JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2016, VOL.16, NO.1

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PERFORMANCE AND CARCASS PERCENTAGE OF BRAHMAN CROSS STEER SUPLEMENTED BY DIFFERENT IN PREMIX CONCENTRATE ABSTRACT

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

PENGARUH KANDUNGAN ENERGI DALAM KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN SECARA IN VIVO PADA DOMBA EKOR GEMUK

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

MATERI DAN METODE. Materi

PEMANFAATAN LIMBAH SAYUR FERMENTASI TERHADAP PERSENTASE KARKAS PADA DOMBA LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PENGARUH PAKAN KOMPLIT DENGAN KADAR PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA PADA PENGGEMUKAN DOMBA LOKAL JANTAN SECARA FEEDLOT TERHADAP KONVERSI PAKAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil analisis proksimat bahan pakan No Bahan Protein (%)

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

PENGGUNAAN PELEPAH KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL + PADA PAKAN TERHADAP KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

MATERI DAN METODE. Materi

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS HIJAUAN TERHADAP PERFORMANS TERNAK KELINCI. Chelry S. Mas ud*; Y.R.L. Tulung;**, J. Umboh;**, C.A.

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

UJI KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PAKAN KOMPLIT HASIL SAMPING UBI KAYU KLON PADA DOMBA JANTAN LOKAL LEPAS SAPIH SKRIPSI

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

D. Akhmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

FEED COST PER GAIN DOMBA YANG DIGEMUKKAN SECARA FEEDLOT DENGAN PAKAN DASAR JERAMI PADI DAN LEVEL KONSENTRAT BERBEDA

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

Hasnudi dan Tri Hesti Wahyuni. (Staf Pengajar Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU)

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

PENGARUH TINGKAT PROTEIN-ENERGI RANSUM TERHADAP KINERJA PRODUKSI KAMBING KACANG MUDA

Transkripsi:

Pengaruh Imbangan Hijauan Dan Konsentrat Pakan Komplit Terhadap Konsumsi, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Domba (Effect of Balance Complete Forage and Feed Concentrate on Consumption, Increse of Body Weight and Sheep Feed Conversion) Hery Supratman 1, Hendi Setiyatwan 1, Dwi Cipto Budinuryanto 1, Anita Fitriani 1, DikyRamdani 1 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang 1 E-mail: heryaki@yahoo.com Abstrak Penelitian ini telah dilaksanakan bulan April sampai Agustus 2015 di Kandang Laboratorium Produksi Ternak Potong, Fakultas Peternakan Unpad. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat dalam ransum komplit terhadap konsumsi pakan, pertumbuhan bobot badan (PBB), dan konversi pakan domba. Domba yang digunakan adalah domba lokal dan priangan jantan muda (± 8 bulan) sebanyak 30 ekor dengan bobot badan awal rata-rata 21,7±3,25 kg kedalam rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan diulang lima kali dalam kandang individual. Ransum perlakuan adalah: P1 (Ransum dengan kandungan 10% PK; 59,7% TDN; Domba Priangan), P2 (10% PK; 59,7% TDN; Domba Lokal), P3 (12% PK; 63,0% TDN; Domba Priangan), P4 (12% PK; 63% TDN; Domba Lokal), P5 (14% PK; 66,2% TDN; Domba Priangan), dan P6 (14% PK; 66,2% TDN; Domba Lokal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum domba yang diberi perlakuan P3 yang merupakan pakan komplit awetan (H 42,30% + K 57,70%) berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan P1, P2, dan P4. PBB domba yang diberi perlakuan P3 adalah 88,2 gr/hari tidak berbeda dengan perlakuan lain tetapi nyata lebih tinggi dari P1. Konversi pakan antar perlakuan tidak berbeda nyata, P3 adalah sebesar 8,62. Kata kunci: hijauan, konsentrat, konsumsi pakan, PBB, konversi pakan, domba. Abstract This research has been done from April to August 2015 at Sheep Experimental House of Animal Production Laboratory of The Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran. The objective of the research was to observe the effects of different forage to concentrate ratios in complete rations on feed consumption, average daily gain (ADG), and feed conversion of sheep. About 30 heads of Local and Priangan lambs (±8 months) were used at initial average weight of 21.7±3.25 kg and were placed in individual pens. They were fitted in a completely randomized design with 6 different treatments of ration and 5 replications. The treatments were as follows: P1 (10% crude protein; 59,7% TDN; Priangan Sheep), P2 (10% CP; 59,7% TDN; Local Sheep), P3 (12% CP; 63,0% TDN; Priangan Sheep), P4 (12% PK; 63% TDN; Local Sheep), P5 (14% PK; 66,2% TDN; Priangan Sheep), and P6 (14% PK; 66,2% TDN; Local Sheep). The results showed that feed consumption of lambs on P3 (forage 42,30% + Concentrate 57,70%) was significantly higher than P1, P2, and P4. ADG of lambs on P3 was 88.2 g per day, and not significantly different to the other treatment except being significantly higher than P1. Feed conversion of lambs among treatments had no significant different, and P3 was 8.62. Key words: forage, concentrate, feed intake, daily gain, feed conversion, local. Pendahuluan Domba yang ada di Jawa Barat diantaranya adalah domba local dan Domba Priangan.Karakteristik domba local yaitu bertubuh kecil, lambat mencapai dewasa kelamin, dan produksi daging relatif sedikit. Sedangkan Domba Priangan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dengan badan dan lebardada berukuranlebih besar. Pemeliharaan dan pengembangan domba lokal dan Domba Priangan sering terkendala oleh tidak tersedianya rumput sepanjang tahun terutama pada musim kemarau. Alih fungsi lahan angonan dan pertanian untuk perumahan dan industri di Jawa Barat menjadikan ketersediaan rumput berkualitas semakin berkurang. Penggunaan konsentrat, khususnya untuk penggemukan domba, dapat menjadi alternatif yang menjanjikan. Konsentrat, sebagai pakan sumber protein, energi, dan rendah serat kasar, dapat meningkatkan pertumbuhan, efisiensi konversi pakan, dan dapat dicerna dan 31

