PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

Motif Penonton Perempuan Surabaya dalam Menonton Program Televisi On The Spot di Trans7

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ONO OPO REK DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW Be A Man DI GLOBAL TV. Oleh Herlina dan Diana Amalia Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim ABSTRAKSI

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

II. TINJAUAN PUSTAKA. canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari maa-masa

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic)

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB IV PENUTUP. terhadap informasi rubrik Aktual Berita di Majalah CHIP Foto-Video Digital. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan daya ingat pada otak dan juga

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya merekalah yang akan mengkonsumsi isi media. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB IV PENUTUP. Rubrik Swara Kampus (Gratification Sought) dengan kepuasan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kemiripan untuk. komunikasi dan dakwah, maka komunikator selaku dai bisa dengan tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO GAPURA KLEWER 107,7 FM

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

ANALISIS USES AND GRATIFICATION DALAM MENENTUKAN STRATEGI DAKWAH

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak. Media televisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEPUASAN KHALAYAK PENDENGAR RADIO TERHADAP PROGRAM SPORT NEWS. (Studi pada siaran Edan Bola di PT Radio Chakra Bhuwana kota Malang ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

Transkripsi:

PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR (Studi Kesenjangan Kepuasaan Mendengarkan Siaran Musik Koes Plus Radio Mentari FM Dan RRI PRO 2 FM di Kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh: DYAH KUMALASARI D 1207517 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini media radio maupun televisi menghadirkan beragam program acara untuk memikat perhatian khalayak. Program acara yang dihadirkan bervariasi, ada yang bersifat informasi maupun hiburan. Beberapa tahun yang lalu, program acara mandarin banyak hadir di media televisi maupun radio. Sajian program acara mandarin yang ditayangkan media massa mendapat respon baik dari audiens. Misalnya saja tayangan film Meteor Garden yang cukup menyita perhatian khalayak dan akhirnya menyusul dengan film-film mandarin yang lain. Tidak hanya dalam bentuk sajian film, lagu-lagu mandarin juga cukup diminati audiens terbukti radioradio menyajikan acara khusus yang memutarkan lagu-lagu mandarin. Melalui program acara yang ditayangkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens sehingga mereka menjadi penggemar setia program acara tersebut dan setia pada media massa yang menghadirkan program tersebut. Saat ini sudah berbeda lagi, sindrom program acara mandarin telah memudar dan program acara hiburan dengan memutarkan lagu-lagu dan video klip terbaru serta menampilkan live music menjadi salah satu pilihan di stasiun televisi maupun radio. Program acara hiburan dengan segmentasi remaja disuguhkan dengan variasi dari masing-masing stasiun radio maupun televisi untuk menghibur dan memikat audiens. Media radio menarik perhatian pendengar dengan sajian program musik, dimana musik merupakan ujung tombak siaran. Program acara lagu-lagu

2 pilihan pendengar khususnya untuk anak muda, hampir ada dalam jadwal program acara stasiun-stasiun radio, karena memang acara musik banyak digemari pendengar. Bukan hanya anak muda yang membutuhkan hiburan, namun orang dewasa juga membutuhkan hiburan yang sama dengan anak muda. Program acara yang memutarkan lagu-lagu pilihan pendengar juga menjadi pilihan pendengar dewasa. Bukan lagu-lagu yang populer saat ini yang menjadi kegemaran mereka, namun lagu-lagu yang populer pada saat mereka muda atau untuk saat ini bisa dikatakan lagu kenangan. Selain itu tidak berbeda dengan anak muda jaman sekarang yang mempunyai penyanyi atau grup musik favorit. Orang-orang dewasa pun juga mempunyai grup musik favorit. Salah satu grup musik Indonesia yang terkenal pada dasawarsa 1970-an dan mempunyai banyak penggemar serta dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia, adalah grup musik Koes Plus. Nama grup musik Koes Plus ini memang sudah tidak asing ditelinga khalayak pecinta musik. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dan lantunkan menjadi lagu yang masih tersimpan baik dimemori setiap pencintanya. Hasil karya Koes Plus selalu dinikmati oleh orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai penggemar grup musik Koes Plus. Fans grup musik Koes plus yang cukup banyak menjadi salah satu faktor pertimbangan hadirnya sejumlah program siaran musik Koes Plus di beberapa radio di kota Solo. Diantaranya adalah Mentari Plus disiarkan Radio Mentari FM, Radio Swara Slenk FM dengan program Koes Plus Nyess, RRI PRO 2 FM dengan K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita), Radio Sonora Solo / Ria Fm dengan program Koes Plus Holic, dan masih banyak lagi. Program siaran musik Koes Plus

