Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016

SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH

SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A

TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, yang kemudian di produksi dan diedarkan dengan pengawasan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 39/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN BENIH BINA

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

Sertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 39/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN BENIH BINA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 39/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN BENIH BINA

2013, No

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

2013, No I. PENDAHULUAN

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 356/HK.130/C/05/2015

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PEMULIAAN TANAMAN. Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TA 2010 (KABUPATEN/KOTA)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/Permentan/OT.140/11/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 354/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRODUKSI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

Disusun Oleh : H PROGRAM FAKULTA. commit to user

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

TENTANG PENGUJIAN, PENILAIAN, PELEPASAN DAN PENARIKAN VARIETAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Kedelai

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN TANAMAN PANGAN DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2009

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PROSEDUR SERTIFIKASI MUTU BENIH TANAMAN HUTAN

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

III KERANGKA PEMIKIRAN

DESKRIPSI VARIETAS BARU

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

PENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian

2017, No Pengeluaran Benih Hortikultura sudah tidak sesuai lagi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No.

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

TENTANG SYARAT DAN TATACARA PERMOHONAN DAN PEMBERIAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

1 FPMB Permohonan Pendaftaran Produsen Benih Hortikultura. 2 FPMB Tanda Daftar Produsen Benih Hortikultura

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

Transkripsi:

Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan Penangkar 1-2 hari Pemeriksaan Pertama (Fase Vegetatif) Pemeriksaan Kedua (Fase Berbunga) Pemeriksaan Ketiga (Fase Masak) Pengawasan Panen 1-3 hari Pemeriksaan Alat Panen dan Tempat Penyimpanan Benih Pengambilan Contoh Benih Pengawas Benih 1-2 hari Pengiriman Contoh Benih ke Laboratorium Pengujian Benih di Laboratorium oleh Analis Benih 14-17 hari Pemberian Sertifikat Kepala UPTD BPSPT 1-2 hari Pembuatan Label Penangkar / Produsen Benih 2-4 hari Pemasangan dan Pengawasan Pemasangan Label oleh Penangkar dan Pengawas Benih 1 2 hari Pembuatan Berita Acara Pemasangan Label 1 hari

PENGERTIAN DAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI BENIH PADI DAN PALAWIJA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Persyaratan dan tata cara sertifikasi Padi dan Palawija ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, dan sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan di lapangan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih yang tertuang dalam peraturan manteri pertanian nomor : 39/permentan/ OT.140/8/ 2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina. 2. Tujuan Sebagai acuan untuk petugas pengawas benih dan penangkar / produsen benih dalam pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih Padi dan Palawija di lapangan. B. Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi dan peredarannya diawasi. 2. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan / atau mengembangbiakkan tanaman. 3. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi benih, sertifikasi sistem manajemen mutu dan/atau sertifikasi produk. 4. Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemeriksaan lapangan dan atau pengujian, pengawasan serta memenuhi semua persyaratan dan standar benih bina. 5. Produsen benih bina adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih bina. 6. Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama. 7. Varietas lain adalah tanaman atau benih yang dapat dibedakan dari varietas yang sedang diperiksa, tetapi tidak termasuk varietas yang merupakan sifat-sifat dari varietas itu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam deskripsi. 8. Benih penjenis (Breeder Seed) adalah benih yang diproduksi dibawah pengawasan pemulia yang bersangkutan dengan prosedur baku yang memenuhi sertifikasi sistem mutu sehingga tingkat kemurnian genetik varietas (true-to-type) terpelihara dengan sempurna. 9. Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih dasar. 10. Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih pokok. 11. Benih sebar adalah keturunan pertama dari benih pokok, benih dasar/benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar. 12. Galur adalah kelompok tanaman yang sudah seragam. C. Penyelenggaraan sertifikasi 1. Permohonan Sertifikasi a. Pemohon sertifikasi benih adalah orang / badan hukum atau instansi pemerintah yang ingin memproduksi benih bina. b. Diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi benih setempat. c. Hanya dapat diajukan oleh produsen yang memenuhi syarat, yaitu : Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih Memiliki atau menguasai benih sumber Mampu memelihara dan mengatur lahan pertanamannya

