Kebijakan Jender untuk Radio Komunitas. 8 Maret 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Kebijakan Jender. The Partnership of Governance Reform (Kemitraan) 1.0

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Deklarasi Dhaka tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pembela Hak Asasi Perempuan tentang DEKLARASI ASEAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Asesmen Gender Indonesia

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

Discrimination and Equality of Employment

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

Kami telah menyiapkan beberapa sumber daya untuk membantu anda berpatisipasi dalam Pelajaran Cerita Besar ini.

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

2. Konsep dan prinsip

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

CERDAS ber-media SOSIAL SERI DIGITAL LITERASI RELAWANTIK INDONESIA

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua : Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat, terlebih di masyarakat perkotaan. Fenomena waria merupakan suatu

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

BAB KELIMA KESIMPULAN DAN SARAN. fakta yang menjawab pertanyaan penelitian yaitu:

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

Penyebab dan Akar Masalah

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PEREMPUAN DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Agustus 2016; disetujui: 14 Oktober 2016

JURNALISME BERPERSPEKTIF GENDER

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

Transkripsi:

Kebijakan Jender untuk Radio Komunitas 8 Maret 2008

Pendahuluan Berbagai instrumen Internasional, konstitusi nasional dan masyarakat dunia mengakui kesetaraan perempuan dan pentingnya peran perempuan di setiap bidang usaha manusia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menjunjung Hak semua orang, tanpa melihat gender, seksualitas, ras dan agama. Lebih jauh, pemerintah berbagai negara telah mengakui keberadaan perempuan di bawah Konvensi penghapusan semua bentuk Kekerasan terhadap Perempuan (CEDAW). Di bawah konvensi ini, pemerintah diwajibkan untuk mengimplementasikan program-program dengan penerapan ke dalam tiga prinsip utama: prinsip kesetaraan, prinsip non diskriminasi dan prinsip kewajiban negara. P e r a n m e d i a d a l a m m e m p r o m o s i k a n kesetaraan perempuan sangat penting. Hal ini disebutkan dalam bagian J Landasan Aksi Beijing untuk Perempuan, yang diadopsi dalam konsensus di tahun 1995. Bagian ini meminta perhatian terhadap keterlibatan aktif perempuan dalam media, namun terbukti ketidakhadiran m e r e k a s e c a r a u m u m d a l a m p o s i s i pengambilan keputusan di semua bentuk media. Keadaan ini juga mengarah pada kebutuhan mendesak untuk mereformasi dan meletakkan kewajiban pada negara untuk mengambil langkah-langkah seperti pelatihan, penelitian,dan promosi perempuan dalam posisi kekuasaan pengambilan keputusan. Keadaan tersebut juga menunjuk pada suatu kewajiban bagi praktisi media untuk membantu mencapai dua tujuan strategis yang digariskan untuk meningkatkan partisipasi dan akses perempuan dalam mengekspresikan dan mengambil keputusan dan melalui media dan Teknologi Informasi dan Komunikasi baru (TIK); dan untuk mempromosikan gambaran perempuan yang seimbang dan tidak berdasarkan stereotipe di dalam media. Radio komunitas seharusnya berada di garda depan dalam pencapaian tujuan ini. Pendekatan yang dimiliki komunikasi online dan internet memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berjaringan dan berkomunikasi dengan cara yang adil. Mayoritas perempuan, betapapun, hidup di negara berkembang, dimana akses mereka terhadap semua bentuk teknologi amat terbatas. Kebutuhan perempuan di negara berkembang, dan mereka yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi di negara-negara berkembang, perlu dipertimbangkan tidak hanya oleh praktisi radio komunitas, namun juga oleh pengambil kebijakan di setiap level masyarakat, dari pemerintah lokal sampai badan-badan yang berkedudukan internasional. Sayangnya, pengambilan keputusan seringkali mengabaikan kebutuhan perempuan untuk mengakses informasi secara online, mengarah ke suatu keadaan yang secara luas di desain oleh dan untuk laki-laki, dan karenanya memperburuk baik jurang informasi antara laki-laki dan perempuan seperti juga memberikan gambaran yang negatif, komersialisasi yang kentara dan seksualitas terhadap tubuh perempuan. Radio komunitas dapat memainkan sebuah peran dalam membantu membawa pertimbangan-pertimbangan khusus ini ke meja kebijakan, dan mempromosikan peran perempuan baik dalam menggunakan TIK, dan memperbaiki ketidakseimbangan politik ini. Secara internasional, peran perempuan dalam mencegah dan memecahkan konflik dan membangun perdamaian telah diakui melalui Resolusi Badan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1325. Radio Komunitas memiliki tanggung jawab untuk membantu memastikan keterwakilan dan partisipasi perempuan dalam situasi-situasi seperti ini, memberikan ruang untuk diperdengarkannya suara perempuan dalam proses membangun perdamaian dan mengangkat kebutuhan-kebutuhan khusus perempuan dan anak perempuan dalam situasi konflik. Radio komunitas memiliki tanggung jawab untuk mengubah ketidakseimbangan tersebut; memfasilitasi keterlibatan perempuan di semua level pengambilan keputusan dan program; memastikan bahwa suara dan pertimbangan-pertimbangan perempuan adalah bagian dari agenda berita sehari-hari; memastikan bahwa perempuan digambarkan secara positif sebagai anggota masyarakat yang aktif;dan mendukung perempuan untuk memperoleh keterampilan teknis dan kepercayaan diri untuk mengontrol komunikasi mereka. Radio komunitas adalah bagian dari gerakan sosial yang progresif, dan karena itu seharusnya menginisiasi dan memperkuat ikatan dengan gerakan progresif perempuan. Radio komunitas juga memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan dan mendorong kebijakan etis yang termasuk di dalamnya menghargai perempuan dan kesetaraan sebagai satu dari kepentingannya. Kebijakan jender untuk radio komunitas ini akan berguna sebagai alat untuk mengimplementasikan kesetaraan jender di radio komunitas. Itu seharusnya menjadi bagian dari peraturan dan kebijakan etis yang dimiliki oleh radio. 2 3

