BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Satuan Kerja

SKRIPSI OLEH : : ENDAH NOVIANA NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI. Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB II LANDASAN TEORITIS

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

AKNTANSI DANA DI PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

RK PPKD (belanja)/ Bila Bendahara pengeluaran memotong/memungut pajak: Bila Bendahara pengeluaran menyetor pajak yg dipungut di atas ke Kas Negara:

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (SKPKD/PPKD)

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM AKUNTANSI PPKD

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA BAGI PEMERINTAH DAERAH. Makalah ini dipresentasikan di: Biro Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2 Juli 2008

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

PROSEDUR PENCATATAN DANA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAKU BLUD

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

AKUNTANSI PEMBIAYAAN DAN TRANSAKSI NONKAS BAGI PEMERINTAH DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

BAB III PROSEDUR AKUNTANSI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Phone:

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PADA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BARITO TIMUR

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA PARIAMAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan UndangUndang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UndangUndang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Misi utama kedua UndangUndang tersebut bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas menjadi sangat dominan dalam mewarnai proses penyelenggaraan pemerintah pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khusunya. Untuk itu diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dipercaya agar dapat menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut dengan analisis prestasi pengelolaan sumber daya keuangan daerah itu sendiri. Menurut PP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka 6 6

penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Masih menurut PP No.58 tahun 2005, pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Terwujudnya pelaksanaan desentralisasi fiskal secara efektif dan efisisen, salah satunya tergantung pada pengelolaan keuangan daerah. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah tak lagi bertumpu atau mengandalkan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten/Kota saja. Tapi, dalam Permendagri itupun disebutkan, setiap Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi keuangannya, yang kemudian dikoordinasikan dengan Bagian Keuangan. 2. Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dalam struktur Pemerintah Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksitransaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tentang akuntansi Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 (pasal 241 sampai dengan 264) mengatur tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanakan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 (pasal 241 sampai dengan 264) juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, akuntansi aset, dan akuntansi selain kas. Kegiatan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat Penatausaha Keuangan Satuan kerja Perangkat Daerah (PPKSKPD) berdasarkan dokumendokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. Pihakpihak yang terkait dalam kegiatan akuntansi SKPD adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK SKPD) dan Bendahara di SKPD. PPKSKPD memiliki tugas sebagai berikut :

mencatat transaksitransaksi pendapatan, belanja, aset dan selain kas berdasarkan buktibukti terkait, memposting jurnaljurnal pendapatan, belanja, aset dan selain kas ke dalam buku besarnya masingmasing, membuat Laporan Keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Bendahara di SKPD memiliki tugas: menyiapkan dokumendokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan akuntansi SKPD. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Siklus Akuntansi adalah tahaptahap yang dilakukan dalam sistem akuntansi. Tahapan tersebut meliputi: Analisis Transaksi, Jurnal, Posting ke Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian, Laporan Keuangan, dan Jurnal Penutup. 1). Analisis Transaksi Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraanperkiraan yang ada dalam laporan keuangan SKPD (terutama penjurnalan) adalah melakukan analisis transaksi. Jika tidak memahami makna dari transaksi tersebut, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan mana yang didebet dan mana yang dikredit. Masingmasing elemen dari Laporan Keuangan dapat bertambah maupun berkurang.

Mendebet suatu perkiraan bukan berarti penambahan atau pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga halnya dengan mengkredit suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya suatu perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masingmasing perkiraan. Berikut ini tabel saldo normal suatu perkiraan. 3 Analisis Transaksi 3.1 Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup: 1. Surat tanda bukti pembayaran yang dilengkapi dengan: a. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPDaerah). b. SKR c. Bukti transaksi penerimaan kas lainnya. 2. STS. 3. Bukti Transfer. 4. Nota Kredit Bank. 3.2 Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPD Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas mencakup: 1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), yaitu dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 2. Nota debit bank.

3. Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya. 3.3 Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi Aktiva pada SKPD Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aktiva berupa bukt i memorial dilampiri dengan: 1. Berita Acara Penerimaan Barang. 2. Berita Acara Serah Terima Barang. 3. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan. 3.4 Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi selain Kas pada SKPD Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas Berupa: bukti memorial, dilampiri dengan: 1. Pengesahan Pertanggungjawaban Pengeluaran (pengesahan SP). 2. Berita Acara Penerimaan Barang. 3. Surat Keputusan Penghapusan Barang. 4. Surat Pengiriman Barang. 5. Surat Keputusan Mutasi Barang (antar SKPD). 6. Berita Acara Pemusnahan Barang. 7. Berita Acara Serah Terima Barang. 8. Berita Acara Penilaian. Tabel 2.1 Saldo Normal Perkiraan PERKIRAAN DEBET KREDIT SALDO NORMAL ASET (+) () DEBET KEWAJIBAN () (+) KREDIT EKUITAS DANA () (+) KREDIT PENDAPATAN () (+) KREDIT (PenerimaanPembiayaan) BELANJA (PengeluaranPembiayaan) (+) () DEBET

2). Jurnal Jurnal adalah catatan sistematis kronologis dan dari transaksitransaksi keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masingmasing dan referensinya. Jurnal merupakan sumber utama pencatatan ke perkiraan. Keberadaan jurnal dalam siklus akuntansi tidak menggantikan peran perkiraan dalam mencatat transaksi, tetapi merupakan sumber utama untuk mencatat ke buku besar suatu perkiraan. Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masingmasing perkiraan akan menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah memisahkan suatu perkiraan dalam debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi. Berikut ini contoh formulir jurnal umum : Jurnal Umum Tanggal Kode Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debet Kredit 3). Posting ke Buku Besar Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting ke buku besar masingmasing perkiraan. Posting merupakan proses memindahkan jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke

perkiraan buku besar yang bersangkutan. Posting ke buku besar dapat dilakukan secara harian maupun bulanan. Berikut ini adalah bentuk buku besar suatu perkiraan :

PEMERINTAH KOTA MEDAN BUKU BESAR SKPD : KODE REKENING : NAMA REKENING : PAGU APBD : PAGU PERUBAHAN APBD : Tgl Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (K) Saldo Jumlah 4). Neraca Saldo Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/ perkiraan buku besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar secara sistematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldosaldo debet selalu sama dengan saldosaldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatancatatan akuntansi benarbenar akurat. Untuk menyiapkan neraca

saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Bentuk neraca saldo adalah sebagai berikut : PEMERINTAH KOTA MEDAN NERACA SALDO PER TANGGAL. SKPD : Halaman : Kode Rekening Uraian Debet Jumlah Kredit Total 5). Jurnal Penyesuaian Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian terhadap perkiraanperkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekeningrekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode lain. Akuntansi pemerintahan

menganut basis kas untuk penyusunan laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu melakukan penyesuaian untuk perkiraanperkiraan tertentu. Perkiraanperkiraan yang perlu disesuaikan pada akhir tahun adalah sebagai berikut : Pendapatan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan belum diterima. Jurnal yang diperlukan untuk kejadian ini adalah : Tgl Perkiraan Ref D K 31/12/2008 Piutang pajak Cadangan Piutang Xxx Pada akhir tahun perlu dilakukan inventarisasi fisik untuk menentukan saldo perkiraan persediaan barang per 31 Desember yang belum terpakai seperti alat tulis kantor, bahan bangunan, dan sebagainya. Sehingga akhir tahun jumlah persediaan yang belum terpakai ini harus disajikan dalam laporan keuangan yaitu dalam neraca sebagai asset lancar. Jurnal yang diperlukan untuk kejadian ini adalah : Tgl Perkiraan Ref D K 31/12/2008 Persediaan Cadangan Persediaan

Penyusutan aset tetap. Pada akhir tahun perlu dilakukan jurnal penyesuaian untuk aset tetap untuk menyesuaikan penurunan nilai dari aset tersebut. Jurnal yang diperlukan untuk keadaan ini adalah sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K 31/12/2008 Diinvestasikan pada aset tetap Akumulasi penyusutan... Dan sebagainya. 6). Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah mempostingnnya ke dalam perkiraan buku besar yan berhubungan. Setelah melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian. Perkiraanperkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan. 7). Laporan Keuangan Setelah menyusun Neraca Saldo setelah Penyesuaian, maka langkah selanjutnya adalah menyusun Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk menyusun Laporan Keuangan SKPD bisa menggunakan bantuan kertas kerja (work sheet). Dari kertas kerja yang sudah diisi, PPKSKPD dapat menyusun Laporan Keuangan.