Memakai petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku Mempunyia fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tabur dengan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan. d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi yaitu terdiri dari 1 (satu) varietas dan 1 (satu) kelas benih dalam satu keasatuan lahan (lot). e. Dilampiri : Label/keterangan benih sumber. Sket peta lapangan. f. Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar, untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan 2. Pemeriksaan Pertanaman a. Untuk mendapatkan kepastian bahwa yang akan dihasilkan dari pertanaman tersebut adalah benar terdiri dari varietas yang dimaksud dan tidak tercampur sampai batas toleransi b. Produsen harus nyampaikan permintaan pemeriksaan pertanaman selambatlambatnya satu minggu sebelum pemeriksaan kepada penyelenggara sertifikasi c. Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh PBT d. Sebelum pemeriksaan dilakukan, produsen harus membersihkan CVL, tipe simpang, tanaman yang terserang hama, dan rerumputan e. Dilakukan pada fase-fase pertumbuhan tertentudari tanaman yang bersangkutan f. Apabila ternyata dalam pemeriksaan tidak memenuhi standar yang berlaku, maka sertifikasi tidak bisa dilanjutkan g. Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat Tanaman dan disampaikan kepada produsen paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai pemeriksaan. 3. Pemeriksaan alat panen a. Produsen harus mengajukan permintaan untuk pemeriksaan tersebut selambatlambatnya 1 minggu sebelum panen/digunakan b. Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen, pengolahan, pengeringan dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan c. Dilakukan Tanaman. 4. Pengawasan benih pada saat panen dan proses pengolahan a. Pengawasan dilakukan pada saat-saat tertentu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu b. Benih harus disimpan dalam tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi udara terjamin c. Semua benih bersertifikat harus dimasukkan atau diletakkan pada tempat yang bersih d. Identitas kelompok benih seperti jenis/varietas, nomor kelompok, asal lapangan atau blok, harus ada. e. Penyusunan wadah Wadah diatur sedimikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan setiap wadah benih mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil contoh benihnya serta contohnya dapat diambil dengan mudah.

5. Pengambilan contoh benih a. Contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam mutunya b. Jumlah/beratnya satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak lebih dari ketentuan yang berlaku c. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas. d. Cara pengambilan contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat pengambilannya harus sesuai dengan pedoman yang berlaku e. Contoh benih yang telah disampaikan ke Laboratorium tidak dapat diambil kembali. 6. Pemasangan label a. Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah ditentukan penyelenggara sertifikasi. b. Label diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh penyelenggara sertifikasi sesuai dengan laporan lengkap hasil pengujian benih. c. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih atau dengan cara lain yang disetujui penyelenggara sertifikasi yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. d. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih.

SERTIFIKASI BENIH PADI A. Sebelum Panen Ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengajuan sertifikasi benih padi yaitu permohonan sertifikasi, benih yang akan ditanam, areal lahan, dan pemeriksaan lapangan. 1. Permohonan sertifikasi Paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan penanaman, permohonan sertifikasi benih harus sudah diajukan dengan cara mengisi formulir permohonan sertifikasi. Satu formulir tersebut hanya berlaku untuk satu areal sertifikasi dari satu varietas dan satu kelas benih yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, jumlah surat permohonan disesuaikan dengan areal, varietas, dan kelas benih yang akan diproduksi. 2. Benih yang akan ditanam Benih bersertifikat yang akan ditanam harus berasal dari benih bersertifikat yang mempunyai kelas benih yang lebih tinggi. Misalnya, untuk memproduksi benih bersertifikat kelas ES (benih sebar) maka benih yang ditanam harus dari kelas SS (benih pokok). 3. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan dilaksanakan pada areal lahan (blok) yang akan ditanami padi terletak pada satu hamparan dengan batasan lokasi yang jelas, baik berupa parit, galengan, jalan. Adanya isolasi terhadap padi varietas lain disekelilingnya. Jarak isolasi minimal 2 meter, sedangkan isolasi waktu adalah 30 hari antara dua varietas berbeda jika ditanam berdekatan. Satu blok hanya boleh ditanam satu kelas benih dari satu varietas. 4. Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian pola tanam dengan formulir permohonan dan tingkat kemurnian pertanaman sehingga mutu benih padi yang dihasilkan akan terjamin, baik dalam hal kemurnian fisik maupun genetik. Sebelum pemeriksaan lapangan oleh pengawas benih, penangkar harus merouging (membuang campuran varietas lain) pada pertanaman karena campuran varietas lain (CVL) menentukan kelulusan hasil pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan umumnya dilakukan pada fase pertumbuhan tanaman padi tertentu sebanyak tiga kali, yaitu fase vegetatif, fase berbunga, dan fase masak (sebelum panen). - Fase Vegetatif Tujuan untuk mengetahui jumlah campuran lain pada fase vegetatif tanaman. Pada fase ini dilakukan pemeriksaan tipe pertumbuhan, kehalusan daun, warna daun, telinga daun, lidah daun, pangkal batang. - Fase berbunga Pada fase ini pemeriksaan dilakukan pada tipe pertumbuhan, kehalusan daun, warna daun, bentuk / tipe malai dan sudut daun bendera. - Fase Masak (Sebelum panen) Pada fase ini pemeriksaan dititikberatkan pada posisi sudut daun bendera, tipe malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna gabah dan warna pada ujung gabah. Bila kesimpulan hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus maka pertanaman benih padi tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, bila tidak lulus maka proses sertifikasi benihnya tidak dapat dilanjutkan, dalam artian hasil produksi padinya tidak dapat dijadikan benih.