Bagian 1: Akses perempuan ke frekuensi Perempuan membutuhkan akses ke frekuensi, terkait dengan kemampuan mereka membuat program acara sendiri tentang isu sosial, politik dan hiburan, dan juga program-program yang terkait dengan isu perempuan. Pandangan yang positif terhadap pelatihan untuk perempuan perlu diberikan, juga ruang bagi perempuan untuk memroduksi berbagai program; memastikan tersedianya lingkungan yang mendukung, aman baik di dalam dan di sekitar stasiun radio. Termasuk di dalamnya pengembangan kebijakan anti pelecehan seksual dan mekanisme komplain untuk menyediakan perlindungan bagi perempuan dari segala bentuk pelecehan seksual dan gangguan. Perempuan juga memiliki hak untuk bekerja tanpa rasa takut, suasana pelatihan yang memadai dalam hal keamanan dan dapat menjaga diri, tidak memberikan toleransi sama sekali untuk kekerasan terhadap kehormatan perempuan dan membantu mereka menghadapi ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar stasiun radio patut menjadi bagian utama dalam upaya mendorong perempuan untuk mengakses frekuensi. Secara budaya, cukup sulit bagi perempuan untuk mengakses penyiaran, karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan perjalanan sendirian atau larut malam. Beberapa upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa perempuan dapat mengatasi hambatan-hambatan ini, sebagai contoh, melalui stasiun radio mobile, penyediaan transportasi atau orang yang dapat menemani perjalanan. Pelatihan teknis khusus untuk perempuan atau hari-hari khusus perempuan di radio adalah cara-cara untuk mengatasi masalah kepercayaan diri. Untuk menuju pada kesetaraan perempuan, stasiun radio seharusnya berkomitmen untuk menyediakan meja perempuan di dalam stasiun radio untuk mendukung partisipasi perempuan dan untuk menjaga mereka dan segala bentuk diskriminasi di dalam stasiun dan di udara; dan untuk membantu menciptakan lingkungan yang positif bagi partisipasi setara kaum perempuan. Bagian 2 Keterwakilan perempuan di Udara Mendorong keterwakilan perempuan dalam keragamannya, sebagai ganti peran-peran stereotipikal perempuan yang ditonjolkan secara berlebihan, seperti peran perempuan di dalam keluarga. Memastikan bahwa semua orang, tanpa melihat jender, etnisitas, kelas, orientasi seksual, dan seterusnya, diperlakukan dengan hormat dan bermartabat di semua aspek konten siaran di stasiun, baik dalam konten editorial atau iklan layanan masyarakatnya. Dalam hal ini termasuk memastikan bahwa tidak ada laki-laki maupun perempuan yang mengalami objektivikasi, secara fisik atau lainnya. Perspektif perempuan seharusnya ditampilkan di setiap program siaran. Selain itu program khusus untuk perempuan harus dialokasikan. Meskipun demikian penyiar perempuan sebaiknya tidak hanya terperangkap ke program-program yang khusus untuk perempuan semata. Perempuan seringkali diabaikan oleh media sebagai narasumber dan orang yang dapat memberikan pendapat berdasar keahlian tertentu. Sumber-sumber yang beragam, mewakili semua sektor masyarakat, seharusnya dapat digunakan untuk program-program berita dan analisis. Untuk memfasilitasi ini, mungkin akan berguna menyusun sebuah daftar keahlian perempuan di berbagai bidang yang dapat digunakan sebagai referensi. Bagian 3 Kebutuhan Khusus untuk Perempuan Minoritas Kita perlu mengenali keberagaman perempuan serta menciptakan ruang bagi perempuan yang menghadapi diskriminasi, kekerasan, atau dipinggirkan oleh media komersial dan pemerintah. Lebih khusus lagi, ruang itu mutlak diberikan pada perempuan yang berasal dari etnis, kasta, dan suku bangsa asli yang minoritas. Juga termasuk perempuan dengan orientasi seksual minoritas seperti para lesbian dan transjender. Harus dipastikan bahwa perempuan dan warga yang begitu beragam memperoleh akses untuk mengudara melalui stasiun radio. Khusus perempuan minoritas, perlu diberikan prioritas waktu siaran yang berisi diskusi mengenai isu-isu mereka dalam hal pemberdayaan; kenyamanan; dan lingkungan yang tidak diskriminatif. Pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk 4 5

