BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

sistemik seperti steroid dan fenotiazin serta dapat disebabkan karena radiasi (Olver and Cassidy,2011). Pengobatan penyakit katarak pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramine, dan sibutramin, menghambat penyerapan lemak seperti orlistat, meningkatkan pengeluaran energi yaitu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian dengan kontribusi sebesar 13 % kematian dari 22 % kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia. Insidensi penyakit kanker di dunia telah mencapai 12 juta penduduk dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris kematian akibat kanker menduduki peringkat kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia adalah kanker paru. Sedangkan di Indonesia menunjukan angka kematian akibat kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk, menempati peringkat ke tujuh setelah kematian akibat stroke, tuberkolosis, hipertensi, cidera, dan diabetes melitus (Depkes RI, 2008). Peningkatan angka kematian akibat kanker disebabkan oleh pola diet dan gaya hidup yang tidak baik seperti pola konsumsi lemak jenuh dan juga alkohol akan meningkatkan kejadian penyakit kanker. Faktor lain yang berpengaruh adalah kesehatan mental. Orang dengan mental disorder (khususnya yang berkaitan dengan depresi klinis dan bipolar) akan meningkatkan risiko kejadian kanker pada usia muda (Oemiati et al., 2011).. Peningkatan kasus kanker memiliki korelasi dengan perubahan demografi,

2 sosial ekonomi, dan psikososial yang akan meningkatan morbiditas dan mortalitas kanker. Insidensi kanker meningkat di negara berkembang dan lebih meningkat di daerah perkotaan dibandingkan daerah pedesaan (Risser, 1996). Radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab kanker merupakan atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan (orbital) terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus-menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya (Arivazhagan et al, 2000). Radikal bebas dapat menginduksi kerusakan DNA yang berakibat timbulnya penyakit kanker. Sebagai pertahanan terhadap kerusakan akibat radikal bebas, tubuh telah mempunyai sistem antioksidan sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas secara alami yang terdiri dari banyak komponen diantaranya superoksida dismutase (SOD), glutation perokside (GPx), katalase (CAT), glutation-s-transferase (GST) dan antioksidan ekstraseluler yang berasal dari makanan seperti α-tokoferol, β- karoten, vitamin C, ubiquinol dan flavonoid. Jadi antioksidan mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun meniadakan efek radikal bebas. Kekurangan salah satu komponen tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan status antioksidan secara

3 menyeluruh dan berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebas melemah yang berarti rentan terhadap berbagai penyakit diantaranya kanker (Arivazhagan et al, 2000). Insidensi kanker yang tinggi di Indonesia menyebabkan berkembangnya pengobatan antikanker baik dengan cara kemoterapi, hormonal, penyinaran maupun pembedahan, akan tetapi cara tersebut banyak menyebabkan efek samping yang serius pada penderita. Selain itu, pemerintah juga telah mengupayakan penyelenggaraan pengobatan komplementer yang bertujuan mencegah pertumbuhan sel kanker yang telah teruji dan dikaji manfaatnya (Depkes, 2008). Sambung nyawa merupakan salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai pengobatan komplementer untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, dikenal sebagai tanaman sambung nyowo atau ngokilo. Sambung nyawa ini merupakan tanaman merambat yang banyak tumbuh di pekarangan rumah dan terkadang dipergunakan sebagai pagar tanaman oleh masyarakat. Memiliki daun tunggal, berbentuk oval, dan memiliki rambut halus pada permukaan atas bawah daunnya. Batang berbentuk bulat, lunak dan berwarna hijau tua. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daunnya (Yelia, 2003). Pembuktian secara ilmiah mengenai khasiat tanaman ini melalui penelitian telah banyak dilakukan antara lain oleh Sugiyanto et al. (1993) yang melaporkan adanya efek penghambatan karsinogenitas benzo(a)piren (BAP) oleh preparat tradisional tanaman sambung nyawa. Manfaat dari

