KODE: I.10 TEHNOLOGI PERBANYAKAN TUMBUHAN LIAR PEWARNA ALAMI UNTUK TEKSTIL (BATIK) DI JAWA KORIDOR: 2 LOKUS: JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
UPT Balitbang Biomaterial LIPI 2012

I.52. Budidaya Pakis Simpei (Cibotium barometz) dengan Sistem Tumpang Sari di Perkebunan Karet Sumatera Barat. Dr. Titien Ng Praptosuwiryo, M.Si.

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

POTENSI IKAN LIAR DAN PEMANFAATANNYA UNTUK

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

[I.75. [Rekayasa rantai Makanan untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan pada. Sistem Aliran Tertutup]

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

produk batik fractal

BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2012

WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6)

[ Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN ] 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE JENIS Rhizophora stylosa

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

PENGEMBANGAN MODEL & DESTINASI WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

C 6 - Koridor 5 Tinjauan Tata Ruang Untuk Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bangli BAKOSURTANAL 2012

Teknologi Pengolahan Dolomit sebagai Bahan Penunjang Industri Besi Baja

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI 2012

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

Pemanfaatan Batubara dan Biomassa dengan Proses Pirolisa untuk Sumber Energi dan Industri di Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

kode kegiatan I.231 SCREW PRESS PENGOLAH BUAH PADA UKM DI KABUPATEN SUBANG IMPLEMENTASI HalomoanP. Ir. Siregar

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SIDa.F.27. DISEMINASI DAN DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI UDANG GALAH UNGGUL (Macrobrachium rosenbergii) DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BPTP SULUT, BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN 2012

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Penanaman TiO 2 Pada Tetrahedral Zeolit Alam Untuk Mengatasi Masalah Limbah Non-Biodegradable Pada Industri Tekstil

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

Pengembangan Pemanfaatan Kulit Batang Gemor (Alseodaphne spp) Sebagai Alternatif Bahan Krim Anti Nyamuk Alami

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANJARBARU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Yessi Santika

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

N.24. Kajian Ekonomi Aplikasi Teknologi Rendah Emisi pada Industri Kecil-Menengah. logo lembaga

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENERAPAN SISTEM BIO-ORGANIK UNTUK PEMULIHAN LAHAN TERDEGRADASI AKIBAT PEMAKAIAN PUPUK KIMIA SINTETIS BERLEBIHAN

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

FORMULASI PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS TEPUNG REBUNG KAYA SERAT DAN TEPUNG MODIFIKASI DARI UMBI RAWA ASAL KALIMANTAN SELATAN

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH PROGRAM PPM. PENGAWETAN SERAT ECENG GONDOK DENGAN EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.Juss)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

H.9. [Krismianto, S.Si ; Edy Maryadi, ST ; Ir.Halimurrahman, MT ;

Kementerian Pertanian 2012

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

X.252 KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

Lembaga Ilmu Pengetahuan Agus Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Transkripsi:

KODE: I.10 TEHNOLOGI PERBANYAKAN TUMBUHAN LIAR PEWARNA ALAMI UNTUK TEKSTIL (BATIK) DI JAWA KORIDOR: 2 LOKUS: JAWA BARAT TUTIE DJARWANINGSIH, DIAH SULISTIARINI, SITI SUNARTI, IDA HAERIDA, A, DEBY ARIFIANI LIPI 2012

LATAR BELAKANG Keberadaan pewarna alami sangat penting untuk mewarnai tekstil khususnya k batik yang lebih berpihak kepada kelestarian lingkungan, karena limbah sisa pencelupan batik dengan pewarna alami lebih ramah lingkungan dan aman serta mencegah terjadinya alergi bagi kulit pemakainya. Menurut Purwanto (dalam Purwati, 2010) ada 213 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pewarna alami di Asia. Sedangkan yang sudah dikenal d dan dimanfaatkan baru sekitar 34 %nya. Jadi masih perlu pendataan yang intensif. Jika batik dan kerajinan tradisional sebagai identitas bangsa dapat dibuat dengan menggunakan pewarna alami, tentunya akan meningkatkan daya a jual produk dalam negeri, yang pada akhirnya akan meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Walaupun kesadaran akan pentingnya penggunaan pewarna alami di kalangan pembatik semakin hari semakin meningkat, namun mereka menjumpai kendala kendala yang perlu dicarikan solusinya, antara lain keterbatasan pengetahuan tentang g pewarna alami dan teknologi pengembangannya. Keanekaragaman flora yang potensinya sebagai pewarna alami masih sangat sedikit diketahui, dengan terjadinya pengurasan dan penyusutan sumber daya keanekaragaman hayati untuk perdagangan ilegal, konversi habitat alami, tekanan penduduk dan kemiskinan, tidak adanya eksplorasi yang intensif yang bertujuan untuk menggali dan mengungkapkan keanekaragaman hayati dan potensinya, dikhawatirkan n tumbuhan liar yang berpotensi sebagai pewarna alami akan punah sebelum dilakukan pendataan. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan penelitian yang intensif dari berbagai aspek antara lain: penggalian jenis jenis tumbuhan liar sebagai sumber pewarna alami, teknik penggunanaannya dan teknik perbanyakan dari jenis tumbuhan n tersebut. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