3 dibuat variatif sehingga dapat memanjakan pendengarnya, dan dari sini muncullah persaingan antar radio yang mempunyai program siaran musik Koes Plus. Salah satunya adalah persaingan antar Radio Mentari FM yang mengudarakan Mentari Plus dengan siaran musik Koes Plus milik RRI PRO 2 FM yaitu K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita). Sebagai salah satu radio swasta di kota Solo, Radio Mentari FM memikat pecinta musik Koes Plus untuk dijadikan pendengar setianya dengan menghadirkan program Koes Plus. Program siaran musik Mentari Plus disiarkan setiap satu minggu sekali pada hari Sabtu, dari pukul 21.00 24.00 WIB. Acara ini memutarkan lagu-lagu Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry s group dan No Koes yang merupakan lagu-lagu yang diciptakan dan dimainkan anggota Koes Plus. Program siaran musik Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang juga didampingi seorang narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah grup musik Koes Plus. Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lainnya melalui telepon dan line sms yang disediakan Radio Mentari FM. Program Mentari Plus termasuk program siaran musik unggulan kedua di Radio Mentari FM karena mampu menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah kota Solo dan sekitarnya, dari pra survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran lebih dari 40 SMS dan 10 penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa program acara ini menjadi program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes Plus. Program acara pemutaran lagu-lagu Koes Plus juga menjadi salah satu program siaran musik RRI PRO 2 FM yang merupakan radio milik pemerintah. K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) PRO 2 FM mengudara pada jam

4 21.15 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu oleh seorang penyiar serta menghadirkan lebih dari 1 narasumber. Dalam program acara K3 pendengar juga dapat request lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus serta dapat bertegur sapa dengan pendengar lainnya melalui line phone dan sms. K3 PRO 2 FM juga memberikan informasi seputar Koes Bersaudara dan Koes Plus dari sejarahnya, album-albumnya atau informasi terbaru tentang grup musik Koes Plus. Dari pra survey yang penulis lakukan pada komunitas pecinta Koes Plus Surakarta, mereka antusias mendengarkan program siaran musik Koes plus di radioradio di wilayah kota Surakarta ini termasuk program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 di RRI PRO 2 FM. Lagu-lagu yang dihadirkan kedua program tersebut terdapat perbedaan, Mentari Plus menghadirkan lagu-lagu dari Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry s group dan No Koes, sedangkan K3 hanya memutarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Koes Bersaudara dan Koes Plus mulai tahun 1962 sampai tahun1987. Ditambah lagi dengan waktu siar Mentari Plus dan K3 yang berbeda, memungkinkan para pecinta Koes Plus untuk dapat menikmati kedua program siaran musik Koes Plus tersebut. Berdasarkan pra survey itulah yang menjadi alasan penulis memilih siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) RRI PRO 2 FM sebagai media untuk penelitian ini. Dengan adanya kedua progam musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM dapat memberikan pilihan, program mana yang lebih disukai pendengar. Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM merupakan alternatif pilihan bagi pendengar guna memenuhi kebutuhan mereka. Keputusan memilih media massa

5 mana yang akan dikonsumsi oleh khalayak tentunya dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan, pengalaman, sikap, tingkat perhatian serta kepercayaan yang dimiliki masing-masing individu. Tetapi dasar untuk pemilihan media itu berbeda-beda karena ketidaksamaan latar belakang dan psikologis pada masing-masing individu. Pengguna media sendiri yang mengetahui media mana yang dianggap dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pemuasan kebutuhannya. Semua itu tergantung pada kebutuhan yang mereka ingin dapatkan sehingga berusaha mencari media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. B. Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM? 2. Apakah terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden?

6 C. Tujuan penelitian Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan anggota Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM. 2. Untuk mengetahui kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden. D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1. Memberikan informasi mengenai media mana yang lebih mampu memberikan kepuasan kepada pendengarnya, Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus atau RRI PRO 2 FM dengan program K3. 2. Mengevaluasi program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan PRO 2 FM agar lebih dapat diterima oleh khalayak pendengar. E. Kerangka Pemikiran dan Teori Dalam suatu penelitian, kerangka teori dapat membantu dalam menentukan arah penelitian. Oleh karena itu pada bagian ini akan dipaparkan tentang teori-teori