difermentasi lebih cepat dibanding hijauan (Bartle dkk. 1994, Cheng dkk.1998). Penggunaan konsentrat bisa jadi lebih murah per unit energi yang digunakan oleh ternak ruminansia dibandingkan hijauan (Bartle dkk. 1994), apalagi jika ketersediaan hijauan semakin berkurang. Kebutuhan nutrisi domba lokal, khususnya protein dan energi untuk maintenance dan growth, belum teridentifikasi dengan baik. Sampai saat ini, rujukan kebutuhan nutrisi domba lokal masih merujuk pada literatur dari luar negeri seperti tabel kebutuhan Nutrient Materi dan Metode Metode Penelitian dilakukan pada bulan April- Agustus 2015 bertempat di Kandang Penelitian Domba milik Laboratorium Produksi Ternak Potong, Departemen Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba Penelitian Domba yang digunakan adalah domba lokal dan Domba Priangan jantan muda (growing lambs, ± 8 bulan) sebanyak 30 ekor dengan bobot badan awal rata-rata 21,7±3,25 kg. Domba yang diteliti berasal dari Indramayu (domba lokal) dan Sumedang (Domba priangan). Sebelum dilakukan penelitian, Seluruh ternak percobaan diberi obat cacing, vitamin, antibiotik, dicukur, dan dimandikan. Domba penelitian ditempatkan dalam kandang individu berukuran 1,2 m x 0,7 m Requirement Council (NRC, USA). Kebutuhan nutrisi domba lokal dapat dipenuhi dari hijauan dan konsentrat. Perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat dalam ransum merepresentasikan perbedaan kandungan protein, energi, dan nutriens lainnya. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat dalam ransum komplit terhadap konsumsi pakan, pertumbuhan bobot badan (PBB), dan konversi pakan domba lokal. x 1 m untuk panjang, lebar, dan tinggi. Kandang terbuat dari kayu dan bambu yang dilengkapi dengan bak pakan dan ember air minum untuk setiap individunya. Domba diadaptasikan dengan pakan dan lingkungan selama satu bulan sebelum dimulainya perlakuan. Ransum Perlakuan Bahan pakan yang digunakan dalam menyusun ransum komplit adalah hijauan berupa silase pohon jagung berumur 100 hari dan konsentrat yang diformulasi dari beberapa bahan pakan seperti dijelaskan pada Tabel 1. Perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat dalam ransum komplit menyebabkan perbedaan kandungan protein (10, 12, dan 14%) dan TDN (59,7; 63,0; dan 66,2) pada masing-masing ransum perlakuan (Tabel 2). Masing-masing perlakuan mempunyai 5 ulangan (n=5). Tabel 1. Formulasi konsentrat Bahan Pakan Jumlah (%) Dedak halus 17,3 Proaminosin 2,00 Bungkil sawit 7,00 Onggok 12,5 Wheat pollard 17,0 Bungkil kedele 3,00 Bungkil kopra 18,0 Kulit coklat 5,00 Tepung ubi 2,00 Garam 0,30 Urea 0,45 Mineral 0,50 Kapur 2,00 Gaplek 7,00 Kulit kopi 6,00 Total 100,00 32

