EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

MANAJEMEN OPERASI REAKTOR

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

PENGARUH GARPU PENYERAP UJI TERHADAP REAKTIVITAS TERAS DAN KALIBRASI DAYA RSG-GAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

EVALUASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS SIKLUS OPERASI 90

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS

KEJADIAN AWAL, INSIDEN DAN KECELAKAAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPETEN. Penanganan. Penyimpanan. Bahan Bakar Nuklir. Reaktor Non Daya. Manajemen Teras.

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI DAN PROSEDUR OPERASI REAKTOR DAYA

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

LAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA

EVALUASI GANGGUAN SCRAM PADA PENGOPERASIAN REAKTOR SERBA GUNA GA SIWABESSY KURUN WAKTU Sriawan

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No MANAJEMEN TERAS. Langkah-langkah Manajemen Teras terdiri atas:

EVALUASI KEJADIAN ABNORMAL/GANGGUAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS KURUN WAKTU TAHUN Diterima Editor : Diperbaiki :

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEADAAN DARURAT PADA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN ABSTRAK

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

DEFINISI. Definisi-definisi berikut berlaku untuk maksud-maksud dari publikasi yang sekarang.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR REAKTOR SERBA GUNA G.A. SIWABESSY (RSG-GAS)

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA.

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

EVALUASI PENYEBAB SCRAM PADA KANAL UBL SISTEM PROTEKSI REAKTOR DALAM PENGOPERASIAN REAKTOR RSG-GAS

DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PENDINGIN DARURAT KOLAM REAKTOR JNA 10/20/30

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

PENGARUH POSISI DAN LINEARITAS DETEKTOR START-UP DALAM PENGUKURAN FRAKSI BAKAR RSG-GAS PADA KONDISI SUBKRITIS. Purwadi

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

EVALUASI OPERASI REAKTOR G.A SIWABESSYSIKLUS OPERASI 78

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI TERHADAP BAHAYA INTERNAL

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IDENTIFIKASI SOURCE-TERM REAKTOR SERBA GUNA-G.A. SIWABESSY UNTUK KESELAMATAN OPERASIONAL

ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya

Transkripsi:

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1- EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN Iman Kuntoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir, BATAN ABSTRAK EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN. Reaktor Serba Guna RSG GAS sudah memasuki usia ke 26 tahun sejak bulan Agustus 12 yang lalu. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi keselamatan dari segala aspek pengoperasian reaktor agar dapat memberikan data yang cukup bagi para pengambil keputusan sebagai bahan pertimbangan untuk meletakkan kebijakan rencana pengoperasian di masa datang terutama dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan operasi selanjutnya sampai batas usianya sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Kepala BAPETEN N0. 2/Tahun 11, yang mewajibkan Pengusaha Instalasi melakukan verifikasi keselamatan reaktor paling sedikit dalam tiap kurun waktu 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sistem keselamatan reaktor RSG-GAS yang meliputi aspek nuklir, thermohidraulik dan radiasi, selama reaktor 25 tahun beroperasi. Evaluasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data pengoperasian reaktor selama 25 tahun dan kemudian dibandingkan dengan batasan dan ketentuan keselamatan operasi reaktor. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa reaktor beroperasi dengan aman. Pada saat operasi normal, parameter keselamatan berharga dibawah batas keselamatan operasi. Pada saat terjadi kegagalan dan gangguan operasi, sistem proteksi raktor berfungsi baik dengan memadamkan reaktor.sejumlah 27 kejadian operasi telah terjadi selama kurun waktu 25 tahun tergolong dalam skala 1 (anomali) dan nol (deviasi) dari skala INES yang tidak menimbulkan dampak radiologis. Kata kunci: keselamatan reaktor riset, reaktor RSG-GAS. ABSTRACT Evaluation on the Performance of Safety Systems of the RSG-GAS Reactor During 25 Years Operation. The RSG GAS reactor in Serpong was stepping the age of 26 years since August 12. It is of necessary to evaluate the safety of all operational aspects in order to provide adequate data for the decision maker to plan the next operation program especially to guarantee the safe operation until the end of its designed age, and to respon the Regulation of BAPETEN N0. 2/11, by which request a self safety verification by licensee at least once every 5 years. The aim of the research is to know the performance of safety syatems of the RSG GAS reactor comprising nuclear, thermalhydraulics and radiation aspects, during its 25 years operation. Evaluation was done by collecting all operation data in periode of 25 years and then compared to the safety limits and conditions of reactor operation. The results showed that during the periode the reactor was operated in a safe manner. During normal operations all safety parameters show the values lower than the safety limits. While during incidents or disturbances conditions, the reactor protection system always took actions to shut the reactor 1