Ruang Lingkup Kegiatan: Di Lapangan & Laboratorium Desain Penelitian: Inventarisasi di Taman Nasional Halimun Salak Dilakukan perbanyakan dengan stek batang maupun bijinya Pengetesan terhadap ada/tidaknya kandungan warna Tahapan: 1.Eksplorasi dengan metode Balgooy (1987) & Rugayah dll.(2004) menjelajahi seluruh kawasan hutan 2.Perbanyakan stek batang biji: Perendaman dalam cairan KNO3 Diampelas 3.Tes warna daun, kulit batang/ranting, bunga & buah;menggunakan benang wool, benang katun, kain mori, kain katun 4. Metode yang digunakan adalah: Penggerusan 25 gram bahan + 100 ml air Perebusan 25 gram bahan b n + 400 ml air 100 ml air 5.Identifikasi thd. warna di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Cibinong Science Center, menggunakan The R.H.S. Colour Chart, London (1966) Perkembangan dan Hasil Kegiatan: a. Dihasilkan 43 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pewarna alam (Tabel 1). b. Perkembangan penelitian teknologi perbanyakan: Hasil stek batang: 5 jenis menunjukkan pertumbuhan.dari biji biji yang disemai: 5 jenis biji menunjukkan pertumbuhannya. METODOLOGI Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Lingkup & bentuk koordinasi yang dilakukan: Usaha untuk mengajak para perajin batik menanam tumbuhan pewarna alami di sekitarnya serta memasyarakatkan penggunaan bahan pewarna alam secara luas di lingkungan perajin batik daerah (home industry). Lembagayang diajak: Berkoordinasi dengan perajin batik di Tasikmalaya Strategi pelaksanaan: Mengajak perajin batik lokal untuk menggunakan pewarna alam Signifikansi capaian koordinasi: Mitra kerja bersedia menggunakan pewarna alam yang ditawarkan untuk produksinya Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka: Bahan pewarna alam yang dihasilkan dari 43 jenis tumbuhan yang menarik dan mencolok akan dicoba diaplikasikan pada perajin batik lokal, sehingga pewarna batik alami dapat lebih populer di kalangan perajin yang pada gilirannya dapat at mengurangi dampak pencemaran lingkungan serta meningkatkan kesehatan pengguna batik. Bentuk pemanfaatan: Warna dari tumbuhan Omalanthus pupulneus (kareumbi) telah diaplikasikan pada perajin batik di Tasikmalaya. Produk batik hasil aplikasi tersebut telah dipamerkan di pameran Hakteknas Ke 17 di Bandung, pada tanggal 8 11 Agustus 2012. Pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan: Perajin batik di Tasikmalaya Signifikansi: Hasil penelitian ini mengungkap jenis jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami batik. Saat ini penggunaan perwarna alami pada batik masih sangat terbatas. Dengan diungkapnya jenis jenis tersebut akan memberi wawasan kepada perajin batik tentang bahan alami yang dapat dijadikan alternatif bahan pewarna disamping pewarna kimia dan pewarna alami yang sudah dikenal oleh perajin batik. Selain itu dengan diungkapnya 43 jenis yang berpotensi sebagai pewarna alami, maka akan menambah pengetahuan tentang jenis jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pewarna alami. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan: Terus mensosialisasikan pada perajin batik lokal. Pengetesan terhadap kandungan warna dasar pada berbagai tumbuhan liar atau tumbuh tumbuhan tumbuhan yang ada di sekitar kita akan terus dilakukan guna mencari warna warna yang diinginkan, menarik, mencolok dan belum pernah digunakan oleh para perajin batik. Strategi: Melakukan kerjasama dengan Pemda/Universitas atau perajin batik lokal. Kerja sama ini bisa berupa pengaplikasian jenis jenis warna alam yang berhasil ditemukan dengan perajin batik lokal. Sedangkan dengan instansi pemerintah, diharapkan bisa mendukung, memberi kesempatan dan membantu dalam hal pendanaannya pada saat eksplorasi tumbuhan liar penghasil warna alam. Tahapan: Eksplorasi tumbuhan liar tes warna hasilnya ditawarkan pada perajin batik lokal Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN Hasil gerusan Hasil rebusan D Pameran Hakteknas ke 17, Bandung, 8 11 Agustus 2012 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

Hasil Pewarna Alami No. No. Koleksi Jenis/Suku/ Nama Daerah Foto Tumbuhan Bagian yg digunakan Fixasi Tawas Kapur Feso4 Gerus Rebus Gerus Rebus Gerus Rebus 1. TD 2141 Alpinia scabra / Zingiberaceae/ Ela Buah/ Bunga Daun 2. TD 2142 Omalanthus pupulneus / Euphorbiaceae/ Kareumbi Kulit Batang Daun 3. TD 2143 Syzygium densiflora / Myrtaceae/ Kopo Kulit Batang Daun 4. TD 2145 Engelhardia serrata / Juglandaceae/ Ki Keper Kulit Batang 5. TD 2146 Piper korthalsii /Piperaceae Daun

TERIMA KASIH [ Dra. Tutie Djarwaningsih, M.Si Dra. Diah Sulistiarini, M.Si Dra. Siti Sunarti Ida Haerida, S.Si., M.Si Deby Arifiani, SP., M.Sc.]