BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang

BAB I PENDAHALUAN. Dengan mencatat besarnya jumlah organisasi gereja di Indonesia, serangkaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

Status Rohani Seorang Anak

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

Pertanyaan Alkitab (24-26)

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

DAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN ( )

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

Pembaptisan Air. Pengenalan

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan Agama Kristen Protestan

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Gereja Memberitakan Firman

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Saya Dapat Menjadi Pekerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

UKDW BAB I. PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

KONFLIK PENGURUS HKBP DAN PENGARUHNYA TERHADAP JEMAAT DI HKBP DISTRIK VII SAMOSIR ( )

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat Batak Toba sudah mempunyai sistem kepercayaan tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasan-nya terwujud dalam Debata Natolu. Masyarakat Batak Toba dulunya sering terjadi perang antara satu kampung dengan kampung yang lain. Masyarakat Batak Toba di Balige saat itu sangat takut dengan kekuatan jimat. Untuk mengubah cara berpikir masyarakat Batak Toba tersebut, para missionaris berusaha mengenalkan pendidikan. Masuknya agama Kristen kemudian mengakibatkan semakin berkurang terjadinya perang antarkampung. Hal ini tidak terlepas dari usaha para missionaris yang datang ke Tanah Batak untuk memajukan masyarakat dan mengubah cara berpikirnya melalui pendidikan ditambah dengan ajaran agama Kristen. 1 Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ada catatan bahwa pertumbuhan gereja tidak selamanya berjalan lancar. Ada kalanya pertumbuhan gereja mengalami kendala, seperti jumlah warga gereja mulai berkurang dan akhirnya lenyap sama sekali. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Tapanuli. Pada abad 17 di Eropa suatu organisasi gereja tertentu bisa hilang atau mengikuti keputusan raja di wilayah tertentu karena pergeseran sosial dan politik akibat timbulnya Reformasi. Pada masa itu di Eropa sedang terjadi 1 Sihombing, Justin, Sejarah Ni Huria Kristen Batak Protestan, Medan : 1996, ha.l 43.

pertumbuhan gereja yang negatif secara relatif. Itu karena adanya pengaruh materialisme dan rasionalisme. Ada juga pertumbuhan gereja yang bersifat positif, baik yang mutlak maupun yang relatif sedang terjadi. Banyak gereja di Indonesia yang sedang bertumbuh saat ini, karena Roh Kudus tetap berkarya dan memberi kuasa untuk bersaksi serta menghasilkan pertumbuhan gereja. 2 Berbicara tentang gereja, khususnya Gereja Protestan harus berbicara juga tentang Martin Luther sebagai tokoh pertama Reformasi gereja 3 pada abad ke-16. Ada delapan organisasi gereja di Indonesia yang mengaku penganut paham atau termasuk aliran Lutheran serta menjadi anggota LWF (The Lutheran World Federation), yaitu HKBP, GKPS, GBKP, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, dan GKPM. Semuanya berpusat di Sumatera Utara dan sekitarnya. Salah satu yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). 4 Pada tahun 1881 seorang pendeta yang bernama Pdt. Pilgram mengadakan rapat bersama jemaat untuk merencanakan pembangunan Gereja HKBP Balige. Semua peserta rapat saat itu setuju dengan pembangunan Gereja tersebut. Persetujuan akan pembangunan 2 Gondowijoyo, Pertumbuhan Gereja, Yogyakarta : Tanpa Penerbit, 1994, hal.19. 3 Melalui gerakan reformasi yang terjadi di dalam sejarah dunia, adalah prinsip-prinsip yang lahir dari terjadinya peristiwa reformasi gereja. Reformasi gereja tercetus pertama kali di dalam suatu zaman, yaitu abad ke-16 yang terjadi di Eropa Barat. Reformasi gereja ini terjadi akibat banyaknya ketidakpuasan terhadap Gereja Katolik Roma pada saat itu. Ketidakpuasan ini terjadi di Bohemia, Inggris dan di tempat-tempat yang lain. Para pemimpin gereja pada masa itu hidup secara munafik dan bertentangan dengan Kitab Suci. Rakyat menyaksikan kerusakan moral gereja yang bahkan melebihi kerusakan moral dalam kalangan orang biasa. Tetapi rakyat tidak berhak mengkritik karena adanya anggapan bahwa para pemimpin adalah wakil Tuhan dan rakyat harus mentaati mereka. Keadaan ini membuat orang-orang mulai meninggalkan gereja, namun mereka tetap terikat oleh gereja sebab adanya pandangan yang mengatakan bahwa keselamatan hanya terdapat di dalam gereja dan di luar gereja pasti binasa. 4 Aritonang, Yan S, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996. Hal. 17.