7 yang sekiranya dapat mendukung penjelasan selanjutnya mengenai penelitian ini. 1. Komunikasi Massa Dalam penelitian Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar menggunakan komunikasi massa melalui media elektronik yaitu radio. Khalayak pendengar memanfaatkan radio untuk menerima pesan yang berupa lagu-lagu serta informasi-informasi yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini adalah penyiar. Radio merupakan salah satu media massa elektronik. Menurut situs Wikipedia, radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). 1 Program siaran musik Koes Plus merupakan bentuk kegiatan komunikasi, yakni komunikasi massa yang memanfaatkan media radio. Menurut Charles R. Wright: Komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan ke arah khalayak yang luas, heterogen dan anonim; pesan-pesannya disampaikan secara umum, seringkali menjangkau khalayak luas secara serempak, dan bersifat selintas; komunikatornya cenderung sebagai, atau beroperasi di dalam suatu organisasi yang kompleks sehingga melibatkan pembiayaan yang besar. 2 Menurut Bittner, Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people. 3 Bittner mendefinisikan 1 http://id.wikipedia.org/wiki/radio 2 Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, Remadja Karya, Bandung, 1995, Hal. 6 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, Hal. 188

8 komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan ahli komunikasi Gerbner menulis, Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies. 4 Dari beberapa definisi komunikasi massa, Jalaluddin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 5 Komunikasi massa merupakan bagian dari komunikasi yang merupakan hal penting dalam kehidupan ini. Manusia membutuhkan komunikasi dalam beriteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. 6 Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris communication yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah Latin communis yang dalam bahasa Indonesia berarti sama dan menurut Sir Gerald Barry communicare yang berarti bercakap-cakap. Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan kesamaan, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. Informasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain harus sama-sama dimengerti. Percakapan berlangsung apabila hal yang 4 Ibid 5 Ibid, Hal. 189 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal.28

9 dipercakapkan dan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu samasama dimengerti. 7 Cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi, menurut Harold Laswell ialah dengan menjawab pertanyaan Who Says What Which Channel To Whom With What Effect. Menurut rumus Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek-efek tertentu. 8 Penerapan paradigma Laswell dalam penelitian ini membawa penjelasan tentang unsur komunikasi yang terdapat dalam program siaran musik Koes Plus, seperti di bawah ini: - Komunikator : Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM - Pesan : Program siaran musik Koes Plus - Media : Radio - Komunikan : Koes Plus Fans Surakarta (KPFS) - Efek : Kepuasan Khalayak terhadap siaran musik Koes Plus 2. Program Siaran Musik Koes Plus di Radio Lagu-lagu Koes Plus merupakan produk budaya massa. Dalam penciptaan produk ini melibatkan produsen dan konsumen. Grup musik Koes Plus berperan sebagai produsen yang menciptakan lagu-lagu kemudian dinyanyikannya. Sedangkan 7 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, Hal.1 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op.Cit. Hal. 10

10 masyarakat berperan sebagai konsumen yang menikmati lagu-lagu Koes Plus dan mendapatkan kepuasan dari mendengarkan lagu-lagu tersebut. Berdasarkan situs wikipedia, dari tahun 1969-1987 Koes Plus mempunyai 78 album dengan lebih dari 750 lagu. Budaya massa tidak dapat dilepaskan dari pola hiburan masyarakat. Hiburan massa berkaitan dengan pola rekreasi masyarakat yang mencakup tiga aspek, pertama media rekreasi yaitu fasilitas yang memungkinkan masyarakat mendapat produk budaya massa (mass culture) yang memiliki fungsi pemuasan (satisfaction); kedua produsen media rekreasi, yaitu individu atau institusi yang menciptakan, atau sebagai fasilitator, atau melakukan pendistribusian produk budaya; dan ketiga konsumen yang menggunakan produk kebudayaan dengan tujuan psikologis atau sosial. Secara sederhana produk budaya massa berfungsi untuk menghibur, dan didukung oleh sistem massal dalam pendistribusiannya. 9 Kegiatan pendistribusian produk budaya massa yang dalam hal ini berupa lagu-lagu Koes Plus menggunakan album-album yang dikeluarkan grup musik Koes Plus baik dalam bentuk piringan hitam maupun kaset, ini dilakukan saat grup musik Koes Plus berjaya sekitar tahun 1970-an. Namun saat ini, melihat penggemar grup musik tersebut masih sangat mencintai Koes Plus, peluang ini dimanfaatkan pengelola-pengelola media elektronik khususnya radio untuk memberikan kepuasan terhadap penggemar Koes Plus dengan menyajikan program siaran musik Koes Plus di radio. Program siaran musik Koes Plus di radio menghibur penggemar-penggemar grup musik Koes Plus dengan memutarkan lagu-lagu Koes Plus yang melibatkan penggemarnya sebagai audiens. Menikmati lagu-lagu Koes Plus sudah menjadi budaya penggemar grup musik tersebut. Penggemarnya sudah jatuh hati dengan grup 9 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Komunikasi dan Budaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, Hal. 57