Hery Supratman, dkk. Pengaruh Imbangan Tabel 2. Komposisi Ransum Perlakuan (% BK) Perlakuan Komposisi Ransum PK (%) TDN (%) JenisTernak P1 H 73,70% + K 26,30% 10 59,7 Domba Priangan P2 H 73,70% + K 26,30% 10 59,7 Domba Lokal P3 H 42,30% + K 57,70% 12 63,0 Domba Priangan P4 H 42,30% + K 57,70% 12 63,0 Domba Lokal P5 H 11,00% + K 89,00% 14 66,2 Domba Priangan P6 H 11,00% + K 89,00% 14 66,2 Domba Lokal Keterangan: H, Hijauan; K, Konsentrat; BK, bahan kering; PK, protein kasar; TDN, total digestible nutrients. Paramater yang Diamati Parameter yang diamati meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Konsumsi Pakan Domba diberi ransum komplit perlakuan dua kali sehari (pagi dan sore) secara ad libitum. Pakan sisa ditimbang setiap pagi sebelum pemberian pakan.rata-rata konsumsi pakan dihitung berdasarkan konsumsi bahan kering (BK) dengan rumus sebagai berikut: Konsumsi pakan (g BK/ekor/hari) = ( ) ( ) ( ) Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan ransum komplit dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam Kandungan nutrisi hijauan dan konsentrat sebagai penyusun ransum komplit penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Hijauan, silase jagung umur 100 hari, mempunyai kandungan BK cukup tinggi (81%) dan hampir sama dengan BK konsentrat (80,6%). konsentrat memiliki kandungan PK (14,7%) dan TDN (67%) lebih tinggi daripada hijauan (8,83% dan 57,0%) tetapi memiliki kandungan SK (14,8%) Pertumbuhan Bobot Badan Pertumbuhan bobot badan (PBB, g/ekor/hari) dihitung dengan rumus sebagai berikut: PBB (g/ekor/hari) = ( ) ( ) ( ) Konversi Pakan Konversi pakan dihitung dengan rumus sebagai berikut: Konversi pakan = ( ( ) dan dilakukan uji lanjut Tukey s Test dibantu dengan MINITAB 16statistical software. Hasil dan Pembahasan Kandungan Nutrisi Hijauan dan Konsentrat lebih rendah dibanding hijauan (25,1%). Konsentrat merupakan pakan sumber protein dan energi tetapi memiliki serat kasar yang rendah sehingga dapat dicerna dan difermentasi lebih cepat dibanding hijauan (Bartle dkk. 1994, Cheng dkk.1998). Peningkatan protein dan energi ransum dapat dilakukan dengan peningkatan imbangan konsentrat terhadap hijauan dalam ransum komplit. Tabel 3. Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian Nutriens Hijauan Konsentrat BK (%) 81,0 80,6 PK (%) 8,32 14,7 SK (%) 25,1 14,8 LK (%) 7,73 5,71 TDN (%) 57,0 67,4 Ca (%) 0,89 0,78 P (%) 0,41 0,63 Gross Energy (Kkal/kg) 3.809 6.413 Keterangan: BK, bahan kering; PK, protein kasar; SK, serat kasar; LK, lemak kasar; TDN, Total digestible nutrients. 33

