Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Rumah Impian Mahasiswa

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Lingkungan Rumah Ideal

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Salim dalam buku Imam Gunawan dalam buku Metode Penelitian

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

JALUR EVAKUASI BENCANA DI KAWASAN PERKOTAAN (Study Kasus : Gunung Sahari Jakarta Pusat) Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131

BAB V KONSEP PERANCANGAN

IDENTIFIKASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari ruang lingkup pembahasan yaitu setting fisik, aktivitas

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Ruang Favorit dalam Rumah

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) pada Taman Lansia di Kota Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB Abstrak Pada kawasan perkotaan, Jalur pejalan kaki merupakan suatu elemen penataan kota yang sangat penting untuk diperhatikan, Faktor kenyamanan sangat mempengaruhi kualitas dari jalur pejalan kaki. Seperti halnya pada jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan perlu dilakukan kajian tingkat kenyamanan untuk mengetahui kondisi pejalan kaki yang nyaman dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Artikel ini dibuat untuk mengetahui dan memahami aspirasi masyarakat untuk menciptakan jalur pejalan kaki yang nyaman, salah satunya dibuat studi untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk menampung aspirasi masyarakat dilakukan dengan metode eksploratif dengan proses pengumpulan data survei dengan alat survei wawancara (Online). Hasil analisis merupakan aspirasi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap peningkatan kualitas jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung. Kata-kunci : jalan asia afrika, bandung, jalur pejalan kaki, tingkat kenyamanan Pengantar Jalur pejalan kaki dapat diartikan sebagai suatu media pergerakan atau sirkulasi perpindahan manusia dari suatu tempat asal menuju tempat tujuan dengan berjalan kaki. Shirvani (1985) mengatakan bahwa pengguna jalan memerlukan jalur khusus yang disebut juga dengan pedestrian, yang merupakan salah satu dari elemenelemen perancangan kawasan yang dapat menentukan keberhasilan dari proses perancangan di suatu kawasan kota. Menurut Rubenstein (1992), Elemen elemen yang harus terdapat pada jalur pejalan kaki antara lain : 1. Paving, adalah trotoar atau hamparan yang rata. Dalam meletakkan paving, sangat perlu untuk memperhatikan pola, warna, tekstur dan daya serap air. Material paving meliputi: beton, batu bata, aspal, dan sebagainya. 2. Lampu, adalah suatu benda yang digunakan sebagai penerangan di waktu malam hari.. Sign atau tanda, merupakan rambu-rambu yang berfungsi untuk memberikan suatu tanda, baik itu informasi maupun larangan. Sign haruslah gampang dilihat dengan jarak mata manusia memandang dan gambar harus kontras serta tidak menimbulkan efek silau. 4. Sculpture, merupakan suatu benda yang memiliki fungsi untuk memberikan suatu identitas ataupun untuk menarik perhatian mata pengguna jalan. 5. Pagar pembatas, mempunyai fungsi sebagai pembatas antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan. 6. Bangku, mempunyai fungsi sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pengguna jalan. 7. Tanaman peneduh, mempunyai fungsi sebagai pelindung dan penyejuk area pedestrian. 8. Telepon umum, mempunyai fungsi sebagai sarana untuk pengguna jalan agar bisa Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 111

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya. 9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur pedestrian sehingga tidak biasa dan menimbulkan aura yang tidak biasanya. Berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan dan sebagainya. 10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi sebagai petunjuk waktu. Sedangkan tempat sampah berfungsi sebagai sarana untuk pejalan kaki yang membuang sampah, agar pedestrian tetap nyaman dan bersih. Elemen-elemen jalur pejalan kaki tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan kenyamanan pada jalur pejalan kaki. Adanya jalur pedestrian yang nyaman akan menimbulkan keinginan masyarakat untuk berjalan kaki. Semakin tinggi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki, semakin banyak pula masyarakat yang memilih untuk berjalan kaki untuk mencapai akses aktivitasnya (Diyarni:2015) Seperti halnya pada Jalur pejalan kaki jalan asia afrika, Bandung. Adanya jalur pejalan kaki pada Jalan asia afrika, Bandung sudah didukung kelengkapan jalur pejalan kaki, dimana terdapat bangku, tempat sampah, pencahayaan, perkerasan (paving) dan vegetasi. Namun, seiring dengan penggunaan nya perlu dilakukan kajian terhadap tingkat kenyamanan untuk memastikan bahwa dilengkapinya fasilitas tersebut, benar dapat memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Untuk itu dilakukan penelitian Kajian Tingkat kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk meningkatkan kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Metode A 112 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Analisis data yang dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif (Creswell, 200). Menurut creswell (200) penelitian kualitatif dapat membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan prespektif-konstruktif (misalnya, maknamakna yang bersumber dari pengalaman individu,nilai nilai sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu) atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. A qualitative approach is one in which the inquirer often makes knowledge claims based primarily on constructivist perspectives (i.e. the multiple meanings of individual experiences, meanings socially and historically constructed, with an intent of developing a theory or pattern) or advocacy/ participatory perspectives (i.e. political, issue-oriented, collaborative or change oriented) or both (Creswell, 200, hal.18). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kualitatif dengan alat survey kuisioner (Online). Pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner bersifat tidak terstruktur (Unstructured) dan bersifat terbuka (Open-ended). Metode pengumpulan data ini sengaja dilakukan untuk memunculkan pandangan maupun opini para responden (Creswell-.2010:267) Metode Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Grounded Theory (Creswell, 1998) dengan langkah-langkah sebagai berikut : A. Mengorganisir data B. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. C. Open coding, peneliti membentuk kata kunci yang selanjutnya dibuat kategori informasi terkait dengan opini responden tentang jalur pejalan kaki, Jalan Asia Afrika, Bandung. D. Axial coding, dari kategori yang telah ditentukan, peneliti mengidentifikasi, menyelidiki frekuensi dari setiap kata kunci yang didapat dari proses open coding. E. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan

kategori di dalam model axial coding. Analisis yang dilakukan adalah mengkorespondensikan tingkat kenyamanan dan alasan pemilihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden. Karakteristik Responden Untuk menampung aspirasi pejalan kaki, dilakukan analisis data jumah responden yang pernah berjalan kaki di jalur pejalan kaki, Asia Afrika, Bandung, Pertanyaan pertama dalam wawancara adalah asal responden dan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika. Diagram 1. Grafik Mozaik asal responden dengan seberapa sering melewati Jalan Asia Afrika. Tabel 1. Jumlah responden dengan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika. Enggar Septika D. luar Bandung. Dari analisis responden tersebut didapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung. Analisis dan Interpretasi Analisis data dilakukan dengan menterjemahkan jawaban-jawaban responden menjadi suatu data untuk dianalisis lebih lanjut dengan Open coding, axial coding dan selectv koding. Pertanyaan Umum yang diajukan adalah Bagaimana Kondisi Jalur Pejalan Kaki yang nyaman menurut anda? Dalam menganalisis pertanyaan umum ini dilakukan sampai tahap axial coding, hasil analisis dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi kenyamanan pedestrian pada umumnya. Setelah melalui tahap open coding dalam pencarian kata kunci dan axial koding didapat frekuensi pendapat responden mengenai Jalur pedestrian yang nyaman menurut responden sebagai berikut : Dari 128 Responden, 44 responden berpendapat jalan tidak rusak, 28 responden berpendapat tidak ada PKL, 29 responden berpendapat ada jalur diffable, 9 responden berpendapat bersih dar sampah, 1 responden berpendapat jalan lebar(luas), 25 responden berpendapat terdapat pohon rindang, 4 responden berpendapat tidak dilalui kendaraan / parkir, 12 responden berpendapat aman dari kejahatan, 6 responden berpendapat ada jembatan penyebrangan, 8 responden berpendapat ada lampu penerangan, 6 responden menjawab terdapat tempat beristirahat dan 11 responden menjawab ada rambu informasi. Masing-masing responden menjawab lebih dari satu pendapat. Dari analisis tersebut didapat hasil kriteria jalur pejalan kaki yang dianggap dapat memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki. Selanjutnya dilakukan analisis lebih mendalam terhadap jalur pedestrian jalan asia Afrika, Bandung dengan tahapan open coding, axial coding dan selectiv coding sebagai berikut : Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 orang dengan 98 orang berasal dari Bandung dan 0 orang berasal dari Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 11

