BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Surat Ijin Mengemudi (SIM)

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PELANGGARAN LALU LINTAS

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN KELAS JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

SOSIALISASI DALAM RANGKA : PERTEMUAN PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SELURUH INDONESIA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)


MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memadukan roda transportasi lain. Pengembangan lalu lintas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. SIM yang dikeluarkan yaitu SIM A, BI, BII, C dan D. Lulus ujian teori dan ujian praktik merupakan syarat-syarat untuk

Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR SMP MENGEMUDIKAN SEPEDA MOTOR TANPA MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten Pamekasan merupakan suatu lembaga Kepolisian yang membawahi kepolisian sektor (POLSEK).Polresta bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum dan pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas-tugas Polri lain dalam wilayah hukumnya, sesuai ketentuan hukum dan peraturan atau kebijakan, yang berlaku dalam organisasi Polri. 2. Visi dan Misi Adapun visi dan misi Polsek Waru Kabupaten Pamekasan, ialah sebagai berikut: 1 1. Visi Terwujudnya Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan yang Agamis, Tentram, Maju, Mandiri dan Berkeadilan menuju Ridho Allah SWT, dengan penjelasan sebagai berikut: 1 Deny Eko Pristanto, Banit Intelkam, melalui wawancara, pada hari kamis, tanggal 7 Nopember 2013. 44

45 a. Agamis: Perilaku kehidupan yang senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius dan budi pekerti. b. Tentram: Kondisi yang aman, tenang dan damai. c. Maju: Kearah yang lebih baik secara teratur dan terukur. d. Mandiri: Mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan dan sekaligus menjalankan atau mencapainya. e. Berkeadilan: Berpegang pada kebenaran. 2. Misi Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah, merupakan deskripsi dari tujuan utama serta sasaran yang ingin dicapai, yang dirumuskan sebagai: a. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat dengan kewajiban menjalankan keyakinan atau syariat agama bagi pemeluk-pemeluknya. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. c. Meningkatkan pemperdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan potensi daerah. d. Menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. e. Mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan yang mengutamakan pelayanan masyarakat, profesional dan bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).

46 B. Praktik Masyarakat Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan Dalam Memiliki Moda Angkutan Masyarakat Kecamatan Waru merupakan sebuah kecamatan yang paling banyak mempunyai kendaraan yang kososngan serta moda angkutan yang tidak sesuai dengan peraturan lalu linatas dan angkutan jalan. Adapaun kendaraan yang diperoleh masyarakat di Desa Ragang dan Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pameksana yaitu dari berbagai daerah dan paling banyak adalah dari daerah Kota Malang. Baik diperoleh dari kendaraan hasil curian, ataupun dari kredit macet yang dibawa ke berbagai daerah dan dijual di masyarakat di Desa Ragang dan Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Adapun data mengenai moda angkutan dan angkutan jalan dapat dijelaskan berdasarkan tabel dibawah ini, antara lain: TABEL 1 Data Monografi di Desa Ragang dan Desa Bajur Kecamatan Waru (Januari November 2013) 2 KELOMPOK JENIS KENDARAAAN JUMLAH (JIWA) Kelompok Pendidikan Kelompok Tenaga Kerja Roda Dua - Lulusan SD - SMP - Lulusan SMA - PT Roda Empat - Lulusan SD - SMP - Lulusan SMA - PT Aparat Pemerintah Roda Dua Aparat Pemerintah Roda Empat Masyarakat Roda Dua dan Roda Empat 65 % 35 % 25 % 75 % 10 % 15 % 75 % 2 Monografi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan tahun 2013

47 Sedangkan berdasarkan Moda Angkutan penduduk di Kecamatan Waru terbagi dalam tabel berikut ini : TABEL 2 Penduduk Menurut Moda Angkutan Tahun 2013 No MODA ANGKUTAN JUMLAH 1. Kendaraan Pribadi - Roda Dua 45 % - Roda Empat 25 % 2. Kendaraan Umum - Angkutan Kota 10 % - Angkutan Desa 20 % Sumber : Data Moda Angkutan di Desa Ragang dan Desa Bajur Kecamatan Waru (Januari November 2013) 3 C. Mekanisme Pembuatan Surat Ijin Mengemudi Setiap masyarakat yang berkendara menggunakan kendaraan bermotor harus memiliki bukti bahwa dinyatakan layak untuk berkendara di jalan raya. Sebagai tanda bukti kelayakan maka tiap pengendara bermotor diwajibkan untuk memiliki SIM dari Kantor Kepolisian. Beberapa persyaratan untuk membuat SIM adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan tertulis 2. Bisa membaca dan menulis 3. Memiliki kemampuan peraturan Lalu Lintas dan teknik dasar kendaraan bermotor. 3 Ibid

48 4. Batas usia 16 tahun untuk SIM Gol. C, usia 17 tahun untuk SIM Gol. A, usia 20 tahun untuk SIM Gol. BI/ BII 5. Trampil dalam mengemudikan kendaraaan bermotor 6. Sehat secara jasmani maupun rohani 7. Lulus ujian teori dan praktek Semua persyaratan tersebut harus dipenuhi sebelum membuat SIM baru maupun peningkatan golongan SIM. Setelah persyaratan dipenuhi maka pemohon menyerahkan persyaratan berupa KTP/ Pasport + KIMS, Surat Uji Kesehatan serta Ijasah/ Sertifikat Mengemudi jika ada kepada bagian registrasi untuk di cek data dari pemohon tentang pelanggaran, laka lantas, SIM lainya dan SIM ganda. Setelah itu Pemohon melanjutkan ke proses Ujian. Poses Ujian dibagi menjadi dua tahap yaitu Ujian Teori dan Ujian Praktek I dan II. Dalam proses ujian ini Pemohon harus dinyatakan lulus oleh pihak kepolisian agar dapat membuat SIM. Apabila dinyatakan tidak lulus maka pemohon harus mengulang proses ujian paling lambat 14 hari dan tunda 60 hari. Setelah porses ujian selesai dilanjutkan proses identifikasi yang berupa foto, tanda tangan dan sidik jari. Setelah semua proses dilaksanakan oleh pemohon maka pihak kepolisan segera emproduksi SIM yang kemudian diserahkan kepada Pemohon.

49 D. Praktik Ketaatan Masyarakat Terhadap Peraturan Lalu Lintas Adapun yang sering dilakukan masyarakat Kecamatan Waru yaitu mayoritas masyarakat banyak yang tidak mempunyai surat sepeda motor karena kebanyakan dari masyarakat sekitar kendaraan yang digunakan adalah kosongan dan tidak ada satupun masyarakat yang taat lalu lintas dan angkutan jalan, pengangkutan yang tidak sesuai dengan modul atau muatan baik bagi kalangan orang dewasa atau anak dibawah umur. Khususnya anak ABG atau anak sekolah, kesadaran masyarakat sekitar masih minim, masyarakat beranggapan bahwa patuh lalu lintas dan angkutan jalan, yang penting sudah bisa mengendarai sepeda motor dan tidak jatuh, peraturan lalu lintas dan angkutan jalan hanya sebagai identitas biar tidak di tilang. Sehingga kecelakaan yang ditimbulkan dari pengendara sepeda motor hampir setiap hari karena pengendara yang tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas dan angkutan jalan dalam mengemudi tidak sesuai dengan aturan lalu lintas atau patuh terhadap marka jalan. 4 Daerah Kabupaten Pamekasan khususnya di Kecamatan Waru adalah angka tertinggi yang tidak sering melanggar lalu lintas dan angkutan jalan dan kecelakaannya pun juga tertinggi karena kesadaran dari masyarakat sekitar serta faktor lingkungan yang tidak memadahi. Adapun faktor-faktor yang sering 4 Abdullah, Masyarakat Desa Ragang Kecamatan Waru, Wawancara, Tanggal 20 Agustus 2013.

50 ditimbulkan pengendara yang sering melanggar lalu lintas dan angkutan jalan anatara lain: 5 1 Daerah madura khususnya di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan terkenal dengan pengendara yang ugal-ugalan. 2 Dalam melakukan kecepatan mengendarai dengan menggunakan kecepatan tinggi. 3 Tidak ada rambu-rambu lalu lintas. 4 Kendaraan yang digunakan tidak sesuai dengan peraturan yaitu tidak ada klakson, sepion, maupun lampu. 5 Banyaknya pengendara liar, kareana mayoritas masyarakat penganguran. Mengenai pengemudi kendaraan bermotor dalam mengemudikan kendaraan bermotor di jalan Pengendara atau pengemudi kendaraan di Kecamatan Waru, wajib : 1. Mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar 2. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki 3. Menunjukkan surat tanda bukti pendaftaran kendaraan bermotor, atau surat tanda coba kendaraan bermotor, Surat izin mengemudi, dan tanda bukti lulus uji, atau tanda bukti lain yang sah. 4. Mematuhi ketentuan tentang kelas jalan, rambu-rambu dan marka jalan, atau pemberi isyarat lalu lintas, waktu kerja dan waktu istirahat 5 Abdullah, Ketua Polsek Kecamatan Waru, Wawancara, Tanggal 25 Agustus 2013.

51 pengemudi, gerakan lalu lintas, berhenti dan parkir, persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor, pengguna kendaraan bermotor, peringatan dengan bunyi dan sinar, keeepatan maksimum dan atau minimum, tata cara mengangkut orang dan atau barang dan tata cara penggandengan dan penempelan kendaraan lain. 5. Memakai sabuk keselamatan bagi pengemudi kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan menggunakan helm bagi pengemudi kendaraan bermotor roda dua atau bagi pengemudi kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah. Untuk menjamin keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan ditetapkan ketentuan-ketentuan mengenai: a. Rekayasa dan manajemen lalu lintas. b. Gerakan lalu lintas kendaraan bermotor. c. Berhenti dan parkir. d. Penggunaan dan peralatan dan perlengkapan kendaraan bermotor yang diharuskan, peringatan dengan bunyi dan sinar. e. Tata cara mengiring hewan dan penggunaan kendaraan tidak bermotor di jalan. f. Tata cara penetapan kecepatan maksimum dan atau minimum kendaraan bermotor.

52 g. Prilaku pengemudi terhadap pejalan kaki. h. Penetapan sumbu kurang dari muatan sumbu terberat yang diizinkan. Tata cara mengangkut orang dan atau barang beserta penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan antara lain: 1. Penetapan larangan penggunaan jalan 2. Penunjukan lokasi, pembuatan dan pemeliharaan tempat pemberhentian untuk kendaraan umum.