BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari kegiatan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKOR PPIHD PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya membentuk manusia Indonesia seutuhkan tidak hanya dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Asrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEPENDENSI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN IBADAH HAJI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN KENDAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI. Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu:

LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA RUU PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KOMISI VIII DPR RI KE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

MENYONGSONG TERBENTUKNYA KOMISI INDEPENDEN PENGAWAS HAJI

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN No. 9, 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU dan BUPATI KOTABARU MEMUTUSKAN :

BAB II SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DAN IBADAH HAJI PLUS 2.1. SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA KE 25 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1975 TENTANG BESARNYA ONGKOS NAIK HAJI UNTUK TAHUN 1975/1976

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Transkripsi:

61 BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013 A. Analisis Persepsi Jama ah Haji tentang Kualitas Pelayanan di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013. Dalam rangka analisis mengenai Persepsi Jama ah Haji tentang kualitas Pelayanan Kementerian Agama Kabupaten Kendal, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini kaitanya dengan kepuasan Jama ah yang telah berangkat di Tahun 2013 yaitu tentang kualitas pelayanan jama ah haji Kementerian Agama Kabupaten Kendal. Keberhasilan pelayanan ibadah haji Kementerian Agama Kabupaten Kendal tidak terlepas dari berbagai faktor diantaranya adalah: 1. Faktor Administrasi, Manajemen dan Legalitas. Undang-undang No. 17 Tahun 1999 mengamanatkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama. Sehubungan dengan itu Kementerian Agama Kabupaten Kendal telah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Departemen/lembaga/instansi terkait untuk kelancaran kegiatan tersebu. Sistem dan manajemen yang baik juga diterapkan oleh Kementerian Agama Kabupaten Kendal sehingga sangat mendukung keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.

62 2. Faktor Ibadah Haji. Profil jama ah yang heterogen baik pendidikan, usia, pekerjaan, jenis kelamin dan latar belakang sosial budaya menjadikan Kementerian Agama Kabupaten Kendal mengambil kebijakan yang dalam hal penangan kepada jama ah haji. 3. Faktor Petugas Haji. Petugas haji professional, teampil, cekatan, dan disiplin ikut berpartisipasi dalam kelancaran dan kesuksesan dalam pelaksanaan ibadah haji. 4. Faktor Fasilitas. Berbagai fasilitas yang disiapkan baik oleh panitia daerah dan panitia pusat mulai dari pemberangkatan sampai pemulangan mempunyai nilai tertentu dalam keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji. Dari data yang berhasil Peneliti dapat, bisa di ketahui bahwa Persepsi Jama ah tentang kepuasan kualitas pelayanan haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal adalah : 1. Pelayanan jama ah haji tahun 1434 H/2013 M, Sebagian besar jama ah haji tahun 1434 H/2013 M sebagian besar beranggapan puas terhadap pelayanan ibadat di Kementerian Agama Kabupaten Kendal dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dari 20 jama ah yang dikelompokan menurut pekerjaannya, sebagian besar berpendapat baik dalam pelayanan namun ada beberapa yang di anggap kurang. 2. Ada beberapa hal yang kurang dalam pembinaan karena minimnya pertemuan dari kementerian kepada Jama ah. data dari Kementerian agama menjelaskan

63 bahwa kementerian agama hanya melakukan manasik massal selama tiga kali pertemuan. 3. Minimnya bimbingan manasik haji di KUA disertai dengan praktik lapangan, peran KUA dalam penyelenggaraan manasik haji sebagai wakil dari Kementerian Agama RI cenderung diabaikan oleh jama ah. Jama ah merasa terpenuhi akan kebutuhan manasik haji oleh lembaga KBIH. Data disini menjelaskan bahwa Peran KBIH sebagai partner dalam penyelenggaraan manasik haji menjadi dominan dibandingkan peran KUA. KBIH biasanya langsung mengurus keperluan jama ah haji dari bimbingan manasik haji, mereka selalu melakukan setiap bulan sekali. 4. Berkaitan dengan pelayanan (reliability), jama ah memberikan penilaian positif terhadap kemudahan pendaftaran ibadah haji baik di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal dan bank. Meskipun demikian sistem pendaftaran online perlu ditingkatkan kinerjanya. Dari identifikasi langsung oleh peneliti ketika survei ini diselenggarakan, seringkali di lapangan ditemukan sistem pendaftaran online yang mengalami gangguan. B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Jama ah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013. Kementerian Agama Kabupaten Kendal memiliki misi utama yaitu pelayanan dan perlindungan untuk calon Jama ah Haji, agar para jama ah dapat melaksanakan kegiatan ibadah haji secara baik dan hikmat. Dalam hal ini