perempuan yang berasal dari latar belakang kultur dan orientasi yang beragam ini mungkin unik, sehingga dana harus dialokasikan untuk memastikan kepentingan mereka telah terakomodir. Section 4 Representasi Perempuan di Seluruh Level Manajemen Stasiun Radio Radio komunitas merupakan salah satu media yang sangat strategis untuk mewakili suara perempuan dibanding media komersial; atau pemerintah. Walau begitu, sering kali perempuan tetap tidak terwakili, terutama dalam area pengambilan keputusan dan keterampilan teknis dan banyak sekali sasiun radio yang tidak memiliki perwakilan perempuan yang cukup efektif. Sehubungan dengan perwakilan perempuan yang cukup berarti di seluruh level radio komunitas, kuota untuk partisipasi perlu direncanakan di tingkat pemilikan, manajemen, produksi, termasuk partisipasi mereka di manajemen pengelolaan teknis. Tujuan utama adalah untuk mencapai keseimbangan antara pria dan perempuan, tetapi kuotanya kurang lebih 30% perwakilan perempuan. Untuk mencapai kuota ini, sangat penting untuk menginvestasikan keterampilan perempuan, di bidang kepemimpinan, manajemen yang bertujuan untuk mendukung perempuan dan mencapai keseimbangan jender dalam radio. Partisipasi perempuan tidak bisa diukur hanya dari jumlah yang terlibat dalam stasiun radio. Perempuan harus terwakili dalam produksi, kepemilikan, dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa perempuan sangat berarti dalam proses kebijakan, termasuk adanya kepekaan budaya untuk mendukung lingkunganyang cukup akomodatif terhadap peran perempuan. 6 Banyak sekali faktor yang mendukung partisipasi perempuan. Diantaranya harus dipastikan adanya ruang untuk pengasuhan anak, jam kerja yang fleksibel, penerangan dan keamanan yang bagus di stasion radio selama jam siaran dan pertemuan, atau transportasi yang aman untuk perempuan, jika mereka harus bepergian dari dan ke stasiun radio, khususnya pada malam hari atau di hari libur nasional. Setidaknya separuh dari seluruh kelayakan tempat pelatihan harus dirancang untuk kebutuhan perempuan. Section 5 Penerapan Teknologi Tepat Guna Sementara beberapa perempuan cukup ahli dalam penggunakan teknologi informasi dan komunikasi, tetap tersisa kesenjangan digital berdasarkan jender. Perempuan sering kali dipinggirkan dari penggunaan teknologi, termasuk penggunaan teknologi tradisional seperti mengoperasikan studio radio. Ini sangat penting untuk mengakui adanya kesenjangan digital jender dan mengatasinya, melalui pelatihan teknis oleh dan untuk perempuan dan investasi teknologi yang tepat guna. Teknologi tepat guna termasuk menggunakan perangkat lunak sumber terbuka (open source). Juga perlu diperhatikan pembangunan studio yang peka terhadap fisik perempuan seperti menghitung ukuran tubuh perempuan yang biasanya lebih pendek daripada pria, untuk memastikan bahwa studio bisa digunakan oleh semua orang, termasuk para difabel. Hal ini juga harus memastikan bahwa material pelatihan dapat diakses, diterjemahkan ke bahasa lokal dan diadaptasi untuk mereka yang tidak bisa membaca, sehingga setiap orang bisa memahaminya. Selain itu juga kebutuhan yang mendesak untuk mendorong penelitian dan mendukung inisiatif-inisiatif yang menolong orang miskin dan buta huruf dapat berkomunikasi, melalui pengembangan teknologi mural yang bisa digunakan untuk mereka yang masih buta huruf. Section 6 Pendanaan dan Peningkatan Kapasitas untuk Radio Perempuan Peningkatan kapasitas adalah komponen kunci untuk mencapai kesetaraan jender. Ini tidak berarti hanya menerapkan peningkatan kapasitas pada perempuan yang terlibat dalam stasiun radio, tetapi untuk keduanya, perempuan dan pria sefingga mereka bisa bekerja bersama untuk membangun suatu lingkungan kerja yang aman, matang di mana semua orang bisa menyumbangkan aspek yang terbaik untuk kesuksesan stasiun radionya. 7