Gereja bukan hanya dalam perkataan saja, tetapi nyata saat itu dana sudah trekumpul. Pembangunan Gereja baru dan lumayan besar dapat selesai dengan semangat yang luar biasa tepatnya tanggal 26 April 1883 dan dipakai menjadi Gereja yang disebut namanya Gereja HKBP Balige, oleh ompu Ephorus Pdt. Ingwer Ludwig Nommensen yang datang ke Tanah Batak. 5 Pada tanggal 23 Agustus 1906 HKBP Balige dan jajarannya mengadakan Jubileum 25 tahun. Pada saat jubileum itu telah berdiri di Toba Hasundutan sebanyak 11 gereja dengan jumlah anggota jemaat sebanyak 3644 jiwa, Sekolah Minggu 1108 jiwa. Pesta jubileum pertama dihadiri hampir semua orang Kristen di Balige, dan banyak undangan dari Humbang, Silindung. Bahkan pesta Jubileum itu dihadiri tamu dari Luar Negeri sebanyak 25 orang. Jubileum pertama (25 tahun) menjadi momen yang sangat penting dan sungguh mahal, sebab pada saat itu Ephorus HKBP Pdt. I.L. Nomensen dengan penuh semangat serta percaya diri menyuarakan serta memberitahu arti Jubileum. 6 Setelah 50 tahun HKBP Balige berdiri, maka diadakanlah pesta besar Jubileum 50 tahun (pesta emas). Sukacita masyarakat Balige sangat luar biasa. Pdt. Eigenbord mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam memeriahkan pesta Jubileum tersebut. Hingga pada tanggal 10 November 1981 Balige mengadakan pesta Jubileum 100 tahun. Para jemaat sangat bersukacita dalam memeriahkan pesta Jubileum tersebut. Karena panitia Jubileum 100 tahun mengadakan pendekatan kepada anak perantau asal HKBP Balige. 5 Simanjuntak, Hot Marulak MP, Sejarah Jubileum HKBP Balige, Balige : 2006, hal.15. 6 Jubileum merupakan peresmian atau suatu pembebasan. Jubileum sama seperti merayakan ulang tahun. Simanjuntak, Hot Marulak MP, Sejarah Jubileum HKBP Balige

Gereja HKBP cukup berperan aktif terhadap masyarakat. Para pendeta, penatua dan bahkan pengajar Sekolah Minggu pun ikut berpartisipasi dengan masyarakat Balige. Bahkan kerja keras panitia Gereja menunjukkan kerjasama yang baik, sehingga anggota jemaat turut mendukung kebersamaan tersebut. Di samping itu juga, melihat dari kondisi Gereja HKBP Balige yang sangat indah, bersih dan memiliki panitia yang selalu aktif melayani masyarakat, maka banyak jemaat yang datang dari luar Balige beribadah disana, sebab pada saat itu HKBP Balige merupakan gereja terbesar dan terindah pada zamannya. Pendeta dan penatua Gereja sangat dihormati dan disenangi oleh masyarakat tersebut karena pelayanannya yang sangat baik. Adapun struktur Organisasi HKBP dari pusat hingga ke resort adalah: HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dan lain sebagainya. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat Resort yang dipimpin oleh pendeta Resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKPB mempunyai 26 praeses di seluruh Indonesia. Dalam

pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones. 7 1.2 Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas maka dibuatlah suatu perumusan masalah yang hendak diteliti sebagai landasan utama dalam penelitian. Penelitian ini dibuat untuk membahas perkembangan Gereja HKBP di Balige (1954-1981). Untuk mempermudah tulisan dalam upaya menghasilkan penelitian yang objektif, maka pembahasannya dirumuskan dalam masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan? 2. Bagaimana perkembangan gereja HKBP Ressort Balige tahun 1954-1981? 3. Apa peranan Gereja HKBP terhadap kehidupan sosial masyarakat Balige? 1.3 Tujuan dan Manfaat Dalam kehidupan manusia, masa lampau memang tidak dapat ditampilkan lagi seutuhnya. Meskipun demikian, manusia perlu mempelajari sejarah masa lampau, masa 7 Nadeak, Moksa, Krisis HKBP: Ujian bagi Iman dan Pengamalan Pancasila. Tarutung: Biro Informasi HKBP, 1995, hal. 24.

kini dan masa yang akan datang karena akan memberikan pelajaran bagi manusia untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada masa kini dan akan datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui latar belakang berdirinya Gereja HKBP Ressort Balige. 2. Menjelaskan perkembangan Gereja Ressort Balige 1954-1981. 3. Menjelaskan peranan Gereja HKBP dalam kehidupan sosial masyarakat Balige. Di samping tujuan di atas, juga diharapkan akan menghasilkan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan. 2. Memberikan motivasi dan dorongan bagi pembaca sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya bagi yang ingin meneliti permasalahan yang sama atau yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian, dimana hal ini dapat berfungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat.

