Kualitas produk deep drawing sangat tergantung dari penentuan yang tepat dari variabelvariabel

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri,

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

Mengenal Proses Deep Drawing

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH SIFAT PLASTISITAS MATERIAL TERHADAP KUALITAS PRODUK HASIL PROSES DEEP DRAWING

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

ANALISIS SQUARE CUP DEEP DRAWING

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING CUP (BASKOM) PELAT JENIS STAINLESS STEEL 304 DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ABAQUS 6.9-3

PENGARUH BLANK HOLDER FORCE (BHF) TERHADAP CACAT WRINKLING DAN KOEFISIEN GESEK PADA PROSES CUP DRAWING

SIFAT MAMPU BENTUK LEMBARAN PLAT BAJA KARBON RENDAH PADA PROSES TARIK DALAM

Pengaruh Tebal Blank dan Viskositas Pelumas Terhadap Nilai Stretchability dan Kekerasan Dinding Kubah Baja DDQ SPCE- SD

TUGAS AKHIR DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA

PENGARUH JENIS SAMBUNGAN PELAT TERHADAP TERJADINYA CACAT KERUT PADA PROSES CUP DRAWING

SIMULASI DAN OPTIMISASI PROSES CUP DRAWING UNTUK MENGURANGI CACAT KERUT DAN PENIPISAN

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga pada Material Aluminium AlMg 3

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

TUGAS AKHIR. Study Pengaruh Sifat Plastisitas Material Terhadap Kualitas Produk Deep Drawing Cylinder Cup

STUDI SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

OPTIMISASI DESAIN DIES PADA PROSES EKSTRUSI UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA CACAT RONGGA

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen pun semakin besar seiring jalannya persaiangan yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.

RANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

ANALISA MAMPU BENTUK ALUMINIUM KOMERSIAL TERHADAP EFEK PERBEDAAN KETEBALAN MATERIAL PADA PROSES SPINNING

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006)

ANALISA TEGANGAN PADA PEMBENTUKAN KOMPONENGROMMET GASKET EXHAUST SEPEDA MOTOR MELALUI DEEP DRAWING

ANALISIS DAN EKSPERIMEN BLANK HOLDER GAP MINIMUM PADA PROSES RECTANGULAR CUP DEEP DRAWING

PERKEMBANGAN CACAT RONGGA PADA PROSES EKSTRUSI

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

R. Hengki Rahmanto 1)

SIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON

BAB II PERTIMBANGAN DESAIN

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM

PENGARUH BLANK HOLDER FORCE (BHF) DAN KOEFISIEN GESEK TERHADAP CACAT WRINKLING PADA PROSES CUP DRAWING

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan produk produk yang berkualitas agar merebut. pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

II. TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

PENGUJIAN CUP DRAWING PADA PLAT TIPIS DENGAN SAMBUNGAN LAS TITIK, TEKUK, DAN TANPA SAMBUNGAN

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Simulasi Komputer

Penentuan Kondisi Kelonggaran Cetakan Optimum Pada Pemotongan Logam Plat Menggunakan Deform2D dan Pendekatan Analisis Ragam (ANOVA)

Bab II STUDI PUSTAKA

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

TUGAS AKHIR ANALISA KEMAMPUAN TARIK PLAT TAILOR WELDED BLANKS DENGAN KETEBALAN 0,7 MM DAN 1,5 MM MENGGUNAKAN LAS SHIELDED METAL ARC WELDING

STUDI EKSPERIMENTAL SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

Optimasi Dimensi Tebal Awal Pelat Pada Proses Pembengkokan Bentuk Jogged Flange Dengan Simulasi Tiga Dimensi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Lengkung (Bend Process)

DENGAN VARIASI KETEBALAN PLAT

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK

PENGARUH KETEBALAN MATERIAL DAN CLEARANCE PROGRESSIVE DIES TERHADAP KUALITAS PRODUK RING M7

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BEAD TERHADAP CACAT MATERIAL SPCEN SD DALAM PROSES TRY-OUT OUTER PILLAR B - LH PADA PROTOTYPE MPV CARNESIA

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.

