Kurva persentase dosis di kedalaman dari pesawat pemercepat linier model Elekta Synergy Platform no. seri 154929 untuk berkas foton 6 MV pada jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm. Dari kurva persentase dosis di kedalaman tersebut di atas dapat diperoleh kedalaman dosis mencapai maksimum, R 100, persentase dosis di kedalaman 10 cm, PDD 10 dan 20 cm, PDD 20 dan rasionya disajikan pada Tabel 1. Dari rasio PDD 20,10, maka dengan menggunakan Persamaan 1 diperoleh TPR 20,10 yang hasilnya disajikan pada tabel yang sama. Nilai TPR 20,10 ini akan menentukan nilai faktor koreksi k Q dari detektor yang digunakan untuk pengukuran menggunakan Tabel 14. Dalam Technical Report Series No. 398, yang hasilnya disajikan pada table yang sama. Untuk pesawat pemercepat linier yang lain hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Spesifikasi tertulis yang diberikan pabrik pesawat pemercepat linear menyatakan bahwa untuk berkas foton 6 MV, persentase dosis di kedalaman 10 cm adalah 67,5 dengan deviasi maksimum sebesar 2 [12]. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa semua persentase dosis pada kedalaman 10 cm mendapatkan hasil yang sangat baik dengan perbedaan maksimum 0,5 terhadap nilai 67,5 yang diberikan oleh pabrik. Dengan demikian berkas foton 6 MV dari keempat pesawat tersebut sudah memenuhi spesifikasi tertulis yang dikeluarkan oleh pabrik. Dapat dilihat juga dari Tabel 2 untuk pesawat permercepat linier medik Varian Clinac IX Silhoutte dengan Merk dan pabrik yang berbeda juga memenuhi spesifikasi tertulis yang dikeluarkan oleh pabrik. Hasil penentuan laju dosis serap air berkas foton 6 MV dari keempat pesawat pemercepat linier medik Elekta pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm yang dihitung menggunakan Persamaan 2 dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilihat bahwa keempat pesawat pemercepat linier medik Elekta dan pesawat permercepat linier medik Varian Clinac ix Silhoutte tersebut mendapatkan laju dosis serap air yang cukup baik dengan deviasi maksimum sebesar 0,8 terhadap nilai 1,00 Monitor Unit ~ 1,00 cgy. Tabel 1. Parameter dosimetri berkas radiasi foton 6 MV dari 4 pesawat pemercepat linier medik Elekta pada jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 100 cm dan lapangan radiasi di permukaan 10 cm x 10 cm R 100 mm D 10 D 20 D 20 /D 10 TPR20,10 153540 13,02 67,31 39,65 0,589 0,683 0,9914 153960 16,2 67,51 39,03 0,578 0,672 0,9908 154929 15,1 67,2 39,24 0,584 0,680 0,9900 201165 15,1 67,0 38,4 0,573 0,666 0,9914 Tabel 2. Parameter dosimetri berkas radiasi foton 6 MV pesawat permercepat linier medik Varian Clinac IX Silhoutte pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm menggunakan detektor Wellhőfer IC 69 Farmer no. seri 30013-0689 [11] R 100 D 10 D 20 mm D 20 /D 10 TPR20,10 k Q 153540 15,1 67,0 38,5 0,575 0,669 0,9919 k Q

Sri Inang Sunayarti, dkk ISSN 0216-3128 197 Tabel 3. Luaran berkas foton 6 MV pesawat permercepat linier medik Elekta pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm MQ nc/200mu ND,w mgy/nc kq Ks Kpol D10 PDD Dmak * mgy/200m U 153540 25,047 54,27 0,9897 1,0018 1,001 1349,302 67,31 2004,61 153960 24,984 54,27 0,9908 1,0018 1,0025 1347,279 67,51 1995,67 154929 25,161 54,27 0,9900 1,0018 1,0002 1354,564 67,20 2016,00 201165 24,598 54,27 0,9914 1,0023 1,001 1328,553 66,12 2009,31 *Ketidakpastian terentang (expanded uncertainty ± 2,17 ) untuk tingkat kepercayaan 95 [10] Tabel 4. Luaran berkas foton 6MV pesawat permercepat linier medik Varian Clinac ix Silhoutte pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm Foton MQ ND,w D10 PDD Dmak * MQ Ks Kpol MV nc/200mu mgy/nc 6 24,841 54,27 0,9919 1,0025 1,000 1341,30 67,0 2001,95 *Ketidakpastian terentang (expanded uncertainty ± 2,17 ) untuk tingkat kepercayaan 95 [10] KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa berkas radiasi foton 6 MV dari kelima pesawat pemercepat linier medik Elekta dan pesawat permercepat linier medik Varian Clinac ix Silhoutte tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Demikian juga halnya laju dosis serap air berkas foton 6 MV yang dipancarkan dari pesawat tersebut sudah cukup baik. Dengan demikian secara teknis berkas radiasi foton 6 MV dari keempat pesawat teleterapi ini sudah dapat digunakan untuk penyinaran pasien. Data awal ini dapat juga dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan kendali mutu dari masing-masing pesawat pemercepat linier tersebut di atas. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh staf Unit Radioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Kariadi, Semarang, Rumah Sakit Ken Saras, Ungaran, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sardjito, Yogyakarta, staf Unit Radioterapi Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Koposerta PT Indosopha Sakti sebagai vendor pesawat pemercepat linier Elekta atas kerjasamanya sehingga penulisan ini dapat selesai. DAFTAR PUSTAKA 1. Komunikasi pribadi dengan beberapa personil Vendor pesawat teleterapi di Indonesia. 2. William, J.R., and Twaites, D.I., Radiotherapy in practice, Oxford Medical Publication, 1993. 3. Jhon Horton. Ph.D., Handbook Radiation Therapy Physics, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J., 1987. 4. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2006 tentang kalibrasi alat ukur radiasi dan keluaran sumber radiasi, standardisasi radionuklida dan fasilitas kalibrasi, BAPETEN, Jakarta, 2007. 5. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Keputusan Ka. BAPETEN No. 21/Ka-BAPETEN/XII-02 tentang Jaminan Kualitas Instalasi Radioterapi, Jakarta, 2002. 6. International Commision On Radiological Units and Measurement, Radiation dosimetry: electron beams with energies between 1 and 50 MeV, ICRU Rep. 35, ICRU Publications, Bethesda, MD, 1984. 7. American Association Of Physicists In Medicine, Code of practice of X-ray therapy linear accelerator, a protocol for the determination of absorbed dose from high-energy and electron beam, Medical Physics 10, 1983. 8. Manual Elekta Synergy, Acceptance Test, 2007. 9. International Atomic Energy Agency, Absorbed Dose Determination in External Beam Radiotherapy ; An International Code of Practice for Dosimetry Based on Standards of Absorbed Dose to Water, Technical Report Series No. 398, IAEA, Vienna, 05June 2006. 10. International Standardization Organization, Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, ISO, Switzerland, 1995. 11. Sunaryati, S.I., Penentuan Dosimetriawal Berkas Foton Dan Elektron Pesawat Pemercepat Linier Medik Varian Clinac Ix Silhoutte Nomor Seri 1057. Jakarta, 2016. 12. High Energy C-Series Clinac, Costumer Acceptance Test Procedure. Varian Medical System, Revision U, 2009.