Dalam hal ini, adapun buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Dalam buku Berkhof, H (2005) yang berjudul Sejarah Gereja, yang menjelaskan bahwa Gereja senantiasa berusaha mengajarkan ajarannya yang sah dan murni, sesuai dengan Firman Tuhan, berhadapan dengan segala ajaran yang sesat yang timbul di sekelilingnya. Penyelidikan sejarah Pekabaran Injil akan menyatakan pula kepada kita bagaimana Gereja telah melakukan tugasnya terhadap sekalian orang yang belum mengenal cinta kasih Allah. Bilamana hidup Gereja ditinjau dari sudut persekutuan anggotaanggotanya dengan Kristus dan satu sama lain, maka nampaklah kesalehan seseorang, ibadah jemaat, usaha-usaha sosial, dan lain sebagainya. Dalam buku Locher, G.P.H (1997) yang berjudul Tata Gereja-Gereja Protestan di Indonesia, yang menjelaskan bahwa fungsi Tata Gereja dalam gereja ialah menciptakan suasana sopan dan teratur, dan menetapkan peraturan-peraturan yang harus diikuti untuk mewujudkannya. Tata gereja merupakan sarana yang dipakai Kristus dalam memerintah Gereja-Nya. Tata gereja itu merupakan aturan dan pedoman untuk menjaga supaya di dalam gereja dan di dalam masyarakat segala sesuatu berlangsung dengan sopan dan teratur. Adapun buku lain yang mendukung penelitian ini antara lain Buku Sejarah Jubileum 125 Tahun HKBP Balige (2006) yang diterbitkan oleh ketua seksi sejarah yang bernama Hot Marulak MP Simanjuntak yang menjelaskan bahwa pemerintah Belanda telah mulai mengangkat pimpinan daerah dari orang Batak yang menjadi raja, kebanyakan diangkat dari kalangan orang-orang yang telah menerima Firman Tuhan. Setelah Balige

menerima Firman Tuhan, banyak ajaran yang muncul. Bermacam cara mereka lakukan untuk menarik minat anggota jemaat HKBP Balige dan jemaat cabang agar meninggalkan HKBP. Namun berkat kegigihan para pendeta, dimana segala usaha mereka lakukan agar jemaat HKBP tidak tertarik dengan ajaran itu. Dan pada akhirnya pun ajaran tersebut gagal tanpa hasil, malah mereka menuai kerugian moral dan material. 1.5 Metode Penelitian Untuk mendapatkan penulisan sejarah yang deskriptif analitis haruslah melalui tahapan demi tahapan. Tahapan-tahapan ini ada empat bagian yaitu sebagai berikut: Tahap pertama, Heuristik (pengumpulan data) yang sesuai dengan objek yang diteliti. Hal ini menggunakan metode penelitian kepustakaan/studi literatur dan metode penelitian lapangan/studi lapangan. Dalam penelitian kepustakaan tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa buku, artikel, dan karya tulis yang pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan judul yang telah dikaji. Kemudian penelitian lapangan akan dilakukan dengan cara menggunakan metode wawancara terhadap informan-informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, khususnya informan yang merupakan sebagai pelaku perkembangan Gereja HKBP di Balige. Tahap kedua, Kritik Sumber yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran. Sumber tersebut ialah kritik intern yang menelaah dan menyeleksi kebenaran

isi atau fakta baik yang bersifat tulisan misalnya, buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan perpustakaan daerah. Kritik ekstern yang dilakukan untuk menentukan keabsahan data dan dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber, baik dari buku maupun wawancara dengan narasumber. Tahap ketiga, Interpretasi yaitu tahap menafsir atau menganalisis suatu sumber atau data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. Kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti baik secara analisi maupun sintetis. Tahap terakhir, Historiografi yaitu penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya, menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya untuk menghasilkan suatu tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif mengenai perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis, yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber kritik (baik itu kritik internal maupun kritik eksternal) serta hasil interpretasi.