ANALISIS MASALAH KERUTAN (WRINKLE) PADA PRODUK ALAS KALENG UKURAN 681 GRAM

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

C.2. Studi analisis pengaruh variasi beban dan kecepatan

Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

Forming Process Product Trunk Profile C + / Channel Plus On Cold Form Steel Machine

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

ANALISIS SIMULASI PROSES IRONING UNTUK MENGETAHUI KETINGGIAN DINDING BERDASARKAN VARIASI REDUKSI KETEBALAN DINDING

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

Transkripsi:

ANALISIS KERUSAKAN PADA PROSES MANUFAKTUR PRODUK OTOMOTIF TUTUP SHOCK ABSORBER DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI ABAQUS 65-3 SE DEFECT ANALYSIS ON CUP OF SHOCK ABSORBER USING ABAQUS 65-3 SE Muhammad Alfatih Hendrawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I pabelan Surakarta 57102 Telp (0271) 717417 ABSTRAK Kualitas produk deep drawing sangat tergantung dari penentuan yang tepat dari variabelvariabel proses yang terlibat di dalamnya sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya cacat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kerusakan yang terjadi pada proses deep drawing produk otomotif tutup shock absorber dengan metode elemen hingga yang menggunakan paket software ABAQUS 65-3 SE. Parameter-parameter yang diteliti adalah pengaruh variasi die radius dan die clearance terhadap kemungkinan terjadinya cacat kerut dan pecah. Hasil simulasi yang divalidasi dengan hasil eksperimen menunjukkan bahwa faktor radius dan clereance yang tidak tepat dalam desain perancangan dies menyebabkan cacat pecah (tearing) atau cacat kerut (wrinkling). Pada simulasi radius die 5 mm mengalami penipisan pelat yang paling besar, hal ini menunjukan bahwa semakin kecil radius die akan mengakibatkan penipisan material (ironing) dimana pada tahap ini cenderung terjadi cacat tearing. Pada simulasi menunjukkan bahwa die clearance yang semakin besar akan mengakibatkan cacat kerut (wrinkling) yaitu pada clearance 1,3, 1,4 dan 1,5 mm. Kata Kunci: Proses deep drawing, die clearance, dan die radius. ABSTRACT Deep drawing quality is depend on how the variables process can be set right to avoid some defects. The aim of this research is analyzing the defect of deep drawing product, the cup of shock absorber, by finite element method using ABAQUS 65-3 SE. The variables would be investigated were the effect of die radius and die clearance that cause wrinkling or tearing in the product. The result of this research is the smaller die radius can cause tearing and the larger die clearance can cause wrinkling. In the simulation, die radius 5 mm have experienced ironing during drawing process, this fact show that this step will tend to place tearing. The other simulation, die clearance 1.3, 1.4 and 1.5 mm have caused wrinkling at deep drawing process. Keywords: Deep drawing process, die clearance, and dies radius. Analisis Kerusakan pada Proses Manufaktur Produk Otomotif... (M. Alfatih Hendrawan) 75