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang dinyatakan dalam PP No.24 tahun 2005. Laporan keuangan dihasilkan dari masingmasing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihakpihak yang memerlukannya. Peranan laporan keuangan pemerintah menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah meliputi : a) akuntabilitas : mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik, b) manajemen : membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan entitas pelaporan dalam periode pelaporan

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat, c) transparansi : memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan, d) keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity) : membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan Keuangan yang harus dibuat oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 pasal 232 adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. (1). Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi tentang anggaran SKPD, yang terdiri dari pendapatan dan belanja, dan realisasi atas anggaran tersebut. Informasi ini dapat dianalisis dengan melihat (a) selisih antara anggaran dan realisasinya; (b) rasiorasio antarrekening, misalnya rasio total belanja terhadap total pendapatan, belanja langsung terhadap belanja tidak langsung, belanja langsung terhadap total pendapatan, belanja langsung terhadap PAD, dsb. Format Laporan Realisasi Anggaran SKPD adalah sebagai berikut :

PEMERINTAH KOTA MEDAN SKPD. LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER (dalam rupiah) NOMOR URUT URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI LEBIH/ (KURANG) 1 2 3 4 5 1 PENDAPATAN 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan 1.1.4 2 Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang sah BELANJA Jumlah 2.1 BELANJA OPERASI 2.1.1 Belanja Pegawai 2.1.2 Belanja Barang 2.2 BELANJA MODAL 2.2.1 Belanja Tanah 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 2.2.4 Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan 2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 2.2.6 Belanja Aset Lainnya 2.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 2.3.1 Belanja Tidak Terduga Jumlah Surplus/(Defisit) Sumber: Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 (2). Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Masingmasing unsur didefinisikan sebagai berikut: aset adalah sumber daya ekonomi yang dikusasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumberdaya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset secara umum diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar, Secara rinci aset di Pemerintah daerah dibedakan atas : Aset lancar; meliputi kas, setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Aset Tetap; meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset Lainnya; termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud. kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesainnya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban dikelompokan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan, kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana dapat dikelompokkan sebagai berikut : ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek, ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset nonlancar selain dana cadangan dikurangi dengan kewajiban jangka panjang,

ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundangundangan. Format Neraca SKPD adalah sebagai berikut: PEMERINTAH KOTA MEDAN NERACA SKPD.. Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n1 (dalam rupiah) Uraian Jumlah Kenaikan (penurunan) Tahun n Tahun n1 Jumlah % ASET ASET LANCAR Kas Investasi Jangka pendek Piutang Persediaan Jumlah ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Peralatan Kantor Jumlah ASET LAINYA Tagihan penjualan angsuran Aset tak berwujud Aset lainlain Jumlah JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Utang jangka pendek lainnya Jumlah EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Jumlah EKITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya Jumlah JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006

(3). Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan memberikan informasi mengenai berbagai hal yang tidak terbaca dari Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Berbeda dengan fungsi buku besar pembantu, Catatan atas Laporan Keuangan tidak hanya merinci lebih jauh rekeningrekening dalam laporan keuangan tersebut, tetapi juga menjelaskan berbagai kebijakan, pendekatan, metode, dan dasar penentuan dan penyajian angkaangka Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Selain itu, di dalam Catatan atas Laporan Keuangan juga dapat dijelaskan berbagai faktor, asumsi, dan kondisi yang mempengaruhi angkaangka Laporan Keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan halhal sebagai berikut: menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target kinerja APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan, menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksitransaksi dan kejadiankejadian penting lainnya,