Evaluasi Kinerja Sistem...( Iman Kuntoro) down. A number of 27 incidents have taken place but in scale 1 (anomaly) and nol (deviation) of the INES Scale which means no radiological impacts occcured. Keywords: research reactor safety, RSG-GAS reactor. PENDAHULUAN Reaktor riset merupakan alat utama BATAN dalam melaksanakan tugas penguasaan teknologi nuklir dan pemanfaatannya bagi masyarakat. Oleh karena itu, BATAN harus selalu mempunyai reaktor riset yang beroperasi secara aman dan efisien. Padahal saat ini tiga buah reaktor riset yang dimiliki BATAN yaitu di Bandung, Yogya dan Serpong sudah berusia tua karena sudah mendekati usia desainnya. Reaktor Serba Guna RSG-GAS di Serpong merupakan reaktor paling muda meskipun sejak bulan Agustus 12 yang lalu usianya sudah memasuki tahun ke 26 dan dipandang masih layak untuk diperpanjang masa operasinya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi dari segala aspek pengoperasian reaktor agar dapat memberikan data yang cukup bagi para pengambil keputusan sebagai bahan pertimbangan untuk meletakkan kebijakan rencana pengoperasian di masa datang sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Kepala BAPETEN N0. 2/Tahun 11 Tentang Ketentuan Keselamatan Operasi Reaktor Non Daya, Pasal 14 [1], yaitu bahwa PI atau Pemegang Izin harus melakukan penilaian keselamatan secara berkala secara menyeluruh terhadap semua permasalahan pengoperasian dan kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan paling sedikit sekali dalam lima tahun. Salah satu aspek yang penting adalah mengetahui status atau kondisi sistem dan kinerja keselamatan operasi reaktor RSG-GAS setelah beroperasi selama 25 tahun yang meliputi unsur manajemen dan kinerja sistem reaktor, baik pada operasi normal, gangguan maupun kecelakaan. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi salah satu aspek keselamatan operasi reaktor yaitu kinerja sistem reaktor. Kinerja sistem reaktor akan ditinjau dari kinerja parameter keselamatan operasional yang meliputi aspek neutronik, termohidrolika dan paparan radiasi. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulan data operasi reaktor, data gangguan, kejadian dan kecelakaan operasi reaktor, pengolahan data dan evaluasi parameter keselamatan reaktor RSG-GAS. Evaluasi kinerja sistem reaktor dilakukan dengan membandingkan parameter keselamatannya terhadap harga batas keselamatan yang termuat dalam Laporan Analisis Keselamatan (LAK). Parameter keselamatan yang dipilih adalah reaktivitas stuck rod, suhu masukan sistem pendingin primer ke teras reaktor dan parameter radiasi berupa laju dosis dan konsentrasi radiasi. Hasil evaluasi diharapkan menunjukkan tingkat keselamatan operasional reaktor RSG-GAS selama dua puluh lima tahun beroperasi. METODOLOGI Tujuan keselamatan operasi reaktor adalah pengoperasian reaktor secara aman bagi manusia, instalasi dan lingkungan, baik oleh sebab operasi reaktor dalam kondisi normal, ganngguan dan kecelakaan maupun oleh pengaruh dari luar instalasi reaktor. Keselamatan reaktor dapat dicapai bila pengoperasian reaktor memenuhi kriteria keselamatan sebagai berikut: 1. Operasi reaktor harus selalu dapat dipantau dan dikendalikan keadaannya dan dipadamkan pada setiap saat dan setiap kondisi. 2. Energi panas yang timbul baik pada operasi normal maupun akibat kecelakaan operasi harus dapat dibuang secara selamat. 2