PENDAHULUAN Proses deep drawing merupakan salah satu proses sheet metal forming yang banyak digunakan pada industri manufaktur, terutama untuk menghasilkan komponen-komponen produk otomotif dan alat-alat rumah tangga, seperti pada pembuatan produk tutup shock absorber. Pembuatan komponen dengan deep drawing dapat menimbulkan beberapa cacat seperti pecah, kerut, dan penipisan pelat akibat kontak dengan dies. Bentuk-bentuk cacat tersebut harus dicegah atau bahkan dihindari semaksimal mungkin agar dapat menekan biaya produksi. Pada umumnya untuk menghindari permasalahan tersebut, perusahaan manu-faktur memerlukan langkah eksperimen trial and error yang menelan biaya yang cukup besar. Sobek atau pecah merupakan salah satu jenis kerusakan yang sering terjadi pada proses manufaktur produk deep drawing seperti pada tutup shock absorber. Kualitas produk tersebut sangat tergantung dari penentuan yang tepat dari variabelvariabel proses yang terlibat selama proses manufaktur sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya cacat. Cacat pecah pada produk deep drawing dapat terjadi di bagian sisi bawah, atas atau pada arah vertikal atau melingkar pada sisi dari hasil produksi. Penyebab terjadinya cacat pecah pada produk dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tekanan punch yang terlalu besar sehingga menimbulkan regangan material menjadi besar dan menghasilkan dinding yang terlalu tipis. Jenis cacat pecah ini juga dapat terjadi akibat tarikan material yang besar pada posisi di sudut die yang tajam. Pada proses deep drawing, kualitas produk sangat dipengaruhi oleh pola aliran material yang mengalir melalui die. Aliran yang berlebihan dapat menim-bulkan cacat kerut (wrinkling) sedangkan kekurangan aliran material dapat menimbulkan cacat pecah (fracture). Blank holder memegang peranan yang sangat besar dalam mengatur pola aliran material ini. Jika jumlah aliran material dapat dipilih yang sesuai maka kedua cacat tersebut dapat dihindari (Ahmetoglu & Altan, 1992). Beberapa peneliti telah menganalisa proses deep drawing dan beberapa fenomena cacat yang terjadi selama proses. Moura dkk. (2004) menganalisa kerusakan pada produk deep drawing dari sisi cetakannya yang mengalami pecah setelah beberapa kali penggunaan. Dengan menggunakan metode elemen hingga dengan software DEFORM 7.0, Moura menyatakan bahwa die yang pecah disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada daerah lekukan yang melampaui nilai yang diijinkan. Moura kemudian menyarankan perubahan material die atau perubahan rancangan die dan juga penambahan pelumas pada permukaan die/blank. Kleiber dan Knabel (2000) menyatakan bahwa metodologi yang dikembangkan untuk keandalan pada operasi pembentukan (sheet metal forming) yakni; Penjumlahan struktur untuk masalah karakteristik dengan deformasi yang besar. Forming Limit Diagram (FLD) dipakai dalam praktik industri untuk mengetahui kreteria kerusakan dalam proses produksi sebagai batas fungsi untuk keandalan analisis. Kemungkinan terjadi kerusakan pada operasi proses forming pada gesekan antara bagian-bagian die dengan material (pelat) atau gaya blank holder. Zhang dan Zhow (1999) menyatakan bahwa; proses sheet metal forming sebagai kunci efek dari tegangan adalah Forming Limit Stress Diagram (FLSD). Maka Forming Limit Stress Diagram sebagai dasar pada 76 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 75-82

tegangan linier dan juga bisa diaplikasikan pada tegangan (strain path) yang komplek, untuk mengetahui kreteria kerusakan/ kecacatan hasil proses produksi. Takuda dan Mori (2003) menyatakan bahwa; pembentukan lembaran pelat dengan kondisi pemanasan pada proses deep drawing untuk jenis 304 Stainless Steel dilakukan secara eksperiment. Untuk mengetahui kelakuan dari deformasi pelat dan perubahan temperatur di dalam lembaran pelat yang disimulasikan dengan pendekatan Metode Elemen Hingga (MEH). Perkembangan dalam proses pembentukan pelat dicapai dengan perbandingan temperatur panas di bawah 150 0 C dengan pendinginan dari punch. Fereshteh-Saniee dan Montazeran (2003) menyatakan bahwa; proses deep drawing merupakan salah satu proses penting dalam pembentukan pelat. Metode yang dipakai dalam simulasi numerik adalah Metode Elemen Hingga, dalam simulasi efek dari tipe elemen pada pembebanan pembentukan, variasi dari ketebalan lembaran pelat dan koefisien gesekan pada kurva langkah pembebanan. Hasil dari metode penelitian dibandingkan dengan hasil numerik dengan hasil eksperiment, dasar dari perbandingan dengan menggunakan perumusan Siebel s untuk keakurasian hasil yang dibandingkan dengan hubungan analisis. Samuel (2004) menyatakan bahwa; batas regangan pada proses pemben-tukan adalah perluasan material yang digunakan seluruhnya pada pembentukan pelat untuk ukuran yang sesuai dengan deformasi material, sebagai kreteria batas kecacatan hasil produk. Kriteria ini sangat tepat ketika besar regangan linear seluruhnya terdeformasi. Data ini sangat signifikan memperlihatkan kekuatan dan ketergantungan komplek. Pada batas kriteria regangan pada material. Dalam kasus ini, cara numerik adalah menggunakan software MARC K7.1 3D untuk menganalisa batas elemen. Tujuan umum FEA adalah menggunakan dua prosedur implisit dan ekplisit. Pemodelan dalam analisa untuk memprediksi tegangan dan regangan diagram batas pembentukan dan pendistribusian kedalaman pada proses deep drawing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi radius die dan die clearance dalam proses deep drawing terhadap timbulnya cacat, melakukan analisis simulasi berbagai die clearance pada pembentukan tutup shock absorber dan berbagai die radius pada pembentukan tutup shock absorber. Adapun manfaat penelitian ini adalah bagi perkembangan ilmu pengetahuan yaitu dengan melakukan simulasi sebelum proses sesungguhnya, maka akan mengurangi langkah trial and error, sehingga dapat menghindari kesalahan produk dan dapat menekan biaya keseluruhan produksi dan mengetahui beberapa variabel yang menyebabkan cacat produk maka akan mengurangi bahan pelat yang dibuang atau meminimalisir penggunaan bahan. Sedangkan manfaat penelitian bagi institusi adalah pada penelitian menggunakan peralatan yang dapat digunakan untuk penelitian lanjutan dan hasil penelitian akan menambah pemahaman bagi peneliti selanjutnya. Cacat pecah pada produk deep drawing dapat terjadi di bagian sisi bawah, atas atau pada arah vertikal atau melingkar pada sisi dari hasil produksi. Penyebab terjadinya cacat pecah pada produk dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tekanan punch yang terlalu besar sehingga menimbulkan regangan material menjadi besar dan menghasilkan dinding yang terlalu tipis. Jenis cacat pecah ini juga dapat terjadi akibat tarikan material yang besar Analisis Kerusakan pada Proses Manufaktur Produk Otomotif... (M. Alfatih Hendrawan) 77

pada posisi di sudut die yang tajam. Permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi bagaimana pengaruh die clearance dan die radius terhadap kemungkinan terjadinya cacat pecah. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mengetahui pengaruh variasi radius die dan die clearance dalam proses deep drawing terhadap timbulnya cacat, (2) melakukan analisis simulasi berbagai die clearance pada pembentukan tutup shock absorber, dan (3) melakukan analisisi berbagai die radius pada pembentukan tutup shock absorber Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) dengan melakukan simulasi sebelum proses sesungguhnya, maka akan mengurangi langkah trial and error, sehingga dapat menghindari kesalahan produk dan dapat menekan biaya keseluruhan produksi, dan (2) dengan mengetahui beberapa variabel yang menyebabkan cacat produk maka akan mengurangi bahan pelat yang dibuang atau meminimalisir penggunaan bahan. Dalam hal ini maka dapat menekan ongkos bahan baku serendah mungkin. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan pemodelan fisik dan metode elemen hingga dengan menggunakan software ABAQUS 65-3 SE. Eksperimen dilakukan dengan sebuah alat yang terdiri dari: Bagian bagian dari peralatan (tool & die) secara umum terdiri dari: 1). Punch: Peralatan die bagian atas yang berfungsi untuk menekan pelat ke bawah. 2). Lower Die: Bagian die yang bawah yang berfungsi untuk menahan tekanan punch saat proses penekanan pelat. 3). Blank Holder: Bagian die yang bergerak naik turun, berfungsi sebagai penjepit pelat yang ditekan agar tidak bergeser. Pada metode elemen hingga dengan software ABAQUS, langlah-langkah yang dilakukan adalah mulai dari menentukan geometri dan model benda, model material dan perilaku permukaan yang kontak, kondisi batas dan pembebanan, serta model visualisasinya. Karena simetri, maka hanya sebagian dari benda dan tool yang dimodelkan. Material menggunakan jenis elasticplastic dengan mempertimbangkan isotropic hardening. Koefisien gesekan digunakan dalam simulasi untuk mencerminkan kondisi sebenarnya dari eksperimen. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, deep drawing adalah proses dimana pelat (blank) dipaksa mengalir melalui sebuah dies dengan beban punch sehingga membentuk komponen silindris. Pada awalnya semua bagian pelat mempunyai ketebalan yang sama, namun pada akhir hasil proses ketebalan pelat akan bervariasi. Bagian yang paling besar mendapat tekanan dari pelat adalah pada bagian flange karena adanya tegangan yang cukup besar di sini baik dari beban penekan maupun dari gesekan dengan blank holder dan dies. Selama proses deep drawing, pelat ditekan dengan gaya penekan yang berasal dari mesin penekan sampai mencapai nilai maksimumnya dan akan turun kembali. Material akan mengalami regangan yang cukup besar sepanjang diameternya. Bagian yang paling besar meregangnya adalah pada bagian pinggir yang tidak bersentuhan dengan dies. Pada bagian ini pelat akan mengalami penipisan atau ironing. Penipisan 78 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 75-82

(a) (b) (c) (d) (e) Punch Load (kn) 2 D = 120 mm 1.8 D = 100 mm 1.6 D = 90 mm 1.4 D = 80 mm 1.2 D = 60 mm 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Punch displacement ( mm) Gambar 1. HAsil Produk Deep Drawing Untuk Spesimen Dengan Diameter Masing-masing (a). 120 mm, (b). 100 mm, (c). 90 mm, (d). 80 mm, dan (e). 60 mm Gambar 2. Grafik Gabungan Punch Load terhadap Punch Displacement (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Visualisasi Tahap Akhir Proses Deep Drawing dengan Die Radius Masing-masing: a). 8 mm, b). 7 mm, c). 6 mm, d). 5 mm Analisis Kerusakan pada Proses Manufaktur Produk Otomotif... (M. Alfatih Hendrawan) 79

dapat menjadikan pelat mengalami retak dan kemudian pecah setelah mencapai kekuatan tarik maksimum pelat. Bagian yang paling kritis dimana sering terjadi pecah adalah pada bagian bawah yang bersentuhan dengan jari-jari punch. Pada bagian ini sering terjadi pecah karena tekanan bending yang sangat besar tergantung dari jari-jari punch. Gambar 1 adalah hasil eksperimen untuk pelat dengan variasi diameter. Seperti ditunjukkan dari hasil tersebut maka diketahui bahwa sebagian produk mengalami kerusakan yang berbentuk pecah, keriput (wrinkling), dan patah. Gambar 2 menunjukkan hubungan gabungan grafik punch load terhadap punch displacement proses deep drawing. Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter pelat maka akan semakin besar pula beban penekan yang dibutuhkan. Trend kenaikan kurva untuk semua pelat menunjukkan adanya kemiripan. Kurva akan naik secara perlahan, kemudian mencapai nilai puncaknya pada P max dan kemudian akan turun lagi sampai kurvanya terputus. Hal ini membe- ( a ) ( b ) Gambar 4. Hasil Proses Simulasi dengan Die Clearance (a) 1,2 mm, (b) 1,3 mm, (c) 1,4 mm, dan (d) 1,5 mm 80 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 75-82

narkan asumsi bahwa beban penekan dapat diasumsikan mendekati grafik sinus. Putusnya kurva sebelum mencapai nilai nol lagi dikarenakan pelat mengalami pecah. Hasil Simulasi dengan Variasi Die Radius Simulasi dilakukan dengan menggunakan punch dengan diameter: 40 mm, diameter pelat/blank: 80 mm, dengan clearance: 1,2 mm dan kedalaman pembentukan 60 mm. Pada analisis simulasi dengan radius semakin kecil akan mengakibatkan terjadinya penipisan material (ironing) sehingga akan mengurangi ketebalan material berakibat material hasil poses produksi sobek (tearing). Bagian yang paling kritis dimana sering terjadi pecah adalah pada bagian bawah yang bersentuhan dengan jari-jari punch. Hasil Simulasi dengan Variasi Die Clearance Berikut ini adalah hasil simulasi proses deep drawing produk tutup shock absorber dengan menggunakan variasi clearance 1.2 mm, 1.3 mm, 1.4 mm, dan 1.5 mm. Dari hasil penelitian seperti terlihat pada gambar hasil proses simulasi diatas memberikan gambaran bahwa dengan memberikan variasi terhadap clearance antara dies dan punch sebesar masingmasing 1.2 mm, 1.3 mm, 1.4 mm dan 1.5 mm akan memberikan hasil produk yang berbeda. Dapat dilihat pada keempat gambar di atas bahwa pada clearance 1.3 mm, 1.4 mm dan 1.5 mm terjadi cacat kerut atau wrinkling, yaitu terjadinya gelombang pada sisi benda kerja. Hasil simulasi yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa wrinkling terjadi pada clearance yang lebih besar dari clearance yang standar. SIMPULAN 1. Faktor die radius dan die clereance yang tidak tepat dalam desain perancangan tutup shock absorber dapat menyebabkan cacat tearing atau wrinkling. 2. Pada simulasi radius die 5 mm mengalami penipisan pelat yang paling besar, hal ini menunjukan bahwa semakin kecil radius die akan mengakibatkan penipisan material (ironing) dimana pada tahap ini cenderung terjadi cacat tearing. 3. Pada simulasi menunjukkan bahwa die clearance yang semakin besar akan mengakibatkan cacat kerut (wrinkling) yaitu pada clearance 1,3, 1,4 dan 1,5 mm. DAFTAR PUSTAKA M. Ahmetoglu, T. Altan. 1992. Deep drawing of round cups using variable blank holder force (BHF), Report No. ERC/NSM-S-92-50. Engineering Research Center for Net Shape Manufacturing, Ohio State University. E.J. Obermeyer, S.A. Majlessi. 1998. A review of recent advances in the application of blank holder force towards improving the forming limits of sheet metal parts, Journal of Materials Processing Technology 75, 222 234. W. Thomas. 1999. Product tool and process design methodology for deep drawing and stamping of sheet metal parts, Ph.D. Dissertation, Ohio State University. Analisis Kerusakan pada Proses Manufaktur Produk Otomotif... (M. Alfatih Hendrawan) 81

E. Siebel, H. Beisswanger. 1955. Deep Drawing, Carl Hanser, Munich. G.C.R. Moura. 2004. The Failure Analysis of a Deep Drawing Die in The Manufacturing of an Automotive Shock Absorber Cap, www.elseiver.com/locate/engfailanal, Brazil Mikell p. Groover.1996. Fundamentals of Modern Manufacturing, Prentice Hall, New Jersey Marciniak.Z, J.L. Duncan, S. J. Hu. 2002. Mechanics of Sheet Metal Forming, Laser Word Private Limited, Chennai, India. 2004. ABAQUS User s Guard, USA. 82 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 75-82