Kriteria Infanticide

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja. terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997).

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (INFANTICIDE)

STUDI DESKRIPTIF TERHADAP CIRI-CIRI KORBAN INFANTISIDA DI BALI, TAHUN 2012 SAMPAI 2014

VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016

VISUM ET REPERTUM NO : 027 / VER / RS / I / 2014

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

REFERAT FORENSIK INFANTISID DAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEKERASAN DAN PEMBUNUHAN ANAK

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

REFERAT PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp.F, MM

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Puisi Terakhir -Soe Hok Gie

ABSTRAK GAMBARAN BUKTI MEDIS INFANTICIDE YANG DIPERIKASA DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSUP SANGLAH PERIODE TAHUN

DASAR HUKUM PEMERIKSAAN FORENSIK 133 KUHAP

VISUM ET REPERTUM NO : 012 / KEDFOR / VI / 2013.

PREVALENSI JENIS KELAMIN DAN VARIASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI PADA KASUS INFANTICIDE DI RSUD DR. MOEWARDI JANUARI 2006 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2011

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pro: Justicia Rahasia

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

TUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

REFRAT GANTUNG DIRI ( HANGING ) Oleh : DEVI FIKASARI K G

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

Terdakwa ditahan berdasarkan Surat Perintah/Penetapan:

MODUL FORENSIK FORENSIK KLINIK dan VeR. Penulis : Dr.dr. Rika Susanti, Sp.F Dr. Citra Manela, Sp.F Dr. Taufik Hidayat

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

P U T U S A N. Nomor : 78/PID/2013/PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA,

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

P U T U S A N NOMOR : 246 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Lex Crimen Vol. IV/No. 7/Sep/2015

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EMBOLI AIR KETUBAN dr. Sanny Santana, SpOG dr. Irsjad Bustaman, SpOG

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Akademi Metrologi dan Instrumentasi

Pengertian Maksud dan Tujuan Pembuatan Visum et Repertum Pembagian Visum et Repertum

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

VISUM et REPERTUM dr, Zaenal SugiyantoMKes

Nomor : 128/Pid.Sus/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VISUM ET REPERTUM VER/01/XII/2014/Reskrim

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Mengungkap Identitas dan

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP. yang dibuat tertulis dengan mengingat sumpah jabatan atau dikuatkan dengan

P U T U S A N. Nomor : 680/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

LUKA BAKAR Halaman 1

Prosedur Pemeriksaan Medis dan Pengumpulan Bukti Medis Kekerasan pada Perempuan. Seminar dan Workshop Penanganan Kekerasan SeksualTerhadap Perempuan

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

SILABUS PERKULIAHAN BLOK ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TA PROGRAM STUDI KEBIDANAN FKUB

FORMULIR TAMBAHAN PEMULIHAN POLIS DAN PENAMBAHAN PRODUK ASURANSI UNTUK MANFAAT RAWAT INAP DAN PEMBEDAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

P U T U S A N. Nomor: 17/PID/2013/PT.KT.Smda DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

P3K Posted by faedil Dec :48

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

P U T U S A N. Nomor 384/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

PERANAN VISUM ET REPERTUM PADA KASUS PEMBUNUHAN OLEH IBU TERHADAP ANAK (BAYI)

BAB III DESKRIPSI PEMBUNUHAN ANAK CACAT MENTAL OLEH AYAH KANDUNG DALAM PUTUSAN NOMOR 223/PID.B/2016/PN.MJK

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

Pusat Hiperked dan KK

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

GANTUNG DIRI: POLA LUKA DAN LIVOR MORTIS

MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH

Transkripsi:

REFERAT INFANTICIDE Dokter Pembimbing: dr. Hari, Sp.F Disusun oleh: Intan T.P

Pendahuluan Kematian bayi yang terjadi di Indonesia bisa dimasukan kedalam kategori Kinderdoodslag yaitu tanpa rencana atau Kindermoord yaitu dengan rencana, tergantung dari motif tersangka yang bukan lain adalah ibu kandungnya sendiri saat melakukan pembunuhan bayi. Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan rencana dan dilakukan lebih dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut pembunuhan bayi biasa sedangkan pembunuhan tanpa rencana yang dilakukan kurang dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut dengan infantisida.