4 penggunaan tradisional sambung nyawa juga didukung oleh isolasi dan identifikasi beberapa kandungan kimia yang mungkin aktif dari tanaman ini, seperti flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid, namun masih sedikit informasi yang didapat akan penggunaan paparan sambung nyawa dalam jangka waktu yang lama (Rosidah et al., 2009). Selain penelitian tentang manfaat daun sambung nyawa, dewasa ini mulai dilakukan penelitian untuk mengamati toksisitas dari ekstrak etanol daun sambung nyawa salah satunya ialah penelitian yang dilakukan oleh Astri et al. (2012). Hal tersebut dikarenakan penggunaan ekstrak etanol daun sambung nyawa yang semakin meluas. Namun, penelitian ini baru terbatas pada pemeriksaan makroskopik. Penelitian tersebut dilakukan selama 14 hari dengan menggunakan tikus galur Wistar yang berumur 8 minggu. Setelah dilakukan pembedahan didapatkan adanya ulkus pada lambung dan rusaknya pembuluh darah (Astri et al., 2012). Karena hal-hal yang disebutkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek toksisitas daun sambung nyawa terhadap gambaran histopatologis organ lambung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah: Apakah ekstrak etanol daun sambung nyawa dapat menimbulkan perubahan gambaran histopatologis lambung tikus putih galur Sprague dawley.

5 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sambung nyawa terhadap perubahan gambaran histopatologi lambung tikus putih galur Sprague dawley. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti. 2. Bagi masyarakat/institusi, dapat memberikan informasi tentang dosis toksik yang mungkin muncul akibat penggunaan ekstrak daun sambung nyawa. Penelitian ini juga dapat mendukung upaya pemeliharaan tanaman sambung nyawa sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat (apotek hidup) yang memiliki zat aktif anti karsiogenik natural. 3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) meningkatkan iklim penelitian dibidang agromedicine sehingga dapat menunjang pencapaian visi FK Unila 2025 sebagai sepuluh terbaik fakultas kedokteran di Indonesia pada tahun 2025 dengan kekhususan agromedicine 4. Bagi ilmu pengetahuan, dapat membuka penelitian lanjutan untuk dapat meningkatkan status tanaman sambung nyawa yang selama ini

6 lebih dikenal sebagai tanaman jamu, sehingga daun sambung nyawa dapat berkembang menjadi fitofarmaka. D. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori Iritasi pada mukosa lambung yang berlangsung lama menyebabkan kerusakan mukosa yang berulang-ulang sehingga dapat terjadi radang lambung kronis dan tukak lambung. Hal ini terjadi misalnya ditemukan pada pecandu alkohol, perokok, pengguna analgetik non steroid jangka panjang dan refluks empedu. Keadaan serupa terjadi juga pada fungsi pengosongan lambung yang lambat, sehingga mukosa lambung kontak lama dengan isi lambung (Sibuea, 2005). Sambung nyawa merupakan salah satu tanaman obat yang saat ini sangat populer di masyarakat. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun sambung nyawa dapat menghambat terbentuknya batu kandung kemih pada tikus dan tidak bersifat toksik daun sambung nyawa juga memiliki potensi sebagai antikarsinogenik (Sugiyanto et al., 2003). Khasiat daun sambung nyawa adalah sebagai obat ginjal, antikanker, dan penurun tekanan darah. Namun, hingga sekarang belum diketahui lebih lanjut mengenai batas maksimal penggunaan ekstrak dari daun ini (Suharminati & Maryani, 2003).

7 Penggunaan ektrak etanol 96% daun sambung nyawa yang mengandung flavonoid Minyak astiri Saponin Tannin Triterpen steroida Peningkatan dosis lebih dari 200mg/kgBB Kerusakan pada organ dalam tubuh Ginjal Hati Otak Lambung Pemb.darah Gambar 1. Diagram Kerangka Teori Penelitian

8 2. Kerangka Konsep Ekstrak etanol daun sambung nyawa Aquades 1ml Dosis 500 mg/kgbb ekstrak etanol 96% 3 x7 selama 14 hari Kelompok I Kontrol positif 6 ekor tikus Putih Kelompok II 6 ekor Tikus Putih Dosis 1000 mg/kgbb ekstrak etanol 96% 3x7 selama 14 hari Dosis 1500 mg/kgbb ekstrak etanol 96% 3x7 selama 14 hari Dosis 2000 mg/kgbb ekstrak etanol 96% 3x7 selama 14 Kelompok III 6 ekor tikus putih Kelompok IV 6 ekor tikus putih Kelompok V 6 ekor tikus putih Jumlah kerusakan sel pada organ lambung Dianalisa Gambar 2. Diagram Kerangka Konsep Penelitian Keterangan: : Variabel independen : Variabel dependen

9 E. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun sambung nyawa dapat menimbulkan kerusakan akibat toksisitas pada gambaran histopatologi lambung tikus putih galur Sprague dawley.