B. Setelah panen Tahapan proses sertifikasi benih setelah panen meliputi pemeriksaan gudang dan peralatan, pengawasan penyimpanan, dan pengambilan contoh benih. 1. Pemeriksaan gudang dan peralatan Tujuan untuk memastikan bahwa benih yang dihasilkan tidak tercampur dengan varietas lain sehingga kemurnian benih dari varietas tersebut terjamin. Permintaan kegiatan pemeriksaan gudang dan peralatan ini harus diajukan oleh produsen atau penangkar benih paling lambat sebulan sebelum panen. 2. Pengawasan penyimpanan Tujuan pemeriksaan dalam masa penyimpanan benih bertujuan untuk menjamin proses penyimpanan sudah sesuai standar sehingga mutu benih dapat terjaga. 3. Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih untuk sertifikasi dilakukan pada setiap kelompok benih yang disimpan. Pengambilan dilakukan oleh pengawas benih. Benih yang akan diambil contohnya harus sudah dimasukkan kedalam wadah plastik atau tempat lain secara baik dan tersusun sehingga memudahkan pengambilan contoh benih. Berat contoh benih tiap kelompok paling sedikit 1 kg. Contoh benih dikirim ke Laboaratorium untuk dilakukan pengujian laboratorium meliputi kadar air, daya tumbuh, kemurnian dan campuran varietas lain. C. Pemasangan Label Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah ditentukan kemudian diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh UPTD BPSPT. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih. Masa berlaku label 6 bulan sejak tanggal selesai pengujian. Standar Lapangan Kelas Benih Isolasi Jarak Min (m) Isolasi Waktu Min (hari) Varietas lain & tipe simpang Max (%) Rerumputan berbahaya BD 2,0 30 0,0 Tidak ada BP 2,0 30 0,2 Tidak ada BR 2,0 30 0,5 Tidak ada Standar Pengujian Laboratorium Kelas Benih Kadar Air Max (%) Benih Murni Min (%) Kotoran Benih Max (%) Benih Var. lain Max (%) Daya Tumbuh Min (%) BD 13,0 99,0 1,0 0,0 80,0 BP 13,0 99,0 1,0 0,1 80,0 BR 13,0 98,0 2,0 0,2 80,0 Tarif PNBP Pengujian dan Pemeriksaan Lapangan Benih Padi Non Hibrida (PP Nomor : 48 TAHUN 2012) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif a. Pemeriksaan Lapangan b. Pengujian Benih c. Pengujian Ulang Per hektar Per kilogram Percontoh benih 5.000,- 7,- 7.000,-

A. Sebelum Panen SERTIFIKASI BENIH KEDELAI Ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengajuan sertifikasi benih yaitu permohonan sertifikasi, benih yang akan ditanam, areal lahan, dan pemeriksaan lapangan. 1. Permohonan sertifikasi Paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan penanaman, permohonan sertifikasi benih harus sudah diajukan dengan cara mengisi formulir permohonan sertifikasi. Satu formulir tersebut hanya berlaku untuk satu areal sertifikasi dari satu varietas dan satu kelas benih yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, jumlah surat permohonan disesuaikan dengan areal, varietas, dan kelas benih yang akan diproduksi. 2. Benih yang akan ditanam Benih bersertifikat yang akan ditanam harus berasal dari benih bersertifikat yang mempunyai kelas benih yang lebih tinggi. Misalnya, untuk memproduksi benih bersertifikat kelas ES (benih sebar) maka benih yang ditanam harus dari kelas SS (benih pokok). 3. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan dilaksanakan pada areal lahan yang akan ditanami kedelai terletak pada satu hamparan dengan batasan lokasi yang jelas, baik berupa parit, galengan, jalan. Adanya isolasi terhadap kedelai varietas lain disekelilingnya. Jarak isolasi minimal 2 meter, sedangkan isolasi waktu tanggal tanam diatur sedemikian rupa sehingga waktu berbunga menjadi 15 hari antara dua varietas berbeda yang ditanam pada blok yang sama. Pada prinsipnya, satu areal lahan hanya boleh ditanam satu kelas dari satu varietas. 4. Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian pola tanam dengan formulir permohonan dan tingkat kemurnian pertanaman sehingga mutu benih kedelai yang dihasilkan akan terjamin, baik dalam hal kemurnian fisik maupun genetik. Sebelum pemeriksaan lapangan oleh pengawas benih, penangkar harus merouging (membuang campuran varietas lain) pada pertanaman karena campuran varietas lain (CVL) menentukan kelulusan hasil pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan umumnya dilakukan pada fase pertumbuhan tanaman kedelai tertentu sebanyak tiga kali, yaitu fase vegetatif, fase berbunga, dan fase masak (sebelum panen). - Fase Vegetatif Tujuan untuk mengetahui jumlah campuran lain pada fase perkecambahan tanaman. Pada fase ini dilakukan pemeriksaan warna hipokotil. - Fase berbunga Fase ini pemeriksaan dilakukan pada warna bunga, warna batang dan warna bulu pada batang. - Fase Masak (Sebelum panen) Pada fase ini pemeriksaan dititikberatkan pada keseragaman warna dan bentuk polong serta warna bulu pada polong. Bila kesimpulan hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus maka pertanaman benih kedelai tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, bila tidak lulus maka proses sertifikasi benihnya tidak dapat dilanjutkan, dalam artian hasil produksi kedelainya tidak dapat dijadikan benih.

B. Setelah panen Tahapan proses sertifikasi benih setelah panen meliputi pemeriksaan gudang dan peralatan, pengawasan penyimpanan, dan apengambilan contoh benih. 1. Pemeriksaan gudang dan peralatan Tujuan untuk memastikan bahwa benih yang dihasilkan tidak tercampur dengan varietas lain sehingga kemurnian benih dari varietas tersebut terjamin. Permintaan kegiatan pemeriksaan gudang dan peralatan ini harus diajukan oleh produsen atau penangkar benih paling lambat sebulan sebelum panen. 2. Pengawasan penyimpanan Tujuan pemeriksaan dalam masa penyimpanan benih bertujuan untuk menjamin proses penyimpanan sudah sesuai standar sehingga mutu benih dapat terjaga. 3. Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih untuk sertifikasi dilakukan pada setiap kelompok benih yang disimpan. Pengambilan dilakukan oleh pengawas benih. Benih yang akan diambil contohnya harus sudah dimasukkan kedalam wadah plastik atau tempat lain secara baik dan tersusun sehingga memudahkan pengambilan contoh benih. Berat contoh benih tiap kelompok paling sedikit 1 kg. Contoh benih dikirim ke Laboaratorium untuk dilakukan pengujian laboratorium meliputi kadar air, daya tumbuh, kemurnian dan campuran varietas lain. C. Pemasangan Label Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah ditentukan kemudian diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh UPTD BPSPT. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih. Standar Lapangan Kelas Benih Isolasi Jarak Min (m) Isolasi Waktu Min (hari) Varietas lain & tipe simpang Max (%) BD 2,0 15 0,1 BP 2,0 15 0,2 BR 2,0 15 0,5 Standar Pengujian Laboratorium Kelas Benih Kadar Air Max (%) Benih Murni Min (%) Kotoran Benih Max (%) Benih Var. lain Max (%n) Daya Tumbuh Min (%) BD 11,0 98,0 0,2 0,1 80,0 BP 11,0 98,0 0,2 0,2 80,0 BR 11,0 97,0 0,3 0,5 80,0 Tarif PNBP Pengujian dan Pemeriksaan Lapangan Benih Kedelai (PP Nomor : 48 TAHUN 2012) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif a. Pemeriksaan Lapangan b. Pengujian Benih c. Pengujian Ulang Per hektar Per kilogram Percontoh benih 2.000,- 6,- 6.000,-