mengungkapkan infomasi yang diharuskan oleh Standar akuntansi pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan, mengungkapkan informasi untuk pospos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan, menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan. Format Catatan atas Laporan Keuangan SKPD adalah sebagai berikut : Pendahuluan Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII PEMERINTAH KOTA MEDAN SKPD. Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD 2.1. Ekonomi makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD 3.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam Pencapaian Target Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Akuntansi/Entitas Keuangan Pelaporan Keuangan Daerah 4.2. Basis Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.3. Basis Pengukuran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD Pospos Laporan Keuangan SKPD 5.1. Penjelasan atas Pospos Laporan Keuangan SKPD 5.1.1. Pendapatan 5.1.2. Belanja 5.1.3. Pembiayaan (Khusus SKPKD) 5.1.4. Aset 5.1.5. Kewajiban 5.1.6. Ekuitas Dana 5.2. Pengungkapan atas pospos aset dan kewajiban yang Timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas Pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan Penerpan basis kas, untuk entitas akuntansi /entitas Pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD. Penjelasan atas Informasiinformasi non Keuangan SKPD Penutup

Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 8). Jurnal Penutup Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal (temporary) menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan dan Belanja. Jurnal penutup diperlukan agar semua perkiraan yang bersifat nominal tidak ikut atau tidak terbawa pada periode berikutnya, sehingga saldo perkiraan tersebut perlu dinihilkan. Pada dasarnya, jurnal penutup adalah mendebetkan perkiraan yang bersaldo kredit dan mengkreditkan perkiraan yang bersaldo debet dan selisihnya merupakan surplus atau defisit. Jurnal penutup akan mempengaruhi nilai SILPA(Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) di neraca menjadi jumlah yang benar. Contoh jurnal penutup adalah sebagai berikut : Kode Uraian Rekening 4.1.2.01.01 Pendapatan Retribusi 3.1.1.01.01 SILPA 3.1.1.01.01 SILPA 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 5.2.2.01.01 Belanja ATK 5.2.2.03.03 Belanja Air, Listrik dan Telepon Jumlah D K Secara umum Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) meliputi Akuntansi Pendapatan, Akuntansi Belanja, Akuntansi Aset, dan Akuntansi Selain Kas. (a). Akuntansi Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari satu kesatuan atau penyelesaian kewajibannya selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari satu kesatuan tersebut. Menurut PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum negara/ daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek pendapatan. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya. Proses pencatatan transaksi pendapatan dilakukan saat Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPKSKPD) adalah sebagai berikut : setelah menerima Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) penerimaan dan lampirannya dari bendahara penerimaan, PPKSKPD mencatat transaksi dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan...

pendapatan yang diterima kemudian disetor kepada Kas Daerah (Bendahara Penerimaan diwajibkan menyetorkan hasil pendapatan daerah tersebut dalam jangka waktu selambatlambatnya 1 hari kerja setelah uang diterima, kecuali dalam keadaan tertentu). PPKSKPD kemudian mencatat transaksi penyetoran tersebut dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Rek.Kas Daerah (PPKD) Kas di Bendahara Penerimaan setiap periode, jurnaljurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar SKPD sesuai dengan kode rekening pendapatan. Diakhir periode tertentu, PPKSKPD memindahkan saldosaldo yang ada ditiap buku besar ke dalam Neraca Saldo. (b). Akuntansi Belanja Belanja adalah jenis biaya yang timbulnya berdampak langsung terhadap berkurangnya saldo kas maupun uang entitas yang berada dibank. Belanja barang dan jasa adalah semua pembayaran pemerintah dalam pertukaran barang dan jasa, baik dalam bentuk upah dan gaji untuk pegawai, atau pembelian lain atas barang dan jasa. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi.