64 Kementerian Agama Kabupaten Kendal akan dituntut untuk memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang ada di dalam maupun yang ada di luar. Dengan dukungan dari beberapa instansi dan juga fasilitas peralatan yang memadai, secara teoritik sebenarnya pelayanan ibadah haji bisa dilaksanakan dengan baik, dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pada para calon Jama ah Haji, akan tetapi kenyataanya yang ada di lapangan dalam penelitian ini menujukan adanya beberapa hambatan yang krusial. Faktanya yang di temui di lapangan menunjukan bahwa permasalahan yang muncul dalam pelayanan ibadah haji bervariasi, permasalahan bisa muncul dari permasalahan sistematik maupun non sistem. 1. Faktor pendukung a. Kerjasama dengan Instansi-instansi Kementerian Agama bekerja sama dengan beberapa mitra yaitu dengan KBIH-KBIH yang senantiasa membantu meringan kan tugas Kementerian untuk membimbing Calon jama ah Haji. KBIH-KBIH ini juga melakukan beberapa materi tambahan untuk para calon Jama ah Ibadah Haji agar lebih mengerti tentang perhajian. Selain itu Kementerian bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Pemerintah Kabupaten/Kota, Polres, dan juga pemerintahan kecamatan. Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyelenggaraan ibadah Haji kususnya dalam pelayanan semakin baik. karena ini juga merupakan dalam bentuk pelayanan pemerintah didalam udang-undang No Nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggarann haji,

65 merupakan landasan umum Kementerian Agama dalam melaksanakan kegiatan pelayanan haji. Undang-undang ini merupakan upaya penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji agar pelaksanaan ibadah haji berjalan aman, tertib, dan lancar dengan menjunjung tinggi semangat keadilan, transparansi, dan akuntabilitas publik. b. Dana yang telah tersedia Pemerintah pusat telah mempersiapkan dana yang sudah di anggarkan untuk kebutuhan dalam penyelenggaraan ibadah Haji. c. Perlindungan Kementerian Agama memberikan Perlindungan penuh untuk Jama ah Haji Indonesia sepenuhnya, karena para Jama ah merupakan warga Negara Indonesia yang harus di lindungi oleh Negara. 2. Factor Penghambat Dari pemaparan diatas bisa dijelaskan bahwa ada beberapa permasalahan yang dapat menjadi penghambat didalam pelayanan Ibadah Haji di kementerian Agama Kab. Kendal antara lain: a. Permasalahan sistematik 1) Sumber daya manusia SDM (Sumber Daya Manusia) sangatlah penting dalam suatu organisasi, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa hambatan yang dialami

