BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SRAGEN. Mengingat : 1.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 204 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 134 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

KORUPSI WILAYAH BIROKRASI BERSIH

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/193/2015 TENTANG TIM PENILAI INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 177 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 321 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Perijinan Kabupaten Bantul. Tunjangan Khusus, Pegawai Negeri Sipil, Dinas Perijinan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan Lembar

CURICULUM VITAE. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 339/HK/2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENILAI INTERNAL DAN KELOMPOK KERJA

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 210 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 800/3669/BKD TENTANG

2012, No1294.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 23 /KPTS/013/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. Pembentukan, Unit Pelaksana Teknis, laboratorium lingkungan hidup.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.78,2016 Inspektorat Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. BIROKRASI. Pedoman.Pembangunan.Zona Integritas. Bebas Dari Korupsi. Birokrasi Bersih. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi, Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, perlu diatur pedoman pelaksanaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2 2016 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 41150); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 8. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI.

3 2016 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Bantul. 2. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul. 3. Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Bantul. 4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul. 5. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 6. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (Menuju WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. 7. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (Menuju WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik. 8. Tim Penilai Internal (TPI) adalah tim yang dibentuk oleh Kepala SKPD yang mempunyai tugas melakukan penilaian SKPD dalam rangka memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. 9. Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. 10. Komponen hasil merupakan komponen yang menjadi penentu pencapaian Program Reformasi Birokrasi dan penyelenggaraan Good Governance. Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini mengatur: a. tahapan pembangunan zona integritas; b. syarat dan mekanisme penetapan SKPD berpredikat menuju WBK dan menuju BBWM; c. pembinaan dan pengawasan; dan d. evaluasi dan pelaporan. BAB II TAHAPAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS Bagian Kesatu Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Pasal 3 (1) Pencanangan Pembangunan Zona Integritas berupa deklarasi/pernyataan dari Kepala SKPD bahwa SKPD yang dipimpinnya telah siap membangun Zona Integritas. (2) Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh SKPD yang pimpinan dan seluruh atau sebagian besar pegawainya telah menandatangani Dokumen Pakta Integritas.

4 2016 (3) Penandatanganan dokumen Pakta Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan secara massal/serentak pada saat pelantikan, baik sebagai CPNS, PNS, maupun pelantikan dalam rangka mutasi kepegawaian. (4) Bagi SKPD yang belum seluruh pegawainya menandatangani Dokumen Pakta Integritas, harus melanjutkan/melengkapi setelah pencanangan pembangunan Zona Integritas. (5) Pencanangan Pembangunan Zona Integritas SKPD dilaksanakan secara resmi oleh Bupati atau pejabat yang mewakili. (6) Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas agar masyarakat dapat memantau, mengawal, mengawasi dan berperan serta dalam program kegiatan reformasi birokrasi khususnya di bidang pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. (7) Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas SKPD oleh Bupati dan disaksikan oleh unsur masyarakat. (8) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat dari unsur perguruan tinggi, tokoh masyarakat/lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dunia usaha. Bagian Kedua Proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Pasal 4 (1) Sekretaris Daerah mengkoordinasikan pengajuan SKPD untuk ditetapkan sebagai SKPD yang akanusulkan sebagai WBK/WBBM ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2) Sebelum pengajuan usulan calon SKPD sebagai WBK/WBBM ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Internal terhadap persyaratan WBK/WBBM. Pasal 5 (1) Setelah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyetujui dan/atau menetapkan SKPD sebagai Zona Integritas menuju WBK/WBBM, selanjutnya menentukan komponen-komponen yang harus dibangun. (2) Komponen yang harus dibangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. komponen pengungkit sebesar 60% (enam puluh persen);dan b. komponen hasil sebesar 40% (empat puluh persen). (3) Komponen pengungkit sebesar 60% (enam puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas : a. manajemen perubahan; b. penataan tatalaksana; c. penataan sistem manajemen sumberdaya manusia; d. penguatan akuntabilitas; e. penguatan pengawasan; dan f. peningkatan kualitas pelayanan publik.