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1-3. Paparan radiasi terhadap personil dan lingkungan harus selalu di bawah batas yang diizinkan dan diusahakan sekecil mungkin sesuai dengan prinsip ALARA, As Low As Reasoanably Achieveable. Untuk memenuhi kriteria tersebut diatas, parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keselamatan reaktor minimal terdiri dari parameter nuklir, parameter thermohidraulik dan parameter radiasi. Besaran utama yang diperlukan untuk menjamin terpenuhinya kriteria keselamatan reaktor adalah 1. Parameter nuklir berupa reaktivitas teras pada kondisi stuck rod minimum yaitu sebuah batang kendali dengan harga reaktivitas terbesar gagal masuk ke teras reaktor. Pemenuhan parameter ini untuk menjamin reaktor dapat dipadamkan kapan saja. 2. Dari segi thermohidraulik adalah besaran suhu masukan ke teras reaktor maksimum yang akan menjamin tercukupinya pendinginan bahan bakar reaktor untuk menjaga integritas bahan bakar. 3. Untuk parameter radiasi berupa radioakktivitas alpha, betha, gamma dan neutron serta gas nobel, yang harus dijaga tidak melewati batas yang diizinkan. Harga batas besaran besaran tersebut disajikan dalam Tabel 1 [2] yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja keselamatan reaktor RSG-GAS. Tabel 1. Harga batas parameter nuklir, thermohidraulik dan radiasi. Parameter Besaran Harga Batas Nuklir Reaktivitas stuck rod minimum 0,5 % Thermohidraulik Suhu masuk teras maksimum 42 o C Paparan radiasi- lantai 0m, 13 m 2,5 mrad/jam Radiasi Paparan radiasi neutron 2,5 mrad/jam Radioaktivitas alpha 7.03-2 Ci/m 3 Radioaktivitas beta 7,03-1 Ci/m 3 Gas nobel keluar cerobong 1,9 4 Ci/m 3 Penelitian dilaksanakan dengan cara pengumpulan data operasi reaktor, pengumpulan data gangguan, kejadian dan kecelakaan operasi reaktor, pengolahan data dan evaluasi parameter keselamatan reaktor RSG-GAS. Kegiatan pengumpulan data dilakukan untuk data desain, data parameter operasi termasuk data gangguan, kejadian dan kecelakaan reaktor selama kurun waktu 25 tahun. Data desain diambil dari dokumen Laporan Analisis Keselamatan RSG-GAS terutama untuk data harga batas keselamatan. Data parameter operasi reaktor diambil dari Laporan Operasi Reaktor mulai teras 1 sampai dengan teras 80 [3] yang meliputi kurun waktu dari tahun 1987 sampai dengan tahun 12, dengan periodisasi 5 (lima) tahunan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. 3