Definisi Infantisida adalah tindakan perampasan nyawa bayi yang berusia dibawah satu tahun. Menurut hukum di Indonesia infantisida adalah perampasan nyawa anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian karena alasan tertentu. Infanticide tidak termasuk kematian pada bayi selama proses persalinan ketika fetus dihancurkan dengan craniotomy atau decapitasi yang dikerjakan oleh ahli obsgene yang dilakukan dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu ketika kondisi persalinan tidak dapat selesai tanpa menyebabkan kematian pada ibu dan anak.

Kriteria Infanticide Pelaku harus ibu kandung Korban harus bayi / anak kandung sendiri Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian setelah bayi lahir. Maksimal waktu pembunuhan + 24 jam setelah dilahirkan. Jika ditemukan jenasah bayi dan tidak masuk dalam kriteria-kriteria diatas maka tidak bisa dimasukan kedalam kasus pembunuhan anak (infantisida) tetapi dimasukan kedalam kasus pembunuhan biasa

Hukum yang mengatur Infanticide Pasal 341 KUHP ( Kinderdoodslag ) Pasal 342 KUHP ( Kindermoord ) Pasal 343 KUHP Pasal 338 KUHP Pasal 340 KUHP

Pemeriksaan Forensik Seorang dokter yang melakukan investigasi dari kasus yang diduga sebagai infanticide harus menentukan jawaban dari beberapa pertanyaan ini: (1) apakah bayi itu viable? (2) apakah lahir hidup yang ditentukan dari kenyataan bahwa bayi tersebut bernafas setelah dilahirkan? (3) tanda-tanda perwatan? (4). Apakah penyebab kematian?

Bayi dikatakan Viable jika memenuhi persaratan: Telah dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu Tidak mempunyai cacat berat, seperti misalnya anencephali. Untuk menilai lamanya bayi itu hidup adalah dengan memperhatikan hal-hal dibawah ini: Perubahan pada kulit. Perubahan pada kaput suksedadaneum Perubahan pada tali pusar. Perubahan pada sirkulasi

Penentuan apakah anak dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Adanya udara di dalam paru-paru, 2. Adanya udara di dalam lambung dan usus, 3. Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah, dan 4. Adanya makanan di dalam lambung

Penyebab kematian Bayi: Cara yang paling banyak dipakai biasanya adalah pembekapan, pemukulan, pencekikan dan penjeratan. Cara lain yang tidak begitu sering antara lain menusuk, menggorok leher atau menenggelamkan bayi. Sedangkan cara yang sangat jarang dilakukan adalah membakar, meracun atau mengubur bayi hidup-hidup

Pembuatan Visum 1. Pemeriksaan luar a. Bayi cukup bulan, prematur atau nonviabel b. Kulit sudah dibersihkan atau belum, keadaan verniks kaseosa, warna, keriput atau tidak c. Mulut, apakah tersumbat benda asing d. Tali pusat, sudah terputus atau masih melekat pada ariari. Bila terputus apakah ujungnya rata, apakah sudah terikat dan diberi antiseptik, adakah tanda-tanda kekerasan pada tali pusat, hematom atau Wharton s Jelly berpindah tempat, apakah putusnya dekat ari-ari atau pusat bayi. e. Kepala, apakah terdapat caput succidaneum, moulage. f. Tanda kekerasan berupa pembekapan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa bibir dan pipi, tanda pencekikan dan jerat, memar atau lecet pada tengkuk, dan lain-lain.

2. Pembedahan mayat a. Leher, adakah tanda penekanan, resapan darah pada kulit sebelah dalam. b. Mulut, apakah terdapat benda asing, robekan palatum mole. c. Rongga dada, pemeriksaan makroskopik paru, pemeriksaan histopatologik paru dan tes apung paru. d. Tanda asfiksia, Tardieu s spots pada permukaan paru, jantung, timus dan epiglotis. e. Tulang belakang, apakah terdapat kelainan kongenital atau tanda kekerasan. f. Pusat penulangan pada distal femur, proximal tibia, kalkaneus, talus dan kuboid. g. Kepala, kulit kepala disayat dan dilepaskan seperti pada orang dewasa.

PEMERIKSAAN TERHADAP WANITA TERSANGKA 1. Adanya bekas-bekas kehamilan 2. Adanya bekas-bekas persalinan 3. Adanya hubungan genetik antara suspek dan korban.