66 oleh Kementerian Agama Kabupaten Kendal yaitu pembagian job description yang tumpang tindih menjadi salah satu faktor kelemahan penyelenggaraan manasik haji. Satu pegawai kadang bisa mengemban tugas lebih dari satu, sementara mereka harus menghadapi ratusan jamaah. Oleh sebab itu perlu adanya tambahan SDM agar pembagian tugas tidak lagi tumpang tindih, dengan seperti itu pelayanan Haji dapat dilaksanakn lagi dengan lebih baik. 2) Kebijakan Pemetintah Arab Saudi Baru-baru ini pemerintahan Arab Saudi memberikan kebijakan untuk memotong 20% kuota Haji, Pemerintah Arab Saudi memangkas kuota haji sebesar 20 persen untuk jema ah internasional karena saat ini sedang berlangsung pekerjaan memperluas Masjidil Haram sebagai lokasi tawaf, Perluasan lokasi tawaf mengurangi daya tampung jema ah, Dalam kondisi perluasan saat ini, kapasitas tampung Masjidil Haram hanya mencapai 35 ribu jema ah per jam." Ini merupakan permasalahan tersendiri yang dialami oleh kementerian agama kabupaten kendal karena kebanyakan pera jama ah memprotes pengunduran keberangkatan karena mereka telah mempersiapkan bekal yang sudah matang. 3) Pendaftaran Didalam pendaftaran biasanya masyarakat kurang mengerti tentang waktu untuk melakukan pendaftaran di karenakan minimnya sosialisasi, karena ketidak tahuan, dan ketika pendaftaran telah ditutup akhirnya mereka pun kecewa. Hal seperti ini seharusnya Kementerian memberikan sosialisasi

67 yang mudah didapat oleh masyarakat seperti lewat iklan elektronik maupun media masa. 4) Wawasan tentang Haji Kebanyakan dari para Jama ah berpendidikan SD dan baru melaksanakan Ibadah Haji satukali, oleh sebab itu mereka kurang begitu mengerti tentang rukun dan syarat haji. Oleh sebab itu Kementerian Agama memberikan pelayanan bimbingan ibadah Haji agar para calon Jama ah Haji dapat memahami lebih dalam tentang Ibadah Haji. b. Permasalahan Non sistematik Usia merupakan permasalahan yang sangat dominan dalam haji, Para Jama ah haji banyak yang sudah lanjut usia, oleh sebab itu kurang memahami tentang prosedur berhaji, para jama ah terkendala oleh fisik mereka, berdasarkan data yang di peroleh rata-rata para Jama ah berusia 50 sampai 70 bahkan lebih, hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka berekonomi lemah sehingga mereka mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Dan tak sedikitpun dari mereka berfikir dengan anggapan yang baru merasa khusuk di waktu tua, oleh sebab itu mereka baru melaksanakan Ibadah Haji di waktu tua. Masalah pun muncul kembali dikala mereka mendapatkan beberapa masalah, karena rendahnya wawasan keilmuan yang melahirkan kesempitan berpikir dan kemampuan menyelesaikan masalah secara individu. Hal-hal Yang perlu dilakukan Kementerian Agama Kabupaten Kendal Dari uraian di atas telah dijelaskan tentang hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Kementerian Agama Kabupaten Kendal dalam memberikan pelayanan

68 Jama ah Haji. Berikut ini kami uraikan beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Kendal dalam rangka memperbaiki kinerja dan pelayanan agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik. Hal-hal yang harus dilakukan oleh Kementerian Agama dalam rangka perbaikan pelayanan adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki koordinasi dan kerja sama antara Kementerian Agama Kabupaten Kendal dengan Kantor Imigrasi untuk mempermudah pengurusan paspor bagi Jama ah Haji 2. Kembali memperbaiki komunikasi antara Kementerian Agama Kabupaten Kendal dengan KBIH sehingga kinerja keduanya bisa maksimal dalam rangka memberikan pelayanan kepada Jama ah Haji 3. Sebaiknya memberikan tambahan waktu untuk bimbingan manasik kepada Jama ah Haji dan lebih mengefektifkan waktu bimbingannya agar sasaran kegiatan bimbingan bisa tercapai 4. Agar Kementerian Agama Kabupaten Kendal bisa lebih terbuka untuk menerima segala masukan dan kritikan demi peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan. 5. Kementerian Agama Kabupaten Kendal memberikan pengertian informasi kepada jama ah dengan cepat agar para jama ah segera mengetahui informasi yang terbaru mengenai perhajian 6. Masalah pemotongan kuota haji 20% oleh pemerintah diharap pemerintah memberikan sosialisasi dengan cepat, agar para jama ah tidak kecewa lebih dalam.