Evaluasi Kinerja Sistem...( Iman Kuntoro) Tabel 2. Periode Lima Tahunan versus Nomor Teras Reaktor RSG GAS Periode 5 Tahunan No Teras I 1988 1992 1-7 II 1993 1997 8-28 III 1998 02 29-44 IV 03 07 45 62 V 08 12 63 80 Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan atau grafik. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkannya dengan harga batas keselamatan pada Tabel 1. Keselamatan operasi juga dievaluasi dari banyaknya gangguan, kejadian dan kecelakaan operasi reaktor kemudian dibandingkan dengan skala INES (INTERNATIONAL NUCLEAR EVENT SCALE) [4] yang ditunjukkan pada Tabel 3. Skala dan nama kejadian 7 (Kecelakaan Besar) pelepasan zat r.a. besar berdampak kesehatan dan lingkungan 6 (Kecelakaan serius) Pelepasan zat r.a. cukup besar 5 (Kecelakaan beresiko off-site) 4 (Kecelakaan tanpa resiko off-site) Tabel 3. Skala INES Kriteria atau gejala keselamatan Dampak off site Dampak on-site Sistem berlapis Pelepasan zat r.a. terbatas Pelepasan zat r.a. kecil, paparan radiasi ke masyarakat tidak terlampaui 3 (Kejadian serius) Pelepasan zat r.a sangat kecil kepada masyarakat - - - - kerusakan berat pada teras reaktor/sistem penghalang kerusakan pada teras reactor/system penghalang/paparan radiasi pekerja besar Kontaminasi tersebar luas /terjadi pengaruh kesehatan akut seorang pekerja - - Sistem penghalang keselamatan tidak berfungsi lagi 2 (Kejadian) - kontaminasi atau paparan lebih kepada seorang pekerja. Kegagalan persyaratan keselamatan 1 (Anomali) - - Penyimpangan batas operasi 0 (deviasi) Tidak mempengaruhi keselamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Data parameter operasi reaktor RSG- GAS selama 25 tahun dari Teras I sampai dengan Teras 80, meliputi parameter nuklir, thermohidraulik, radiasi, data gangguan, kejadian, kecelakaan operasi reaktor, telah dikumpulkan dari Laporan Operasi Reaktor 4

0 60 70 80 Suhu (derajat Celcius) I II V Reaktivitas (%) Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1- RSG-GAS yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 5 dan dalam Tabel 4. Dari gambar dan tabel tersebut dapat disarikan hasilnya seperti dibawah ini. Pada saat operasi reaktor normal, harga parameter keselamatan maksimum selalu berada dibawah batas keselamatan operasi untuk seluruh periode lima tahunan. Dari aspek nuklir terlihat dari Gambar 1. bahwa reaktivitas teras saat stuck rod minimum mempunyai harga sebesar 1,9% pada teras operasi ke 45. Harga ini berada jauh diatas batas 0,5%, artinya reaktor selalu bisa dipadamkan oleh sistem batang kendali reaktor. Dari Gambar 2. suhu masukan ke teras reaktor maksimum mencapai C pada Teras no.71. Harga ini berada dibawah harga batas 42 C, artinya pendinginan bahan bakar terjamin aman dan selamat dari aspek termohidraulik. Reaktivitas stuck rod RSG-GAS 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000-38 43 48 53 58 63 68 73 78 Gambar 1. Reaktivitas stuck rod pada teras operasi no 39 sampai dengan 80 0 Suhu Keluar Teras Suhu Masuk Teras Gambar 2. Suhu keluar dan masuk teras reaktor maksimum pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 5

Laju doiss (mr/j) I II V Evaluasi Kinerja Sistem...( Iman Kuntoro) Dari aspek radioaktivitas, harga paparan radiasi dan konsentrasi radioaltivitas juga diperoleh dibawah harga batas yang diizinkan, lihat Gambar 3 dan 4, yaitu: Pada Gambar 3.a. paparan radiasi gamma di lantai 0 m pada operasi Teras no. 25 sampai dengan Teras No. 38, mempunyai harga yang sangat tinggi sampai mencapai harga maksimum sebesar 112 mrad/jam atau 1,12 mgy/jam. Harga ini melebihi batas keselamatan operasi sebesar 2,5 mrad/jam. Ternyata keadaan ini disebabkan oleh kanal berkas neutron S-5 menuju Gedung Hamburan Neutron (Gedung No. ) di lantai Balai Eksperimen (0 m) belum memadai. Penyelesainya ditambah perisai radiasi dengan parafin pada kanal tersebut dan pada saat operasi daerah tersebut tertutup untuk orang. Setelah penambahan perisasi parafin, paparan radiasi- maksimum mencapai 2,2 mrad/jam berada dibawah harga batas maksimumnya 2,5 mrad/jam, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.b. Paparan radiasi neutron maksimum adalah 0,0025 di bawah harga batas maksimum sebesar 0,025 mrad/jam Radioaktivitas gas nobel yang keluar cerobong gedung reaktor, maksimum mencapai 6,1. 3 Ci/m 3, adapun harga batasnya adalah 1,9. 4 Ci/m 3. Radioaktivitas alpha 1,0. -8, jauh dibawah harga batasnya 7.03. -2 Ci/m 3 Radioaktivitas beta 8,0. -8, jauh dibawah harga batasnya 7,03. -1 Ci/m 3 115 1 5 0 95 90 85 80 75 70 65 60 55 45 35 25 15 5 0 0 2 4 6 8 12 14 16 18 22 24 26 28 32 34 36 38 42 44 46 48 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 UJA07 CR001 UJA07 CR002 UJA04 CR002 NEUTRON Gambar 3a. Paparan radiasi gamma di lantai 0m (UJA04 CR002) pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 6

Radioaktivitas udara (Ci/m 3 )) I II V Laju dosis gamma (mr/j) I II V Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1-2.4 2.2 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 12 14 16 18 22 24 26 28 32 34 36 38 42 44 46 48 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 UJA07 CR001 UJA07 CR002 NEUTRON Gambar 3b. Paparan radiasi gamma dan neutron di Balai Operasi Reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 8.4E-08 8.1E-08 7.8E-08 7.5E-08 7.2E-08 6.9E-08 6.6E-08 6.3E-08 6.0E-08 5.7E-08 5.4E-08 5.1E-08 4.8E-08 4.5E-08 4.2E-08 3.9E-08 3.6E-08 3.3E-08 3.0E-08 2.7E-08 2.4E-08 2.1E-08 1.8E-08 1.5E-08 1.2E-08 9.0E-09 6.0E-09 3.0E-09 0.0E+00 0 2 4 6 8 12 14 16 18 22 24 26 28 32 34 36 38 42 44 46 48 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 KLK04 CR002 ALFA KLK04 CR002 BETA Gambar 4. Radioaktivitas alpha dan beta di lantai 13 m gedung reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 7

0 2 4 6 8 12 14 16 18 22 24 26 28 32 34 36 38 42 44 46 48 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 Radioaktivitas gas nobel Ci/m 3 I II V Evaluasi Kinerja Sistem...( Iman Kuntoro) 6.2E+03 6.0E+03 5.8E+03 5.6E+03 5.4E+03 5.2E+03 5.0E+03 4.8E+03 4.6E+03 4.4E+03 4.2E+03 4.0E+03 3.8E+03 3.6E+03 3.4E+03 3.2E+03 3.0E+03 2.8E+03 2.6E+03 2.4E+03 2.2E+03 2.0E+03 1.8E+03 1.6E+03 1.4E+03 1.2E+03 1.0E+03 8.0E+02 6.0E+02 4.0E+02 2.0E+02 0.0E+00 Gambar 4. Radioaktivitas gas nobel keluar cerobong gedung reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 Pada saat terjadi operasi tidak normal atau gangguan dan kegagalan operasi, sistem proteksi raktor berfungsi dengan baik yaitu dapat memadamkan reaktor secara otomatis. Jumlah kejadian (insiden) operasi reaktor adalah 27 kali kejadian selama beroperasi 25 tahun seperti terlihat pada Tabel 4. Ditinjau dari skala kecelakaan nuklir INES, semua kejadian tersebut tergolong dalam skala 1 (anomali, dimana hanya terjadi penyimpangan batas operasi) dan skala nol (deviasi, dimana tidak ada dampak atau pengaruh terhadap sistem keselamatan) yang tidak memberi dampak radiologis. Data tersebut menggambarkan bahwa selama kurun waktu 25 tahun reaktor RSG GAS dioperasikan dan digunakan dengan aman. 8