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung histogram diatas dapat menjelaskan bahwa responden paling banyak menyebutkan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung nyaman untuk dilewati. Dari hasil analisis tersebut, analisis data text dengan mencari kata kuci dari jawaban pertanyaan, Mohon menjelaskan anda memberikan jawaban seperti diatas. Dari hasil jawaban tersebut didapat data text berupa kata kunci yang kemudian di kategorikan. Selanjutnya dilakukan analisis axial koding dengan menghitung jumlah opini dari setiap kategori. Diagram 2. Histogram Variabel jalur pejalan kaki yang nyaman menurut responden. Dilakukan analisis terhadap tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan asia afrika Bandung, dimana responden diberi pertanyaan, Apakah jalan Asia Afrika, bandung sudah nyaman untuk dilalui pejalan kaki? terdapat 5 pilihan jawaban yaitu : 1. Sangat nyaman 2. Nyaman. Agak nyaman 4. Kurang nyaman 5. Tidak nyaman Dari pertanyaan tersebut didapat jawaban, 14 sangat nyaman, 66 Nyaman, 1 Agak Nyaman, dan 17 orang menjawab kurang nyaman. Dari 128 responden tidak ada responden yang menilai jalan asia afrika tidka nyaman. Pada responden yang menjawab 1. Sangat nyaman didapat kata kunci sebagai berikut : 1 Terdapat kursi kursi untuk beristirahat Terdapat street furniture, kursi, lampu 2 penerangan Jalan sudah baik, tidak ada yang rusak dan fasilitas sudah terpenuhi. Jalan sudah bersih, terdapat street 4 furniture, memberikan ciri khas. Pada responden yang menjawab 2. Nyaman didapat kata kunci sebagai berikut : 1 2 Jalan sudah baik, bagus, tidak licin dan tidak terdapat bolong-bolong Jalur pedestrian sudah cukup lebar (besar), sudah memenuhi standar, aman untuk dilewati Sudah rapih dan bersih, asri dan sua=dah terdapat rambu informasi untuk memberi petunjuk jalan. Selanjutnya masyarakat yang menjawab. Agak Nyaman didapat kata kunci sebagai berikut : Diagram. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung. Banyak pedagang asongan, banyak 1 pedagang kaki lima. 2 Jalur diffable belum maksimal. Banyak pengamen dipinggir jalan, masih banyak pedagang kaki lima Jika ada event, jalur pedestrian belum 4 dapat menampung jumlah pengunjung even Sulit untuk menyebrang, jembatan masih 5 kurang memenuhi A 114 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Selanjutnya masyarakat yang menjawab 4. Kurang nyaman ditemukan kata kunci sebagai berikut : 1 2 Masih terdapat parkir yang menggunakan badan jalan, kurang penerangan dimalam hari. Tidak terdapat pohon, terdapat motor parkir di jalur pedestrian, kurang jembatan penyebrangan Kurang hijau, estetika kurang, tidak terdapat vegetasi. Enggar Septika D. Selanjutnya tahap analisis selectiv koding, Analisis yang dilakukan adalah mengkorespondensikan tingkat kenyamanan dan alasan pemilihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden. Berikut hasil analisis korespondensi antara tingkat kenyamanan dan alasan memeilih tingkat kenyamanan, hasil analisis berupa dendogram yang dapat dlihat pada gambar 5 dibawah ini : Dari kata kunci tersebut kemudian dibuat kategori yang selanjutnya dihitung frekuensi dari setiap kategori tersebut, kategori yang didapat dari alasan masyarakat menjawab kondisi jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung adalah : Respon Positiv 1. Jalan tidak rusak. 2. Bersih dari sampah.. Jalan lebar (Sudah memenuhi standar) 4. Aman dari kejahatan 5. Memiliki ciri khas(furniture) 6. Terdapat tempat ber-istirahat 7. Terdapat lampu penerangan 8. Terdapat rambu informasi Respon Negativ 9. Terdapat Pedagang Kaki Lima (PKL) 10. Banyak pengamen 11. Kurang vegetasi 12. Kurang jembatan penyebrangan 1. Jalur diffable belum maksimal 14. Terdapat parkir liar Respons Positiv Diagram 5. Dendogram hubungan tingkat kenyamanan dan alasan memilih tingkat kenyamanan. Dari hasil analisis korespondensi yang diinterpretasikan dengan tabel dendogram diatas, dapat diketahui bahwa tingkat jalur pedestrian pada jalan asia Afrika, Bandung dianggap sangat nyaman dikarenakan terdapat tempat beristirahat, terdapat lampu penerangan, dan memiliki ciri khas (furniture). Selain itu jalur pedestrian tersebut dianggap nyaman dikarenakan jalan tidak rusak, terdapat rambu informasi, jalan lebar(sudah memenuhi standar) serta bersih dari sampah. Selanjutnya, jalur pedestrian jalan Asia Afrika dianggap agak nyaman dikarenakan terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum maksimal dan banyak pengamen, dan yang terakhir dikatakan kurang nyaman dikarenakan kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jembatan penyebrangan. Respons Negativ Diagram 4. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 115

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 129 responden dengan jumlah 98 orang berasal dari Bandung dan 0 orang berasal dari luar Bandung. Dari analisis responden tersebut didapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung. Faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan menurut responden adalah jalan tidak rusak tidak ada PKL ada jalur diffable, bersih dari sampah, jalan lebar(luas), terdapat pohon rindang, tidak dilalui kendaraan / parkir, ada jembatan penyebrangan ada lampu penerangan, terdapat tempat beristirahat dan ada rambu informasi. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. California: SAGE Publication, Inc. Creswell, J.W. (200). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls, Streetcapes, and Urban Spaces. John Wiiley and Sons: USA Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York. VNR Company. Selanjutnya hasil analisis tingkat kenyamanan jalan asia afrika, dari 128 responden menyatakan tingkat kenyamanan sebagai berikut : 1. 14 responden menyatakan sangat nyaman 2. 66 responden menyatakan Nyaman. 1 responden menyatakan Agak Nyaman, 4. 17 responden menyatakan kurang nyaman. 5. 0 responden menyatakan tidak nyaman Setelah melalui tahap mencari kata kunci, membuat kategori dan frekuensi dan melakukan analisis korespondensi tingkat kenyamanan dan alasan responden menjawab, didapat hasil sebagai berikut : 1. Sangat nyaman : Terdapat tempat beristirahat, terdapat lampu penerangan, memiliki ciri khas (furniture). 2. Nyaman : Jalan tidak rusak, erdapat rambu informasi, jalan lebar (sudah memenuhi standar), bersih dari sampah.. Agak nyaman : Terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum mak-simal dan banyak pengamen. 4. Kurang nyaman : Kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jembatan penyebrangan. A 116 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016