11 musik Koes Plus ini. Begitu besar cinta penggemar Koes Plus sehingga mereka berusaha untuk terus mendengarkan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh grup musik kesayangannya. Keberadaan media rekreasi dapat dilihat dari fungsinya dalam masyarakat. Dari fungsi ini, setiap individu memiliki pola rekreasi yang khas, bertolak dari motifasinya. Tiga aspek penting dalam penggunaan produk budaya, yaitu harapan akan keterlibatan secara umum, selera individual dan pengalaman imajinatif sebagai tujuan kesenangan atau satisfaksi. Perbedaan motifasi ini menjadi dasar dalam proses penggunaan produk budaya. 10 Radio berperan sebagai media rekreasi yang berusaha memenuhi kebutuhan pendengar melalui program acaranya. Kini radio mengkonsentrasikan perhatian mereka pada khalayak yang lebih terbatas. Radio berusaha melayani kelompokkelompok khusus. Sekaligus, radio juga berfungsi sebagai penghibur di kala beristirahat, bekerja di kantor, atau berkendaraan mobil menuju kantor. 11 Radio berusaha untuk mengetahui selera pendengar sehingga pendengar mendapatkan kepuasan dan kesenangan melalui acara yang tersaji. Lagu-lagu Koes Plus yang merupakan produk budaya massa bisa dinikmati pendengar melalui media radio. Berdasarkan pra survey yang penulis lakukan pada khalayak pendengar program siaran musik Koes Plus, mereka tidak hanya sekedar mendengarkan program siaran Koes Plus saja. Dengan mendengarkan lagu-lagu Koes Plus dapat memunculkan imajinasi mereka untuk kembali ke masa-masa dimana mereka mempunyai kenangan terhadap lagu-lagu tersebut, bisa dikatakan dapat bernostalgia. Lagu-lagu yang juga sesuai dengan selera pendengar dan sekaligus dapat memunculkan cerita-cerita lama pendengar yang tergambar dalam syair-syair lagu 10 Ibid, Hal. 60-61 11 Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997. Hal. 510.

12 Koes plus. Dengan harapan dapat memberikan kepuasan pada diri mereka sebagai pendengar sekaligus konsumen produk budaya massa. Program siaran musik Koes Plus di radio merupakan program yang memutarkan lagu-lagu serta menyampaikan informasi-informasi grup musik Koes Plus. Agar siaran program musik Koes Plus dapat berjalan efektif, faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni: a. Daya langsung: untuk mencapai sasarannya, yaitu pendengar, isi program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Melalui seorang penyiar yang juga dibantu oleh operator, pesan yang dibaca atau disampaikan penyiar langsung dapat diterima (didengar) oleh pendengar dimanapun berada melalui pesawat radio. b. Daya tembus: dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah. Bagaimanapun tempat yang dituju, dengan radio siaran dapat dicapai. Sehingga dimanapun komunikan berada dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator kapanpun juga. c. Daya tarik: radio mempunyai daya tarik dikarenakan memiliki sifat yang serba hidup berkat 3 unsur yaitu kata-kata, efek suara dan musik. 12 Salah satu daya tarik radio adalah musik. Unsur musik disini merupakan hal penting karena tulang punggung siaran radio adalah musik 13. Stasiun radio dapat lebih mudah memikat pendengar dengan musik, karena salah satu sifat radio yang auditif sehingga musik dapat memanjakan pendengar. Pendengar semakin menyukai radio tertentu karena musik-musik yang diputarkan, sehingga semakin banyak pendengar yang setia dengan radio tersebut karena mereka merasa kebutuhan akan musik dapat terpenuhi dan mendapat kepuasan. 12 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Op. Cit. Hal.74-77 13 Ibid, Hal.78

13 Dalam penelitian ini program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM dengan Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM dengan K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) mengandalkan lagu-lagu milik Koes Plus untuk memikat pendengar. Melalui program ini, kedua radio tersebut berusaha untuk mendapatkan perhatian dan atensi pendengar dengan menciptakan keunikankeunikan atau variasi di masing-masing program acaranya. Program Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM mengudara setiap Sabtu pukul 21.00 24.00 WIB. Mentari Plus merupakan program acara hiburan yang memutarkan lagu-lagu permintaan pendengar koleksi Koes Bersaudara, Koes Plus, No Koes dan Murry s Group. Acara ini dipandu oleh seorang penyiar dan seorang narasumber yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Koes Plus. 14 RRI PRO 2 FM menyiarkan program siaran musik K3 pada pukul 21.15 24.00 WIB. Program ini memutarkan lagu Koes Bersaudara dan lagu Koes Plus tahun 1962-1987 request-an pendengar serta menyajikan informasi-informasi seputar Koes Plus. Dipandu oleh seorang penyiar dan juga menghadirkan lebih dari satu narasumber, program K3 ini mengudara setiap hari Selasa. 3. Komunikasi Kelompok Komunikasi memang dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Pendengarpendengar dalam sajian acara tertentu, dalam hal ini pendengar sajian program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM secara tidak langsung 14 Blocking acara Radio Mentari FM, 2009.

14 merupakan kelompok penggemar grup musik Koes Plus. Dalam suatu kelompok pastinya mereka membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi. Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. 15 Menurut Deddy Mulyana, komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. 16 Kepuasan yang diperoleh melalui musik dapat membentuk suatu kelompokkelompok penggemar grup musik. Kelompok penggemar grup musik tersebut antusias untuk mendengarkan lagu-lagu, aksi panggung serta informasi seputar grup musik kesayangannya, dan akhirnya mereka membentuk suatu kelompok untuk orang-orang yang mempunyai kesamaan misalnya sama-sama mencintai grup musik tertentu. Sebagai contoh penggemar grup musik Slank menamakan diri mereka sebagai Slankers, fans grup musik Ungu menamakan diri sebagai Cliquers, d Masive dengan Masiver, dll. Kalau tadi penulis menyebutkan penggemar grup musik yang saat ini memang banyak dikagumi remaja, namun grup musik Koes Plus yang merajai industri musik di Indonesia pada tahun 1970-an juga mempunyai penggemar yang 15 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005 16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal. 74

15 cukup banyak dan tersebar di beberapa kota seperti Surakarta, Jakarta, Yogyakarta, dll. Penggemar grup musik Koes Plus ini bisa dikatakan penggemar berat karena mereka masih sangat antusias untuk menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan grup musik kesayangannya dari dulu sampai sekarang, sehingga terbentuklah kelompokkelompok penggemar dan pecinta Koes Plus. Di kota Surakarta ini, pecinta grup musik Koes Plus menamakan diri mereka sebagai Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Kelompok penggemar grup musik Koes Plus mempunyai kesamaan yaitu mencintai grup musik Koes Plus. Mereka sama-sama berusaha untuk mencari kepuasan dengan mendengarkan siaran radio program Mentari Plus dan K3. Dari pra survey yang penulis lakukan mengetahui bahwa anggota KPFS ini juga sering berkomunikasi untuk berbagi informasi serta pengetahuan seputar lagu-lagu dan informasi-informasi Koes Plus. Komunikasi yang mereka lakukan tidak terlepas jauh dari bahasan mengenai Koes Plus. Berdasar tipologi formasi audiens menurut Denis McQuail, pecinta grup musik Koes plus merupakan tipe audiens yang merupakan kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Kelompok penggemar budaya cita rasa terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya, tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategorisasi sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensi seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau membarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti dengan klub penggemar) atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok sosial. 17 17 Denis McQuail, Op.Cit. Hal. 207

16 Siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM merupakan program siaran musik yang melibatkan pendengar untuk berinteraksi langsung dengan penyiar dan narasumber di studio siaran menggunakan line-phone maupun sms. Keaktifan audiens dalam menggunakan media massa berdasar pada kebutuhan mereka terhadap media. Kebutuhan muncul karena adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya. Motivasi dapat diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan dari perbuatannya. 18 Motivasi yang ada pada diri seseorang muncul karena adanya berbagai kebutuhan. Berbagai kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan media. Kebutuhan individual (indiviual s needs) dikategorikan sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Berdasar pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita. 2. Affective needs (kebutuhan afektif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. 4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. 5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan): kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. 19 18 Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1995, Hal. 666 19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op. Cit. Hal. 294

17 Pemilihan media massa yang dikonsumsi ditentukan oleh motif-motif yang dimiliki khalayak. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Denis McQuail membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4 kelompok, yaitu: 1. Motif Informasi - Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia - Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan - Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum - Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi - Menemukan model perilaku - Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Motif Integrasi dan interaksi sosial - Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial - Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki - Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial - Menemukan teman selain dari manusia - Membantu menjalankan peran social - Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat 4. Motif Hiburan - Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan - Bersantai - Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika - Mengisi waktu - Penyaluran emosi - Membangkitkan gairah seks. 20 Individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motifmotif yang dicarikan pemuasannya. Dari motif-motif tersebut muncul harapanharapan yang dapat terpenuhi dengan memanfaatkan media, kemudian tumbuh pola penggunaan media untuk merealisasikan motif-motif yang ada. Seseorang mendengarkan program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 72

18 2 FM dengan harapan dapat memperoleh hiburan, maka apabila program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dapat memenuhi kebutuhan akan hiburan, maka orang tersebut akan memanfaatkan Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM untuk mendapatkan hiburan dan menjadi pendengar setia program acara dan radio tersebut. Menurut penjelasan tersebut, radio digunakan khalayak sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi, maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian komunikasi yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesanpesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan yang disebut Uses and Gratifications. 4. Uses And Gratifications Efek media massa pada khalayak merupakan salah satu bidang kajian ilmu komunikasi yang selalu menarik untuk dibicarakan. Namun bukanlah soal mudah untuk mengkuantitatifkan pikiran dan aktifitas manusia atau untuk mengetahui secara tepat bagaimana media mempengaruhi khalayak mereka. 21 Ditengah-tengah studi dampak, kecaman-kecaman kritis dan partisipasi masyarakat dalam televisi dan media massa lain, selama dasawarsa 70-an muncul sebuah aliran baru dan penting dari teori komunikasi yang amat mempengaruhi agenda riset internasional. Penyimpangan dari tradisi riset efek media ini yang terutama berfokus pada dampak negatif mediakemudian dikenal dengan perspektif kegunaan dan kepuasan (Uses and Gratifications). Menurut teori ini, khalayak ramai bukanlah dianggap 21 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1998, Hal. 103

19 sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para pendukung perspektif ini secara blak-blakan menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikkan. Jadi, perspektif baru ini menjadi suatu imbangan yang penting dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang media lakukan terhadap orang-orang (what do people do to people), para peneliti kegunaan dan kepuasan justru membalikkan pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media (what do people do to media)? (Katz, 1977) 22 Adanya harapan dan kebutuhan yang didorong oleh motif-motif, serta banyaknya media membuat audiens menjadi aktif dan selektif dalam menggunakan media massa. Berdasar kenyataan tersebut dalam penelitian Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar ini menggunakan pendekatan Uses and Gratifications. The Uses and Gratifications theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members' motivations and associated behaviors. A basic assumption of Uses And Gratifications theory is that users are actively involved in media usage and interact highly with the communication media. 23 Teori Uses and Gratifications berasal dari perspektif fungsionalis pada komunikasi media massa. Pertama kali dikembangkan dalam penelitian tentang efektivitas media radio di tahun 1940-an. Asumsi dasar teori Uses and Gratifications adalah khalayak secara aktif terlibat dalam penggunaan media dan sangat berinteraksi dengan media komunikasi. 22 Ibid, Hal. 107 23 Xueming Luo. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A Structural Equation Modeling Study, Journal of Interactive Advertising, 2002, Vol 2 No 2, pp. 34 41

20 Model Uses and Gratifications digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. 24 Pendekatan Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, intinya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Konsep dasar pendekatan Uses and Gratifications diringkas oleh pendirinya (Katz, Blumler, dan Gurevitch). Dalam model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media massa (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki. 25 Asumsi-asumsi dasar teori Uses and Gratifications yang dirumuskan Katz, Blumler, dan Gurevitch adalah: 1. Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk 24 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, Hal. 65. 25 Ibid

21 memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. 26 Dalam penelitian ini penulis menggunakan Uses and Gratifications versi Palmgreen. Model ini melihat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan akan diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media tersebut (Gratifications Obtained: GO). Some researchers argue that such an approach is too simplistic to accurately account for audiences gratification sought (GS) or gratification obtained (GO) from the media (Littlejohn, 1996). In response to this criticism of Uses and Gratification approach, Expectancy-value theory is invoked, in this study, to extend and add detail to the basic tenets of uses and gratifications idea (Littlejohn, 1996). Expectancy-value theory links individual s needs or expectations to their individual goal satisfaction (Palmgreen, 1984; Vroom, 1995). 27 Pendekatan Uses and Gratifications terlalu sederhana untuk secara akurat mengetahui kepuasan yang diharapkan (GS) atau kepuasan yang diperoleh khalayak (GO) dari media. Sebagai respon kritik terhadap pendekatan Uses and Gratifications, Expectancy-value theory digunakan untuk memperluas dan menambahkan detail pada dasar prinsip-prinsip Uses and Gratifications. Expectancy value theory menghubungan kebutuhan individu atau harapan untuk kepuasan tujuan individual mereka. 26 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Op. Cit. Hal. 205 27 Mondi, M., Woods, P., & Rafi, A. (2008). A Uses and Gratification Expectancy Model to predict students Perceived e-learning Experience. Educational Technology & Society, 11 (2), 242.

22 Acknowledging the lack of theoretical coherence in early uses and gratifications work, Palmgreen created a theory based on his own work, that of Karl Rosengren, and others. The theory is based on expectancy-value theory. 28 Model GS dan GO Palmgreen didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory) individu yang memiliki harapan-harapan dari evaluasi yang mereka lakukan. Konsumsi media massa dipengaruhi oleh hasil dari kepuasan. Sedangkan kepuasan itu sendiri dipengaruhi oleh kepercayaan (believe) dan penilaian (evaluations). Jadi sikap seseorang terhadap media bergantung pada kepercayaan sekaligus penilaian terhadap media. The value-expectancy theory of media use is an interesting approach to finding out what content will be sought in order to obtain a gratification. It is based on a social psychological theory by Fishbein and Ajzen that depicts behavior and behavioral intentions and/or attitudes as a function of two factors: expectancy and evaluation. Expectancy is the belief or perception that an object possesses a certain attribute or that a behavior will have a certain consequence. Evaluation is the negative or positive value attached to the expected attribute or consequence. 29 Kombinasi antara kepercayaan penilaian terhadap semua segmen media bisa jadi bersifat positif dan negatif. Seseorang akan memiliki orientasi positif terhadap media tertentu apabila media tersebut dapat memenuhi kebutuhanya. Namun sebaliknya orientasi menjadi negatif apabila seseorang tidak percaya dan menilai jelek suatu media. Kepercayaan dan penilaian demikian menentukan perilaku penggunaan media oleh seseorang. Dan dari pola penggunaan media akan tumbuh semacam kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing anggota khalayak, 28 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, Belmont California, 1999, Pages 350 29 Sven Windahl and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson, Using Communication Theory, Sage Publications London-Thousand Oaks-new Delhi, 1992, Hal. 160

23 yang semuanya itu pada akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap kepercayaan seseorang terhadap media. Penggambaran dari teori Expectancy-value model of gratifications sought and gratifications obtained dapat dilihat dari skema berikut: 30 Belief Evaluations Gratifications Media Perceived Sought Consumption Gratifications Obtained Kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap suatu hal menimbulkan harapan-harapan, harapan-harapan inilah yang mendorong khalayak untuk menggunakan media dengan tujuan mendapatkan kepuasan. Dari penggunaan media tersebut akan diperoleh hasil apakah media mampu memenuhi kebutuhan khalayak atau tidak. Kepuasan yang diperoleh juga akan memperngaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap media. Dalam kepuasan yang diharapkan (GS) audiens tidak membedakan bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi dengan harapan-harapan audiens yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai jenis dan bentuk media massa. Sedangkan GO merupakan suatu kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan media. Tingkat GO bersifat sangat khusus dan berbeda pada masing-masing media. Dengan perbedaan GO (Gratifications Obtained) yang diterima audiens setelah menggunakan beberapa media massa, sehingga dapat mengetahui kesenjangan kepuasan, dengan membandingkan kepuasan-kepuasan nyata yang 30 Stephen W. Littlejohn, Op. Cit. Pages 351.

24 diperoleh (Gratifications Obtained: GO) dari masing-masing media dengan kepuasan yang diharapkan audiens (Gratifications Sought: GS). Dengan model kesenjangan kepuasan ini juga dapat diketahui media mana yang menjadi pilihan audiens untuk memenuhi kebutuhannya. W. Daniels Handoyo Sunyoto menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi audiens dalam memilih media yang disukainya: 1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka hati terhadap program yang disukainya. 2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk memberikan suatu penafsiran pada program radio dan TV yang menyetujui pendapat mereka sendiri. 3. Boomerang effect artinya hasil dari pada program itu bertentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh program itu. 31 Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi khalayak akan memilih program yang disukainya serta akan menyukai media yang dapat memenuhi keinginan mereka. Apabila program siaran musik Mentari Plus dari Radio Mentari FM lebih memuaskan kebutuhan kalangan Koes Plus Mania Surakarta sebagai audiens, maka mereka akan memilih Radio Mentari FM dan menganggap paling baik dari pada radio lainnya. Dan sebaliknya, bila audiens lebih puas dengan sajian program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM, sehingga pilihan mereka jatuh pada RRI PRO 2 FM sebagai radio yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan model Uses and Gratifications yang mengacu pada konsep penelitian Palmgreen yang didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory), bertitik tolak pada 31 W. Daniels Handoyo Sunyoto, Seluk Beluk Programa Radio, Mandar Maju, Bandung, 1989, Hal. 205

25 kesenjangan kepuasan yang diperoleh terhadap siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM di kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Kerangka pemikiran yang dipakai penulis, sebagai berikut: Gratifications Sought Gratifications Obtained Media Consumptions Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan akan mendorong khalayak responden dalam menggunakan media. Selanjutnya pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained) responden setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. F. Hipotesis Beberapa hipotesis dalam penelitian ini, antara lain: 1. Terdapat kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought : GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained : GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM. 2. Terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus di Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden.

26 G. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional 1. Definisi Konsepsional Konsep dalam penelitian Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar antara lain: a. Media Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki ciriciri khusus, yaitu mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian khalayak secara serempa (simultaneous) dan serentak (instantaneous). 32 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat (sarana) untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, televisi. 33 Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media radio. Audiens mengunakan media radio untuk mendengarkan program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM. b. Kepuasan Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan secara maksimal oleh seseorang karena terpenuhinya segala kebutuhan yang dirasakan perlu. Kepuasan dalam bahasa Inggris disebut satisfaction yang berarti suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan disebabkan karena orang 32 Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, Hal. 2 33 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007.

27 telah mencapai satu tujuan atau sasaran. 34 Kepuasan disini adalah kepuasan pendengar mencukupi kebutuhan-kebutuhannya setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul ini karena adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya. c. Kesenjangan Kesenjangan mempunyai kata dasar senjang yaitu keadaan yang tidak simetris atau tidak sama bagian dengan yang kiri dengan yang di kanan, berlawanan sekali, berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenjangan adalah perihal (yang bersifat berciri) senjang, ketidak seimbangan, ketidaksimetrisan. 35 Dalam penelitian ini kesenjangan yang dimaksud adalah kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan audiens sebelum mendengarkan program siaran musik di radio dengan kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan program siaran musik tersebut, serta kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden. 34 James P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, Hal. 443 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, Hal.915

28 d. Program Program adalah acara. 36 Acara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program siaran musik Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM setiap Sabtu pukul 21.00-24.00 WIB, dan program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM setiap Selasa pukul 21.15-24.00 WIB. e. Musik Musik adalah susunan nada yang indah yang dimainkan dengan alat-alat musik yang enak didengar karena berirama harmonis. 37 f. Pendengar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendengar adalah orang yang mendengarkan (pidato, musik, dsb) 38 g. Fans Menurut Eko Endarmoko dalam Tesaurus Bahasa Indonesia, fans adalah peminat, pemuja, pengagum, penggemar. 39 Penelitian Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan ini melibatkan fans grup musik Koes Plus yang mempunyai wadah bernama KPFS (Koes Plus Fans Surakarta). 36 Eko Endarmoko. Tesaurus Bahasa Indonesia.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, Hal. 488 37 JS.Badudu, Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Hal.923 38 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, Hal.196 39 Eko Endarmoko, Op.Cit, Hal. 178

29 2. Definisi Operasional Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, konsep harus dioperasionalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel, berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. 40 Menurut Sumadi Surya Brata dalam bukunya Metodologi Penelitian, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat dan hal-hal yang didefinisikan dan diamati. 41 Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 2.1 Gratification Sought Gratification Sought atau kepuasan yang diharapkan merupakan variabel dari konsep kepuasan. Gratification Sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. 42 Gratification Sought dioperasionalkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari mendengarkan siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM dengan K3. Kepuasan yang diharapkan berkaitan dengan jenis-jenis kebutuhan yang menjadi motif seseorang dalam menggunakan media massa. Kategori motif pengkonsumsian media menurut Denis McQuail, dioperasionalisasikan dalam 12 item pertanyaan sebagai berikut: 40 Masri Singarimbun, Op.Cit, Hal 41-42 41 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1983, Hal. 83. 42 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group, Surabaya, 2006, Hal.206

30 1. Motif Informasi a) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus. b) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. 2. Motif Identitas Pribadi c) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin meningkatkan rasa percaya diri. d) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengingat kenangan-kenangan di masa lampau (bernostalgia). 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial e) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mendapatkan bahan perbincangan mengenai Koes Plus dengan orang lain. f) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara. g) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik koes Plus. 4. Motif Hiburan h) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh suasana santai.

31 i) Mendengarkan siaran musik Koes Plus untuk menyalurkan emosi. j) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh hiburan dan kesenangan. k) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian. l) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengisi waktu luang. Pada masing-masing item pertanyaan mengenai kebutuhan diberikan tiga alternatif jawaban dengan 3 skala yang dapat dipilih responden yang menyatakan kuatnya keinginan responden memuaskan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. Ketiga skala tersebut adalah sangat penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; penting (skor 2), bila responden merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. 2.2 Media Consumption (Pola Penggunaan Media) Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah radio. Pola penggunaan media dioperasionalkan sebagai perilaku responden dalam menggunakan media radio, yaitu Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM. Menurut Rosengren dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam

32 berbagai media, jenis, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antar individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. 43 Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi, yaitu pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada jawaban positif yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang (skor 2), bila jawaban responden berbanding lurus yang ditandai dengan jawaban kadang-kadang; pola penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban responden mengarah pada jawaban negatif yang ditandai dengan jawaban tidak pernah. Indikator yang digunakan dalam mengukur pola peggunaan media adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Perhatian a) Preactivity (sebelum terpaan media) Menunjukkan aktifitas responden sebelum terpaan media mempengaruhi. Digambarkan dengan aktifitas pencarian informasi program Mentari Plus dan K3, apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkannya atau tidak. 43 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 66