0 2 4 6 8 12 14 16 18 22 24 26 28 32 34 36 38 42 44 46 48 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 Jumlah Gangguan I II V Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1-80 75 70 65 60 55 45 35 25 15 5 No. TERAS GANGGUAN LAINNYA GANGGUAN PLN Gambar 5. Gangguan operasi reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80 Tabel 4. Kejadian Operasi Reaktor pada operasi teras no.1 sampai dengan 80 No Tanggal Kejadian Skala INES 1 15 12 1989 Tabung pengarah detektor kanal start up, JKT01 CX821 bocor 0 2 23 02 1993 Kerusakan Trafo BHT03 0 3 05 03 1997 Terlepasnya kapsul target FPM 0 4 07 03 1997 Bocor Oli di pompa sekunder PA02 AP01 0 5 13 03 1993 Kerusakan batang kendali JDA05 0 6 25 03 1996 Naiknya penunjukan FFD 1 7-01 1997 Terjatuhnya kancing baju di kolam reactor 0 8 07 03 1997 Pompa Sekunder PA02 AP01 0 9 17 03 1997 Terjadi gempa bumi 0 23 04 1997 Terjatuhnya stringer pembawa Kapsul 0 11 24 04 1997 Terjadi kerusakan target HEU 1 12 08 05 1997 Kotoran benda asing di elemen bakar B-8 (I) 0 13 07 1998 Getaran pada beam tube S-5 0 14 03 08 1998 Bengkok pada ujung Bahan Bakar RI-219 0 15 18 03 00 Seal pompa pendingin primer JE01 AP01 bocor 1 9

Evaluasi Kinerja Sistem...( Iman Kuntoro) No Tanggal Kejadian Skala INES 16 29 09 00 Kerusakan target FPM selama Iradiasi 1 17 25 04 01 Pompa Sekunder PA02 AP01 mati 0 18 22 12-02 Kebakaran panel listrik distribusi utama jalur A 0 19 07 03 Kenaikan Suhu Sistem Pendingin 0 19 12 03 Kegagalan Iradiasi target FPM 1 21 24 01 05 Kebocoran kapsul target FPM 1 22 26 01 05 Kenaikan radioaktivitas udara di Balai Operasi 1 23 22 06 05 Kerusakan Bahan Bakar RI-362 1 24 01 03 06 Kenaikan radioaktivitas udara di Balai Operasi 1 25 03 06 Konduktivitas Air Primer Naik Hingga > 8 μs/cm 0 26 09 06 06 Pipa pendingin sekunder Jalur PA01 bocor 0 27 14 11 11 Kopling JE01 AP03 pecah & pompa PA01 AP01 motor terbakar 0 KESIMPULAN Secara teknis dapat disimpulkan bahwa reaktor RSG-GAS selama kurun waktu 25 tahun dioperasikan dan digunakan dengan aman, tidak terjadi kecelakaan nuklir. Sistem keselamatan reaktor menunjukkan kinerja yang baik dan handal sehingga saat terjadi gangguan atau bahkan kegagalan operasi maupun gangguan penggunaan reaktor, reaktor dapat dipadamkan secara otomatis oleh sistem proteksi reaktor. Kejadian operasi reaktor yang terjadi masuk dalam skala level nol dan skala satu dimana tidak menimbulkan dampak radiologis. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Pusat Reaktor Serba Guna atas izin memperoleh data operasi reaktor RSG-GAS dan Bapak Sudijono dan Bapak Sigit Haryanto yang telah membantu mengumpulkan data sehingga penelitian ini dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA [1]. Perka BAPETEN No. 2 Tahun 11 tentang Ketentuan Keselamatan Operasi Reaktor Non Daya. [2]. LAK RSG - GAS, Rev..1 Tahun 11. [3]. Laporan Operasi Reaktor RSG-GAS Teras ke-1 sampai dengan Teras ke- 80, Bidang Operasi Reaktor, Pusat Reaktor Serba Guna, 1987 12. [4]. IAEA Safety Standards, Safety of Research Reactors, Safety Requirement No. NS-R-4, Vienna, 05.