5 2016 (4) Komponen hasil sebesar 40% (empat puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas : a. keberhasilan/terwujudnya pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN; dan b. keberhasilan/terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Pasal 6 (1) Tahapanpelaksanaan pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM dilaksanakan oleh Tim Tingkat Kabupaten. (2) Susunan Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan sebagai berikut: a. Pengarah : Bupati Bantul b. Wakil Pengarah : Wakil Bupati Bantul; c. Ketua : Sekretaris Daerah d. Sekretaris : Inspektur Kabupaten Bantul e. Anggota: 1. Asisten Pemerintahan; 2. Asisten Umum dan Administrasi; 3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan; 4. Kepala BAPPEDA; 5. Kepala Badan Kepegawaian Daerah; 6. Kepala Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 7. Kepala Bagian Tata Pemerintahan; 8. Kepala Bagian Organisasi; 9. Kepala Bagian Hukum; dan 10. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan. BAB III PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN SKPD BERPREDIKAT MENUJU WBK DAN MENUJU WBBM Bagian Kesatu Persyaratan Pengajuan SKPD Berpredikat Menuju WBK Pasal 7 (1) Sekretaris Daerah mengkoordinasikan dan memproses pengajuan SKPD berpredikat menuju WBK. (2) Pengajuan SKPD berpredikat menuju WBK sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mempertimbangkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah minimal bernilai CC. (3) SKPD yang diajukan agar memenuhi kriteria sebagai berikut: a. setingkat Eselon II dan Eselon III; b. memiliki peran dan penyelenggaraan fungsi pelayanan strategis; c. dianggap telah melaksanakan program reformasi birokrasi secara baik; dan d. mengelola sumber daya yang cukup besar.

6 2016 Pasal 8 (1) Inspektorat membentuk Tim Penilai Internal (TPI). (2) Tim Penilai Internal (TPI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara mandiri mengevaluasi dan menilai kelengkapan persyaratan SKPD yang akan diajukan untuk ditetapkan sebagai SKPD berpredikat menuju WBK. (3) Dalam hasil penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memenuhi persyaratan pengajuan predikat WBK, maka SKPD diusulkan kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai calon SKPD berpredikat WBK, dan selanjutnya diusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Bagian Kedua Persyaratan Pengajuan SKPD Berpredikat Menuju WBBM Pasal 9 (1) Sekretaris Daerah mengkoordinasikan dan memproses pengajuan SKPD berpredikat menuju WBBM. (2) Pengajuan SKPD berpredikat menuju WBBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama 2 (dua) tahun berturutturut dan Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah minimal bernilai CC. (3) SKPD yang diajukan menuju WBBM adalah SKPD yang sebelumnya sudah berpredikat WBK. Pasal 10 (1) Tim Penilai Internal (TPI) secara mandiri mengevaluasi dan menilai kelengkapan persyaratan SKPD yang akan diajukan untuk ditetapkan sebagai SKPD berpredikat menuju WBBM. (2) Dalam hasil penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memenuhi persyaratan pengajuan berpredikat WBBM, maka SKPD diusulkan kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai calon SKPD berpredikat WBBM, dan dilanjutkandiusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Bagian Ketiga Mekanisme Pengajuan SKPD Berpredikat Menuju WBK/WBBM Pasal 11 (1) Tim Penilai Internal (TPI) merekomendasikan kepada Bupati untuk menetapkan dan mengusulkan 1 (satu) atau beberapa SKPD untuk ditetapkan dan diusulkan sebagai SKPD berpredikat WBK/WBBM. (2) Bupati mengusulkan 1 (satu) atau beberapa unit kerja berpredikat menuju WBK/WBBM kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk dilakukan reviu WBK atau evaluasi WBBM dengan melampirkan hasil penilaian internal disertai dengan bukti pendukung.

7 2016 (3) Setelah menerima rekomendasi hasil reviu WBK atau evaluasi WBBM dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Bupati menetapkan predikat WBK/WBBM dan/atau melakukan pembinaan kembali. (4) Bupati dapat mencabut penetapan WBK/WBBM dalam hal ternyata setelah penetapannya terdapat kejadian/peristiwa yang mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya lagi indikator yang mendukung. (5) Tim Penilai Nasional melakukan evaluasi penetapan WBK/WBBM secara berkala. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Tingkat Kabupaten melaksanakan pembinaan terhadap terwujudnya SKPD berpredikat Menuju WBK/WBBM. (2) Inspektorat melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi atas pelaksanaan pembangunan Zona Integritas dan kinerja WBK/WBBM yang telah ditetapkan. (3) Inspektorat melaporkan pelaksanaan pencanangan pembangunan Zona Integritas menuju terwujudnya WBK/WBBM secara berkala pada setiap akhir tahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Bupati dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Pelaksanaan Peraturan Bupati ini dijabarkan lebih lanjut dalam Standar Operasional dan Prosedur yang ditetapkan oleh Inspektur.

8 2016 Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul. Ditetapkan di Bantul pada tanggal 16 September 2016 BUPATI BANTUL, ttd. SUHARSONO. Diundangkan di Bantul pada tanggal 16 September 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL, ttd. RIYANTONO BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 NOMOR 78 Salinan sesuai dengan aslinya a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul u.b. Asisten Pemerintahan Kepala Bagian Hukum GUNAWAN BUDI SANTOSO.S.Sos,M.H NIP. 19691231 199603 10 17