Menurut PP No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/ daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Akuntansi Belanja pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) meliputi akuntansi belanja UP (Uang Persediaan)/GU (Ganti Uang)/TU (Tambah Uang) dan akuntansi belanja LS (Langsung). Akuntansi Belanja UP/GU/TU berikut : Langkahlangkah dalam akuntansi belanja UP/GU/TU adalah sebagai PPKSKPD menerima Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan SP2D, PPKSKPD mencatat transaksi penerimaan uang persediaan (UP) tersebut dengan menjurnal : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Kas di Bendahara Pengeluaran Rek.Kas Daerah (PPKD) secara berkala, PPKSKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran. SPJ tersebut dilampiri dengan bukti transaksi. Berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPKSKPD mencatat transaksitransaksi belanja periode sebelumnya dengan menjurnal :

Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Belanja ATK Tgl Kas di bendahara Pengeluaran Belanja Materai Kas di bendahar Pengeluaran setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke buku besar sesuai dengan kode rekening belanja. diakhir bulan, PPKSKPD memindahkan saldosaldo yang ada ditiap buku besar ke neraca saldo. Akuntansi Belanja LS (Langsung) Belanja LS (Langsung) yang dimaksud adalah belanja LS Gaji dan Tunjangan dan belanja LS barang dan jasa. Dalam konteks belanja LS, akuntansi mempunyai asumsi bahwa dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang telah ditetapkan. Berbeda dengan belanja UP/GU/TU, pada belanja LS, saat SP2D telah diterbitkan, maka PPKSKPD sudah dapat mencatat belanja. Dengan kata lain, belanja sudah dapat diakui saat SP2D diterbitkan. Sedangkan pada belanja UP/GU/TU, pengakuan belanja dilakukan saat sudah di SPJkan. pencatatan Akuntansi Belanja Langsung adalah sebagai berikut : PPKSKPD menerima SP2D dari kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran, jurnalnya adalah sebagai berikut :

Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Belanja... Rek.Kas Daerah (PPKD) Xxx dalam kasus belanja LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun PPKSKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPKSKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD (Bendahara Umum Daerah) dalam sub sistem akuntansi PPKD. dalam kasus belanja LS Barang dan jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPKSKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPKSKPD tidak mencatat potongan tersebut sebagai hutang di jurnal umum, jika pemotongan dan pembayaran pajak dilakukan oleh BUD. khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK SKPD disamping mencatat belanja modal untuk aset tetap tersebut, juga mencatat penambahan aset. Jurnal kedua ini disebut jurnal korolari Jurnal yang harus dibuat PPKSKPD jika ada belanja modal adalah sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K

Tgl Belanja ModalKomputer Tgl Rek. Kas Daerah (PPKD)* Asettetap komputer Xxx Ekuitas Dana Investasi Xxx Catatan : rekening kas daerah (PPKD)dikredit dengan asumsi pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan oleh BUD, jurnal korolari boleh dilakukan pada akhir periode, karena transaksi ini akan dipakai terus, maka dibuat jurnal khusus belanja UP/GU/TU. setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode rekening belanja. Diakhir bulan, PPKSKPD memindahkan saldosaldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo. (c). Akuntansi Aset Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Transaksitransaksi tersebut secara garis besar digolongkan dalam

2 kelompok besar transaksi, yaitu : Penambahan nilai aset dan Pengurangan nilai aset. pencatatan aset dimulai dengan adanya bukti transaksi yang berupa berita acara penerimaan barang, dan atau, berita acara serah terima barang, dan atau, berita acara penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan bukti tersebut, PPKSKPD membuat bukti memorial. Bukt i memorial tersebut dapat dikembangkan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan sekurangkurangnya memuat informasi mengenai : jenis/ nama aset tetap, kode rekening terkait, klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi. khusus untuk belanja modal, selain mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran juga akan mempengaruhi Neraca. Untuk itu perlu dilakukan pencatatan penambahan nilai aset. Berdasarkan bukti memorial tersebut, PPKSKPD mengakui penambahan nilai aset dengan melakukan jurnal korolari sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Komputer Ekuitas Dana Investasi dalam kasus pengurangan aset, berdasarkan bukti memorial, PPK SKPD mengakui pengurangan aset dengan menjurnal :

Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Ekuitas Dana Investasi Komputer Xxx secara periodik, buku jurnal atas transaksi aset tetap tersebut diposting kedalam buku besar rekening berkenaan. setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Pencatatan aset tetap dalam buku jurnal merupakan proses lanjutan dari belanja daerah yang menghasilkan aset tetap. Oleh karena itu, jurnal untuk mencatat saat perolehan aset tetap sering disebut sebagai jurnal Collolary. Beberapa contoh jurnal terkait dengan aset tetap adalah sebagai berikut: perolehan aset tetap (melalui pembelian) harga perolehan aset tetap termasuk didalamnya adalah biaya biaya yang diperlukan sampai aset tetap tersebut siap digunakan, antara lain biaya pengangkutan, biaya instalasi. Jurnal perolehan aset tetap melalui pembelian adalah sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Belanja ModalPapan tulis elektronik Kas di bendahara pengeluaran

Tgl Papan tulis elektronik penyusutan Ekuitas Dana Investasi selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal penyusutan ini dibuat diakhir tahun. Jurnal penyusutan adalah sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K Tgl Ekuitas Dana Investasi Akm. Penyusutan papan tulis elektronik konstruksi dalam pengerjaan konstuksi dalam pengerjaan adalah konstruksi/bangunan yang belum selesai dikerjakan hingga akhir periode akuntansi (misal periode 2007), maka pada tanggal 31 Desember 2007 PPKSKPD akan mencatat biayabiaya modal yang telah dikeluarkan selama pembangunan sampai 31 Desember 2007 (missal jumlah biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 1000.000) dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Perkiraan Ref D K

31/12/2007 Konstruksi dalam pengerjaan Ekuitas Dana Investasi Rp. 1000.000 Rp. 1000.000 Misal pada tanggal 31 Mei 2008 bangunan tersebut telah selesai dibangun, total belanja modal untuk pembangunan tersebut sebesar Rp. 4.000.000, maka jurnalnya sebagai berikut : Jurnal pembalik atas pencatatan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2007

Tgl Perkiraan Ref D K 31/12/2007 Ekuitas Dana Investasi Konstruksi dalam pengerjaan Rp. 1000.000 Rp. 1000.000 Jurnal korolari untuk mencatat pertambahan aset tetap : Tgl Perkiraan Ref D K 31/05/2008 Gedung Ekuitas Dana Investasi Rp. 4000.000 Rp. 4000.000 (d). Akuntansi selain kas Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian keuangan selain kas yang dapat dilakukan secara manual maupun terkomputerisasi. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis telah dilakukan sebelumnya oleh Karunia Sari Nur Pangesti pada tahun 2008 dengan judul Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: studi kasus penerapan permendagri nomor 13 tahun 2006 dipemerintah daerah kabupaten Batang, dengan objek penelitian kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006, hasil penelitian menunjukan

bahwa unsurunsur pokok dan pendukung dalam sistem akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada pada keadaan yang telah sesuai dengan Permendagri No.13 Tahun 2006, kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 secara berurutan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi sistem akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan. Riodinar Harianja (2008) melakukan penelitian dengan judul Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006 yang dimulai untuk tahun anggaran 2007.

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti & Tahun Penelitian Judul Penelitian Objek Penelitian Hasil Penelitian Karunia Sari Nur Pangesti, 2008 Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: studi kasus penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dipemerintah daerah kabupaten Batang. Kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. 1. unsurunsur pokok dan pendukung dalam sistem akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada pada posisi/keadaan yang telah sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 2. kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 secara berurutan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi sistem akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan. Riodinar Harianja, 2008 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Kesesuaian penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006 yang dimulai untuk tahun anggaran 2007

C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar varibel dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan tentang halhal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian. DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (PENGGUNA ANGGARAN) PENCATATAN AKUNTANSI PENDAPATAN PENCATATAN AKUNTANSI BELANJA PENCATATAN AKUNTANSI ASET LAPORAN KEUANGAN ANALISIS Keterangan Gambar: KESIMPULAN Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penulis melakukan penelitian di Pempropsu khususnya di Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Medan. Adapun data yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini adalah Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuain, Jurnal Penutup dan Laporan Keuangan. Penulis akan membandingkan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada Pempropsu khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan peraturan

peraturan yang telah ditetapkan (Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan).