BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

I. PENDAHULUAN. pria dan >25% pada wanita (Ganong W.F, 2005). Penyebabnya adalah

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot skelet yang dapat meningkatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik dapat dikategorikan menjadi aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Gaya hidup yang tidak aktif dan perilaku makan yang tidak baik merupakan penyebab penting terjadinya kelebihan berat badan yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus dan penyakit saluran pernafasan. 1,2 Kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi pola makan yang tidak sehat merupakan salah satu faktor risiko meningkatnya PTM di berbagai negara di dunia. Beberapa faktor risiko yang merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan PTM menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2011 adalah peningkatan tekanan darah (bertanggung jawab atas 13% dari kematian global), diikuti oleh penggunaan tembakau (9%), peningkatan glukosa darah (6%), aktivitas fisik inaktif (6%), serta kelebihan berat badan dan obesitas yang disebabkan karena pola makan yang tidak sehat (5%). Prevalensi kurangnya aktivitas fisik cukup meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan negara. Negara berpenghasilan tinggi memiliki lebih dari dua kali lipat prevalensi dibandingkan 1

dengan negara berpenghasilan rendah untuk pria dan wanita yaitu 41% pada pria dan 48% pada wanita, sedangkan pada negara berpenghasilan rendah 18% pada pria dan 21% pada wanita. Hal ini serupa dengan prevalensi indeks massa tubuh (IMT) yang umumnya meningkat dengan meningkatnya pendapatan negara. 3 Faktor risiko PTM di Indonesia dipicu oleh berbagai faktor antara lain merokok, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34.7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93.6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48.2% kurang aktivitas fisik. Data terkini menunjukkan bahwa sekitar 60% kematian pada kelompok usia dewasa disebabkan PTM, seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus dan penyakit saluran pernafasan, sedangkan untuk tahun 2010 persentase kasus rawat inap PTM yang tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Barat dan Jawa Barat. 2,4 Aktivitas fisik dapat mempengaruhi berat badan seseorang. Penelitian yang dilakukan GF Dunton tahun 2009 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa waktu luang yang diisi dengan aktivitas fisik sedang sampai berat (misalnya, olahraga dan latihan fisik), transportasi aktif (misalnya, berjalan dan bersepeda), secara independen terkait untuk menurunkan IMT, sedangkan menonton televisi/film, bermain game, menggunakan komputer, dan transportasi menetap (misalnya, mengendarai mobil) secara independen terkait dengan IMT yang lebih tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi kejadian obesitas yang dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, kanker dan penyakit kardiovaskular yang semuanya dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. 5 2

Pola makan dapat diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruhpengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pada penelitian Helmut Schröder tahun 2003 di Spanyol, konsumsi energi yang berasal dari asupan makanan secara langsung berkorelasi dengan IMT pada pria maupun wanita. IMT secara langsung terkait dengan asupan makanan karbohidrat, lemak total dan asam lemak jenuh pada pria. Sebaliknya, pada wanita hanya berhubungan dengan asupan protein sedangkan hubungan antara IMT dan asupan asam lemak jenuh pada wanita berbanding terbalik dengan pria. Aktivitas fisik waktu luang secara signifikan berhubungan dengan IMT hanya pada pria. Hal ini dapat bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan mencegah faktor risiko penyakit tersebut yaitu tingginya asupan total lemak dan asam lemak serta rendahnya aktivitas fisik. 6,7 Indeks massa tubuh sering digunakan dalam studi epidemiologi untuk mengukur adipositas secara umum, selain itu terdapat pula pengukuran lingkar pinggang yang juga merupakan indikator terhadap adipositas sentral dan distribusi lemak tubuh. Kedua pengukuran tersebut berhubungan dengan risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortilitas. Perubahan lingkar pinggang dan indeks massa tubuh secara positif berhubungan dengan penyebab morbiditas dan mortilitas pada wanita dan pria sehat pada usia pertengahan, oleh sebab itu, pengukuran keduanya sangatlah penting. 8 Penelitian yang dilakukan Nina Karnehed tahun 2005 di Denmark menunjukkan bahwa orang kembar yang melakukan aktivitas fisik rendah dan 3

mengkonsumsi makanan rendah serat memiliki IMT dan lingkar pinggang yang lebih tinggi, tetapi tidak terdapat hubungan dari efek merokok, konsumsi alkohol, makanan berlemak, makanan manis dan aktivitas saat bekerja terhadap perubahan IMT maupun lingkar pinggang. 9 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung memiliki mayoritas keluarga dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik yang mengakibatkan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan impor, terutama jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng, pizza dan hamburger. Faktor ekonomi juga menyebabkan beberapa orang merasa nyaman dengan makanan yang telah tersedia yang diolah tanpa memerlukan persiapan yang lama atau proses memasak yang lama yaitu dengan makanan instant berupa bungkusan atau kalengan yang sudah tersedia, hal tersebut dapat merubah pola makan menjadi pola makan yang tidak seimbang karena berlebihnya asupan energi dari makanan dibandingkan energi yang dikeluarkan. 6 Berbagai macam kesibukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung dapat menyebabkan hambatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik seperti kurangnya waktu untuk melakukan latihan fisik karena banyaknya tugas, keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan teknologi seperti penggunaan komputer, gadget dan alat elektronik lainnya. Hal tersebut dapat merubah pola hidup mahasiswa menjadi sedentary life style atau perilaku menetap berupa perilaku duduk atau berbaring dalam sehari-hari baik saat perkuliahan, di rumah seperti menonton televisi, bermain game, penggunaan komputer dan alat 4

elektronik lainnya, di perjalanan dengan menggunakan transportasi mobil atau motor, tetapi tidak termasuk waktu yang digunakan untuk tidur. 10 Pola makan dan aktivitas fisik yang tidak seimbang dapat menyebabkan perubahan IMT dan lingkar pinggang yang dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, kanker dan penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada penelitian ini peneliti meneliti mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010 karena peneliti akan melakukan penghitungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang diukur dengan standar dewasa yang berusia diatas 20 tahun, secara keseluruhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010 telah berusia lebih dari 20 tahun, oleh sebab itu, peneliti akan melakukan penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. Membentuk pola aktivitas fisik dan pola makan yang teratur sejak dini sangatlah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan guna mengembangkan perilaku positif yang dapat digunakan sepanjang perjalanan hidup. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan pola makan terhadap IMT dan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010 yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya aktivitas fisik dan pola makan teratur sejak dini terhadap pencegahan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus dan penyakit saluran pernafasan. 5

1.2. Rumusan Masalah 1) Bagaimana hubungan antara aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010? 2) Bagaimana hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010? 3) Bagaimana hubungan antara pola makan dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010? 4) Bagaimana hubungan antara pola makan dengan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010? 5) Bagaimana hubungan antara aktivitas fisik dan pola makan dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 6

1.3.2. Tujuan Khusus 1) Untuk mengukur hubungan antara aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 2) Untuk mengukur hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 3) Untuk mengukur hubungan antara pola makan dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 4) Untuk mengukur hubungan antara pola makan dengan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademik Memberikan data awal pada instalasi pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tentang penelitian hubungan aktivitas fisik dan pola makan terhadap indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010 sehingga dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada penelitian selanjutnya. 7

1.4.2. Manfaat Praktis 1) Memberikan informasi tentang aktivitas fisik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 2) Memberikan informasi tentang pola makan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010. 3) Memberikan hasil penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2010 terkait dengan faktor risiko penyakit tidak menular sehingga dapat memberikan masukan kepada mahasiswa untuk melakukan latihan fisik yang teratur serta mengontrol pola makan yang seimbang. 8