Sumber : Laboratorium Kimia dan Nutrisi Ternak Ruminansia, Fakultas Peternakan Unpad (2015). Tabel 4. RataanKonsumsi BK, PBB, dan Konversi Pakan Domba yang diberi Perlakuan Perlakuan Konsumsi BK PBB Konversi Pakan (g BK/ekor/hari) (g/ekor/hari) P1 646 bc 67,7 b 9,72 P2 568 c 74,0 ab 7,82 P3 758 a 88,2 ab 8,62 P4 580 c 73,9 ab 7,90 P5 787 a 100,3 a 8,19 P6 720 ab 96,2 ab 7,63 SEM 18,27 6,55 0,57 P value P<0,001 P<0,01 P>0,05 Keterangan: BK, bahan kering ransum komplit; PBB, pertumbuhan bobot badan harian; SEM, standard error means. Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum, PBB, dan Konversi Pakan Rataan konsumsi bahan kering, PBB, dan konversi pakan domba lokal yang diberi ransum perlakuan dan signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 4. Perlakuan perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat berpengaruh nyata (P<0,001) terhadapkonsumsi BK dan PBB domba lokal tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan. Konsumsi BK tertinggi diperoleh dari domba dengan perlakuan P3 (12% PK, 59,7% TDN, Domba Priangan), P5 (14% PK, 66,2% TDN, Domba Priangan), dan P6 (14% PK, 66,2% TDN, Domba Lokal) dengan jumlah masingmasing konsumsi tidak berbeda nyata. Sedangkan Sedangkan konsumsi terendah diperoleh pada domba dengan perlakuan P1 (10% PK, 59,7% TDN, Domba Lokal), P2 (10% PK, 59,7% TDN, Domba Priangan), dan P4 (12% PK, 59,7% TDN, Domba Lokal). PBB tertinggi diperoleh dari domba dengan perlakuan P3 Namun, domba pada perlakuan P3 tidak berbeda nyata dengan hampir semua perlakuan lain kecuali lebih tinggi dari P1. Pengaruh perlakuan terhadap konversi pakan komplit nyata tidak berbeda nyata tetapi peningkatan imbangan konsentrat terhadap hijauan cenderung menghasilkan konversi pakan yang lebih baik. Peningkatan imbangan konsentrat terhadap hijauan meningkatkan konsumsi BK dan cenderung meningkatkan konversi pakan. Hasil tersebut menandakan bahwa konsentrat penelitian mempunyai palatabilitas, kandungan BK, dan tingkat kecernaan yang lebih tinggi dibandingkan hijauan.pulungandkk. (1985) melaporkan bahwa kecernaan yang meningkat akibat pemberian lebih banyak konsentrat akan diiringi oleh peningkatan konsumsi pakan. Tinggir endahnya konversi pakan juga dapat dipengaruhi oleh jumlah bahan gizi yang terkandung dalam ransum (Ranjhan, 1977) dimana konsentrat memiliki nilai gizi yang lebih baik daripada hijauan. Penggunaan konsentrat dapat dilakukan untuk meningkatkan performa domba lokal tetapi penggunaan yang terlalu banyak dan tidak konstan tidak direkomendasikan karena beresiko domba terkena acidosis (Gaylean dan Rivera, 2003). Kesimpulan Perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dan PBB tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan. Peningkatan pemberian konsentrat dapat meningkatkan konsumsi BK pakan dan PBB, serta cenderung memperbaiki konversi ransum. Pertlakuan terbaik adalah P3 pakan komplit awetan dengan kanungan protein 12% dengan TDN 59,7% Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini melalui skema Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Ucapan terimakasih kepada Jeppy Ibrahim yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Daftar Pustaka Bartle, S. J., Preston, R. L. dan Miller, M. F. 1994. Dietary energy source and density: effects of roughage source, roughage equivalent, tallow level, and steer type on feedlot performance and 34

Hery Supratman, dkk. Pengaruh Imbangan carcass characteristics, Journal of Animal Science. 72:1943-1953 Cheng, K. J., McAllister, T. A., Popp, J. D., Hristov, A. N., Mir, Z. dan Shin, H. T. 1998. A review of bloat in feedlot cattle, Journal of Animal Science.76: 299-308. Gaylean, M. L. dan Rivera, J. D. 2003. Nutritionally related disorders affecting feedlot cattle, Canadian Journal of animal Science.83: 13-20. Pulungan, H., Van Eys, J.E. dan Rangkuti, M. 1985. Penggunaan ampas tahu sebagai makanan tambahan pada domba lepas sapih yang memperoleh rumput lapangan,ilmu dan Peternakan. Vol.321-335. Ranjhan, S.K. 1977. Animal Nutrition in the Tropics. Vikas Publisher. New Delhi. 35