Saat yang bersamaan, pelatihan mengenai sensitif jender harus diterapkan ke seluruh partisipan di stasiun radio untuk memampukan perempuan dan pria menyadari perilaku yang masih dominan patriarki dan diskriminatif. Dan akhirnya mengembangkan relasi jender yang egaliter, tidak diskriminatif dan pelaporan berbasis keadilan jender. Sementara banyak stasiun yang memiliki keinginan baik untuk mencapai kesetaraan jender, jarang sekali pendanaan atau peningkatan kapasitas untuk mendukung tujuan ini. Dana khusus dan uang harus disisihkan untu mencapai keseteraan jender ini. Dana ini harus digunakan untuk melatih perempuan dalam bidang teknis, program, dan manajemen keterapilan; investasi dalam mencapai kondisi stasiun yang memapukan perempuan untuk merasa aman (seperti penerangan, perlengkapan keamanan, juga toilet terpisah); dan menyediakan kesempatan berjejaring untuk perempuan yang terlibat dalam stasiun. Jika dilihat dari sudut pandang struktur, sangat vital untuk mempunyai koordinator perempuan diantara staf, dewan penasihat atau komite manajemen yang bisa mengidentifikasi kebutuhan stasiun radio dan implementasi program untuk tercapainya kesetaraan jender, seperti melalui sebuah bidang khusus kajian perempuan. Kebijakan Gender ini telah diterjemahkan ke dalam 17 bahasa. Silahkan kunjungi: AMARC-WIN International, 705 Rue Bourget #100, Montreal, Quebec CANADA, H4C 2M6, Tel: +1-514-982-0351, Fax: +1-514-849-7129 secretariat@si.amarc.org, http://win.amarc.org/ Seluruh input untuk kebijakan gender ini berasal dari anggota AMARCWIN Asia Pacific dan telah disetujui oleh AMARC-WIN International. Komite: Geeta Malhotra, READ (India); Nimmi Chauhan, DRISHTI Media Collective (India); Sonia Randhawa, AMARC Asia Pacific Board (Australia); Tamara Aqrabawe, INTERNEWS (Afghanistan); and Bianca Miglioretto, ISIS INTERNATIONAL (Philippines) Terjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dilakukan oleh Ranggoaini Jahja dan Ade Tanesia, Combine Resource Institution Koordinasi: Isis International, www.isiswomen.org